(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Cacar Monyet dapat hidup di gagang pintu dan tempat duduk toilet selama 120 tahun dan dapat menular ke orang yang berada di jarak 5 mil.”
(GFD-2022-10197) [SALAH] Judul Artikel The Journal tentang Cacar Monyet yang Dapat Hidup Selama 120 Tahun dan Menular kepada Orang dalam Jarak 5 Mil
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 09/08/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna “Immasayitlikeso” pada 25 Juli 2022 mengunggah sebuah foto hasil tangkapan layar yang menunjukkan artikel dari The Journal yang berjudul “Monkeypox can live on door handles and toilet seats for 120 years and can infect anyone from 5 miles away”. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, judul artikel tersebut menyatakan bahwa Cacar Monyet yang dapat hidup selama 120 tahun dan menular kepada orang dalam jarak 5 mil atau 8 kilometer.
Berdasarkan hasil penelusuran, judul artikel tersebut bukan merupakan judul artikel asli. Melansir dari AP News, Asisten Direktor Berita di The Journal, Stephen McDermott menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut.
Lebih lanjut, artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Immasayitlikeso” tersebut dapat dikategorikan sebagai Parodi/Satire.
Berdasarkan hasil penelusuran, judul artikel tersebut bukan merupakan judul artikel asli. Melansir dari AP News, Asisten Direktor Berita di The Journal, Stephen McDermott menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut.
Lebih lanjut, artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Immasayitlikeso” tersebut dapat dikategorikan sebagai Parodi/Satire.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.
Bukan judul artikel asli. Faktanya, situs The Journal tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut. Artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.
Bukan judul artikel asli. Faktanya, situs The Journal tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut. Artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.
Rujukan
(GFD-2022-10196) [SALAH] Anak anak tidak beresiko terhadap Covid-19
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 09/08/2022
Berita
“Dr. Ryan Cole : Vaksin Covid tidak sekadar membuat anak anda mandul, tetapi juga merusak organ tubuhnya (jantung, hati, otak, kelenjar adrenal, limpa, sumsum tulang.
Data statistik menunjukkan bhw anak2 sama sekali tidak beresiko terhdp covid”
Data statistik menunjukkan bhw anak2 sama sekali tidak beresiko terhdp covid”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah cuitan oleh akun @RENIEKA2012 dengan klaim bahwa Vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan dan merusak organ dalam anak anak. Cuitan tersebut juga membahas tentang data stastistik anak anak yang tidak punya risiko terhadap Covid-19.
Setelah ditelusuri, Turnbackhoax.id ternyata pernah membahas tentang klaim vaksin Covid-19 yang mengakibatkan mandul pada tahun 2020 dengan judul “[SALAH] Vaksin Covid Sebabkan Mandul” dan “[SALAH] Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan”. Kedua artikel tersebut menyatakan bahwa belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung. Beberapa ahli juga menegaskan bahwa tidak ada bukti terkait vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.
Dikutip dari Katadata.co.id Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar setiap orang di atas lima tahun mendapatkan vaksin Covid-19. CDC juga menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja. Klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak secara permanen adalah keliru. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.
Mengutip cnbcindonesia.com Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, mengatakan bahwa menurut referensi Journal of the Royal Society Interface, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah. Namun Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian. Kalaupun tertular, tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan. Meski begitu, Prof. Cissy mengatakan pula bahwa tidak menutup kemungkinan pasien anak memiliki bergejala berat, masuk ICU, hingga sampai meninggal dunia akibat Covid-19.
Setelah ditelusuri, Turnbackhoax.id ternyata pernah membahas tentang klaim vaksin Covid-19 yang mengakibatkan mandul pada tahun 2020 dengan judul “[SALAH] Vaksin Covid Sebabkan Mandul” dan “[SALAH] Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan”. Kedua artikel tersebut menyatakan bahwa belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung. Beberapa ahli juga menegaskan bahwa tidak ada bukti terkait vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.
Dikutip dari Katadata.co.id Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar setiap orang di atas lima tahun mendapatkan vaksin Covid-19. CDC juga menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja. Klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak secara permanen adalah keliru. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.
