(GFD-2021-8591) Sesat, Vaksin Covid-19 Tingkatkan Limfosit yang Mematikan bagi Manusia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 19/04/2021
Berita
Klaim bahwa meningkatnya antibodi setelah vaksinasi disebut limfositosis beredar di Instagram. Limfositosis merupakan kondisi di mana jumlah sel darah putih jenis limfosit di dalam tubuh manusia berlebih. Menurut klaim itu, limfosit ini mematikan bagi manusia. Klaim tersebut beredar di tengah gelaran program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sejak awal 2021 lalu.
Akun ini mengunggah klaim itu pada 16 April 2021. "Kenaikan antibodi setelah divaksin adalah limfositosis. Jika limfosit pembunuh sudah ada maka bye-bye dunia!" demikian narasi yang ditulis oleh akun tersebut. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah disukai lebih dari 600 kali dan mendapat puluhan komentar yang berisi penolakan terhadap vaksin Covid-19.
Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim sesat terkait vaksin Covid-19 dan limfositosis.
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tim CekFakta Tempo menunjukkan bahwa pemberian vaksin, termasuk vaksin Covid-19, memang menyebabkan limfositosis. Akan tetapi, naiknya kadar limfosit pasca vaksinasi berguna untuk membentuk antibodi yang justru bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi keparahan akibat infeksi Covid-19.
Menurut pakar patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardiyanto, jenis sel darah terbagi menjadi empat, yakni plasma darah, sel darah merah, sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Sel darah putih terbagi menjadi dua, yakni neutrofill dan limfosit.
Neutrofill bertugas melawan semua bakteri atau virus penyebab penyakit. Sedangkan limfosit terbagi menjadi dua, yakni limfosit B dan limfosit T. Kedua limfosit ini berperan sebagai pembentuk sistem imun. Limfosit T berfungsi untuk mengenali dan menangkap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sementara limfosit B berguna untuk menghasilkan antibodi.
"Kalau ada virus baru masuk ke tubuh kita, seperti virus penyebab Covid-19 ini, yang akan maju untuk memusnahkan dulu adalah neutrofill. Dia tidak melalui pengenalan spesifik, begitu ada benda asing dia bertugas menghancurkan," kata Tonang saat dihubungi pada 19 April 2021.
Sementara saat diberi vaksin Covid-19, tubuh manusia akan merespons dengan memproduksi limfosit T dan limfosit B yang spesifik untuk mengenali dan membentuk antibodi Covid-19. Cara kerja sel darah putih memang berbeda antara ketika tubuh terinfeksi penyakit dengan saat tubuh menerima vaksin.
Pada tubuh yang belum mendapatkan vaksin, saat ada virus dan bakteri yang masuk, kadar sel darah putih akan meningkat karena neutrofill bertugas melawan benda asing tersebut. Dalam kondisi tertentu, virus dan bakteri akan menyebabkan sakit atau peradangan.
Sedangkan saat tubuh menerima vaksin, sel darah putih juga meningkat karena membentuk kekebalan tubuh ( antibodi ). Akan tetapi, peningkatan jumlah sel darah putih pada tubuh yang menerima vaksin lebih rendah dibandingkan saat melawan virus atau bakteri dalam tubuh.
"Vaksin itu dosisnya sudah terukur dan tidak menimbulkan lonjakan limfosit yang tinggi," kata Tonang. Dia juga menambahkan bahwa tidak ada limfosit pembunuh yang berbahaya bagi manusia, karena sel tersebut menjadi bagian dari sistem imun tubuh manusia.
Menurut Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari, usai vaksinasi Covid-19 digelar di Inggris, Amerika Serikat, serta Israel, terlihat adanya penurunan angka kasus dan angka kematian Covid-19 di ketiga negara tersebut.
