• (GFD-2019-3295) [SALAH] Binatang Langka Sangat Berbahaya, Biasanya Di Daun Pohon Mangga

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 12/11/2019

    Berita

    "*Penyamaran yang sempurna ☝☝☝* Ini adalah binatang yang langka dan sangat berbahaya, biasanya di daun Pohon Mangga. Orang yang terkena gigitan binatang itu secara langsung. Umum nya akan Wafat setelah 4 jam dari gigitan itu. Akibat Dehidrasi Yang Sangat Dahsyat. Sangat berbahaya sekali. Mohon sebarkan,. Terutama kpda saudara-saudari kita yang Dekat dgn Pohon Mangga... Terima kasih. Sumber :WAG entomolog kesehatan P2P kemenkes RI.*"
    Beredar melalui pesan berantai Whatsapp video serangga berwarna hijau yang dikatakan berbahaya. Dalam narasi yang menyertainya, disebutkan bahwa ulat itu dapat menyebabkan kematian pasca 4 jam setelah tergigit. Berikut kutipan narasinya:

    Ini adalah binatang yang langka dan sangat berbahaya, biasanya di daun Pohon Mangga. Orang yang terkena gigitan binatang itu secara langsung. Umum nya akan Wafat setelah 4 jam dari gigitan itu. Akibat Dehidrasi Yang Sangat Dahsyat. Sangat berbahaya sekali. Mohon sebarkan,. Terutama kpda saudara-saudari kita yang Dekat dgn Pohon Mangga... Terima kasih. Sumber :WAG entomolog kesehatan P2P kemenkes RI.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, pesan berantai itu sudah pernah beredar pada tahun 2017 dan sudah pernah diperiksa faktanya. Klaim bahwa serangga atau ulat tersebut dapat menyebabkan kematian tidak benar.

    Adapun, ulat tersebut merupakan fase larva dari Kupu-Kupu Baron (Euthalia Aconthea Gurda). Ulat tersebut tidak berbahaya. Spesies ini merupakan spesies native di India dan Asia Tenggara. Ulat ini umum dijumpai di pohon mangga dan tidak menyebabkan kematian. Berikut kutipan artikel yang menjelaskan mengenai ulat tersebut dari laman Perhimpunan Entomologi Indonesia:

    […] Mengenal Kupu-kupu Baron (Euthalia aconthea gurda), yang Ternyata Tidak Berbahaya

    Kurang lebih dalam beberapa bulan belakangan ini banyak muncul broadcast di media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram maupun WhatsApp mengenai video maupun foto menampilkan ulat bewarna hijau di atas daun mangga yang dikabarkan dapat mematikan. Kurang lebih demikian isi broadcast tersebut:

    “Ini adalah binatang yang langka dan sangat berbahaya, biasanya di daun Pohon Mangga. Orang yang gigitan binatang itu secara langsung...,,, umumnya akan Wafat setelah 4 jam dari gigitan itu, akibat Dehidrasi Yang Sangat Dahsyat. Sangat berbahaya sekali..!!! Mohon sebarkan, terutama kpda saudara-saudari kita yang Dekat dgn Pohon Mangga... Terima kasih...”

    Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata berita tersebut tidak benar. Hal ini dikarenakan bahwa ulat yang dimaksud merupakan fase larva spesies kupu-kupu Euthalia aconthea berasal dari famili Nymphalidae. Nama umum dalam bahasa Inggris yaitu Baron. Dikutip dari beberapa pustaka, spesies ini merupakan spesies native di India dan Asia Tenggara. Kupu-kupu ini menggunakan pohon mangga (juga dilaporkan pada jambu mete) sebagai tempat meletakkan telur dan tempat larva (ulat) makan (host plant). Kupu-kupu dewasa merupakan penerbang yang cepat, hinggap pada bunga dan terkadang buah yang sudah masak (sering dijumpai juga pada buah yang busuk di tanah) untuk mendapatkan makanan.

    Seperti spesies kupu-kupu pada umumnya, E. aconthea mempunyai siklus dari telur, larva (biasa kita sebut ulat), pupa (kepompong), dan imago atau dewasa (Gambar 1).

    Telur dari kupu-kupu E. aconthea diletakkan baik di atas atau di bawah permukaan daun mangga. Telur menetas setelah lima hari, larva muda mempunyai warna hijau kekuningan dan banyak ditumbuhi “rambut-rambut” tunggal bewarna hitam. Larva mengalami ganti kulit kurang lebih sampai emapt kali, larva yang sudah tua berukuran lebih panjang dan “rambut-rambut” tunggal masing-masing bercabang (Gambar 2). Ulat ini baik warna maupun bentuk akan tampak menyatu dengan permukaan daun mangga. Hal ini merupakan salah satu bentuk strategi pertahanan diri untuk berkamuflase/mimikri dari serangan predator seperti burung.

