• (GFD-2019-3352) [KLARIFIKASI] “Stempel ‘Palu Arit’ PT Wanxiang”

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 01/12/2019

    Hasil Cek Fakta

    Peristiwa tahun 2018, sudah ditangani oleh yang terkait. Stempel yang ditemukan hanya untuk dokumen internal perusahaan dari kantor pusat ke kantor induk.

    Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3350) [SALAH] Mahfud MD Mengikuti Jejak Kakeknya Raden Ario Majang Koro yang Menjadi Penghianat

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 29/11/2019

    Berita

    Unggahan akun Facebook Anna Prasetyo atau @dianna.debora.180 yang berisi gambar Menko Polhukam, Mahfud MD yang disandingkan bersama Bangsawan asal Bangkalan, Raden Ario Majang Koro dengan inti pesan bahwa Mahfud MD mengikuti jejak Kakeknya, Raden Ario Majang Koro dengan menjadi penghianat adalah tidak benar.

    Keponakan Mahfud MD, Firmansyah Ali menyatakan Mahfud MD sama sekali tidak ada darah Bangkalan, total orang pamekasan yang numpang lahir di Sampang. Dari jalur ayahandanya, Mahfud MD bin Mahmoddin bin Hasyim dan terus ke atas merupakan orang biasa, bukan tentara belanda atau Ningrat Bangkalan. Mahmoddin ayahandanya adalah petani yang kemudian jadi PNS. Dari jalur Ibu, Mahfud MD adalah keturunan Bhujuk Abdul Qidam Sumenep alias Pangeran Pandiyan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan para bangsawan Bangkalan waktu itu.

    NARASI:

    “Kolonel Raden Ario Majang Koro adalah keturunan bangsawan dari Bangkalan-Madura lahir th. 1832 – Madura , Wafat tanggal September 29, 1906 ) , dari brigade “Barisan Bangkalan (Barisan Van…

    Buah jatuh tdk jauh dari pohonnya….!!!
    Mahfud mengikuti jalan kakeknya yg tentara Belanda…..yg ikut menyerang kerajaan Aceh .
    Kakeknya adalah salah satu perwira tentara Belanda yg berkulit sawo matang.
    Dan kematian sang kakek di ujung rencong pejuang Aceh…..
    Turun-temurun jadi pengkhianat kaumnya .paham Kan….?,” unggah akun Facebook Anna Prasetyo atau @dianna.debora.180, Rabu (27/11).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:



    Akun Facebook Anna Prasetyo atau @dianna.debora.180 mengunggah foto Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD yang disandingkan dengan foto Bangsawan dari Bangkalan, Raden Ario Majang Koro.

    Dalam unggahannya tersebut, akun Facebook @dianna.debora.180 menambahkan narasi yang inti pesannya menyatakan bahwa Mahfud MD mengikuti jejak kakeknya Raden Ario Majang Koro yang menjadi penghianat. Berikut narasi lengkapnya:

    “Kolonel Raden Ario Majang Koro adalah keturunan bangsawan dari Bangkalan-Madura lahir th. 1832 – Madura , Wafat tanggal September 29, 1906 ) , dari brigade “Barisan Bangkalan (Barisan Van…

    Buah jatuh tdk jauh dari pohonnya….!!!
    Mahfud mengikuti jalan kakeknya yg tentara Belanda…..yg ikut menyerang kerajaan Aceh .
    Kakeknya adalah salah satu perwira tentara Belanda yg berkulit sawo matang.
    Dan kematian sang kakek di ujung rencong pejuang Aceh…..
    Turun-temurun jadi pengkhianat kaumnya .paham Kan….?,” unggah akun Facebook Anna Prasetyo atau @dianna.debora.180, Rabu (27/11).

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan melalui mesin pencari, diketahui unggahan akun Facebook @dianna.debora.180 adalah tidak benar. Menurut First Draft, unggahan akun @dianna.debora.180 dapat masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan atau Misleading Content.

    Dilansir dari beritalima.com diketahui Keponakan dari Mahfud MD, Firmansyah Ali memberikan klarifikasinya.

    Pertama, Pak Mahfud MD sama sekali tidak ada darah Bangkalan, pak Mahfud MD total orang pamekasan yang numpang lahir di Sampang. Jadi kalau di Bangkalan memang pernah ada tokoh bernama Aryo Among Koro antara tahun 1874 s/d tahun 1906, dipastikan itu bukan nenek moyang Prof Mahfud MD. Itupun kalau benar ada tokoh tersebut, jangan-jangan keberadaan dan kisah tentang tokoh tersebut juga hoax?, sebab banyak orang bangkalan tidak kenal dan tidak tau.

    Kedua, dari jalur ayahandanya, Mahfud MD bin Mahmoddin bin Hasyim dan terus ke atas merupakan orang biasa, bukan tentara belanda atau Ningrat Bangkalan. Mahmoddin ayahandanya adalah petani yang kemudian jadi PNS. Sedangkan Hasyim kakeknya adalah petani sambil ngajar ngaji.

    Ketiga, Prof Mahfud dari jalur ibu adalah keturunan Bhujuk Abdul Qidam Sumenep alias Pangeran Pandiyan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan para bangsawan Bangkalan waktu itu.

    Sedangkan Raden Ario Majang Koro sendiri diketahui ialah keturunan bangsawan dari Bangkalan. Ia lahir sekitar tahun 1832.

    Dalam ‘Onze vestiging in Atjeh’ karya G.F.W Borel, Majang Koro masuk ke dunia militer pada tanggal 15 Agustus 1848 sebagai sukarelawan tentara di Surabaya. Nama kelompok tentara itu Kaboen Surabaya.

    Kariernya di dunia kemiliteran terus menanjak. Dia dipromosikan menjadi kopral pada 16 Januari 1850 dan naik lagi menjadi sersan pada tanggal 25 Juni 1850.

    Pada tahun 1873, saat ia masih berpangkat mayor ia dikirim ke Aceh.

    Dalam “Perang Aceh dan Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje” karya Paul t’Veer (1985) disebutkan ekspedisi pertama Aryo Majang Koro di Tanah Rencong dipimpin Mayor Jenderal JHR Kohler. Namun Kohler terbunuh pada 14 April 1873, tepat di depan Masjid Raya Aceh.

    “Sebagai mayor Korps Barisan, Majang Koro memimpin pasukan yang terdiri dari orang-orang Madura ke Aceh, pada 1873-1874.”

    Saat itu Majang Koro berhasil memukul mundur lawan. Ia kemudian mendapat penghargaan Ridder Willems-Orde dengan pangkat kolonel titurer.

    Majang Koro meninggal di Bangkalan pada tahun 1906.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3349) [SALAH] “aseng mulai pake no seri mobil china”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 29/11/2019

    Berita

    Bukan pelat nomor Cina. Pelat nomor yang digunakan oleh pengemudi BMW itu adalah pelat nomor Jepang. Mobil itu dikemudikan oleh seorang mahasiswa berinisial DAN, warga Regol, Bandung. Atas tindakannya itu, DAN dijerat Pasal 280 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Petugas pun menahan STNK milik DAN serta pelat nomor Jepang yang digunakannya.
    Akun Rar Ratman (fb.com/rar.ratman) mengunggah beberapa gambar ke grup ANAK KANDUNG IBU PERTIWI (fb.com/groups/1474351302695854) dengan narasi :

    “Terjadi di Bandung .. aseng mulai pake no seri mobil china …”

    Terdapat tiga foto yang diunggah oleh akun ini. Dua foto memperlihatkan polisi sedang menilang pengendara tersebut dengan angle yang berbeda. Sementara foto lainnya memperlihatkan pengendara BMW itu sedang memegang pelat nomor asing yang telah dilepas dari mobilnya.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan di media arus utama. Dikutip dari situs Detik.com, Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar menyatakan bahwa salah satu petugas memang menilang kendaraan yang berpelat nomor asing. Kendaraan itu dikemudikan oleh seorang mahasiswa berinisial DAN, warga Regol, Bandung.

    “Ditilang karena pelat nomornya tidak sesuai dengan TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor). Enggak tahu negaranya, tapi itu pelat nomor luar negeri,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko pada 24 November 2019.

    Menurut Trunoyudo, DAN ditilang petugas saat melintasi Jalan Otto Iskandar Dinata, Bandung, pada 23 November 2019 sekitar pukul 15.30. Menurut keterangan DAN, penggunaan pelat nomor asing itu hanya sebagai gaya-gayaan. “Enggak ada motif lain, cuman mau gaya-gayaan saja,” ujar Trunoyudo.

    Atas tindakannya itu, DAN dijerat Pasal 280 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Petugas pun menahan STNK milik DAN serta pelat nomor asing yang digunakannya. “Kami tilang. STNK ditahan, termasuk pelat nomornya, supaya tidak digunakan lagi,” kata Trunoyudo.

    Sementara itu, dilansir dari situs Liputan6.com, Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung, Komisaris Bayu Catur Prabowo, menjelaskan bahwa anggotanya menilang pengemudi BMW berinisial DAN karena memasang pelat nomor Jepang di kendaraannya.

    Bayu juga menyebutkan bahwa DAN memasang pelat nomor Jepang sekadar untuk seru-seruan. “Pengendara bilang buat lucu-lucuan, tapi tetap kami tilang,” ujar Bayu.

    Tempo pun menelusuri informasi terkait pelat nomor Jepang. Pelat nomor yang digunakan pengendara BMW di Bandung tadi memang merupakan pelat nomor Jepang. Dikutip dari situs Antaranews, terdapat tiga warna pelat nomor mobil di Jepang, yakni kuning, putih, dan hijau.

    Pelat nomor kuning dengan tulisan hitam dipakai untuk mobil pribadi dengan kapasitas mesin di bawah 1.000 cc atau yang kerap disebut kei. Sementara pelat nomor putih dengan tulisan hijau dipakai untuk mobil pribadi yang kapasitas mesinnya lebih besar. Adapun pelat nomor hijau untuk kendaraan umum, seperti taksi, bus, dan sebagainya.

    Dikutip dari situs otomotif Vibes, pelat nomor di Jepang memuat berbagai keterangan, mulai dari nama wilayah hingga nomor klasifikasi. Untuk nama wilayah, terletak di kiri atas pelat dan biasanya berhuruf Kanji atau Hiragana. Di sebelah nama wilayah, tercantum nomor klasifikasi yang melambangkan spesifikasi kendaraan.

    Di bagian kiri bawah, terdapat satu huruf Hiragana. Huruf ini menandakan penggunaan atau tipe kendaraan, seperti kendaraan prinadi, kendaraan rental, kendaraan komesial, kendaraan milik anggota militer, dan sebagainya. Di sebelah huruf Hiragana itu, tercantum nomor pelat.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3348) [KLARIFIKASI] “prosesi pernikahan sejenis di sebuah gereja”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 29/11/2019

    Berita

    Lokasi prosesi adalah di “LGBTS Christian Church Philippines” yang terletak di kota Quezon, Filipina.
    NARASI

    “Momen prosesi pernikahan sejenis di sebuah gereja… kristiani sekali…
    indah nya berbagi….

    *Lap Kringet*”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN



    (1) Sumber foto: http://bit.ly/2Di7EQx / http://archive.md/C3PUN (arsip cadangan)

    Lgbts Christian Church Philippines (facebook.com/lgbtschristianchurchph): “Holy Union Rite of Kristianne and Beverly
    November 18, 2019
    @ LGBTS Convent, Project, QC

    #LoveWins”.


    (2) “About

    LGBTS CHRISTIAN CHURCH PHILIPPINES
    Mobile Number: 09164260481
    4 Alley 24 Proj6 QUEZON CITY Philippines. …”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2QUScll / http://archive.md/VMAsL (arsip cadangan).

    Rujukan