• (GFD-2022-10647) Keliru, Pria Kanada Gaetan Dugas Jadi Penyebar Pertama HIV/AIDS di Dunia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/10/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook membagikan foto seorang pria Kanada, yang diklaim sebagai penyebar HIV/AIDS pertama di dunia bernama Gaetan Dugas. Ia seorang keturunan Perancis-Kanada yang awalnya bekerja sebagai pramugara di Air Canada. 
    Dia terkenal dengan nama samaran “Patient Zero”. Diduga dia menyebarkan HIV/AIDS sebelum akhirnya penyakit tersebut teridentifikasi. Dilansir American Journal of Medicine, (1/12), infeksi HIV terdeteksi pertama kali di New York City. Pada saat itu seorang pramugara homoseksual yang tak disebutkan namanya diduga membawa virus tersebut. Pria tersebut ternyata adalah Dugas.
    Di akhir keterangan tersebut dicantumkan juga situs Wikipedia.com. Sejak diunggah pada 31 Agustus 2019, foto ini sudah dibagikan 18 kali, mendapat 418 tanggapan dan 8 komentar.
    Tangkapan layar unggahan foto di Facebook soal Gaetan Dugas sebagai pasien pertama HIV di dunia
    Benarkah, Gaetan Dugas menjadi penyebar pertama HIV/AIDS di Dunia?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan Tempo menunjukkan bahwa Gaetan Dugas bukanlah penyebar pertama HIV/AIDS di dunia. Namanya telah direhabilitasi pada 2016 setelah hasil analisis genetik terbaru menemukan jawaban: virus HIV telah tiba di New York City dari Karibia sekitar tahun 1970, jauh sebelum Dugas terinfeksi dan meninggal. Tidak satupun sampel darah dari Dugas yang mengindikasikan dia maupun perilakunya sebagai kunci penyebaran cepat HIV/AIDS.  
    Ulasan bagaimana para peneliti merehabilitasi nama Dugas dimuat dalam artikel Nature berjudul How researchers cleared the name of HIV Patient Zero pada 26 Oktober 2016. Sedangkan penelitian yang menemukan asal-usul masuknya virus HIV ke New York City  berdasarkan analisis genetik diterbitkan M. Worobey et al di Nature edisi 539, pages98–101 (2016), berjudul 1970s and ‘Patient 0’ HIV-1 genomes illuminate early HIV/AIDS history in North America
    Kisah 30 Tahun Stigma pada Gaetan Dugas
    Selama bertahun-tahun Gaetan Dugas menanggung beban karena dituduh menjadi orang pertama yang menyebarkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) ke New York City, Amerika Serikat. Secara luas, pria ini bahkan disebut sebagai sosiopat dengan banyak pasangan seksual.
    Mengutip hasil penelitian HIV’s Patient Zero Exonerated, awalnya, pada tahun 1982, sosiolog William Darrow dan rekan-rekannya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melakukan perjalanan dari Georgia ke California untuk menyelidiki ledakan kasus sarkoma Kaposi, sejenis kanker kulit, di antara pria gay. Darrow menduga agen penyebab kanker, yang kemudian terbukti sebagai komplikasi infeksi HIV, ditularkan secara seksual, tetapi tidak memiliki bukti.
    Pada April ketika tiga pria dari tiga negara berbeda memberitahu Darrow bahwa mereka telah berhubungan seks dengan orang yang sama, yaitu seorang pramugara Perancis-Kanada bernama Gaetan Dugas. Peneliti CDC melacak Dugas di New York City, yang dirawat karena sarkoma Kaposi. Para ilmuwan secara definitif mengaitkan HIV dan aktivitas seksual.
    Mereka menyebut Dugas sebagai 'Patient Zero' dalam penelitian mereka, namun kesalahpahaman oleh wartawan dan masyarakat terjadi karena menganggap huruf O itu sebagai Nol. Padahal, para peneliti mengidentifikasi Dugas sebagai pasien O, singkatan untuk menunjukkan Dugas tinggal di luar California.