Mengutip cnbcindonesia.com Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, mengatakan bahwa menurut referensi Journal of the Royal Society Interface, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah. Namun Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian. Kalaupun tertular, tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan. Meski begitu, Prof. Cissy mengatakan pula bahwa tidak menutup kemungkinan pasien anak memiliki bergejala berat, masuk ICU, hingga sampai meninggal dunia akibat Covid-19.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian.
Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian.
Rujukan
(GFD-2022-10195) [SALAH] Vaksin Covid-19 Menyebabkan Peningkatan Kasus Kanker
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 08/08/2022
Berita
“Akhir2 ini terjadi peningkatan kasus tumor/kanker/sarkoma pada titik penyuntikan pasca vaksinasi Covid 19. Utamanya disebabkan oleh material karsinogen yg terkandung dalam vaksin.
Sumber:
https://naturalnews[dot]com/2022-06-06-sarcoma-cancer-tumors-develop-at-injection-site.html
https://rairfoundation[dot]com/another-vaccine-side-effect-cancerous-tumors-at-injection-site/”
hoak vaksin
Sumber:
https://naturalnews[dot]com/2022-06-06-sarcoma-cancer-tumors-develop-at-injection-site.html
https://rairfoundation[dot]com/another-vaccine-side-effect-cancerous-tumors-at-injection-site/”
hoak vaksin
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah cuitan dengan klaim terjadinya peningkatan kasus tumor/kanker/sarkoma pasca vaksinasi Covid-19. Setelah ditelusuri mengenai vaksin Covid-19 menyebabkan kanker, Turnbackhoax.id pada 27 November 2021 telah memposting klarifikasi dari klaim tersebut dengan judul “[SALAH] Vaksinasi Covid-19 Menyebabkan Seseorang Terkena Kanker”. Dalam kesimpulannya artikel tersebut menyebutkan bahwa faktanya data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker. Vaksin yang sudah didistribusikan dan disuntikan kepada masyarakat sudah melewati uji keamanan dan keefektifan untuk mencegah gejala parah akibat Covid-19.
mengutip dari usatoday.com , Donald Alcendor, assistant professor of cancer biology at Meharry Medical College mengatakan bahwa klaim tersebut tidak mendasar, data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker.
Terkait peningkatan kanker diakibatkan vaksin Covid-19, dikutip dari kumparan.com , Direktur Institut Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman Amerika Serikat, John Wherry, mengatakan klaim tersebut tidak benar.
“Ada lusinan penelitian pada titik ini yang menunjukkan bahwa vaksin ini menginduksi sel T spesifik virus yang kuat dan bahwa sisa kompartemen sel T pada dasarnya dibiarkan normal, pada dasarnya tidak tersentuh,” tambah Wherry.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang vaksin Covid-19 menyebabkan peningkatan kasus kanker adalah salah dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
mengutip dari usatoday.com , Donald Alcendor, assistant professor of cancer biology at Meharry Medical College mengatakan bahwa klaim tersebut tidak mendasar, data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker.
Terkait peningkatan kanker diakibatkan vaksin Covid-19, dikutip dari kumparan.com , Direktur Institut Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman Amerika Serikat, John Wherry, mengatakan klaim tersebut tidak benar.
“Ada lusinan penelitian pada titik ini yang menunjukkan bahwa vaksin ini menginduksi sel T spesifik virus yang kuat dan bahwa sisa kompartemen sel T pada dasarnya dibiarkan normal, pada dasarnya tidak tersentuh,” tambah Wherry.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang vaksin Covid-19 menyebabkan peningkatan kasus kanker adalah salah dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Informasi tersebut salah. Menurut Donald Alcendor assistant professor of cancer biology at Meharry Medical College mengatakan bahwa klaim tentang Vaksin Covid-19 menyebabkan kanker tidak mendasar, data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker.
