• (GFD-2019-3341) [SALAH] “Ide ‘gila’ Nadiem Makarim: ingin memangkas jumlah tahun pendidikan SD, SMP, SMA”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Ide ‘gila’ Nadiem Makarim
    Gagasan Nadiem Makarim (Mendikbud) ingin memangkas jumlah tahun pendidikan SD, SMP & SMA. Demi percepatan dan kualitas SDM Bangsa ini sesuai reformasi industri di era 4.0 ini. Untuk SD dari 6 th menjadi 4 th. SMP & SMA akan jadi 2 th. Agar menyesuaikan umur ketika melanjutkan kuliah sampai sarjana S1, S2, S3. Saya inginnya Umur 18 th sudah selesai S3. Saya tau ini akan jadi pro kontra. Makanya kita akan bicarakan secara nasional!?.
    @buku_generasi_biru
    Jangan cuma bicara lu punya ide… lu pikirin tuh Nasib & Jeritan Guru-guru Honorer!!

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo yang memasukkan kata kunci “Mendikbud Nadiem Makarim akan pangkas tahun pendidikan” ke mesin pencarian Google untuk menelusuri pemberitaan terkait. Hasilnya, Tempo menemukan satu artikel yang dimuat di situs Kompasiana dengan judul “Ide ‘Gila’ Buat Mendikbud Nadiem Makarim” yang dimuat pada 19 November 2019, sehari sebelum akun Buku Generasi Biru mengunggah gambar yang diunggah kembali oleh sumber klaim.

    Artikel opini itu ditulis oleh Johanis Malingkas. Dalam profilnya di Kompasiana, Johanis menyebut dirinya sebagai dosen. Saat dibaca secara lengkap, paragraf empat dan lima artikel Johanis itu sama dengan tulisan dalam gambar unggahan akun Buku Generasi Biru.

    Berikut isi lengkap paragraf empat dan lima artikel Johanis:

    “Nah, seandainya jenjang itu dilakukan terobosan perubahan yang dapat di pertanggung jawabkan mengapa tidak? Perubahan disini disesuaikan dengan era kekininian, apa salah? Lama waktu di SD menjadi 4 tahun, SMP dan SMA masing-masing 2 tahun maka akan ada selisih 4 tahun lama studi. Seseorang akan menamatkan SMA pada usia 13 tahun. S2 dan S3 selama 5 tahun berarti kita akan produk SDM bergelar doktor pada usia 18 tahun.
    Gagasan ini mengacu dari era “percepatan” dan jelang era revolusi industri 4.0 sehingga Indonesia akan menyiapkan tenaga profesional yang akan berkompetisi bukan hanya di negeri ini namun ke kancah internasional.”

    Sebenarnya, konteks artikel Johanis itu adalah sebagai gagasan dan harapan agar Mendikbud Nadiem Makarim bisa mengubah pendidikan di Indonesia. Itu pula yang tercermin dalam judul artikel itu, “Ide ‘Gila’ Buat Mendikbud Nadiem Makarim”.

    Hal tersebut juga ditegaskan dalam paragraf dua artikel Johanis yang berbunyi: “Saya maksud dengan istilah ide ‘gila’ disini adalah gagasan baru yang bisa dianggap kontroversil. Gagasan yang menerobos pola lama sistem pendidikan yang lazim saat ini. Gagasan yang dapat dijadikan bahan diskusi bersama untuk menemukan kegiatan yang dapat dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya yang tersedia.”

    Dengan demikian, gagasan soal pemangkasan waktu pendidikan SD, SMP, dan SMA tidak dilontarkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim, melainkan penulis artikel opini di Kompasiana, Johanis Malingkas.

    Kesimpulan

    Bukan ide Nadiem Makarim. Mendikbud Nadiem Makarim tidak pernah melontarkan gagasan untuk memangkas waktu pendidikan SD, SMP, dan SMA. Gagasan itu merupakan opini Johanis Malingkas melalui artikelnya di Kompasiana pada 19 November 2019 yang berjudul “Ide ‘Gila’ Buat Mendikbud Nadiem Makarim”.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3340) [SALAH] Demi Palestina, Cristiano Ronaldo Sumbang Rp 21,7 Miliar

    Sumber: maklumatnews.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Demi Palestina, Cristiano Ronaldo Sumbang Rp 21,7 Miliar

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, sejumlah media asing sebenarnya telah mempublikasikan artikel yang membantah klaim bahwa Cristiano Ronaldo menyumbangkan uangnya untuk Palestina saat Ramadan.