Dikutip dari Liputan6.com, menurut analisis Public Health England (PHE), percepatan vaksinasi Covid-19 di Inggris menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer dapat mencegah 10 ribu lebih kematian orang-orang yang berusia di atas 60 tahun hingga akhir Maret 2021.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Covid-19 meningkatkan sel darah putih jenis limfosit yang mematikan bagi manusia, menyesatkan. Vaksin, termasuk vaksin Covid-19, memang dapat meningkatkan kadar limfosit di dalam tubuh manusia. Namun, hal tersebut justru berguna untuk membentuk antibodi yang bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi keparahan akibat infeksi Covid-19.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/vaksinasi-covid-19
- https://www.instagram.com/p/CNuB0s9H-Wh/
- https://www.tempo.co/tag/vaksin-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/sel-darah-putih
- https://www.tempo.co/tag/imun
- https://www.tempo.co/tag/antibodi-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/antibodi
- https://www.liputan6.com/global/read/4528254/inggris-cegah-10-ribu-kematian-akibat-covid-19-berkat-percepatan-vaksinasi
(GFD-2021-8590) Keliru, Artikel yang Sebut Kominfo Pastikan TMII Dijual Megawati ke Cina
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 19/04/2021
Berita
Gambar tangkapan layar artikel yang berjudul "Beredar Narasi Megawati Jual TMII ke Tiongkok, Menkominfo Pastikan Itu" beredar di Facebook. Artikel tersebut dipublikasikan pada 14 April 2021 pukul 08.13 WIB. Gambar ini menyebar usai diambilalihnya pengelolaan Taman Mini Indonesia Indonesia oleh pemerintah dari Yayasan Harapan Kita pada awal April lalu.
Di bawah judul artikel itu, terdapat teks tambahan dengan warna merah, ungu, dan biru yang berbunyi "TMII. Kini dijual ke Tiongkok bisa beralih jadi lahan properti dan penghuni nya adalah Cina". Ada pula foto yang memperlihatkan miniatur wilayah Indonesia yang terdapat di TMII. Artikel tersebut diklaim diterbitkan oleh Kompas TV.
Akun ini membagikan gambar tangkapan layar artikel itu pada 14 April 2021. Akun tersebut kemudian menulis, "Sudah Pak Harto di fitnah memiliki TMII,Padahal kini di ambil megawati Madam Bansos, trus di jual ke china Astaqfirullah." Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan lebih dari 800 reaksi dan 200 komentar serta dibagikan 150 kali.
Gambar tangkapan layar artikel tentang pengambilalihan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang beredar di Facebook yang merupakan hasil suntingan dari artikel milik Kompas TV.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, gambar tangkapan layar artikel tersebut merupakan hasil suntingan dari gambar tangkapan layar artikel yang dimuat oleh Kompas TV pada 14 April 2021 pukul 08.13 WIB. Judul artikel aslinya berbunyi "Beredar Narasi Megawati Jual TMII ke Tiongkok, Menkominfo Pastikan Itu Hoaks".
Untuk memverifikasi klaim itu, Tempo mula-mula memasukkan judul artikel yang terdapat dalam gambar tangkapan layar tersebut ke kolom pencarian situs Kompas TV. Hasilnya, ditemukan sebuah artikel yang dimuat pada tanggal dan jam yang sama dengan yang terlihat dalam gambar tangkapan layar itu, namun berjudul "Beredar Narasi Megawati Jual TMII ke Tiongkok, Menkominfo Pastikan Itu Hoaks".
Kesamaan lain adalah foto yang tercantum dalam artikel itu, yang menunjukkan miniatur wilayah Indonesia yang terdapat di TMII. Kalimat di awal artikel tersebut juga sama dengan yang terlihat dalam gambar tangkapan layar, berbunyi "JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara menyatakan mengambil alih pengelolaan Taman Mini".
Sebelumnya, memang beredar hoaks bahwa Taman Mini diambil alih oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan dijual ke Cina. Menurut artikel Kompas TV tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memastikan bahwa narasi itu hoaks. "Klaim bahwa TMII diambil Megawati dan dijual ke Tiongkok, tidak berdasar. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai hal tersebut," kata Kominfo dalam artikelnya.
