(GFD-2020-8348) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Klaim-klaim soal Covid-19 oleh Aliansi Dokter Dunia di Video Ini?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 27/10/2020
Berita
Video yang berisi klaim-klaim seputar Covid-19 yang dilontarkan oleh sekumpulan dokter yang menamakan diri sebagai World Doctors Alliance atau Aliansi Dokter Dunia viral. Menurut para dokter yang berbasis di Eropa itu, Covid-19 adalah flu biasa. Mereka juga mengklaim tidak ada pandemi Covid-19.
Dalam video berdurasi sekitar 9 menit tersebut, salah satu dokter menyatakan bahwa tes polymerase chain reaction (PCR) memunculkan hasil positif palsu pada 89-94 persen kasus Covid-19. Ada pula dokter yang mengatakan bahwa penderita Covid-19 bisa dirawat dengan steroid, hydroxychloroquine, dan zinc.
Di Instagram, video itu dibagikan salah satunya oleh akun @pongrekundharma88, tepatnya pada 25 Oktober 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah ditonton lebih dari 16 ribu kali. Selain di Instagram, video ini juga banyak dibagikan di Facebook serta YouTube.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @pongrekundharma88 yang berisi video dari Aliansi Dokter Dunia.
Bagaimana kebenaran klaim-klaim terkait Covid-19 oleh Aliansi Dokter Dunia dalam video tersebut?
Hasil Cek Fakta
Dilansir dari organisasi cek fakta Amerika Serikat FactCheck, Aliansi Dokter Dunia baru dibentuk pada 10 Oktober 2020. Video asli yang berisi klaim-klaim terkait Covid-19 di atas, sekaligus pembentukan aliansi ini, berdurasi sekitar 18 menit. Video itu sempat diunggah di YouTube. Namun, YouTube telah menghapus video itu karena melanggar aturan platform.
Dikutip dari Detik.com, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menyebut Aliansi Dokter Dunia itu sebagai organisasi jadi-jadian. Sebagai orang yang telah lama malang-melintang di berbagai organisasi kedokteran, ia tidak pernah mengenal organisasi tersebut. "Kalau di dunia itu kan ada misalnya, di bidang penyakit dalam, International Society of Internal Medicine. Kemudian, World Medical Association," katanya.
Ari menyatakan tidak pernah mengetahui para dokter dalam Aliansi Dokter Dunia tersebut tergabung dalam organisasi kedokteran, baik organisasi dokter dunia maupun organisasi dokter penyakit dalam dunia. Selain itu, Ari menegaskan bahwa klaim-klaim yang disampaikan Aliansi Dokter Dunia dalam video yang viral itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Untuk memeriksa klaim yang dilontarkan oleh Aliansi Dokter Dunia tersebut, Tim CekFakta Tempo mengutip sejumlah pemberitaan dan hasil pemeriksaan fakta oleh berbagai organisasi cek fakta.
Klaim 1: Tidak ada pandemi Covid-19
Fakta:
Menurut arsip artikel cek fakta Tempo pada 18 Juni 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Penetapan ini didasarkan pada hasil penilaian WHO terhadap tingkat sebaran dan jumlah korban yang kian meningkat sejak kasus pertama diumumkan di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Saat itu, menurut WHO, terdapat lebih dari 118.000 kasus Covid-19 di 114 negara, dan 4.291 orang di antaranya meninggal.
Secara teori, Covid-19 pun telah memenuhi kriteria sebagai pandemi. Pandemi merujuk pada penyakit yang menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu yang bersamaan. Kasus Covid-19 meningkat secara signifikan secara global. Ciri-ciri pandemi adalah sebagai berikut: merupakan jenis virus baru, dapat menginfeksi banyak orang dengan mudah, dan bisa menyebar antar manusia secara efisien. Covid-19 memiliki tiga karakteristik tersebut.
Sebelum menaikkan status Covid-19 ke pandemi, WHO juga terlebih dulu menetapkan Covid-19 sebagai wabah penyakit pada 5 Januari 2020. Kemudian, pada 30 Januari 2020, WHO memperingatkan bahwa Covid-19 mengancam secara global menyusul laporan bahwa telah ada 7.818 kasus Covid-19, baik di Cina maupun di 18 negara lainnya. Pada 31 Januari 2020, WHO mengumumkan penyebaran Covid-19 sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC).