Informasi tersebut salah. Menurut Donald Alcendor assistant professor of cancer biology at Meharry Medical College mengatakan bahwa klaim tentang Vaksin Covid-19 menyebabkan kanker tidak mendasar, data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2021/11/27/salah-vaksinasi-covid-19-menyebabkan-seseorang-terkena-kanker/
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/11/04/fact-check-covid-19-vaccines-dont-cause-cancer-hiv/6255129001/
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-jumlah-pasien-kanker-di-as-naik-20-kali-lipat-karena-vaksin-covid-19-1wcE2iohXH2/full
(GFD-2022-10194) [SALAH] Judul artikel “Tidak di izinkan Mancing, Seorang Suami Melaporkan Istrinya ke Kantor Polisi dengan Alasan Pelanggaran HAM”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 06/08/2022
Berita
Akun facebook Keknya Ini Irfan mengunggah gambar tangkapan layar sebuah artikel berjudul “Tidak di izinkan Mancing, Seorang Suami Melaporkan Istrinya ke Kantor Polisi dengan Alasan Pelanggaran HAM” yang terbit di situs tvonenews.com pada Selasa, 26 Juli 2022.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya gambar tangkapan layar artikel berjudul “Tidak di izinkan Mancing, Seorang Suami Melaporkan Istrinya ke Kantor Polisi dengan Alasan Pelanggaran HAM” yang terbit di situs tvonenews.com pada Selasa, 26 Juli 2022 merupakan konten yang dimanipulasi.
Faktanya judul artikel tersebut diedit. Judul asli artikel yang terbit di situs tvonenews.com pada 26 Juli 2022 itu adalah “Kecanduan Mobile Legend, Suami Tinju Istri karena Tidak Diberi Jaringan Hotspot.”
Dilansir dari artikel tersebut, seorang istri di Tanjungbalai bernama Nur melaporkan suaminya ke kantor polisi gara-gara ditinju suaminya. Nur ditinju karena tidak memberikan jaringan hotspot kepada suaminya yang bernama Amad untuk bermain game Mobile Legend.
Menurut tersangka game-nya tiba-tiba lelet. Pelaku emosi dan berujung dengan pertengkaran mulut,” ujar Kasat Reskrim Polres Tanjungbalai AKP Eri Prasetiyo, Selasa (26/7/2022).
Pelaku yang tersulut emosinya karena tidak bisa melanjutkan game-nya kemudian meninju korban mengenai kedua pelipis mata.
“Korban ditinju di bagian mukanya hingga akhirnya korban langsung mengadu ke kantor polisi. Tidak berapa lama suaminya langsung kita amankan dan mengakui semua perbuatannya,” katanya.
Faktanya judul artikel tersebut diedit. Judul asli artikel yang terbit di situs tvonenews.com pada 26 Juli 2022 itu adalah “Kecanduan Mobile Legend, Suami Tinju Istri karena Tidak Diberi Jaringan Hotspot.”
Dilansir dari artikel tersebut, seorang istri di Tanjungbalai bernama Nur melaporkan suaminya ke kantor polisi gara-gara ditinju suaminya. Nur ditinju karena tidak memberikan jaringan hotspot kepada suaminya yang bernama Amad untuk bermain game Mobile Legend.
Menurut tersangka game-nya tiba-tiba lelet. Pelaku emosi dan berujung dengan pertengkaran mulut,” ujar Kasat Reskrim Polres Tanjungbalai AKP Eri Prasetiyo, Selasa (26/7/2022).
Pelaku yang tersulut emosinya karena tidak bisa melanjutkan game-nya kemudian meninju korban mengenai kedua pelipis mata.
“Korban ditinju di bagian mukanya hingga akhirnya korban langsung mengadu ke kantor polisi. Tidak berapa lama suaminya langsung kita amankan dan mengakui semua perbuatannya,” katanya.
Kesimpulan
Faktanya judul artikel tersebut diedit. Judul asli artikel yang terbit di situs tvonenews.com pada 26 Juli 2022 itu adalah “Kecanduan Mobile Legend, Suami Tinju Istri karena Tidak Diberi Jaringan Hotspot.”
Rujukan
Halaman: 4785/6747