    Pada tahap perkembangan inilah, ulat E. aconthea menjadi pemberitaan yang heboh di media sosial belakangan ini. Hal ini diperkirakan bahwa penampakan bentuk ulat ini mirip dengan ulat dari ngengat famili Limacodidae yang terkenal menimbulkan rasa gatal yang amat sangat ketika menyentuh permukaan kulit manusia. Ulat ini sebenarnya juga bukan spesies langka seperti yang diberitakan di sosisal media. Ulat ini umum dijumpai di pohon mangga, mungkin karena bentuk dan warna yang menyatu dengan daun mangga sehingga tidak terlalu tampak untuk dilihat, perlu pengamatan yang seksama untuk menemukan ulat ini. Ulat ini juga tidak menyebabkan kematian jika “rambut-rambut” pada tubuhnya mengenai kulit manusia apalagi terkena gigitannya seperti isi broadcast di atas.

    Larva akan berubah menjadi kepompong selama 8-9 hari kemudian “menetas” menjadi kupu-kupu dewasa. Kupu-kupu dewasa mempunyai warna coklat tua dengan beberapa corak sayap bewarna hitam melintang dan titik-titik hitam yang membentuk garis. Pada saat terbang atau hinggap, warna sayap akan terlihat keunguan akibat pigmen warna yang dipantulkan oleh cahaya matahari. […]

    Selain itu, melalui berbagai penelusuran lainnya, memang jelas bahwa ulat dalam video itu adalah fase larva dari Kupu-Kupu Baron (terlampir di referensi). Setiap sumber referensi menyatakan bahwa ulat tersebut tidak menyebabkan kematian.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka video dan narasi itu tidak memiliki ketersambungan informasi satu dengan lainnya. Atas dasar itu, maka pesan berantai itu masuk kategori False Connection atau Koneksi yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3294) [SALAH] Foto korban meninggal karena mendengar musik pakai handset, saat hpnya dicharge dan ketiduran

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 12/11/2019

    Berita

    Bukan karena penggunaan handphone, pria di foto tersebut adalah korban terkena tembakan pellet gun atau air gun terkait kekerasan terhadap demostran Sikh di Punjab, India yang terjadi pada Oktober 2015.
    kun Desy Aryanti (fb.com/desy.aryanti.1232) membagikan sebuah artikel dari situs mari-sebarkan[dot]blogspot.com yang berjudul “TERULANG KEMBALI, KORBAN AKIBAT MEMAKAI HP SAMBIL DI CAS”

    Artikel ini memuat informasi sebagai berikut;
    “Pria ini meninggal akibat menggunakan Handphone, sambil mendengarkan musik pakai Handset, sambil di Cas dan pria tersebut ketiduran. Arus Listrik yang masuk melalui telinga sampai ke sekujur tubuh nya Dan Meletup letup sampai membentuk lubang-lubang di seluruh tubuh pria tersebut…”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Klaim ini sebenarnya sudah beredar sejak tahun 2015. Bahkan hampir setiap tahun, klaim ini kembali beredar dengan versi yang hampir mirip.

    Tahun 2015 misalnya, foto pria yang punggungnya tampak terluka berbentuk lubang-lubang kecil itu diklaim sebagai “Pria Bojonegoro meninggal karena mendengar musik dari HP nya sambil tidur & korslet”

    Tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019, foto pria ini masih beredar di media sosial Facebook dengan klaim “Seorang pria di Dander Bojonegoro meninggal akibat menggunakan Hp”

    Periksa fakta terhadap foto ini pun sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2015.

    Faktanya, pria dalam foto itu bukan meninggal karena kesetrum ponsel. Dia terkapar karena tembakan pellet gun atau air gun. Peristiwanya terjadi di India. Foto yang sama dimiliki Kashmir Global, situs berita tentang wilayah Kashmir. Melalui akun Twitter-nya, Kashmir Global mem-posting foto tersebut pada 12 Oktober 2015. Caption-nya, ”Youth injured in #Bijbehara South #Kashmir today by Indian forces. Indian forces fire pellet gun shots on protesters’’.

    Bukan hanya Kashmir Global, sejumlah website maupun blog yang berasal dari India juga memuat informasi yang sama. Foto pria yang ditembaki dengan pellet gun juga bukan satu. Ada beberapa korban lain yang berjatuhan dengan kondisi luka hampir sama. Bolong-bolong di sekujur tubuh.

    Sebagaimana diketahui, Kashmir merupakan wilayah persengketaan antara pemerintah India, Pakistan, dan gerilyawan Kashmir. Protes-protes oleh warga kerap mewarnai konflik Kashmir. Pasukan keamanan India sering kali menggunakan pellet gun dalam menghadapi para pendemo.

    Setelah jatuh korban cukup banyak, penggunaan pellet gun mulai diprotes. Kementerian Dalam Negeri India akhirnya menyatakan pellet gun hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Senjata untuk pengendalian massa kemudian dialihkan ke bubuk cabai.

