(GFD-2021-7662) [SALAH] Video “BERITA VIRAL ~ Amarahnya Suka Meledak, Jokowi : Risma Layak Kena Reshuffle Kabinet !”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 08/10/2021
Berita
Kanal Youtube TRIBUN PNS mengunggah video berjudul “BERITA VIRAL ~ Amarahnya Suka Meledak, Jokowi : Risma Layak Kena Reshuffle Kabinet !” Pada thumbnail terdapat narasi sebagai berikut: “MENSOS RISMA KAGET JOKOWI : RISMA LAYAK DICOPOT!?”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa di dalam isi video tidak terdapat pernyataan Presiden Joko Widodo seperti halnya tertulis pada judul dan thumbnail. Isi video merupakan pembacaan artikel berita berjudul “Bu Risma Marah-Marah, Jamiluddin Beri Saran Begini kepada Jokowi” di jpnn.com pada 2 Oktober 2021.
Artikel tersebut berisikan pandangan pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengenai video Risma marah-marah kepada petugas pendamping PKH yang sempat viral di media sosial dan akhirnya menyinggung Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Adapun, pernyataan mengenai Mensos Risma layak untuk di-reshuffle merupakan pendapat dari Jamiluddin Ritonga, bukan Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten di kanal Youtube TRIBUN PNS masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Artikel tersebut berisikan pandangan pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengenai video Risma marah-marah kepada petugas pendamping PKH yang sempat viral di media sosial dan akhirnya menyinggung Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Adapun, pernyataan mengenai Mensos Risma layak untuk di-reshuffle merupakan pendapat dari Jamiluddin Ritonga, bukan Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten di kanal Youtube TRIBUN PNS masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Di dalam isi video tidak ditemukan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai Menteri Sosial Tri Rismaharini. Isi video berisikan ulasan pandangan pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengenai video Risma marah-marah kepada petugas pendamping PKH yang berasal dari artikel berjudul “Bu Risma Marah-Marah, Jamiluddin Beri Saran Begini kepada Jokowi” di jpnn.com pada 2 Oktober 2021.
Rujukan
(GFD-2021-7661) [SALAH] Covid-19 adalah Rencana Depopulasi Dunia
Sumber: twitter.comTanggal publish: 08/10/2021
Berita
Akun Twitter dengan nama pengguna ‘S4H4B4T6’ mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa Covid-19 merupakan rencana depopulasi dunia. Klaim tersebut juga disertai bukti berupa foto hasil tangkapan layar dari beberapa dokumen yang berbeda.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut adalah tidak benar. Dalam foto tangkapan layar kedua, disebutkan bahwa metode pemeriksaan Covid-19 telah dipatenkan oleh Rothschild di tahun 2015. Faktanya, di tahun 2015 Rothschild mengajukan paten untuk sistem pengumpulan data biometrik. Ketika pandemi Covid-19 terjadi di tahun 2020, paten tersebut kembali diajukan dengan metode “continuation in part application” atau “pengajuan lanjutan untuk sebagian cara”, sebab sebagian cara dalam sistem yang sama dapat digunakan untuk memeriksa apakah seseorang terjangkit penyakit Covid-19. Dalam metode pengajuan paten lanjutan, tanggal yang harus dicantumkan adalah tanggal ketika paten untuk sistem asli diajukan, yaitu pada tahun 2015.
Selain itu, di foto ketiga, disebutkan bahwa dokumen milik Bank Dunia menyatakan bahwa sebuah program bernama “Covid-19 Strategic Preparedness and Response Program (SPRP)” akan berakhir pada 31 Maret 2025. Faktanya, dalam dokumen yang sama telah dijelaskan di beberapa halaman selanjutnya bahwa program tersebut merupakan program bantuan dari Bank Dunia untuk negara-negara anggotanya dalam mengatasi dampak dari pandemi Covid-19.
Klaim bahwa Covid-19 atau vaksin Covid-19 merupakan rencana depopulasi dunia juga pernah beredar sebelumnya. Artikel dengan topik serupa telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Dokumen Bank Dunia Tetapkan Covid-19 Sampai Tahun 2025” yang diunggah pada 8 Agustus 2021, serta artikel berjudul “[SALAH] Bill Gates Menyarankan Melakukan Depopulasi Dengan Vaksinasi Untuk Solusi Nol Karbon” yang diunggah pada 24 September 2021 lalu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘S4H4B4T6’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Selain itu, di foto ketiga, disebutkan bahwa dokumen milik Bank Dunia menyatakan bahwa sebuah program bernama “Covid-19 Strategic Preparedness and Response Program (SPRP)” akan berakhir pada 31 Maret 2025. Faktanya, dalam dokumen yang sama telah dijelaskan di beberapa halaman selanjutnya bahwa program tersebut merupakan program bantuan dari Bank Dunia untuk negara-negara anggotanya dalam mengatasi dampak dari pandemi Covid-19.