    Kesalahpahaman itu tersebar, termasuk pada tahun 1987 saat National Review menyebutnya sebagai "Columbus of AIDS" dan bahkan New York Post menyebutnya "the man who gave us AIDS" di halaman depannya. Lalu buku Randy Shilts tahun 1987, And the Band Played On, kemudian menyatakan Dugas dengan sengaja menyebarkan penyakit itu.
    Salah seorang peneliti di Jurnal Nature, Dr Michael Worobey, seorang profesor dan kepala departemen ekologi dan biologi evolusi di University of Arizona, mengatakan tidak ada yang harus disalahkan atas penyebaran virus yang bahkan tidak diketahui siapa pun, dan bagaimana virus berpindah dari Karibia ke AS di New York City pada 1970-an adalah pertanyaan terbuka.
    “Itu bisa menjadi orang dari kebangsaan apa pun. Bahkan bisa jadi produk darah. Banyak produk darah yang digunakan di Amerika Serikat pada 1970-an sebenarnya berasal dari Haiti. Apa yang kami lakukan di sini adalah mencoba untuk mengetahui asal mula kasus AIDS pertama yang pernah diketahui. Ketika Anda mundur ke masa lalu, Anda melihat pola yang sangat menarik,” kata Worobey.
    “Kami cukup kesal dengan itu, karena itu hanya salah, tetapi ini tidak menghentikan orang untuk mengatakannya, karena itu sangat menarik. Anda tahu, 'Pria yang membawa kita AIDS.' Nah, jika itu benar, itu akan menjengkelkan, tetapi karena itu tidak benar, itu bahkan lebih menjengkelkan,” kata Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory dan co-direktur Center for University Penelitian AIDS, Dr. James Curran.
    Curran, yang tidak terlibat dalam penelitian baru, mengkoordinir gugus tugas AIDS di CDC pada 1981 dan kemudian memimpin divisi HIV/AIDS hingga 1995. “CDC tidak pernah mengatakan dia adalah pasien nol dan dia adalah orang pertama,” kata Curran tentang Dugas.
    Ketika para ilmuwan memeriksa urutan genetik tersebut secara rinci, mereka menemukan bahwa mirip dengan jenis HIV yang ada di Karibia, khususnya Haiti, pada awal 1970-an. Namun, strainnya berbeda satu sama lain, menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar dan bermutasi di San Francisco dan New York City sejak sekitar tahun 1970.
    Curran dan para ilmuwan memperkirakan bahwa HIV menular pada manusia setelah seekor simpanse menginfeksi satu orang pada awal abad ke-20 di sub-Sahara Afrika. Konsensus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa HIV kemudian melintasi Atlantik dan dengan cepat menyebar melalui Karibia sebelum tiba di Amerika Serikat, mungkin dari Haiti.
    Para ilmuwan di Universitas Oxford menerbitkan penelitian terpisah pada bulan Juni. Penelitian mereka menunjukkan bahwa HIV menyebar melalui rute migrasi tertentu, berdasarkan pariwisata dan perdagangan selama 50 tahun terakhir saat menyebar ke seluruh dunia.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi Gaetan Dugas penyebar HIV/AIDS pertama di dunia adalah keliru.
    Hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Nature pada 26 Oktober 2016, menyebutkan Gaetan Dugas bukan orang pertama yang menyebarkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di dunia, termasuk yang membawa ke New York. 
    Hasil analisis genetik pada 2016 menemukan jawaban: virus HIV telah tiba di New York City dari Karibia sekitar tahun 1970, jauh sebelum Dugas terinfeksi dan meninggal. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10646) [SALAH] Virus Covid-19 memiliki Motif Antibody Dependent Enhancement (ADE)