Artikel itu dimuat oleh Kominfo pada 11 April 2021. Menurut Kominfo, terdapat sebuah unggahan di media sosial yang menyebut: "Sudah pak Harto difitnah memiliki TMII, padahal sekarang diambil si Megawati madam bansos, trus dijual ke Cina astagfirullah". Narasi ini mengomentari gambar tangkapan layar artikel yang berjudul "Ambil Alih Pengelolaan TMII, Pemerintah Bakal Serahkan ke Pihak Lain."
Menurut Kominfo, klaim bahwa TMII diambil Megawati dan dijual ke Tiongkok itu tidak berdasar. "Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai hal tersebut. Judul artikel pada berita tersebut benar adanya, namun narasi pada unggahan sengaja dipelintir dan dapat menggiring opini pembaca sesuai dengan kehendak pembuat informasi," demikian penjelasan Kominfo.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun telah mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan membentuk yayasan keluarga untuk mengelola Taman Mini Indonesia Indonesia. "Jadi saya ingatkan jangan lagi ada yang berpandangan nanti akan muncul yayasan baru yang dikelola Pak Jokowi, itu pandangan primitif," kata Moeldoko pada 9 April 2021.
Pengambilalihan TMII oleh pemerintah
Moeldoko mengatakan, ke depannya, pengelolaan TMII akan dilakukan secara profesional oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pariwisata. Menurut dia, pemerintah mengambil alih Taman Mini Indonesia Indah dari Yayasan Harapan Kita milik keluarga Cendana lantaran pengelolaannya terus merugi dari tahun ke tahun. Dia menyebut Yayasan Harapan Kita bahkan perlu mensubsidi TMII sekitar Rp 40-50 miliar per tahun dan tidak ada kontribusi kepada negara.
Pada 7 April 2021, Mensesneg Pratikno mengumumkan bahwa Presiden Jokowi telah meneken Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII. Lewat Perpres ini, pemerintah mengambil alih pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita. "Yayasan ini sudah hampir 44 tahun mengelola milik negara ini, dan kami berkewajiban melakukan penataan, memberi manfaat luas ke masyarakat dan memberi kontribusi terhadap keuangan negara," katanya.
Pratikno mengatakan Yayasan Harapan Kita mesti menyerahkan kembali hak pengelolaan TMII ke negara. Ia pun memberi waktu masa transisi selama sekitar tiga bulan kepada yayasan itu untuk menyerahkan berbagai laporan terkait pengelolaan Taman Mini selama ini. "Intinya, penguasaan dan pengelolaan Taman Mini dilakukan oleh Kemensesneg dan berarti berhenti pula pengelolaan yang selama ini dilakukan oleh Yayasan Harapan Kita," katanya.
Dalam konferensi persnya pada 11 April 2021, Sekretaris Yayasan Harapan Kita Tria Sasangka Putra menyatakan bahwa yayasannya akan bersikap kooperatif terkait pengambilalihan Taman Mini. "Kami menghormati terbitnya Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 sebagai suatu produk hukum peraturan perundang-undangan negara. Dan tentunya akan bersikap kooperatif sesuai kemampuan yang ada pada kami untuk menerima dengan tangan terbuka."
Namun, dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama TMII Tanribali Lamo membantah bahwa pihaknya tidak pernah menyetorkan penghasilan TMII kepada negara. Audit BPK terhadap TMII pada 2018-2020 pun tidak menemukan kasus yang mengakibatkan kerugian negara. Tanribali menyampaikan hal itu sambil menunjukkan dokumen hasil pemeriksaan BPK.
"Pengelola tidak mungkin melakukan hal-hal yang melanggar aturan lantaran diawasi oleh BPK," katanya. Apabila Taman Mini tidak memberikan setoran, bagi hasil, dan sebagainya, manajemen akan ditegur oleh BPK. Sejauh ini BPK menyatakan tidak ada kerugian negara. "Kalau kita simak pernyataan ini, maka sebenarnya tidak ada lagi yang tidak pernah disetorkan kepada TMII sepanjang itu menjadi kewajiban TMII."
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, gambar tangkapan layar artikel yang berjudul "Beredar Narasi Megawati Jual TMII ke Tiongkok, Menkominfo Pastikan Itu" keliru. Gambar tersebut merupakan hasil suntingan dari gambar tangkapan layar artikel yang dimuat oleh Kompas TV pada 14 April 2021 pukul 08.13 WIB. Judul artikel aslinya berbunyi "Beredar Narasi Megawati Jual TMII ke Tiongkok, Menkominfo Pastikan Itu Hoaks".
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/tmii
- https://www.tempo.co/tag/cina
- https://archive.ph/CPQhR
- https://www.tempo.co/tag/megawati
- https://www.kompas.tv/article/164316/beredar-narasi-megawati-jual-tmii-ke-tiongkok-menkominfo-pastikan-itu-hoaks
- https://kominfo.go.id/content/detail/33822/disinformasi-tmii-diambil-megawati-dan-dijual-ke-tiongkok/0/laporan_isu_hoaks
- https://nasional.tempo.co/read/1450839/moeldoko-bantah-isu-jokowi-bakal-bentuk-yayasan-kelola-tmii/full&view=ok
- https://www.tempo.co/tag/taman-mini-indonesia-indah
- https://nasional.tempo.co/read/1450626/sejarah-tmii-dari-ide-tien-soeharto-hingga-diambil-alih-pemerintahan-jokowi
- https://metro.tempo.co/read/1451448/tmii-diambil-alih-negara-begini-respons-yayasan-harapan-kita/full&view=ok
- https://metro.tempo.co/read/1451419/tmii-bantah-tak-pernah-setor-penghasilan-kepada-negara/full&view=ok
(GFD-2021-8589) Sesat, Klaim Ini Foto saat Ngabalin Berceramah di Gereja
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 16/04/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin sedang berada di dalam ruangan yang di dalamnya terdapat salib yang cukup besar beredar di Facebook. Foto ini diklaim sebagai foto ketika Ngabalin berceramah di dalam gereja.
Dalam foto tersebut, terdapat teks yang berbunyi: "Kalau ini Ngabalin asli mabok agama berceramah didalam gereja." Akun ini membagikan foto beserta klaim tersebut pada 10 April 2021. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan 28 reaksi dan 88 komentar.
Foto yang memperlihatkan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin saat mengunjungi sebuah gereja yang disebarkan dengan klaim keliru.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim yang tercantum dalam foto itu, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwa foto ini adalah foto saat Ali Mochtar Ngabalin mengunjungi ibadah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 2018 lalu. Namun, dalam kunjungan itu, Ngabalin tidak memberikan ceramah apa pun kepada jemaat gereja.
Foto tersebut merupakan potongan dari foto yang dimuat oleh situs media Kumparan.com dalam artikelnya yang berjudul "Ngabalin Kunjungi Gereja Bethel Mawar Saron: Haleluya" pada 16 September 2018. Terdapat tiga foto dalam artikel itu, yang ketiganya memperlihatkan momen ketika Ngabalin berkunjung ke GBI Mawar Saron pada 16 September 2018. Foto-foto tersebut diambil oleh fotografer Kumparan.com yang bernama Nadia Riso.
Dalam artikel itu, tertulis bahwa Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan ( KSP ) Ali Mochtar Ngabalin mengunjungi ibadah di GBI Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 16 September 2018. Kedatangan Ngabalin disambut oleh Gembala Sidang GBI Mawar Saron, Pendeta Jacob Nahuway. Ngabalin tiba sekitar pukul 11.15 WIB. Ia pun dipersilakan oleh Pendeta Jacob untuk naik ke atas panggung dan menyapa jemaat.
Ngabalin yang mengenakan kemeja safari berwarna coklat tersebut beberapa kali membungkukkan badannya ke arah jemaat. Ngabalin dan Pendeta Jacob kemudian bersalaman dan berpelukan. Lalu, Pendeta Jacob meminta Ngabalin untuk duduk di kursi yang disediakan. Saat diperkenalkan oleh Pendeta Jacob, Ngabalin sempat menyapa para jemaat yang hadir. "Haleluya, haleluya, haleluya," katanya.
Di sela-sela ibadah, Pendeta Jacob sempat menyatakan bahwa Ngabalin datang untuk memenuhi undangan dari GBI Mawar Saron. "Kita sudah siapkan bika ambon dan nasi padang. Nanti akan berbicara di ruang kerja saya terkait beberapa hal," tuturnya. Tidak ada pernyataan lain yang disampaikan oleh Ngabalin kepada jemaat. Pertemuan antara Ngabalin dan Pendeta Jacob akan dilangsungkan usai ibadah dan makan siang secara tertutup.
Kunjungan Ngabalin ke GBI Mawar Saron tersebut juga diberitakan oleh situs media lokal Sulawesi Selatan, Rakyatku.com. Situs ini menulis laporannya berdasarkan video yang diunggah oleh Ngabalin ke media sosial. Menurut artikel yang dimuat pada 20 September 20218 ini, dalam video itu, Ngabalin berkata:
"Bagi yang sempat menyaksikan video pendek ini. Saya Doktor Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan dan juru bicara pemerintah. Hari ini, saya berada bersama jemaat Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron, Kelapa Gading. Saya datang untuk meninjau tempat, dalam rangka kunjungan Bapak Presiden. Jika Tuhan memberkati, dalam waktu yang tidak terlalu lama, beliau akan melakukan silaturahmi atas undangan Bapak Pendeta beserta seluruh jemaat. Karena itu, mohon doa dan dukungan seluruh jemaat Gereja Bethel Indonesia di mana pun berada agar negeri kita selalu damai. Kita harus selalu sama-sama melawan perilaku-perilaku intoleran dan melawan perilaku-perilaku radikal yang bisa mengganggu bangsa. Saya, dari lubuk hati paling dalam, berdoa semoga Tuhan memberkati kita."
Klaim palsu terkait foto itu juga pernah beredar tidak beberapa lama setelah kunjungan Ngabalin tersebut. Ketika itu, sebuah akun Facebook membagikan foto tersebut dengan narasi: "Penyamaran yang akhirnya terbongkar juga. Pura-pura muslim, ternyata kafir. Serapat apa pun menyimpan bangkai pasti akan menyengat juga bau busuknya."
Narasi tersebut telah diverifikasi oleh situs cek fakta Turnbackhoax.id. Berdasarkan hasil penelusuran, klaim itu keliru. Foto tersebut adalah foto ketika Ngabalin berkunjung ke GBI Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dalam rangka memenuhi undangan dari gereja tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut adalah foto saat Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin berceramah di gereja, menyesatkan. Foto itu memang menunjukkan momen saat Ngabalin mengunjungi ibadah di Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 2018. Namun, dalam kunjungan itu, Ngabalin tidak memberikan ceramah apa pun kepada jemaat gereja. Dia hanya sempat menyapa sejenak para jemaat yang hadir.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/ngabalin
- https://archive.ph/IN8Bd
- https://www.tempo.co/tag/ali-mochtar-ngabalin
- https://kumparan.com/kumparannews/ngabalin-kunjungi-gereja-bethel-mawar-saron-haleluya-1537074643157610230/full
- https://www.tempo.co/tag/ksp
- https://rakyatku.com/read/119977/ngabalin-unggah-video-di-gereja-warganet-dajal-bersorban
- https://www.tempo.co/tag/gereja
- https://gfd.turnbackhoax.id/focus/5025
- https://www.tempo.co/tag/gereja-bethel
(GFD-2021-8588) Sesat, Covid-19 Akan Hilang Seiring Ditemukannya Obat Oral Molnupiravir
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 15/04/2021
Berita
Video berdurasi 4 menit yang berisi klaim bahwa Covid-19 akan menghilang seiring dengan ditemukannya obat oral molnupiravir oleh Ridgeback Biotherapeutics dan Merck beredar di grup-grup percakapan WhatsApp sejak 14 April 2021. Video itu memuat berbagai gambar dan video yang menjelaskan rilis uji coba fase 2a obat yang dibuat oleh dua perusahaan tersebut.
Menurut video itu, uji coba dilakukan terhadap 202 pasien rawat jalan pengidap Covid-19 bergejala. Rilis tersebut menggambarkan temuan pengurangan durasi masa infeksi, hingga menjadi negatif isolasi virus infeksius pada usap nasofaring dari peserta.
Hal itu terjadi pada hari ke-15 dan, yang lebih menggembirakan, tidak terindikasi adanya multiplisitas dalam kultur virus positif pada subjek yang menerima molnupiravir. Narator dalam video ini juga menyebut bahwa hasil uji klinis fase 3 akan selesai dengan hasil yang sangat bagus.
Gambar tangkapan layar video yang beredar di WhatsApp yang berisi klaim sesat terkait obat untuk Covid-19.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan pemeriksaan Tim CekFakta Tempo, Ridgeback Biotherapeutics dan Merck memang sedang melakukan uji klinis terhadap kandidat obat Covid-19 yang bernama molnupiravir. Akan tetapi, obat bukan solusi untuk mengendalikan wabah Covid-19.
Untuk memverifikasi klaim itu, Tempo menelusuri jurnal dan pemberitaan terkait uji klinis molnupiravir. Di laman Clinical Trials milik Perpustakaan Obat Nasional Amerika Serikat, molnupiravir masih dalam uji klinis fase 2a. Uji coba tersebut dilakukan pada pria dan wanita dewasa dengan syarat tertentu.
Syaratnya adalah mereka telah positif terinfeksi SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19, dalam durasi 144 jam setelah tes polymerase chain reaction (PCR) dan dirawat di rumah sakit dengan diagnosis Covid-19. Studi tersebut dimulai sejak 16 Juni 2020 dan diperkirakan selesai pada 28 Mei 2021.
Dalam situs resminya, Merck juga menjelaskan bahwa mereka sedang mengembangkan obat molnupiravir (MK-4482). Saat ini, molnupiravir sedang dievaluasi dalam uji klinis fase 2/3 di rumah sakit dan rawat jalan. Tanggal penyelesaian utama untuk studi fase 2/3 adalah Mei 2021. Merck mengantisipasi data kemanjuran awal pada kuartal pertama 2021.
Namun, menurut kolaborator saintis LaporCovid19, Iqbal Elyazar, pandemi Covid-19 akan berakhir dengan memutus penularan dari orang ke orang. Penggunaan obat hanya digunakan sebagai pengobatan. Dalam penanganan pandemi, pengobatan hanyalah penanganan di bagian hulu. “Jadi, obat bukan solusi kendali wabah,” katanya saat dihubungi pada 15 April 2021.
Selain itu, untuk membuktikan sebuah obat bekerja secara efektif atau tidak, dibutuhkan uji coba hingga fase 3, melalui standar ilmiah yang telah disepakati oleh para ilmuwan. Setelah uji coba fase 3 pun, sebuah obat harus menjalani post marketing surveillance atau pengawasan selama produk diedarkan. Ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya efek samping yang mungkin tidak dijumpai selama uji coba fase 3.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Covid-19 akan hilang seiring dengan ditemukannya obat oral molnupiravir, menyesatkan. Ridgeback Biotherapeutics dan Merck memang sedang mengembangkan obat Covid-19 yang bernama molnupiravir. Hasil uji klinis fase 2a menunjukkan bahwa obat itu mampu mengurangi durasi masa infeksi. Akan tetapi, untuk mengetahui efektivitas dari obat tersebut, perlu menunggu selesainya uji coba fase 3 dan masa pengawasan selama produk diedarkan. Selain itu, penggunaan obat tidak menjamin pandemi Covid-19 berakhir.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
Halaman: 4734/6298