Klaim bahwa Covid-19 atau vaksin Covid-19 merupakan rencana depopulasi dunia juga pernah beredar sebelumnya. Artikel dengan topik serupa telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Dokumen Bank Dunia Tetapkan Covid-19 Sampai Tahun 2025” yang diunggah pada 8 Agustus 2021, serta artikel berjudul “[SALAH] Bill Gates Menyarankan Melakukan Depopulasi Dengan Vaksinasi Untuk Solusi Nol Karbon” yang diunggah pada 24 September 2021 lalu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘S4H4B4T6’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, tanggal yang tercantum dalam foto yang disertakan dalam narasi merupakan tanggal berakhirnya program bantuan penanganan pandemi Covid-19 dari Bank Dunia, bukan tanggal berakhirnya program Covid-19 sebagai rencana depopulasi dunia.
Faktanya, tanggal yang tercantum dalam foto yang disertakan dalam narasi merupakan tanggal berakhirnya program bantuan penanganan pandemi Covid-19 dari Bank Dunia, bukan tanggal berakhirnya program Covid-19 sebagai rencana depopulasi dunia.
Rujukan
(GFD-2021-7660) [SALAH] Roy Kiyoshi Meninggal Dunia
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 08/10/2021
Berita
Beredar sebuah video di Tiktok yang menampilkan foto-foto dari artis Roy Kiyoshi dengan klaim bahwa Roy telah meninggal dunia. Salah satu foto dalam video ini juga menampilkan foto Roy yang tampak terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit.
Hasil Cek Fakta
Namun setelah dilakukan pengecekan, kabar bahwa Roy Kiyoshi meninggal dunia ternyata merupakan kabar hoaks. Melalui Instagram pribadinya, @roykiyoshi memberikan klarifikasi yang menyatakan bahwa dirinya berada dalam keadaan sehat.
Foto Roy Kiyoshi yang terbaring lemah di rumah sakit adalah foto dirinya yang menjalani perawatan di tahun 2018 lalu. Foto yang mirip tersebut sempat diunggah di akun Instagram pribadinya yang kemudian setelah dicek sudah dihapus. Namun masih terdapat beberapa foto dirinya yang sedang terbaring di rumah sakit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kabar yang menyebutkan Roy Kiyoshi telah meninggal dunia merupakan kabar hoaks kategori misleading conten atau konten yang menyesatkan.
Foto Roy Kiyoshi yang terbaring lemah di rumah sakit adalah foto dirinya yang menjalani perawatan di tahun 2018 lalu. Foto yang mirip tersebut sempat diunggah di akun Instagram pribadinya yang kemudian setelah dicek sudah dihapus. Namun masih terdapat beberapa foto dirinya yang sedang terbaring di rumah sakit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kabar yang menyebutkan Roy Kiyoshi telah meninggal dunia merupakan kabar hoaks kategori misleading conten atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya Roy Kiyoshi sendiri telah mengklarifikasi bahwa kabar dirinya meninggal adalah hoaks.
Faktanya Roy Kiyoshi sendiri telah mengklarifikasi bahwa kabar dirinya meninggal adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7659) [SALAH] Video Jokowi Berjoget dan Kerumunan Tidak Patuh Prokes
Sumber: facebook.comTanggal publish: 08/10/2021
Berita
Akun Facebook bernama Boby Candra memposting sebuah video yang berdurasi 21 detik. Video Jokowi beserta Iriana yang sedang menari dengan penari yang memakai baju khas Papua dan nampak kerumunan penonton yang memeriahkan acara yang diklaim merupakan PON XX Papua 2021.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, salah satu video yang terdapat pada klaim diketahui merupakan video milik KompasTV berjudul “Ketika Jokowi dan Iriana Menari Bareng Warga Papua Barat”. Video KompasTV tersebut diunggah pada 28 Oktober 2019 merupakan video ketika Presiden Jokowi yang sedang berkunjung di Kaimana, Papua Barat. Dalam moment tersebut Jokowi dan Iriana menarikan tarian Seka yang merupakan tarian adat masyarakat pesisir selatan Papua.
Lebih lanjut jika dilihat dari tanggal pengunggahan video milik KompasTV dibandingkan dengan ditemukannya kasus pertama Covid19 yaitu di tahun 2020, video tersebut direkam pada tahun 2019 yang berarti bukan saat pandemi Covid19 melanda Indonesia .
Dengan demikian klaim pada postingan Facebook tidak benar. Video pada postingan merupakan kunjungan Presiden Jokowi di tahun 2019 dan pandemi belum melanda Indonesia sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Lebih lanjut jika dilihat dari tanggal pengunggahan video milik KompasTV dibandingkan dengan ditemukannya kasus pertama Covid19 yaitu di tahun 2020, video tersebut direkam pada tahun 2019 yang berarti bukan saat pandemi Covid19 melanda Indonesia .
Dengan demikian klaim pada postingan Facebook tidak benar. Video pada postingan merupakan kunjungan Presiden Jokowi di tahun 2019 dan pandemi belum melanda Indonesia sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Bukan di masa pandemi Covid-19. Faktanya, video tersebut merupakan kunjungan Presiden Jokowi di tahun 2019 dan pandemi belum melanda Indonesia.
Bukan di masa pandemi Covid-19. Faktanya, video tersebut merupakan kunjungan Presiden Jokowi di tahun 2019 dan pandemi belum melanda Indonesia.
Rujukan
Halaman: 4761/6094