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 10/10/2022

    Berita

    “Awal² vaksin datang dulu kan sudah di ingatkan Prof. dr Nidhom (Unair). Beliau juga seorang peneliti.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah cuitan dari akun @GrangerKeren dengan menyertakan foto yang berisikan klaim bahwa vaksin Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhancement (ADE).

    Turnbackhoax.id juga pernah membahas klaim yang sama dengan judul “[SALAH] Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang diunggah pada 17 Juli 2021. Artikel itu menjelaskan bahwa isu tersebut sudah pernah diklarifikasi dan disebarkan kembali, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu virus Covid-19 memiliki Antibody Dependent Enhancement (ADE). Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE). Sebelumnya, klaim yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.

    Dikutip dari artikel news.detik.com berjudul “Fenomena ADE Tak Ada di Vaksin COVID-19, Guru Besar Unpad Ingatkan Waspada” yang diunggah pada 06 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M. mengatakan bahwa “Dalam uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.”

    Berdasarkan penjelasan di atas, klaim virus Covid-19 memiliki Motif Antibody Dependent Enhancement (ADE) adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE).

    Rujukan

  • (GFD-2022-10645) [SALAH] Mike Tyson, Bado Jack, dan Amer Abdallah Shalat di Kafe yang Melarang Umat Muslim Masuk

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 09/10/2022

    Berita

    “Orang muslim dilarang masuk.
    “Tertulis pada sebuah Cafe, di Los Angeles”.

    3 orang muslim ini tak peduli, Makmum: ‘Mike Tyson’ dan present World Boxing Champion Sweden ‘Bado Jack’. Imam: present world kick boxing champion ‘Aamar Abddallah’.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama pengguna “Balvy_ZHaddad” mengunggah sebuah video yang menunjukkan Mike Tyson, Bado Jack, dan Amer Abdallah tengah melaksanakan ibadah shalat. Unggahan tersebut juga disertai narasi yang menyatakan bahwa ketiganya melaksanakan ibadah shalat di dalam kafe yang melarang umat Muslim masuk.

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut tidak diambil di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.

    Video tersebut sendiri pertama kali diunggah oleh Badou Jack melalui akun Twitter resminya, “BadouJack” pada tanggal 23 Agustus 2020.

    Narasi serupa pernah beredar pada tahun 2020. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Video “Mike Tyson salat di kafe yang pemiliknya melarang orang muslim masuk ke kafenya” yang diunggah pada 21 Oktober 2020.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Balvy_ZHaddad” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Hoaks lama yang kembali beredar. Bukan di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Faktanya, video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10644) [SALAH] “Tabiat ASLINYA PRESIDEN INDONESIA terhadap rakyat yg bersebrangan di anggap musuh pribadi.”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 08/10/2022

    Berita

    * “Tabiat Aslinya terhadap rakyat Indonesia. Yg bersebrangan di anggap musuh pribadi.” (di cuitan).

    * “INI WATAK ASLINYA
    PRESIDEN INDONESIA” (di dalam video).

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video dengan narasi yang konteksnya TIDAK sesuai dengan fakta, sehingga menyebabkan kesimpulan yang MENYESATKAN. BUKAN terhadap rakyat, FAKTA: pernyataan di video ditujukan terhadap Bandar Narkoba yang disampaikan di acara peringatan HANI (Hari Anti Narkoba Internasional) pada 26 Juni tahun 2016 lalu.

    Salah satu video dengan konteks yang benar, BeritaSatu pada 26 Juni 2016: “Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Antinarkotika sedunia di kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad (26/6/2016).” (mulai 1:42 sampai 2:10)

    detikNews: “”Kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka. Kalau UU memperbolehkan, dor mereka!” kata Jokowi dalam acara perayaan Hari Anti Narkoba Internasional di Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016).”

    Kementerian Sekretariat Negara RI: “Presiden Jokowi: Kejar Pengedar Narkoba! Tangkap! atau Bahkan di Dor Saja!” (mulai 9:07 sampai 9:36)

    Kesimpulan

    Konteks utuh video DIPELINTIR. BUKAN terhadap rakyat, FAKTA: pernyataan di video ditujukan terhadap Bandar Narkoba yang disampaikan di acara peringatan HANI (Hari Anti Narkoba Internasional) pada 26 Juni tahun 2016 lalu.

    Rujukan