• (GFD-2021-7666) [SALAH]: Situs Pedulilindungiq.com dan Minta Dana Rp1 Juta Untuk Vaksin Covid-19

    Sumber: Website
    Tanggal publish: 10/10/2021

    Berita

    “Pasokan vaksin covid-19 sudah diatur, dengan dana sebesar 1000000 rupiah, dan bisa langsung membuat janji untuk sukses dan mengatur inokulasi rumah sakit terdekat dalam waktu sepuluh hari

    Nama:
    Bank:
    Account:”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar kembali di tengah masyarakat sebuah situs dengan domain dan tampilan yang hampir mirip situs resmi milik pemerintah pedulilindungi.id. Situs tersebut yaitu pedulilindungiq.com. Dalam situs tersebut, para target dimintai dana sebesar 1 juta rupiah untuk mendapatkan vaksinasi.

    Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menyatakan, situs pedulilindungiq.com merupakan situs palsu. Situs itu bukan merupakan situs yang digunakan pemerintah terkait Covid-19.

    “Situs pedulilindungiq.com merupakan situs palsu. Seluruh isi dan informasi dalam situs pedulilindungiq.com tidak terkait dengan situs Pedulilindungi.id,” ujar Dedy, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

    Agar situs tersebut tidak mengecoh orang lain, Kominfo melakuka pemutusan akses terhadap situs pedulilindungiq.com yang menggunakan atribut logo, gambar, dan tema menyerupai situs resmi, pedulilindungi.id.

    Mengenai adanya permintaan dana Rp 1 juta kepada pengguna melalui situs pedulilindungiq.com, Dedy menjelaskan, situs Pedulilindungi.id yang resmi sama sekali tidak melakukan pemungutan biaya.

    “KemenKominfo mengimbau agar masyarakat hanya mengakses situs resmi pedulilindungi.id serta mengunduh aplikasi resmi Pedulilindungi yang tersedia di AppStore dan Google PlayStore,” lanjut dia.

    Sebelumnya, hoaks yang sama terkait situs pedulilindungi tiruan juga sudah pernah dibantah oleh laman turnbackhoax.id pada 12 September 2021 berjudul “[SALAH] Link Peduli Lindungi (pedulilindungia.com)” dengan narasi dan modus yang sama.

    Kesimpulan

    Situs palsu dan penipuan. Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menyatakan, situs pedulilindungiq.com merupakan situs palsu. Kominfo sendiri telah melakukan pemutusan akses terhadap situs pedulilindungiq.com yang menggunakan atribut logo, gambar, dan tema menyerupai situs resmi, pedulilindungi.id.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7665) [SALAH] Akun Telegram Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Admin Grup Thomas Lembong

    Sumber: Telegram.com
    Tanggal publish: 09/10/2021

    Berita

    Beredar akun Telegram Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan admin grup mantan Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong. Akun tersebut menggunakan nama pengguna “BKPM-INVESTASI INDONESIA” (https://t.me/bkpmi) dan memiliki 12.549 anggota.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, akun tersebut bukan merupakan akun Telegram resmi milik BKPM. Thomas Lembong melalui akun Instagramnya telah menegaskan bahwa akun tersebut adalah bukan akun BKPM dan dirinya tidak pernah membuat akun Telegram tersebut.

    Dengan demikian, akun Telegram yang mengatasnamakan BKPM dan Thomas Lembong tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Bukan akun Telegram resmi milik BKPM. Mantan Kepala BKPM, Thomas Lembong telah menegaskan bahwa akun tersebut adalah bukan akun BKPM dan dirinya tidak pernah membuat akun Telegram tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7664) [SALAH] “Karena Ditinggalkan Jemaatnya, Gereja Terbesar Di Rusia Ini Dijual Dan Dijadikan Masjid”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/10/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Ikhzn Alaydrus di grup “Anies Baswedan For Presiden 2024-2029”. Postingan tersebut berupa video berdurasi 2 menit 25 detik memperlihatkan Presiden Rusia Vladmir Putin meresmikan Masjid Katedral Moskow. Ikhzn memberikan narasi dalam postingannya bahwa Masjid tersebut dulunya adalah gereja yang kemudian diubah menjadi Masjid karena ditinggalkan jemaatnya.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, Masjid Katedral Moskow dulunya bukanlah Gereja. Sejak pembangunan awal kali, Masjid tersebut memang sudah berupa Masjid. Pada akhir tahun 1890, komunitas Muslim di Kota Moskow mengusulkan untuk dibangun sebuah tempat ibadah bagi para Muslim di kota tersebut. Akhirnya, otoritas Kota Moskow mengizinkan pembangunan Masjid pada Desember 1903. Pembangunan Masjid Katedral dikerjakan oleh arsitek Nickolay Alekseevich Zhukov dalam gaya Bizantium dan dapat menampung 2000 jamaah.