    Amnesty Internasional India pun sempat melayangkan protes atas pengunaan pellet gun. Melalui akun resminya, lembaga itu menyebutkan bahwa ratusan orang telah terluka, bahkan banyak yang buta, akibat penggunaan senjata pellet gun oleh pasukan keamanan di Kashmir dalam beberapa pekan terakhir. Tulisan itu dipublikasikan pada 4 Agustus 2016.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3293) [SALAH] “Tidak pernah presiden foto dengan pemakai cadar… Dengan yang ini ada”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 12/11/2019

    Berita

    Unggahan akun Facebook Hermes Hermanes yang berisi gambar Presiden Jokowi di Pantai Kuta, Sanur Bali yang tengah berswafoto dengan beberapa orang, diantaranya perempuan dari luar Indonesia yang mengenakan bikini dengan tambahan narasi “Tidak pernah presiden foto dengan pemakai cadar… Dengan yang ini ada” adalah hal keliru. Dalam kategori Misinformasi atau Disinformasi yang dibuat oleh First Draft, unggahan akun Facebook Hermes Hermanes dapat masuk ke dalam False Content atau Konten yang Salah, artinya ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah.

    Diketahui foto Presiden Jokowi tersebut diambil sebelum Ratas pada Jumat 22 Desember 2017 yang lalu. Pada saat itu Presiden Jokowi juga membuat vlog dengan menyampaikan pesan bahwa Bali aman untuk dikunjungi wisatawan terkait erupsi Gunung Agung di Karangasem.

    NARASI:

    “Tidak pernah presiden foto dengan pemakai cadar… Dengan yang ini ada,” unggah akun Facebook Hermes Hermanes, Jumat (8/11).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:



    Akun Facebook Hermes Hermanes mengunggah foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengenakan kaos berkerah berwarna ungu yang berswafoto dengan beberapa orang, diantaranya seorang perempuan dari luar Indonesia yang mengenakan bikini.

    Dalam unggahannya tersebut, akun Facebook Hermes Hermanes mengaitkannya dengan polemik cadar ditengah publik. Berikut narasi lengkapnya:

    “Tidak pernah presiden foto dengan pemakai cadar… Dengan yang ini ada,” unggah akun Facebook Hermes Hermanes, Jumat (8/11).

    Faktanya, setelah ditelusuri menggunakan mesin pencari, foto Presiden Jokowi tersebut, tidak ada hubungannya dengan polemik cadar.

    Diketahui, foto tersebut adalah foto Presiden Jokowi di Pantai Kuta, Bali pada Jumat, 22 Desember 2017 yang lalu, sebelum Presiden Jokowi memimpin Rapat Terbatas (Ratas) di Sanur.

    Dilansir dari beberapa media daring yang terverifikasi di Dewan Pers, saat mengunjungi Pantai Kuta, Presiden Jokowi membuat Vlog yang inti pesannya mengatakan bahwa Bali aman untuk berlibur bagi wisatawan.

    “Sore hari ini saya berada di Pantai Kuta di Pulau Dewata Bali, Bali aman. Dan wisatawan kalau kita lihat ini di Pantai Kuta sangat ramai sekali. Jadi kalau ingin berwisata di Pulau Bali dalam liburan ini silakan datang ke Bali,” ucap Presiden Jokowi.

    Diketahui pernyataan Presiden Jokowi disampaikan terkait erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3292) [SALAH] Al Quran / Alkitab kuno ini ditemukan di dasar laut, sudah menjadi karang tapi tetap utuh

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 12/11/2019

    Berita

    Bukan Al Quran ataupun Alkitab kuno, melainkan kamus yang diselimuti kristal yang ditumbuhkan dengan menggunakan boraks. Ini adalah karya seni buatan seorang seniman Amerika bernama Catherine McEver.
    Akun Kulyanti Bae (fb.com/kulyanti.bae) menunggah sebuah gambar yang menampilkan buku yang diselimuti benda berwarna putih seperti kristal.

    Teks di atas gambar buku itu tertulis:
    “Al-Quran ini ditemukan didasar laut, Sudah menjadi karang tapi tetap utuh, Subhannallah ,Semoga yg like, komen aamiin dan membagikan kiriman ini dengan ikhlas
    rezekinya besok pagi berlimpah dari arah yg tidak terduga.amin.”

    Gambar ini juga dibagikan dengan narasi yang berbeda, Gambar tersebut dibagikan dalam bahasa Inggris dengan klaim foto itu menunjukkan Alkitab yang ditemukan di dasar laut.

    Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, teks berbahasa Inggris di atas gambar itu adalah:

    “Alkitab kuno telah ditemukan di dasar laut dan masih bisa dibaca! Ketikan amin dan bagikan keajaiban Tuhan ini. Jika kamu tidak membagikan ini maka kamu tidak bersyukur kepada Tuhan.”

    Hasil Cek Fakta

    Gambar ini juga dibagikan dengan narasi yang berbeda, Gambar tersebut dibagikan dalam bahasa Inggris dengan klaim foto itu menunjukkan Alkitab yang ditemukan di dasar laut.

    Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, teks berbahasa Inggris di atas gambar itu adalah:

    “Alkitab kuno telah ditemukan di dasar laut dan masih bisa dibaca! Ketikan amin dan bagikan keajaiban Tuhan ini. Jika kamu tidak membagikan ini maka kamu tidak bersyukur kepada Tuhan.”

    Rujukan