Klaim 2: Tes PCR memunculkan hasil positif palsu pada 89-94 persen kasus Covid-19
Fakta:
Positif palsu terjadi ketika seseorang tidak terinfeksi Covid-19, namun dinyatakan positif. Dilansir dari FactCheck, hingga kini, angka positif palsu tes PCR Covid-19 masih diteliti lebih lanjut. Namun, studi pendahuluan menunjukkan bahwa angka positif palsu tes ini jauh lebih kecil ketimbang klaim di atas.
Menurut sebuah studi yang terbit baru-baru ini di The Lancet Resporatory Medicine, di Inggris, angka positif palsu berada di kisaran 0,8-4 persen. Sementara angka negatif palsu, ketika seseorang terinfeksi Covid-19 tapi dinyatakan negatif, mencapai 33 persen.
Dikutip dari Associated Press (AP), Michael Joseph Mina, dokter dan profesor epidemiologi di sekolah kesehatan masyarakat Harvard, mengatakan tidak benar bahwa sebagian besar tes PCR Covid-19 memberikan hasil positif palsu dan tidak menguji virus Corona penyebab Covid-19.
“Banyak yang terlambat positif, yang berarti RNA masih ada tapi virus yang hidup telah hilang,” kata Mina. “Jadi, orang-orang ini kemungkinan sudah tidak menularkan lagi, tapi hasilnya akurat, PCR dapat mendeteksi RNA SARS-CoV-2 (virus Corona baru penyebab Covid)," ujarnya.
Klaim 3: Covid-19 adalah flu biasa
Fakta:
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS ( CDC ) menyatakan flu dan Covid-19 merupakan penyakit pernapasan yang menular, tapi disebabkan oleh virus yang berbeda. Covid-19 disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 dan flu disebabkan oleh infeksi virus influenza. Selain itu, sejauh ini, Covid-19 menyebar lebih mudah daripada flu dan menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang.
Covid-19 juga bisa membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum orang yang terinfeksi menunjukkan gejala. Menurut CDC, meskipun sebagian besar penderita Covid-19 memiliki gejala ringan, tapi penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang parah bahkan kematian. Perbedaan penting lainnya, terdapat vaksin untuk melindungi diri dari flu. Sementara untuk Covid-19, saat ini, belum ada vaksinnya.
Menurut arsip artikel cek fakta Tempo pada 21 Oktober 2020, berdasarkan data WHO, tingkat kematian Covid-19 lebih tinggi daripada flu, meskipun tingkat kematian Covid-19 yang sebenarnya masih perlu diikuti lebih jauh. Hingga kini, data WHO menunjukkan rasio kematian kasar (jumlah kematian yang dilaporkan dibanding kasus yang dilaporkan) adalah sekitar 3-4 persen. Sedangkan flu musiman, angka kematiannya di bawah 0,1 persen.
Laporan John Hopkins University menyebut kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia mencapai 1.118.635 orang. Sementara di Amerika Serikat, sebanyak 220.133 orang telah meninggal karena Covid-19 sepanjang Januari hingga 20 Oktober 2020. Sedangkan kematian karena flu di seluruh dunia, menurut WHO, diperkirakan sekitar 290 ribu-650 ribu orang setiap tahun.
Klaim 4: Virus Corona penyebab Covid-19 adalah virus musiman, yang menyebabkan penyakit pada Desember-April. Bagi orang yang memiliki gejala tersebut, terdapat perawatan seperti menghirup steroid, hydroxychloroquine, dan zinc.
Fakta:
Dilansir dari Live Science, Covid-19 bisa menjadi penyakit musiman seperti flu, tapi ketika populasi telah mencapai herd immunity, yang berarti sudah cukup banyak orang yang kebal untuh mencegah penyebaran virus secara konstan. Hingga saat itu tiba, menurut sebuah studi di jurnal Frontiers in Public Health pada 15 September 2020, Covid-19 kemungkinan menyebar sepanjang tahun.
"Covid-19 akan bertahan dan akan terus menyebabkan wabah sepanjang tahun sampai herd immunity tercapai," kata penulis senior studi tersebut, Hassan Zaraket, yang juga merupakan asisten profesor virolofi di American University of Beiru, Lebanon. Karena itu, masyarakat harus terus mempraktikkan tindakan pencegahan terbaik, termasuk memakai masker dan menjaga jarak fisik.
Dikutip dari The Jakarta Post,
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim-klaim terkait Covid-19 oleh Aliansi Dokter Dunia dalam video di atas keliru. Empat klaim, mulai dari "tidak ada pandemi Covid-19", "tes PCR memunculkan hasil positif palsu pada 89-94 persen kasus Covid-19", "Covid-19 adalah flu biasa", hingga "virus Corona penyebab Covid-19 adalah virus musiman dan bisa dirawat dengan steroid, hydroxychloroquine, serta zinc", tidak akurat.
SITI AISAH | ANGELINA ANJAR SAWITRI
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://archive.ph/EI4NC
- https://www.factcheck.org/2020/10/doctors-in-video-falsely-equate-covid-19-with-a-normal-flu-virus/
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5230174/samakan-covid-19-dengan-flu-biasa-siapakah-aliansi-dokter-dunia
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/838/fakta-atau-hoaks-benarkah-who-tetapkan-covid-19-sebagai-pandemi-sehari-setelah-terima-sumbangan-bill-gates
- https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020
- https://www.factcheck.org/2020/10/doctors-in-video-falsely-equate-covid-19-with-a-normal-flu-virus/
- https://apnews.com/article/fact-checking-afs:Content:9573357676
- https://www.tempo.co/tag/corona
- https://www.cdc.gov/flu/symptoms/flu-vs-covid19.htm
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cdcresponse/about-COVID-19.html
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1066/fakta-atau-hoaks-benarkah-who-sebut-covid-19-tak-lebih-berbahaya-dari-flu
- https://www.livescience.com/covid-19-seasonal-virus.html
- https://www.thejakartapost.com/news/2020/07/28/no-indication-new-coronavirus-is-seasonal-who.html
- https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/03/170100523/who-rekomendasikan-obat-steroid-untuk-pengobatan-pasien-covid-19-kritis?page=all
- https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-hydroxychloroquine
- https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3645115/tingkatkan-imun-zinc-bermanfaat-bagi-pasien-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/pcr
(GFD-2020-8347) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Gempa di Arab Saudi pada 24 Oktober 2020?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/10/2020
Berita
Video yang memperlihatkan longsornya tanah di depan sebuah gedung perkantoran beredar di Facebook pada 24 Oktober 2020. Dalam video berdurasi 30 detik ini, terlihat pula bahwa tempat parkir yang berada di depan gedung tersebut runtuh. Video itu diklaim sebagai video gempa di Arab Saudi.
Salah satu akun yang membagikan video beserta klaim itu adalah akun Cahaya Hati. Akun ini menulis, "Gempa di Saudi arabian. Mohon doanya moga semuanya baik" aja amin" ya Allah yarobal alamin." Di kolom komentar, akun ini juga menulis bahwa video itu dikirim oleh seorang ulama.
Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah mendapat lebih dari 500 reaksi dan sebanyak 141 komentar serta dibagikan lebih dari 500 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Cahaya Hati.
Apa benar video tersebut merupakan video gempa di Arab Saudi pada 24 Oktober 2020?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolGoogle.
Hasilnya, ditemukan informasi bahwa video tersebut merupakan video tanah longsor di depan sebuah gedung di Al Khobar, Arab Saudi, bukan video gempa. Peristiwa itu pun terjadi pada 18 Oktober 2020, sepekan sebelum akun Cahaya Haiti mengunggah video tersebut.
Video ini pernah dimuat oleh situs media Al Jazeera pada 18 Oktober 2020 dalam artikelnya yang berjudul “Arab Saudi: tanah longsor di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di Khobar”. Selain video itu, situs ini juga memuat video-video lain dari peristiwa yang sama.
Menurut laporan Al Jazeera, video itu menunjukkan runtuhnya tempat parkir di kompleks komersial Al-Saeed di distrik Al Rakah, Provinsi Al Khobar, Arab Saudi timur, akibat tanah longsor. Juru bicara pertahanan sipil Arab Saudi mengatakan terdapat dua orang yang terluka karena kejadian itu.
Video yang sama juga pernah dimuat oleh kanal YouTube Seeking Truth pada 18 Oktober 2020. Dalam video ini, terdapat pula rekaman kamera CCTV yang menunjukkan terjadinya peristiwa tersebut. Video tersebut, menurut kanal ini, adalah video tanah longsor di tempat parkir sebuat pusat perbelanjaan di Al Khobar, Arab Saudi timur.
Foto-foto yang menujukkan tanah longsor di kompleks komersial Al-Saeed, Al Khobar, itu juga dimuat oleh situs Akhbaar24 pada 18 Oktober 2020. Menurut Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil, dua orang yang terjebak telah diselamatkan. Runtuhnya sebagian tempat parkir itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah mobil.
Dilansir dari CNN, menurut juru bicara Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Arab Saudi Letnan Kolonel Abdul Hadi Al-Shahrani, operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan untuk memastikan tidak ada orang yang berada di bawah reruntuhan. Dia juga mengatakan puing-puing dan beton yang runtuh yang menimpa mobil di lantai bawah tanah sedang ditangani.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video gempa di Arab Saudi pada 24 Oktober 2020 menyesatkan. Video tersebut merupakan video peristiwa tanah longsor yang terjadi di kompleks komersial Al-Saeed, distrik Al Rakah, Provinsi Al Khobar, Arab Saudi timur, pada 18 Oktober 2020. Tanah longsor ini menyebabkan tempat parkir kompleks tersebut runtuh.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
(GFD-2020-8346) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Zombie adalah Nama Pahlawan Islam dari Brasil?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/10/2020
Berita
Sebuah poster yang berisi klaim bahwa Zombie adalah nama pahlawan Islam dari Brasil beredar di media sosial. Dalam poster itu, terdapat foto zombie yang biasa terlihat di film-film. Ada pula foto patung dengan nama Zumbi dos Palmares, yang di bawahnya terdapat teks "O Lider Negro de Todas as Racas".
"Ternyata Zombie adalah Pahlawan Islam. Sejarah mencatat, Zombie adalah pahlawan Islam dari Brazil. Pada tahun 1643, dengan gagah berani ia mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Brazil. Zombie bersama ulama dan rakyatnya berjihad melawan penjajah Portugis. Namun, kini oleh propaganda Barat, namanya dijadikan sebagai mahluk pembunuh," demikian narasi dalam poster tersebut.
Di Facebook, poster ini dibagikan salah satunya oleh akun Nyiru Nona, tepatnya pada 22 Oktober 2020. Hingga artikel ini dimuat, poster tersebut telah mendapatkan lebih dari 2.600 reaksi dan 800 komentar serta dibagikan lebih dari 70 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Nyiru Nona.
Apa benar zombie merupakan nama pahlawan Islam dari Brasil?
Hasil Cek Fakta
Terkait zombie
Dikutip dari BBC Indonesia, terdapat spekulasi bahwa kata "zombie" berasal dari bahasa-bahasa Afrika Barat, yakni "ndzumbi" yang berarti mayat dalam bahasa Mitsogo di Gabon dan "nzambi" yang berarti jiwa dari orang yang telah meninggal dalam bahasa Kongo. Wilayah-wilayah ini adalah asal para budak di Eropa yang dipaksa pindah ke Hindia Barat untuk bekerja di perkebunan tebu.
Orang-orang Afrika tersebut membawa kepercayaannya. Di sisi lain, hukum Prancis ketika itu mengharuskan budak-budak berpindah kepercayaan menjadi Katolik. Akhirnya, muncul serangkaian kepercayaan yang mencampurkan unsur tradisi yang berbeda, seperti Voodoo di Haiti, Obeah di Jamaika, dan Santeria di Kuba.
Dilansir dari History.com, cerita rakyat tentang zombie telah ada selama berabad-abad di Haiti, kemungkinan berasal dari abad ke-17 ketika budak Afrika Barat dibawa ke Haiti untuk bekerja di perkebunan tebu. Banyak pengikut Voodoo percaya bahwa zombie adalah mitos. Namun, beberapa orang meyakini bahwa zombie adalah orang yang dihidupkan kembali oleh praktisi Voodoo atau bokor.
Bokor memiliki tradisi menggunakan tumbuhan, kerang, ikan, tulang, dan benda lain untuk membuat ramuan, termasuk "bubuk zombi". Bubuk ini mengandung tetrodotoxin, racun saraf mematikan yang ditemukan pada ikan buntal dan beberapa spesies laut lainnya. Kombinasi tetrodotoxin dapat menyebabkan gejala mirip zombie, seperti kesulitan berjalan, kebingungan mental, dan masalah pernapasan.
Menurut laporan berjudul "The Undead Eighteenth Century" karya Linda Troost, zombie muncul dalam literatur setidaknya sejak 1697 dan digambarkan sebagai roh atau hantu, bukan makhluk kanibal. Kisah zombie pun mulai difilmkan pada 1932, yakni dalam "White Zombie", yang juga memunculkan Frankenstein serta drakula.
Terkait Zumbi dos Palmares
Dilansir dari situs milik organisasi masyarakat sipil Brasil, Geledes, terdapat sebuah komunitas yang dibentuk oleh para budak berkulit hitam yang melarikan diri dari pertanian, penjara, serta kamp budak di Brasil. Komunitas itu bernama Quilombo dos Palmares yang terletak di Alagoas.
Zumbi lahir di tengah komunitas ini pada 1655. Ketika berusia sekitar 6 tahun, ia ditangkap dan diserahkan kepada seorang misionaris Portugis. Diberi nama baptis 'Francisco', Zumbi menerima sakramen, belajar bahasa Portugis dan Latin, serta membantu perayaan misa.
Zumbi melarikan diri pada 1670, ketika ia berusia 15 tahun, dan kembali ke tempat asalnya di Palmares. Zumbi pun populer karena keahlian dan kecerdikannya dalam pertarungan. Di awal 20-an, dia sudah menjadi ahli strategi militer yang terhormat.
Sekitar 1678, seorang gubernur di Pernambuco, Brasil, yang lelah dengan konflik berkepanjangan dengan Quilombo, mendekati pemimpin Palmares, Ganga Zumba, dengan tawaran perdamaian. Dia juga menawarkan kebebasan kepada semua budak yang kabur jika Quilombo diserahkan kepada otoritas Kerajaan Portugis.
Zumba menerima proposal itu, namun Zumbi menolaknya dan menentang kepemimpinan Zumba. Menjanjikan akan melanjutkan perlawanan terhadap penindasan Portugis, Zumbi menjadi pemimpin baru Quilombo dos Palmares. Namun, 15 tahun kemudian, penjelajah Sao Paulo, Domingos Jorge Velho, diutus untuk menginvasi Quilombo.
Pada 6 Februari 1694, ibukota Palmeras dihancurkan dan Zumbi terluka. Meskipun selamat, dia dikhianati oleh rekan-rekannya. Pada 20 November 1695, Zumbi dibunuh oleh 20 prajurit. Kepalanya dipenggal dan dibawa ke gubernur, kemudian diekspos di depan warga untuk menyangkal kepercayaan tentang keabadian Zumbi.
Dikutip dari Face2Face Africa, sejak 1960-an, tanggal 20 November dirayakan di Brasil sebagai Hari Kesadaran Kulit Hitam (“Dia da Consciência Negra” dalam bahasa Portugis). Hal ini dimaksudkan untuk menghormati pemimpin perlawanan Afro-Brasil, Zumbi dos Palmares. Zumbi merupakan pemimpin komunitas Quilombo dos Palmares.
Quilombo didirikan oleh orang-orang Afrika-Brasil pada akhir abad ke-16 sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan dan perbudakan Eropa. Selama hampir seabad, orang kulit hitam di Quilombo berperang melawan mereka yang memperbudak mereka, terutama orang Portugis yang berusaha menjajah Brasil.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "Zombie merupakan nama pahlawan Islam dari Brasil" keliru. Memang terdapat pemimpin perlawanan kulit hitam di Brasil yang bernama Zumbi dos Palmares. Namun, tidak ada bukti yang menyebut nama Zumbi berasal dari kata "zombie", termasuk bahwa Zumbi seorang muslim. Menurut sejumlah sumber, kisah Zumbi tidak terkait dengan zombie maupun Islam. Zumbi adalah pemimpin komunitas Quilombo dos Palmares di Brasil yang memerangi praktik perbudakan. Ia juga lahir pada 1655, bertolak belakang dengan narasi dalam poster unggahan akun Nyiru Nona, yang berbunyi "pada tahun 1643, dengan gagah berani, ia mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Brasil".
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/zombie
- https://www.bbc.com/indonesia/vert_cul/2015/09/150907_vert_cul_zombie
- https://www.history.com/topics/folklore/history-of-zombies
- https://bit.ly/3jAAoqs
- https://www.tempo.co/tag/brasil
- https://face2faceafrica.com/article/zumbi-dos-palmares-brazils-greatest-warrior-figure-who-led-a-massive-slave-resistance-in-the-1600s
- https://www.tempo.co/tag/islam
(GFD-2020-8345) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Pidato Megawati dan Politikus PDIP Ini Terkait Perubahan Pancasila Jadi Ekasila?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/10/2020
Berita
Sebuah meme yang memuat foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan teks bahwa dia mengaku mewacanakan mengubah Pancasila menjadi Ekasila dibagikan di grup Facebook Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia [KAMI], yakni oleh akun Jimm Ash Sheedeq pada 22 Oktober 2020.
"Kepada para pendukung saya, kelompok yang pro dengan saya, saya ingatkan 'yang mewacanakan mengubah Pancasila menjadi Ekasila itu saya dan partai saya,,' Jadi tolong, janganlah kalian goblok dengan menuduh FPI, HTI dan kelompoknya. Karena itu tidak ada buktinya," demikian teks yang tertulis dalam meme tersebut.
Meme ini dibagikan bersama potongan video pidato Megawati, berdurasi sekitar 2 menit, dan potongan video pidato kader PDIP yang maju sebagai calon wali kota petahana Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo, yang berdurasi sekitar 3 menit. Dua pidato ini dianggap sebagai bukti bahwa Megawati dan PDIP yang mewacanakan untuk mengubah Pancasila menjadi Ekasila.
Dalam video itu, baik Megawati dan Raharto menyebut bahwa Pancasila yang diperas menjadi Trisila memuat paham sosio-nasionalis, sosio-demokratis, dan ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian, Trisila yang diperas menjadi Ekasila bakal menjadi keseluruhan jiwa dan budaya bangsa Indonesia, yakni gotong-royong.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Jimm Ash Sheedeq di grup Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia [KAMI].
Apa benar pidato Megawati dan Raharto Teno Prasetyo ini berkaitan dengan upaya mengubah Pancasila menjadi Ekasila?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, pernyataan soal gagasan Trisila dan Ekasila memang pernah diucapkan oleh Megawati dan Raharto Teno Prasetyo. Pidato Megawati dalam video di atas disampaikan dalam HUT ke-44 PDIP di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta pada 2017. Sementara pidato Raharto dalam video itu disampaikan dalam acara deklarasi kampanye damai pada 26 September 2020.
Namun, Trisila dan Ekasila sebenarnya merupakan gagasan Presiden ke-1 RI Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Gagasan Trisila dan Ekasila kemudian dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang didukung salah satunya oleh PDIP sebagai RUU inisiatif DPR. Meski begitu, kutipan dalam meme yang diunggah di grup Facebook Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia [KAMI] tersebut bukanlah pernyataan Megawati.
Mula-mula, Tempo memeriksa video pidato Megawati itu di kanal YouTube CNN Indonesia, sesuai dengan petunjuk logo media yang tertera dalam video tersebut. Lewat cara ini, ditemukan informasi bahwa video itu berisi potongan pidato Megawati dalam HUT ke-44 PDIP di JCC Senayan, Jakarta, pada 2017. Pidato utuh berdurasi 1 jam 9 menit.
Adapun pidato kader PDIP yang maju sebagai calon wali kota petahana Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo, disampaikan dalam acara deklarasi kampanye damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pasuruan pada 26 September 2020. Video pidato Raharto itu dimuat salah satunya oleh kanal KompasTV.
Namun, Trisila dan Ekasila sebenarnya adalah gagasan Presiden Soekarno dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945. Berikut isi pidato Soekarno seperti dikutip dari CNN Indonesia dalam risalah rapat BPUPKI:
Saudara-saudara, "Dasar-dasar Negara" telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inilah Panca Darma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Apa lagi yang lima bilangannya?
(Seorang hadirin: Pandawa Lima)
Pandawa pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa saya, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. (peserta rapat tepuk tangan riuh).
Atau, barangkali ada saudara-saudara yang tidak suka akan bilangan lima itu? Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah "perasan" yang tiga itu?
Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan internasionalisme, kebangsaan dan perikemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalism.
Dan demokrasi yang bukan demokrasi Barat, tetapi politiek-economische democratie, yaitu politieke demokrasi dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan. Saya peraskan pula menjadi satu: inilah yang dulu saya namakan socio-democratie. Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain.
Jadi, yang asalnya lima itu telah menjadi tiga, socio-nationalism, socio-democratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah yang tiga ini. Tapi barang kali tidak semua Tuan-tuan senang kepada Trisila ini, dan minta satu-satu dasar saja? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?
.....
Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan "gotong-royong". Negara Indonesia yang kita dirikan negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong!
Gagasan Trisila dan Ekasila itu pun dimasukkan dalam RUU HIP. Dilansir dari CNN Indonesia, RUU ini didukung oleh tujuh dari sembilan fraksi di DPR sebelum disahkan sebagai RUU inisiatif DPR dalam rapat paripurna pada 12 Mei 2020. Fraksi Partai Demokrat tidak ikut dalam pembahasan, sedangkan Fraksi PKS setuju dengan catatan. Adapun tujuh fraksi yang mendukung yakni Fraksi PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, dan PPP.
Belakangan, RUU tersebut mendapatkan banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat yang mempermasalahkan jika Pancasila diperas menjadi Trisila dan Ekasila, yang dianggap bermuatan komunisme. Setelah menjadi kontroversi, dilansir dari Republika.id, pasal mengenai Ekasila kemudian dihapus dan pemerintah juga menunda membahas RUU HIP tersebut.
Meme Megawati
Kutipan dalam meme di atas, yang berbunyi: "Kepada para pendukung saya, kelompok yang pro dengan saya, saya ingatkan 'yang mewacanakan mengubah Pancasila menjadi Ekasila itu saya dan partai saya,,' Jadi tolong, janganlah kalian goblok dengan menuduh FPI, HTI dan kelompoknya. Karena itu tidak ada buktinya.", bukanlah pernyataan Megawati. Tempo telah menelusuri kutipan itu di mesin pencari, tapi tidak ditemukan pemberitaan yang memuat kalimat tersebut yang dilontarkan oleh Megawati.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, unggahan akun Jimm Ash Sheedeq di grup Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia [KAMI] tersebut menyesatkan. Pertama, kutipan dalam meme yang memuat foto Megawati itu bukan pernyataan Ketua Umum PDIP tersebut. Meme itu berisi sindiran atas gencarnya PDIP dalam mengusulkan RUU HIP di tengah pandemi Covid-19. Megawati dan calon wali kota petahana Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo, memang menyinggung Trisila dan Ekasila dalam video unggahan akun tersebut. Namun, Trisila dan Ekasila merupakan gagasan Soekarno dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945. Konteks pidato tersebut pun untuk mengembalikan semangat gotong royong bangsa Indonesia.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/megawati
- https://www.tempo.co/tag/pdip
- https://www.tempo.co/tag/pancasila
- https://www.youtube.com/watch?v=EJuwKKhZchc
- https://www.kompas.tv/article/112764/kader-pdip-ini-akan-terapkan-ekasila-jika-menang-pilkada-pasuruan
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200617130951-32-514280/isi-pidato-trisila-ekasila-sukarno-yang-kini-masuk-ruu-hip
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200615104259-32-513353/7-fraksi-di-dpr-dukung-penuh-ruu-hip-demokrat-tarik-diri
- https://www.republika.id/posts/7489/pasal-ekasila-di-ruu-hip-ditolak
- https://www.tempo.co/tag/ruu-hip
Halaman: 4680/6183