• (GFD-2019-2742) [SALAH] Voucher Gratis Go-pay Rp500 Ribu di LINE

    Sumber: Line
    Tanggal publish: 17/06/2019

    Berita

    Pesan berisikan informasi pembagian voucher gratis Go-pay sebesar Rp500 ribu tersebar di media pesan LINE. Dalam pesan itu, dikatakan bahwa penerima pesan akan mendapatkan voucher Go-pay itu dengan menekan tautan yang ada dan melakukan langkah-langkah yang dianjurkan.

    Berikut kutipan narasinya:

    GOPAY Rp. 500.000 Gratis

    Silahkan buka voucher
    Gopay Gratismu yang baru

    Selamat! Kamu mendapatkan Gopay Rp.500,000 gratis

    Ambil sekarang juga klik disini https://line[dot]me/R/ti/p/%40cku9852o

    Narasi setelah diklik pesan tersebut sebagai berikut:

    Remaining time: 43 day(s)
    2019/06/12 00.00-2019/07/27 00.00
    Selamat! Kamu mendapatkan GOPAY GRATIS Rp 500.000. Silakan ikuti petunjuk pengambilan dibawah ini
    1. Klik tulisan "GOJEK" di paling bawah kupon ini. Lalu tambahkan/follow.
    2. Klik "Tell A Friends"
    3. Kirim voucher ini ke 50 teman LINE kamu (minimal ke 40 teman LINE yang aktif di LINE)
    4. Kirim voucher ini ke timeline kamu

    Terimakasih, permintaan kamu sedang diproses. Saldo GOPAY akan dikirim ke akun kamu dalam waktu 30 menit.

    Pastikan kamu sudah mengirim voucher ke 50 teman LINE kamu yang aktif sebelum mengirimkan nomor kamu. Agar GOPAY segera dikirim.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, pesan tersebut tidak benar. Sebab, pihak PT Go-jek Indonesia sudah memberikan bantahannya kepada media dan jawaban kepada warganet yang menanyakan perihal voucher tersebut di kanal-kanal media sosialnya.

    PT Go-jek Indonesia menegaskan bahwa akun yang menyebarkan pesan tersebut adalah palsu dan informasi yang disebarkannya tidak benar. Pihak Go-jek mengaku telah berkoordinasi dengan LINE terkait adanya akun tersebut.

    “Akun LINE yang mengatasnamakan Go-jek, perlu kami tegaskan bahwa akun tersebut bukanlah akun resmi Go-jek. Kami telah berkoordinasi dengan pihak LINE dan saat ini akun tersebut telah ditutup,” klarifikasi pihak Go-jek kepada Kompas.com (14/6/2019).

    Adapun, diinformasikan oleh Go-jek, akun resmi LINE Go-jek adalah “Go-jek” dengan tanda perisai berwarna hijau yang menandakan akun resmi terverifikasi dari LINE.

    “autan atau link seluruh program dan promo yang dimuat oleh akun resmi kami akan selalu diarahkan ke platform resmi kami seperti aplikasi Go-jek, website kami www.gojek.com, atau akun resmi media sosial @GojekIndonesia dan @GopayIndonesia,” demikian penjelasan Go-jek.

    Terkait hal ini, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap segala modus penipuan mengatasnamakan Go-jek.

    Jika menemukan segala bentuk tindakan atau promo yang mencurigakan, masyarakat dapat melakukan konfirmasi ke contact center Go-jek di 021-50251110 atau alamat e-mail customerservice@go-jek.com. PT Go-jek Indonesia juga memberikan klarifikasi tentang informasi ini melalui akun resmi Twitter-nya, @gojekindonesia.

    Kesimpulan

    Akun yang membagikan pesan voucher Go-pay itu bukan akun Go-jek asli. Dengan demikian, pesan dan akun penyebarnya masuk ke dalam kategori imposter content.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2739) [SALAH] Lion Air Memiliki Utang Kepada Boeing dan Airbus Sebesar Rp614 Triliun

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/06/2019

    Berita

    Salah satu perusahaan maskapai penerbangan asal Indonesia, Lion Air, dikabarkan memiliki utang kepada Boeing dan Airbus hingga mencapai Rp614 triliun. Dalam narasi yang tersebar di media sosial, utang tersebut akan dibebankan kepada rakyat Indonesia.

    Berikut kutipan narasinya:

    Total hutang Lion Air kepada Boeing dan Airbus adalah Rp 614 Trilyun, dan penjaminnya adalah pemerintah Indonesia.