    Namun pada tahun 2011, Masjid tersebut dirobohkan untuk diperbesar agar dapat menampung jemaah Muslim dalam jumlah yang lebih besar. Pembangunan memakan waktu 4 tahun dan di tahun 2015 Masjid tersebut diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Terlihat juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghadiri acara peresmian Masjid Katedral yang kini diubah namanya menjadi Masjid Agung Moskow atau Moskovskiy Soborniy Mecet. Masjid Agung Moskow dapat menampung sebanyak 10.000 jemaah dan merupakan salah satu Masjid tertua di Kota Moskow yang memiliki nilai sejarah bagi umat Muslim di kota tersebut.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Ikhzn Alaydrus adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Bukan Gereja. Bangunan Masjid tersebut sejak awal berdiri memang sudah berupa Masjid, diusulkan oleh komunitas muslim di Rusia sejak akhir 1890 dan kemudian otoritas Kota Moskow mengizinkan pembangunan Masjid pada Desember 1903. Masjid itu awalnya bernama Masjid Katedral dan menjadi salah satu Masjid tertua di Kota Moskow, Rusia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7663) [SALAH] Penampakan Protes Wajib Vaksin di Melbourne Tahun 2021

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/10/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Andrew Tulk yang membagikan sebuah gambar hasil screenshoot yang memperlihatkan pemandangan udara kerumunan masyarakat. Dalam gambar diberikan keterangan bahwa kerumunan tersebut adalah penampakan protes di Kota Melbourne Australia, tidak diberikan keterangan lebih lanjut dalam konteks apa unjuk rasa tersebut, namun dapat dipastikan konteks unjuk rasa yang dimaksud adalah perlawanan wajib vaksin yang terjadi di Australia baru-baru ini.

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari voaindonesia.com, ratusan demonstran turun ke jalan di Kota Melbourne, negara bagian Victoria, untuk memprotes wajib vaksinasi bagi para pekerja di sektor industri konstruksi. Sekitar 500 pengunjuk rasa yang mendobrak pintu di kantor Serikat Pekerja Konstruksi, Kehutanan, Maritim, Pertambangan dan Energi, yang mewakili pekerja konstruksi.

    Sebelumnya, pada Senin malam, pemerintah negara bagian mengumumkan bahwa industri konstruksi akan ditutup mulai Selasa (21/9) selama dua minggu di kota metropolitan Melbourne dan beberapa wilayah regional. Pengumuman tersebut juga mencakup aturan wajib vaksinasi minimal 1 dosis bagi para pekerja konstruksi, sebelum mereka kembali bekerja pada 5 Oktober 2021. Pekerja konstruksi dan aktivis sayap kanan memprotes kebijakan tersebut dengan melakukan demonstrasi di Melbourne, Australia, 21 September 2021.

    Meski begitu, gambar pada postingan Andrew Tulk bukanlah penampakan protes wajib vaksin di tahun 2021. Foto demonstrasi tersebut terjadi di tahun 2006. Para demonstran berkumpul di persimpangan Swanston Street dan Bourke Street di Melbourne, Victoria, mereka adalah para pekerja industri yang memprotes UU Ketenagakerjaan.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa postingan Andrew Tulk adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Bukan protes wajib vaksinasi. Gambar tersebut adalah pemandangan protes UU Ketenagakerjaan di Australia pada tahun 2006.

    Rujukan