    Pada 28 Mei 2019, AFP menerbitkan artikel yang memuat bantahan dari manajemen Cristiano Ronaldo. “Itu keliru, sama seperti cerita lain yang dipublikasikan tentang Cristiano Ronaldo,” ujar Gestifute, perusahaan manajemen pemain sepak bola, termasuk Cristiano Ronaldo, kepada AFP.

    Penjelasan dari Gestifute juga dimuat oleh Associated Press. Menurut juru bicara Gestifute, klaim bahwa Cristiano Ronaldo menyumbangkan uangnya untuk Palestina saat Ramadan merupakan klaim yang keliru. “Dia mengatakan bahwa Cristiano Ronaldo sering menjadi subyek laporan palsu yang serupa,” tulis Associated Press melalui artikelnya pada 25 Mei 2019.

    Menurut Associated Press, situs berita olahraga 9sportpro juga menurunkan artikel itu. Situs ini mengklaim bahwa artikel tersebut diambil dari Infoshqipmedia. Dari situs-situs inilah, informasi keliru mengenai Cristiano Ronaldo yang menyumbang untuk Palestina terus beredar hingga sekarang.

    Kesimpulan

    Faktanya, setelah ditelusuri, Pada 28 Mei 2019, AFP menerbitkan artikel yang memuat bantahan dari manajemen Cristiano Ronaldo. “Itu keliru, sama seperti cerita lain yang dipublikasikan tentang Cristiano Ronaldo,” ujar Gestifute, perusahaan manajemen pemain sepak bola, termasuk Cristiano Ronaldo, kepada AFP.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3339) Akun Twitter Bill Gates Berkomentar Kasar Terkait Reuni 212

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Beredar foto hasil tangkapan layar yang memperlihatkan akun Twitter pendiri Microsoft, Bill Gates mengomentari tautan berita dari CNNIndonesia.com berjudul "FUI: Bill Gates Kalau Sudah Tahu Islam Pasti Ikut Reuni 212". Foto itu beredar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp.

    Terlihat pada gambar, tautan link berita itu dibagikan oleh @LaskarIslam pada 22 november 2019. Dua hari kemudian, Bill Gates memberikan komentar pada tautan berita itu dengan kalimat kasar:

    Oh Shi*t!
    What The Fu** Is This?!

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, foto tangkapan layar tersebut adalah hasil editan. Melalui pencarian pada fitur Twitter Advanced Search, kami menelusuri kicauan Bill Gates terkait komentarnya pada artikel CNNIndonesia.

    Hasilnya tidak ditemukan cuitan Bill Gates terkait Reuni 212. Rentang 22 sampai 27 November 2019, tidak ada cuitan Bill Gates bernada kasar.

    Pada 22 November 2019, Bill Gates terpantau berkicau terkait yayasannya yang berkunjung ke The Howard School di Chattanooga, Tennessee.

    US education may be the hardest issue our foundation works on. A recent visit to The Howard School in Chattanooga, Tennessee reminded me why it's also one of the most inspiring.

    Terjemahan dalam bahasa Indoensia: Pendidikan AS mungkin merupakan masalah tersulit yang dihadapi yayasan kami. Kunjungan baru-baru ini ke The Howard School di Chattanooga, Tennessee mengingatkan saya mengapa itu juga salah satu yang paling menginspirasi.

    Begitupun pada 25 November 2019, Bill Gates berkicau terkait bantuan penelitian penyakit Alzheimer.

    We’re getting closer to having a blood test for Alzheimer’s – which could help doctors detect and diagnose the disease earlier:

    Terjemahan dalam bahasa Indonesia: Kami semakin dekat untuk melakukan tes darah untuk Alzheimer - yang dapat membantu dokter mendeteksi dan mendiagnosis penyakit sebelumnya:

    Sementara itu, artikel CNNIndonesia.com berjudul "FUI: Bill Gates Kalau Sudah Tahu Islam Pasti Ikut Reuni 212" terbit setahun lalu, tepatnya pada 22 November 2018. Kami juga menelusuri cuitan Bill Gates pada rentang waktu tersebut. Pun, hasilnya nihil. Tidak ada cuitan Bill gates terkait Reuni 2012.

