• (GFD-2021-7721) [SALAH] Surat Kabar Milik KPK

    Sumber: Surat Kabar
    Tanggal publish: 22/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah surat kabar dengan nama “Koran Pengawas Korupsi (KPK). Surat kabar tersebut menggunakan logo Komisi Pemberantasan Korupsi dan memberitakan tentang kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi. Surat kabar tersebut beredar di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

    Hasil Cek Fakta

    Melansir dari Tempo, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ali Fikri, menegaskan bahwa surat kabar tersebut bukan merupakan surat kabar yang dirilis secara resmi oleh KPK. Ali menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah menerbitkan surat kabar untuk mempublikasikan kinerjanya kepada publik. Segala publikasi mengenai kinerja KPK dapat diakses melalui “Majalah Integrito” yang tersedia dalam versi cetak dan digital.

    Dengan demikian, surat kabar dengan nama dan logo KPK tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Bukan surat kabar resmi yang dirilis oleh KPK. Juru Bicara KPK menyatakan bahwa untuk melaporkan kinerja KPK ke publik, pihaknya hanya merilis beberapa publikasi seperti Majalah Integrito, bukan berupa surat kabar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7719) [SALAH] Studi FDA: Vaksin Pfizer Membuat Orang Lebih Rentan Tertular Covid-19

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 22/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah artikel dari laman www.lifesitenews.com menyebarkan informasi mengenai studi FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 dapat lebih berpeluang untuk terpapar virus Covid-19.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri informasi tersebut salah. Faktanya, Alison Galvani, the Director of the Yale Center for Infectious Disease Modeling and Analysis melalui AFP mengungkapkan bahwa orang yang diberi vaksin Pfizer akan jauh lebih kecil berkemungkinan terpapar, terinfeksi, dirawat di rumah sakit atau bahkan meninggal akibat Covid-19. Selain itu, Juru Bicara FDA mengungkapkan bahwa klaim dalam artikel tersebut salah dan menyesatkan.

    Mengutip dari kemkes.go.id, vaksin Pfizer diperuntukkan bagi masyarakat umum wilayah Jabodetabek. Badan POM dalam press release-nya menyatakan bahwa vaksin Pfizer memiliki efikasi 100% mencegah Covid-19 pada remaja usia 12-15 tahun, sedangkan pada usia 16 tahun ke atas memiliki efikasi 95,5% mencegah Covid-19.

    Dengan demikian, klaim Vaksin Pfizer membuat orang lebih rentan tertular Covid-19 merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Klaim tersebut salah. Faktanya, hasil penelitian tidak menemukan bahwa penerima vaksin Pfizer akan meningkatkan peluang terpapar Covid-19, justru sebaliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7718) [SALAH] Scan MRI Harus Dihindari Penerima Vaksin Covid-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di Facebook yang menampilkan tanggapan Twitter dari @DRAFZALNIAZ2 dengan klaim bahwa scan MRI harus dihindari setelah pasien mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, terutama pada minggu pertama setelah penyuntikan. Ia menjelaskan, ini dapat mempengaruhi elektromagnetisme yang dihasilkannya.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri informasi tersebut ternyata salah, faktanya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa scan MRI harus dihindari setelah vaksinasi. Jean Chen, Profesor Biofisika Media Universitas Toronto, melalui AFP menjelaskan bahwa MRI Scan menggunakan radio medan magnet untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam tubuh, sedangkan vaksin Covid-19 tidak mengandung bahan-bahan magnetik sehingga tidak dapat mempengaruhi proses scen MRI.

    Selain itu, Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, membantah klaim yang beredar tersebut. Ia menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 berisi virus yang telah dimatikan, serta zat di dalamnya berbentuk cairan untuk stabilitas vaksin sehingga tidak ada kandungan elektro magnetik di dalamnya.

    Dengan demikian, klaim scan MRI harus dihindari kepada pasien setelah vaksinasi Covid-19 merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Klaim tersebut salah, setelah ditelusuri tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa scan MRI harus dihindari setelah mendapatkan vaksin Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7717) [SALAH] Daun Kemangi Obat Penghilang Gatal Kulit

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah informasi melalui media sosial Facebook dengan klaim daun kemangi dapat menjadi obat gatal kulit, cara pengobatannya hanya dengan menggosokkan daun kemangi di bagian kulit yang gatal hingga air daun kemangi keluar, getah dari daun tersebut dapat mengobati gatal-gatal.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri informasi tersebut ternyata salah, faktanya belum ada penelitian yang membuktikan getah daun kemangi dapat mengobati gatal. Melalui Kompas.com, dr. Dedianto Hidajat, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang juga doktor spesialis kulit dan kelamin, menegaskan bahwa informasi itu hoaks, daun kemangi mengandung zat yang baik untuk kulit seperti anti radang, antibakteri, bahkan antioksidan. Namun, agar manfaat daun kemangi untuk gatal kulit bisa berfungsi perlu melalui proses pengekstrakan terlebih dahulu di laboratorium.

    Klaim daun kemangi dapat mengobati gatal ini merupakan hoaks lama yang muncul kembali. Sebelumnya sudah ada ulasan dari Liputan6.com pada September 2020 yang menyatakan bahwa klaim tersebut merupakan hoaks karena belum ada riset daun kemangi dapat mengobati gatal, selain itu melalui Turnbackhoax.id juga sudah ada artikel yang mengabarkan bahwa klaim tersebut hoaks.

    Dengan demikian, klaim daun kemangi obat penghilang gatal kulit merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Klaim tersebut salah, setelah ditelusuri belum terbukti daun kemangi dapat mengobati gatal pada kulit. Adapun khasiat daun kemangi yang dioleskan langsung ke kulit memerlukan proses pengekstrakan melalui lab.

    Rujukan