    Artinya, kalau Lion Air dinyatakan bangkrut, berarti yang akan membayar hutang sejumlah Rp 614.000.000.000.000 adalah kita, rakyat Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi itu tidak benar. Pihak Lion Air telah memberikan bantahan dan klarifikasinya. Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

    “Informasi utang atau berpotensi utang serta akan menjadi beban pihak lain adalah tidak benar,” tegas Danang.

    Meski begitu, Danang membenarkan bila Lion Air Group tengah melakukan pemesanan armada (order) lebih dari 800 pesawat. Ia memastikan, pengadaan unit maskapai tidak dilakukan dengan cara meminjam dana.

    “Pembayaran untuk seluruh armada pesawat itu dilakukan melalui berbagai macam skema,” kata Danang.

    Selain itu, Danang pun memastikan, pengadaan unit pesawat tidak dijamin atau menjaminkan pihak mana pun. Menurut dia, seluruh pemesanan armada telah melalui proses perumusan internal yang panjang. Karena itu, kegiatan ini bakal menjadi tanggung jawab perusahaan.

    Bentuk tanggung jawab perseroan adalah menjaminkan aset usahanya sendiri, termasuk pesawat yang dibeli. “Namun, apabila pesawat tersebut disewa, tidak diperlukan adanya jaminan,” ucap Danang.

    Danang pun menyatakan, kondisi keuangan Lion Air dalam kondisi normal dan setiap keputusan bisnis dilakukan setelah melakukan analisis tentang prospek bisnis ke depan, termasuk rencana pengembangan bidang usaha dan rute. “Saat ini, kondisi operasional dan keuangan Lion Air dalam keadaan normal dan berjalan lancar,” lanjutnya.

    Berdasarkan penjelasan itu, maka dapat dikatakan bahwa informasi yang mengatakan Lion Air memiliki utang hingga Rp614 triliun tak benar. Lalu, perihal tangkapan layar atas pemberitaan dalam postingan sumber memang berasal dari portal republika.co.id dengan judul “Kemenhub Terus Pantau Kondisi Keuangan Lion Air.”

    Namun, isi beritanya tidak memberitakan bahwa Lion Air memiliki utang. Isi berita yang tayang pada tanggal 10 Juni 2019 itu tentang pantauan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terhadap kondisi keuangan berbagai maskapai penerbangan, salah satunya Lion Air. Berdasarkan hasil laporan 2018, beberapa maskapai penerbangan itu mengalami kerugian, termasuk Lion Air.

    Meski begitu, isi artikelnya tidak membahas mengenai utang Lion Air kepada Boeing atau Airbus. Berikut kutipan beritanya:

    […] Kemenhub Terus Pantau Kondisi Keuangan Lion Air

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, saat ini masih terus memantau kondisi keuangan pelbagai maskapai penerbangan. Di antaranya adalah Lion Air. Demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti.

    Dia membenarkan, kondisi keuangan maskapai Lion Air juga tidak cukup baik. "Kalau dari laporan keuangan sih, terakhir ya 2018 banyak yang rugi lah," kata Polana di Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (10/6).

    Dia menjelaskan, tidak hanya Lion Air yang bernasib demikian. Hampir semua maskapai lain pada tahun lalu juga tidak untung. Umpamanya, Air Asia yang mengalami kerugian hingga Rp 1 triliun.

    Menurut Polana, ekuitas Air Asia juga tampak negatif, tetapi masih dapat teratasi secara lebih baik. "Tapi karena dia kan holding, ya jadi bisa didukung," tutur Polana.

    Dengan kondisi maskapai di Indonesia saat ini, Polana menegaskan Kemenhub juga akan melakukan pelbagai upaya. Dia memastikan, pihaknya akan menganalisis apa yang terjadi dengan maskapai. Sebab, saat ini tidak ada subsidi sama sekali yang diberikan kepada mereka.

    Sebelumnya, Lion Air dikabarkan mengajukan penundaan pembayaran jasa di seluruh bandara yang dikelola PT Angkasa Pura (AP) I (Persero). Taerutama untuk pembayaran jada kebandarudaraan pada periode Januari hingga Maret 2019.

    Mengenai hal tersebut, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, permintaan itu dilakukan kepada pengelola bandar udara. Alasannya supaya hal-hal yang terkait dengan kewajiban pembayaran diperlakukan sama antara Lion Air dan operator-operator penerbangan lainnya.

    "Lion Air Group sudah menyampaikan hal tersebut secara tertulis dan resmi melalui surat kepada pengelola bandar udara," kata Danang, Senin (10/6).

    Danang menjelaskan Lion Air memang mengajukan termin pembayarannya. Menurutnya, termin pembayaran yang diminta untuk kewajiban Januari, Februari, dan Maret 2019.

    Selain itu, Danang memastikan Lion Air Group bersama pihak pengelola bandar udara telah melakukan pertemuan resmi dan sudah menyepakati secara tertulis. "Ini terkait dengan termin pembayaran kewajiban Januari, Februari, Maret, dan pembayaran sudah dilaksanakan," jelas Danang.

    Dia menambahkan, setelah hal tersebut diajukan, pembayaran kewajiban yang dilakukan Lioan Air ungtuk April dan seterusnya dilakukan secara normal atau tidak ada penundaan. […]

    Bisa dilihat dari kutipan tersebut, tidak ada bagian artikel itu yang membahas mengenai utang Lion Air kepada Boeing dan Airbus.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, maka isu tentang Lion Air berutang kepada Boeing dan Airbus hingga Rp614 triliun masuk kategori misleading content.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2737) [SALAH] Video Perobohan Rumah Lantaran Istri Ketahuan Selingkuh Oleh Suami

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 13/06/2019

    Berita

    Sebuah video yang memperlihatkan kegiatan perobohan sebuah rumah viral di media sosial. Pada postingan mengenai video itu, terdapat narasi yang menyebutkan bahwa latar belakang perobohan rumah itu lantaran sang suami mengetahui istrinya berselingkuh selepas pulang merantau. Tindakan perobohan itu, dikatakan dalam beberapa narasi postingan ditengarai emosi dari si suami.

    Berikut kutipan narasi yang beredar:

    Kronologi si suami merantau di kalimantan, Di buatkan rumah oleh suami tapi tanahnya milik mertua
    .
    Selama suami merantau si istri selingkuh. Suami pun emosi dan terjadilah seperti di video ini.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi yang terdapat dalam narasi tidak benar. Pihak kepolisian setempat sudah memberikan klarifikasinya terkait alasan perobohan rumah dalam video tersebut. Kapolsek Donomulyo AKP Gianto menyampaikan bahwa rumah tersebut dihancurkan atas kesepakatan bersama antara Budiono dan Lindawati. Gianto mengatakan, pasutri itu telah bercerai sejak 5 bulan lalu. Sehingga mantap untuk menghancurkan rumah tersebut dengan alat berat.

    “Jadi mereka sudah sepakat merobohkan rumah pada 6 Juni lalu. Karena dibangun di atas tanah mertua (orang tua istri). Kesepakatan ditulis dalam surat pernyataan bermaterai yang disaksikan perangkat desa setempat,” ujar Gianto.

    Adapun, perihal perabotan rumah, Gianto menceritakan, keduanya sepakat untuk menjual semua perabotan untuk melunasi utang. Selain itu, sisa dari penjualan perabotan rumah diberikan kepada anak laki-laki mereka yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).

    “Mereka juga bersepakat perabotan dijual untuk melunasi utang, sisanya diberikan kepada anak laki-laki yang masih TK (Taman kanak-kanak),” kata Gianto.

    Menurut Gianto, pada peristiwa perobohan rumah tersebut tidak ada pihak yang dirugikan. “Tidak ada yang dirugikan, karena sudah sepakat berpisah dan merobohkan rumahnya,” ungkapnya.

    Gianto meminta kepada seluruh pihak yang melihat video viral itu untuk tidak terpancing lantaran status keduanya sudah bercerai dan bersepakat merobohkan rumah.

    “Kalau berselingkuh dan tertangkap basah bisa jadi kan laporan ke kita atau perangkat desa. Tapi ini tidak ada sama sekali. Kalau cemburu mungkin hal lumrah, tapi keduanya ini sudah dipastikan resmi bercerai,” katanya.

    Kesimpulan

    Atas dasar penelusuran tersebut, maka postingan video itu masuk ke dalam kategori false context

    Rujukan

  • (GFD-2019-2736) [FALSE] “Peaceful days in Shanghai”

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 13/06/2019

    Berita

    “Peaceful days in Shanghai.
    ????: @bagaswisnuaji
    ???????? Want to explore #Shanghai ? Use our trip planning tools to research and build the perfect travel itinerary.
    ✬ Get the FREE app now. Link in bio!
    ✈ @tripscoutapp
    #shanghai #inspiredbyshanghai #shanghailife #shanghainights #everydayshanghai #shanghaistreet #shanghaitravel #china #bestintravel #worldplaces #meettheworld #tripstagram #mytinyatlas #travelgram #nomad #adventure #backpacker #digitalnomad #trips #trip #tripscoutapp”.

    Hasil Cek Fakta

    Not in Shanghai (China), the correct location of the photo is Kampoeng Ketandan, Yogyakarta, Indonesia. See EXPLANATION and REFERENCE section for more detail.

    Rujukan