    Kesimpulan

    Foto tangkapan layar memperlihatkan pendiri Microsoft, Bill Gates memberikan komentar kasar terkait Reuni 212 adalah hasil editan. Sejak bergabung Juni 2009, akun Twitter Bill Gates tidak pernah berkicau kasar terkait acara Reuni 212.

    Berita bohong tersebut masuk dalam kategori Satire atau parodi. Konten jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh.

    Satire merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu. Kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Secara keumuman, satire dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi.

    Sebenarnya, satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3338) [SALAH] Emoticon Baterai Pengisi Baterai Ponsel Ciptaan Mahasiswa Terbaik UI

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Ni magic betul
    Serius...........dicipta oleh Afrizal Abdi Assyifa .mahasiswa terbaik UI
    Coba kirim ke 4 grup dan bettery anda akan penuh 100%.
    Asli n coba

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang mengklaim bahwa dengan menyebarkan emoticon baterai ke empat grup maka baterai ponsel akan terisi penuh. Dalam pesan tersebut disebutkan pula inovasi itu diciptakan oleh Afrizal Abdi Assyifa yang dikatakan sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Indonesia (UI).

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang beredar itu pernah beredar pada tahun 2017. Hanya saja, pada tahun itu disebutkan inovasi disampaikan dalam bahasa Melayu. Pesan berantai yang beredar tahun 2017 itu sudah terbukti tidak benar. Sebab, klaim nama dalam pesan berantai tersebut tidak ditemukan.

    Selain itu, nama Afrizal Abdi Assyifa tidak ditemukan sebagai mahasiswa terbaik di UI. Pada perguruan tinggi tersebut, gelar mahasiswa terbaik biasanya disematkan kepada mahasiswa yang berhasil memenangi gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama UI.

    Di tahun 2019, Gelar Mapres UI diraih oleh I Gede Sthitaprajna Virananda, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI. Berikut cuplikan pemberitaannya:

    […] Mahasiswa FEB UI Kembali Meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Indonesia 2019

    “Menjadi Mapres merupakan refleksi dari priviledge yang saya miliki, tidak semua orang punya kesempatan dan akses yang sama, tapi pada waktu yang sama ini juga menjadi waktu untuk berkontribusi ke sesama dan masyarakat.”

    Melva Costanty – Humas FEB UI

    DEPOK (29/03/2019) – I Gede Shtitapradjna Viranandha, atau akrab dipanggil Jana, meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama UI Program Sarjana tahun 2019. Jana merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, angkatan 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

    Sejak tahun pertama, Jana aktif mengikuti lomba dan berbagai kegiatan di kampus. Ternyata hal ini secara tidak langsung mendukung persiapannya dalam ajang Mahasiswa Berprestasi ini. “Perjuangan sampai ke Mahasiswa Berprestasi (Mapres) ini, mungkin secara tidak disadari sudah dimulai dari ikut lomba sejak tahun pertama. Saat itu memang sudah ikut lomba konferensi Model United Nation (MUN), ikut lomba debat juga, sudah ikut berbagai macam tipe lomba. Sebenarnya motivasinya memang buat pengembangan diri, cuma bonusnya bisa dipakai buat Mapres juga karena dapat penilaian prestasi dalam CV.”

    Jana juga berharap sebagai Mapres dirinya dapat menginspirasi orang lain untuk keluar dari zona nyaman dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar. “Harapannya orang ‘nggak hanya ngomong tentang saya saja. It;’s not only about me, tapi simply memberi inspirasi untuk berjuang juga. Orang-orang lain bisa tergerak untuk mencoba dan berjuang, terutama untuk keluar dari zona nyaman sih, seperti yang saya lakukan sebelumnya. Juga untuk berkontribusi ke masyarakat.”

    Orang tua Jana juga mengaku bangga dengan prestasi yang diraih dan menyampaikan pesan untuk tetap rendah hati dan terus berbuat baik. “Saya pikir kombinasi kompetensi dan karakter itu yang diperlukan negara ini, terutama karakter, perlu kejujuran. Tetap berbuat baik dan humble,” pesan I G P Wira Kusuma, ayahanda Jana,

    Selain meraih juara 1 Mahasiwa Berprestasi, Jana juga meraih Mahasiswa Berprestasi Terbaik Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora, serta Mahasiswa Berprestasi dengan Bahasa Inggris Terbaik. (des) […]

    Berdasarkan hal tersebut, maka pesan berantai yang beredar itu tidak benar. Dengan demikian, pesan berantai itu masuk kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan