• (GFD-2019-3338) [SALAH] Emoticon Baterai Pengisi Baterai Ponsel Ciptaan Mahasiswa Terbaik UI

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Ni magic betul
    Serius...........dicipta oleh Afrizal Abdi Assyifa .mahasiswa terbaik UI
    Coba kirim ke 4 grup dan bettery anda akan penuh 100%.
    Asli n coba

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang mengklaim bahwa dengan menyebarkan emoticon baterai ke empat grup maka baterai ponsel akan terisi penuh. Dalam pesan tersebut disebutkan pula inovasi itu diciptakan oleh Afrizal Abdi Assyifa yang dikatakan sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Indonesia (UI).

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang beredar itu pernah beredar pada tahun 2017. Hanya saja, pada tahun itu disebutkan inovasi disampaikan dalam bahasa Melayu. Pesan berantai yang beredar tahun 2017 itu sudah terbukti tidak benar. Sebab, klaim nama dalam pesan berantai tersebut tidak ditemukan.

    Selain itu, nama Afrizal Abdi Assyifa tidak ditemukan sebagai mahasiswa terbaik di UI. Pada perguruan tinggi tersebut, gelar mahasiswa terbaik biasanya disematkan kepada mahasiswa yang berhasil memenangi gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama UI.

    Di tahun 2019, Gelar Mapres UI diraih oleh I Gede Sthitaprajna Virananda, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI. Berikut cuplikan pemberitaannya:

    […] Mahasiswa FEB UI Kembali Meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Indonesia 2019

    “Menjadi Mapres merupakan refleksi dari priviledge yang saya miliki, tidak semua orang punya kesempatan dan akses yang sama, tapi pada waktu yang sama ini juga menjadi waktu untuk berkontribusi ke sesama dan masyarakat.”

    Melva Costanty – Humas FEB UI

    DEPOK (29/03/2019) – I Gede Shtitapradjna Viranandha, atau akrab dipanggil Jana, meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama UI Program Sarjana tahun 2019. Jana merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, angkatan 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

    Sejak tahun pertama, Jana aktif mengikuti lomba dan berbagai kegiatan di kampus. Ternyata hal ini secara tidak langsung mendukung persiapannya dalam ajang Mahasiswa Berprestasi ini. “Perjuangan sampai ke Mahasiswa Berprestasi (Mapres) ini, mungkin secara tidak disadari sudah dimulai dari ikut lomba sejak tahun pertama. Saat itu memang sudah ikut lomba konferensi Model United Nation (MUN), ikut lomba debat juga, sudah ikut berbagai macam tipe lomba. Sebenarnya motivasinya memang buat pengembangan diri, cuma bonusnya bisa dipakai buat Mapres juga karena dapat penilaian prestasi dalam CV.”

    Jana juga berharap sebagai Mapres dirinya dapat menginspirasi orang lain untuk keluar dari zona nyaman dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar. “Harapannya orang ‘nggak hanya ngomong tentang saya saja. It;’s not only about me, tapi simply memberi inspirasi untuk berjuang juga. Orang-orang lain bisa tergerak untuk mencoba dan berjuang, terutama untuk keluar dari zona nyaman sih, seperti yang saya lakukan sebelumnya. Juga untuk berkontribusi ke masyarakat.”

    Orang tua Jana juga mengaku bangga dengan prestasi yang diraih dan menyampaikan pesan untuk tetap rendah hati dan terus berbuat baik. “Saya pikir kombinasi kompetensi dan karakter itu yang diperlukan negara ini, terutama karakter, perlu kejujuran. Tetap berbuat baik dan humble,” pesan I G P Wira Kusuma, ayahanda Jana,

    Selain meraih juara 1 Mahasiwa Berprestasi, Jana juga meraih Mahasiswa Berprestasi Terbaik Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora, serta Mahasiswa Berprestasi dengan Bahasa Inggris Terbaik. (des) […]

    Berdasarkan hal tersebut, maka pesan berantai yang beredar itu tidak benar. Dengan demikian, pesan berantai itu masuk kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3337) [SALAH] Emoticon Baterai Pengisi Baterai Ponsel Ciptaan Mahasiswa Terbaik UI

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 27/11/2019

    Berita

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang mengklaim bahwa dengan menyebarkan emoticon baterai ke empat grup maka baterai ponsel akan terisi penuh. Dalam pesan tersebut disebutkan pula inovasi itu diciptakan oleh Afrizal Abdi Assyifa yang dikatakan sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Indonesia (UI).

    Berikut kutipan narasinya:

    Ni magic betul
    Serius...........dicipta oleh Afrizal Abdi Assyifa .mahasiswa terbaik UI
    Coba kirim ke 4 grup dan bettery anda akan penuh 100%.
    Asli n coba

    Ni magic betul
    Serius...........dicipta oleh Afrizal Abdi Assyifa .mahasiswa terbaik UI
    Coba kirim ke 4 grup dan bettery anda akan penuh 100%.
    Asli n coba

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang beredar itu pernah beredar pada tahun 2017. Hanya saja, pada tahun itu disebutkan inovasi disampaikan dalam bahasa Melayu. Pesan berantai yang beredar tahun 2017 itu sudah terbukti tidak benar. Sebab, klaim nama dalam pesan berantai tersebut tidak ditemukan.

    Selain itu, nama Afrizal Abdi Assyifa tidak ditemukan sebagai mahasiswa terbaik di UI. Pada perguruan tinggi tersebut, gelar mahasiswa terbaik biasanya disematkan kepada mahasiswa yang berhasil memenangi gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama UI.

    Di tahun 2019, Gelar Mapres UI diraih oleh I Gede Sthitaprajna Virananda, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI. Berikut cuplikan pemberitaannya:

    […] Mahasiswa FEB UI Kembali Meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Indonesia 2019

    “Menjadi Mapres merupakan refleksi dari priviledge yang saya miliki, tidak semua orang punya kesempatan dan akses yang sama, tapi pada waktu yang sama ini juga menjadi waktu untuk berkontribusi ke sesama dan masyarakat.”

    Melva Costanty – Humas FEB UI

    DEPOK (29/03/2019) – I Gede Shtitapradjna Viranandha, atau akrab dipanggil Jana, meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Utama UI Program Sarjana tahun 2019. Jana merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, angkatan 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

    Sejak tahun pertama, Jana aktif mengikuti lomba dan berbagai kegiatan di kampus. Ternyata hal ini secara tidak langsung mendukung persiapannya dalam ajang Mahasiswa Berprestasi ini. “Perjuangan sampai ke Mahasiswa Berprestasi (Mapres) ini, mungkin secara tidak disadari sudah dimulai dari ikut lomba sejak tahun pertama. Saat itu memang sudah ikut lomba konferensi Model United Nation (MUN), ikut lomba debat juga, sudah ikut berbagai macam tipe lomba. Sebenarnya motivasinya memang buat pengembangan diri, cuma bonusnya bisa dipakai buat Mapres juga karena dapat penilaian prestasi dalam CV.”

    Jana juga berharap sebagai Mapres dirinya dapat menginspirasi orang lain untuk keluar dari zona nyaman dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar. “Harapannya orang ‘nggak hanya ngomong tentang saya saja. It;’s not only about me, tapi simply memberi inspirasi untuk berjuang juga. Orang-orang lain bisa tergerak untuk mencoba dan berjuang, terutama untuk keluar dari zona nyaman sih, seperti yang saya lakukan sebelumnya. Juga untuk berkontribusi ke masyarakat.”

    Orang tua Jana juga mengaku bangga dengan prestasi yang diraih dan menyampaikan pesan untuk tetap rendah hati dan terus berbuat baik. “Saya pikir kombinasi kompetensi dan karakter itu yang diperlukan negara ini, terutama karakter, perlu kejujuran. Tetap berbuat baik dan humble,” pesan I G P Wira Kusuma, ayahanda Jana,

    Selain meraih juara 1 Mahasiwa Berprestasi, Jana juga meraih Mahasiswa Berprestasi Terbaik Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora, serta Mahasiswa Berprestasi dengan Bahasa Inggris Terbaik. (des) […]

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka pesan berantai yang beredar itu tidak benar. Dengan demikian, pesan berantai itu masuk kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3336) [SALAH] 600 Orang Terjangkit Difteri, Dinkes Imunisasi Masal Desember Mendatang

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 07/10/2019

    Berita

    "DKI mengadakan imunisasi masal s.d 11 desember"
    Kembali beredar informasi mengenai 600 orang terjangkit virus difteri. Pesan tersebut sebelumnya sudah pernah beredar, namun kini kembali dimunculkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Guna memberi penjelasan kepada masyarakat, pihak terkait yang namanya turut dicantumkan dalam narasi tersebut yakni Dinas Kesehatan DKI akhirnya angkat bicara. Dijelaskan bahwa narasi yang terdapat dalam pesan tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

    Selengkapnya terdapat di penjelasan!

    KATEGORI: FABRICATED CONTENT

    ===

    SUMBER: PESAN BERANTAI WHATSAPP

    ===

    NARASI:

    Dki Jakarta, Jabar. Ada 600 yang kena. RS penuh dg kondisi anak2 Difteri. 38 sdh meninggal. Jadi memang kejadian luarbiasa. Dinkes DKI Jakarta mengadakan imunisasi masal sd 11 Des. Usia 1 sd 19 tahun

    Hati2 jgn jajan yg pk cabe bubuk, Jgn jajan pk cabe kering seperti cabe di tahu bulat, otak2, dsb. pokoknya jgn pake cabe bumbu kering. Karena penuh penyakit dr kencing tikus, kasusnya byk yg meninggal karena penyakit difteri…

    *PERHATIAN*
    Utk kita2 yg keluarga atau putra putrinya suka mengkonsumsi jajanan dg menggunakan bumbu tabur (terutama yg mengandung cabe kering) spt… cilok, tahu crispy, singkong goreng atau yg lain, monggo dievaluasi kembali.
    Knp? Di pabrik cabe tabur, tampak bahan cabe kering ditimbun di gudang tak peduli dijadikan sarang tikus.
    Tentu saja KENCING TIKUS akan tercecer disana dan membahayakan.
    Mari kita jaga keluarga kita.

    *Gejala Difteri*
    Difteri umumnya memiliki masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari. Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi:
    • Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
    • Demam dan menggigil.
    • Sakit tenggorokan dan suara serak.
    • Sulit bernapas atau napas yang cepat.
    • Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
    • Lemas dan lelah.
    • Pilek. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.
    DIHIMBAU UTK HATI2 saat ini DIFTERI sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), jadi kalau tidak terpaksa betul, jangan jajan diluar ya. Tolong disampaikan pada semua keluarga dekat.
    Penularan melalui droplet spt dari ludah , batuk, dll kaya penularan TBC. Jadi hindari tempat2 keramaian seperti tempat2 rekreasi dll ini khusus warga Jakarta, Jawa barat dan sekitarnya.

    Info : Dinkes DKI Jakarta.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Masyarakat dibuat heboh dengan beredarnya informasi melalui pesan berantai Whatsapp mengenai kejadian luar biasa yakni 600 orang terjangkit penyakit difteri. Dalam pesan yang beredar, disebutkan bahwa dari 600 orang yang terjangkit difteri, 38 diantaranya meninggal dunia. Si pembuat narasi juga menyebut, akibat dari kejadian tersebut Dinkes DKI akan melakukan imunisasi masal pada 11 Desember mendatang dengan Usia 1 hingga 19 tahun.

    Menanggapi informasi tersebut, Dinkes DKI dengan cepat buka suara. Melalui media sosial Instagram resmi milik Dinkes DKI @DinkesDKI, ditegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks. Berikut pernyataan yang diterbitkan oleh Dinkes DKI:

    INFORMASI HOAKS
    .
    Jika Bapak/Ibu menerima informasi seperti di atas, Kami pastikan informasi tersebut hoaks dan tidak berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3333) [SALAH] Foto anak berdarah mahasiswa Poly University korban demo demo rusuh di Hongkong

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 25/11/2019

    Berita

    Bukan korban akibat demo rusuh di Hongkong. Anak di dalam foto adalah Dicha Larasati Putri, anak Indonesia berusia 9 tahun yang didiagnosis menderita Bernards Soulier Syndrome, sebuah kelainan genetika yang langka bawaan turunan berupa ketidakmampuan tubuh membekukan darah (koagulasi).

    Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mendapatkan mendapat informasi dari Taiwan Fact Check Center (kolega Mafindo sesama factchecker yang bersertifikasi IFCN) bahwa beredar foto mahasiwa Poly University Hongkong yang berdarah dan diklaim sebagai korban demo rusuh di Hongkong.

    Foto tersebut diberi narasi, yang jika diterjemahkan dengan Google Lens sebagai berikut:

    “The students of Poly university was stocked and very tired without any food. They were also inhured by the acid water from Police. Many students are sick, losing temperature and ear blooding. Hong Kong administration is going to cut the supply of water and electricity. It is getting worse .”

    Sumber klaim sudah tidak bisa diakses ketika artikel ini disusun, salah satu tangkapan layar dari klaim ini diunggah ke kolom komentar postingan milik akun facebook Dicha Larasati.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa anak yang ada di dalam foto yang diklaim itu bukanlah mahasiswa Poly University Hongkong.

    Anak tersebut adalah Dicha Larasati Putri, usianya sekarang sembilan tahun, lahir di Balikpapan, 21 juli 2010. Dicha adalah putri ketiga dari Ayah bernama Mudji Purwanto dan Ibu bernama Nurlina.

    Pada tahun 2015, Dicha didiagnosis menderita Bernards Soulier Syndrome, sebuah kelainan genetika yang teramat langka.

    Bernards Soulier Syndrome, BSS kependekannya, adalah kelainan bawaan turunan berupa ketidakmampuan tubuh membekukan darah (koagulasi). Tanda-tanda paling jelas adalah ukuran trombosit (sel yang berperan membekukan darah) di pembuluh darah sangat besar, sering disebut raksasa, namun jumlahnya rendah (trombositopenia). BSS membuat penderitanya cenderung berdarah berlebihan dan mudah memar.

    Sindrom Bernard-Soulier merupakan kelainan yang amat langka. Perkiraan terbaru menunjukkan, sindrom ini hanya diderita sekitar satu juta orang dari 7 miliar penduduk dunia. Darah yang tidak mampu menggumpal sehingga mengakibatkan perdarahan terus-menerus diduga disebabkan kurangnya glycoprotein Ib/IX/V. Protein jenis ini sangat penting dalam proses penggumpalan trombosit di sekitar pembuluh darah yang terluka. Tanpa glycoprotein yang cukup, perdarahan penderitanya akan berkepanjangan.

    Dicha mulai masuk rumah sakit pada Desember 2017. Kelainan pada tubuh membuat dia koma selama dua pekan. Sadar dari koma, Dicha didiagnosis menderita amnesia permanen. Berbagai pemeriksaan telah ditempuh untuk mengembalikan ingatannya.

    “Memorinya kembali seperti bayi yang baru lahir. Ingatannya adalah ingatan baru. Memori baru. Masa lalunya hilang. Itu kata dokter. Dia tidak ingat lagi orangtuanya, saudara-saudara, teman-temannya, termasuk siapa dirinya,” tutur Nurlina. Ketika sang ibu berbicara, Dicha sesekali memanggil adiknya –anak dari pernikahan kedua Nurlina.

    Dicha sempat bersekolah sebelum kehilangan ingatan. Ia tercatat sebagai murid kelas tiga di SD 015 Balikpapan. Setelah didiagnosis amnesia permanen, Dicha sempat diajar oleh guru privat. Sang guru, kata Nurlina, menyerah. Sangat sulit, bahkan untuk menanamkan satu huruf di ingatannya.

    “Dicha kehilangan kemampuan membaca dan menulis. Memegang pensil pun tidak bisa. Penyakit itu (BSS) sudah menyerang saraf motorik,” lanjut Nurlina.

    Baik Dicha maupun orangtuanya, mengaku belum pernah pergi ke Hongkong sebelumnya, sehingga bisa dipastikan bahwa narasi caption yang menyertai foto itu di akun media sosial di Taiwan adalah menyesatkan. Dan usianya yang baru 9 tahun tentulah ia bukan mahasiswa di Poly University.

    Mafindo telah menghubungi langsung orangtuanya melalui WhatsApp dan meminta ijin untuk mempublikasikan informasi yang sesungguhnya, karena selain digunakan untuk hoax di Taiwan, ternyata fotonya juga digunakan oleh penipu yang mengatasnamakan Dicha untuk mengambil keuntungan pribadi.

    Reporter kaltimkece.id menjenguk Dicha pada Ahad, 6 Oktober 2019. Gadis kecil itu dirawat di Ruang Isolasi Nomor 7, Bangsal Melati, RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Dicha mengenakan baju berwarna ungu putih bergaris horizontal. Selimut biru menutupi pinggang hingga ujung kakinya. Mulutnya ditutupi masker.

    Di balik masker itu, sebuah selang kecil masuk ke lubang hidung kiri. Selang ini menjadi jalur keluarnya darah dari lambung. Darah Dicha memang keluar terus-menerus tanpa henti. Kantong yang menampung darah tersebut tergeletak di sebelah kiri Dicha. Tak jauh dari situ, sebuah boneka merah muda dengan setia mengganjal kepalanya.

    Terkait Taiwan Fact Check Center : https://tfc-taiwan.org.tw/about/purpose

    Rujukan