Pada 15 Desember 2020, seorang pengguna Facebook yang memakai nama Tomi Hidayat Gagal Tenar Jr. mengunggah tangkapan layar dengan sosok Cristiano Ronaldo. Dalam tangkapan layar itu, Cristiano Ronaldo memegang obat untuk sakit mata.
Tomi Hidayat Gagal Tenar Jr. juga mengklaim mata Cristiano Ronaldo sakit karena sering bermain game. Obat sakit mata yang dipegangnya pun sangat familiar bagi orang Indonesia, yakni Insto.
Begini narasi yang ada di tangkapan layar tersebut:
"gara-gara free fayer mata saya jadi sakit bro.
untung saya pakai insto hehe...
#CR7GAMEON #CRYSTALMOOD"
Di tangkapan layar unggahan Tomi Hidayat Gagal Tenar Jr. diklaim kalau Cristiano Ronaldo mengunggah foto tersebut pada 1 Desember 2020 dan mendapat lebih dari 1,2 juta like.
Tangkapan layar yang diunggah Tomi Hidayat Gagal Tenar Jr. menjadi viral karena mendapat 531 respons, 236 komentar, dan 563 dibagikan oleh netizen Facebook lainnya.
(GFD-2020-5846) [SALAH] Cristiano Ronaldo Sakit Mata Gara-Gara Main Game
Sumber: FacebookTanggal publish: 17/12/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk menelusuri kebenaran klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com memeriksa Facebook pribadi Cristiano Ronaldo. Dari akun tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menemukan foto yang sangat identik.
Namun, dalam foto yang diunggah oleh Cristiano Ronaldo pada 1 Desember 2020, pemain Juventus tersebut tidak memegang obat sakit mata yang familiar di Indonesia. Dalam foto aslinya, dia memegang botol minyak wangi.
Begini narasi dari Cristiano Ronaldo untuk foto tersebut:
"Merasa memesona dengan Gane On CR7
#CR7GAMEON #CRYSTALMOOD"
Merujuk pada artikel di kanal Tekno Liputan6.com, kapten Timnas Portugal ini memang muncul sebagai salah satu karakter di game Free Fire. Penjelasan itu bisa dilihat dalam artikel berjudul: "Karakter Cristiano Ronaldo Akhirnya Hadir di Free Fire".
Dalam game tersebut, nama karakter Ronaldo adalah Chrono. Chrono diceritakan hadir sebagai pahlawan di tengah kondisi Free Fire yang kumuh dan berantakan. Karakter ini dibekali dengan skill yang mampu menghantam sekitarnya.
Karakter Chrono dapat diperoleh secara gratis dengan melakukan top-up sebanyak 100 diamond atau setara dengan Rp 16.000. Adapun periode pengisian diamond untuk mendapatkan Chrono secara gratis dapat dilakukan mulai 16 hingga 25 Desember 2020.
Namun, dalam foto yang diunggah oleh Cristiano Ronaldo pada 1 Desember 2020, pemain Juventus tersebut tidak memegang obat sakit mata yang familiar di Indonesia. Dalam foto aslinya, dia memegang botol minyak wangi.
Begini narasi dari Cristiano Ronaldo untuk foto tersebut:
"Merasa memesona dengan Gane On CR7
#CR7GAMEON #CRYSTALMOOD"
Merujuk pada artikel di kanal Tekno Liputan6.com, kapten Timnas Portugal ini memang muncul sebagai salah satu karakter di game Free Fire. Penjelasan itu bisa dilihat dalam artikel berjudul: "Karakter Cristiano Ronaldo Akhirnya Hadir di Free Fire".
Dalam game tersebut, nama karakter Ronaldo adalah Chrono. Chrono diceritakan hadir sebagai pahlawan di tengah kondisi Free Fire yang kumuh dan berantakan. Karakter ini dibekali dengan skill yang mampu menghantam sekitarnya.
Karakter Chrono dapat diperoleh secara gratis dengan melakukan top-up sebanyak 100 diamond atau setara dengan Rp 16.000. Adapun periode pengisian diamond untuk mendapatkan Chrono secara gratis dapat dilakukan mulai 16 hingga 25 Desember 2020.
Kesimpulan
Foto Cristiano Ronaldo dengan klaim mata Cristiano Ronaldo sakit gara-gara kebanyakan main game adalah salah. Sebab, foto dan narasi tersebut sudah dimanipulasi oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Rujukan
(GFD-2020-5845) [SALAH] BPKB Masuk Syarat Pencairan BSU Kementerian Agama
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/12/2020
Berita
Pengguna Facebook Yaqidh Syareh mengunggah sebuah foto (14/12) yang berisi daftar beberapa berkas yang menjadi syarat pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Agama. Dalam foto tersebut, disebutkan bahwa salah satu persyaratan yang harus dibawa adalah BPKB atau sertifikat tanah.
Hasil Cek Fakta
Pihak Kementerian Agama melalui akun Twitter resminya, Kemenag_RI, serta akun Facebook resminya, Ditjen Pendis Kemenag RI, telah menegaskan bahwa BPKB tidak masuk ke dalam syarat pencairan BSU. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, M Zain, menyatakan bahwa berkas yang menjadi syarat pencairan BSU dari Kementerian Agama adalah KTP, NPWP jika sudah memiliki, Surat Keterangan Penerima BSU GBPNS 2020, serta SPJTM yang sudah ditandatangani di atas materai.
Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Facebook Yaqidh Syareh tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Facebook Yaqidh Syareh tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Rujukan
(GFD-2020-5844) [SALAH] Kota Manado Zona Hitam Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/12/2020
Berita
Akun Facebook Ella Tonggari mengunggah dua gambar yang diikuti dengan klaim bahwa kota Manado saat ini masuk dalam zona hitam Covid-19, postingan tersebut diunggah pada Selasa (16/12/2020).
Hasil Cek Fakta
Sebelumnya informasi serupa juga pernah tersebar melalui pesan berantai Whatsapp. Dalam pesan tersebut disebutkan juga bahwa Kota Manado telah menjadi zona hitam karena semua rumah sakit rujukan sudah full. Tak hanya itu, disebutkan jika Rumah Sakit Wolter Mongisidi telah ditutup karena adanya 28 tim medis yang terjangkit Covid-19.
Dari hasil penelusuran, faktanya informasi tersebut adalah tidak benar, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara, dr Steaven Dandel mengatakan, pesan berantai tersebut sudah bisa dipastikan adalah hoax.
Melansir kumparan.com, dikatakan Dandel, dalam zonasi penyebaran virus corona, tidak ada istilah zona hitam.
Menurutnya, zonasi hanya ada empat yakni, hijau, kuning, orange dan merah, sehingga narasi yang menyebutkan adanya zona hitam adalah salah.
“Mohon teman-teman wartawan untuk menginformasikan ke masyarakat, jika wilayah resiko COVID-19 tidak ada yang namanya zona hitam. Sekali lagi tidak pernah ada istilah hotam dalam zonasi,” kata Dandel.
Lanjut menurut Dandel, untuk kabar yang menyebutkan jika rumah sakit Wolter Mongisidi di Teling telah ditutup, hal itu juga tidak benar mengingat hingga saat ini semua pelayanan di rumah sakit tersebut tetap berlangsung.
“Tidak benar rumah sakit ditutup. Sampai sekarang rumah sakit Teling tetap merawat pasien,” kata Dandel kembali.
Sementara itu Minahasa, Bitung, Minahasa Selatan, BolaangMongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Kota Kotamobagu, Kepulauan Sitaro dan Kepulauan Sangihe berada dalam zona orange dan Bolaang Mongondow Utara dan Talaud di zona resiko kuning.
Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi yang menyebutkan bahwa Kota Manado masuk zona hitam virus Covid-19 adalah salah dan masuk ke dalam kategori konten palsu.
Dari hasil penelusuran, faktanya informasi tersebut adalah tidak benar, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara, dr Steaven Dandel mengatakan, pesan berantai tersebut sudah bisa dipastikan adalah hoax.
Melansir kumparan.com, dikatakan Dandel, dalam zonasi penyebaran virus corona, tidak ada istilah zona hitam.
Menurutnya, zonasi hanya ada empat yakni, hijau, kuning, orange dan merah, sehingga narasi yang menyebutkan adanya zona hitam adalah salah.
“Mohon teman-teman wartawan untuk menginformasikan ke masyarakat, jika wilayah resiko COVID-19 tidak ada yang namanya zona hitam. Sekali lagi tidak pernah ada istilah hotam dalam zonasi,” kata Dandel.
Lanjut menurut Dandel, untuk kabar yang menyebutkan jika rumah sakit Wolter Mongisidi di Teling telah ditutup, hal itu juga tidak benar mengingat hingga saat ini semua pelayanan di rumah sakit tersebut tetap berlangsung.
“Tidak benar rumah sakit ditutup. Sampai sekarang rumah sakit Teling tetap merawat pasien,” kata Dandel kembali.
Sementara itu Minahasa, Bitung, Minahasa Selatan, BolaangMongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Kota Kotamobagu, Kepulauan Sitaro dan Kepulauan Sangihe berada dalam zona orange dan Bolaang Mongondow Utara dan Talaud di zona resiko kuning.
Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi yang menyebutkan bahwa Kota Manado masuk zona hitam virus Covid-19 adalah salah dan masuk ke dalam kategori konten palsu.
Rujukan
(GFD-2020-5843) [SALAH] Kandungan Formaldehida pada Vaksin Menyebabkan Leukimia pada Anak
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/12/2020
Berita
Beredar narasi di media sosial bahwa kandungan Formaldehida pada vaksin dapat menyebakan kanker Leukimia pada anak. Narasi tersebut berasal dari seseorang yang mengaku sebagai pembalsem yang sudah bekerja selama 18 tahun. Postingan yang diunggah oleh akun Facebook bernama Melissa Attaway tersebut mendapat 374 likes dan telah dibagikan 453 kali.
Klaim bahwa Formaldehida pada vaksin dapat menyebakan kanker Leukimia pada anak beredar di tengah banyaknya perusahaan Biotech dan Farmasi sedang berlomba untuk membuat vaksin virus Corona yang efektif.
Klaim bahwa Formaldehida pada vaksin dapat menyebakan kanker Leukimia pada anak beredar di tengah banyaknya perusahaan Biotech dan Farmasi sedang berlomba untuk membuat vaksin virus Corona yang efektif.
Hasil Cek Fakta
Dilansir dari laman berita AFP, juru bicara Cancer Council Australia menyatakan bahwa “tidak ada bukti” keterhubungan antara Leukimia pada anak-anak dan kandungan Formaldehida pada vaksin.
“Beberapa program imunisasi dapat membantu mencegah kanker dan prevalensi infeksi yang bisa menjadi awal mula kanker.”, ungkap juru bicara Cancer Council Australia kepada agensi berita AFP.
Diketahui bahwa Formaldehida merupakan senyawa organik yang biasanya digunakan di produk rumah tangga dan dipakai dengan takaran kecil untuk vaksin sebagai pengawet. Meski begitu sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr Seong Lin Khaw sebagai peneliti senior di Institut Penelitian Walter dan Elizabeth Hall menyatakan tingkat kandungan Formaldehida pada beberapa vaksin aman untuk manusia.
Dilansir dari situs resmi kesehatan masyarakat Amerika Serikat, publichealth.org, menyatakan bahwa paparan Formaldehida dengan tingkat rendah seperti pada vaksin tidak membahayakan. Sebenarnya, rata-rata bayi berusia 2 bulan, mereka memiliki kandungan Formaldehida alami, sebanyak 1,1 mg, sedangkan kandungan Formaldehida pada vaksin hanya 0,2 mg per dosis, sehingga dalam hal ini Formaldehida pada vaksin tentu tidak berbahaya.
Dalam situs vaccine.gov yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat, Amerika Serikat, juga menyatakan hal yang sama. Kandungan Formaldehida pada vaksin, tidak berbahaya, karena takarannya sedikit. Faktanya, ada lebih banyak Formaldehida alami di dalam tubuh kita ketimbang dalam vaksin.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan kandungan Formaldehida pada vaksin dapat menyebabkan Leukimia pada anak. Sehingga klaim postingan akun Melissa Attaway adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN MENYESATKAN.
“Beberapa program imunisasi dapat membantu mencegah kanker dan prevalensi infeksi yang bisa menjadi awal mula kanker.”, ungkap juru bicara Cancer Council Australia kepada agensi berita AFP.
Diketahui bahwa Formaldehida merupakan senyawa organik yang biasanya digunakan di produk rumah tangga dan dipakai dengan takaran kecil untuk vaksin sebagai pengawet. Meski begitu sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr Seong Lin Khaw sebagai peneliti senior di Institut Penelitian Walter dan Elizabeth Hall menyatakan tingkat kandungan Formaldehida pada beberapa vaksin aman untuk manusia.
Dilansir dari situs resmi kesehatan masyarakat Amerika Serikat, publichealth.org, menyatakan bahwa paparan Formaldehida dengan tingkat rendah seperti pada vaksin tidak membahayakan. Sebenarnya, rata-rata bayi berusia 2 bulan, mereka memiliki kandungan Formaldehida alami, sebanyak 1,1 mg, sedangkan kandungan Formaldehida pada vaksin hanya 0,2 mg per dosis, sehingga dalam hal ini Formaldehida pada vaksin tentu tidak berbahaya.
Dalam situs vaccine.gov yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat, Amerika Serikat, juga menyatakan hal yang sama. Kandungan Formaldehida pada vaksin, tidak berbahaya, karena takarannya sedikit. Faktanya, ada lebih banyak Formaldehida alami di dalam tubuh kita ketimbang dalam vaksin.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan kandungan Formaldehida pada vaksin dapat menyebabkan Leukimia pada anak. Sehingga klaim postingan akun Melissa Attaway adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN MENYESATKAN.
Rujukan
Halaman: 4757/5651