• (GFD-2021-7991) [SALAH] Penemuan Bahtera Nuh di Gunung Ararat

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 13/12/2021

    Berita

    “Philips Williams visited the large prehistoric wooden structure on Mt. Ararat in Eastern Turkey, Novvember 2014– Second deck of Noah’s ark Mt. Ararat”

    Hasil Cek Fakta

    Kabar tentang ditemukannya bangunan Bahtera Nuh yang sangat bersejarah memang telah beredar beberapa kali di kalangan arkeolog dunia. Beberapa hasil penelitian sedikit banyak mencoba memetakan keberadaan bahtera, dan salah satu tempat yang paling banyak diduga sebagai tempat Bahtera Nuh terdampar adalah bagian di Turki Timur yaitu Gunung Ararat.

    Terkait dari misteri keberadaan bahtera ini, sebuah akun Youtube bernama Gerit Aalten, membagikan video perjalanan seorang bernama Philip Wiliams yang mengklaim dirinya berada di dalam bangunan kayu prasejarah yaitu Bahtera Nuh. Video ini mengklaim keberadaan Bahtera Nuh adalah di Gunung Ararat, Turki Timur. Namun apakah benar, bahwa Bahtera Nuh yang terkenal dengan sejarahnya memang berada di Gunung Ararat, Turki Timur?

    Melansir dari artikel NBCNews, Arkeolog Cornell Peter Ian Kuniholm, yang telah berfokus pada bentang alam Turki selama beberapa dekade, lebih langsung mengatakan bahwa temuan yang dilaporkan terkait keberadaan persis Bahtera Nuh adalah kekeliruan. Mendukung hal ini, Paul Zimansky, seorang arkeolog dan sejarawan di Universitas Stony Brook menunjukkan bahwa, Kitab Kejadian mengidentifikasi pegunungan Urartu (alias Ararat) sebagai zona pendaratan untuk bahtera, tetapi bukan puncak yang spesifik. Selama berabad-abad, Gunung Ararat setinggi 16.946 kaki dan formasi batuan Durupinar yang berbentuk perahu di dekatnya telah muncul sebagai tempat favorit para pemburu bahtera.

    Salah satu hasil penelitian dalam Journal of Geosciences Education, v. 44, 1996, p. 439-444 yang ditulis oleh seorang pensiunan profesor geologi dari California State University, Lorence Gene Collins dan perwira kelautan David Fasold, menyatakan bahwa struktur batuan alami di dekat Dogubayazit, Turki, telah salah diidentifikasi sebagai Bahtera Nuh.

    Studi mikroskopis dari yang diduga penyangga/braket besi, menunjukkan bahwa itu berasal dari mineral vulkanik yang lapuk. Yang diduga dinding dengan penahan logam, merupakan konsentrasi alami dari limonit dan magnetit di dalam lapisan sedimen yang cenderung curam. Diperkirakan fosil kulit kayu gopherwood adalah peridotit yang bermetamorfosis dan berkerut. Sedangkan batu jangkar di Kazan (Arzap) berasal dari andesit lokal dan bukan dari Mesopotamia.

    Sampai saat ini, masih belum ada hasil penelitian yang akurat, yang dapat memetakan secara tepat dan jelas terkait keberadaan Bahtera Nuh. Gunung Ararat yang diyakini menjadi tempat Bahtera Nuh terdampar, masih simpang siur dan belum dapat disetujui oleh seluruh arkeolog dunia.

    Jadi dari penjelasan di atas, video dengan klaim perjalanan ke bangunan kayu prasejarah Bahtera Nuh, merupakan informasi keliru kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, sampai sekarang keberadaan bahtera bersejarah ini masih mengalami perdebatan di kalangan arkeolog di dunia. Gunung Ararat yang diduga menjadi tempat Bahtera Nuh terdampar, masih dalam penelitian lebih lanjut. Belum ada hasil penelitian dengan menggunakan seluruh variabel rujukan, yang mampu memastikan Gunung Ararat sebagai tempat Bahtera Nuh terdampar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7990) [SALAH] Video Letusan Gunung White Island di New Zealand

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    “DAHSYAT😭 Sebuah kamera yg diletakkan di suatu rumah merekam letusan gunung White Island di New Zealand, yg merenggut 22 nyawa pd 9 Des 2019. Tunggu 24 detik sampai alam menunjukkan kedahsyatannya.
    Kamera sempat “mati”, tapi tayangan video ini blm berakhir! Tunggu 24 detik lagi”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Haidar_Bagir memposting sebuah video berdurasi 2 menit 18 detik yang menampilkan sebuah letusan. Pada postingan terdapat narasi yang mengklaim video tersebut merupakan rekaman letusan gunung White Island di New Zealand. Letusan gunung yang terjadi pada 9 Desember 2019 merenggut 22 nyawa.

    Setelah ditelusuri, melansir dari newshub.co.nz ditemukan sebuah artikel dengan judul “Fake videos of White Island eruption go viral” jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi “Video palsu letusan White Island menjadi viral”. Dalam artikel tersebut terdapat video yang sama dengan video pada Twitter. Namun klaim pada postingan tersebut tidak benar, sebenarnya video tersebut merupakan simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland, video tersebut menunjukan kehancuran yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi bawah laut di Auckland.

    Dengan demikian klaim bahwa video tersebut merupakan rekaman letusan gunung White Island di New Zealand tidak benar. Video pada postingan Twitter merupakan video simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland sehingga masuk dalam kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Klaim pada video tersebut tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7989) [SALAH] Gejala Varian Omicron Disebabkan oleh Komplikasi Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    (Narasi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Beberapa gejala dari Varian Omicron di antaranya adalah:
    -Gagal jantung
    -Aritmia
    -Peradangan jantung
    -Pembekuan darah
    -Stroke
    -Kerusakan saraf Perifer
    -Kegagalan organ lainnya

    Omicron terdengar seperti komplikasi dari obat percobaan tertentu, bukan?”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui sebuah halaman Facebook Beware of Disinformation yang mengatakan bahwa gejala varian Omicron merupakan efek samping dari vaksin Covid-19. Klaim dalam narasi tersebut mengatakan bahwa gejala yang dialami seseorang yang mengalami varian Omicron adalah gagal jantung, aritmia, peradangan jantung, pembekuan darah, stroke, kerusakan saraf perifer dan kegagalan organ lainnya.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Reuters, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang terkena varian Omicron mengalami gejala-gejala tersebut. WHO hingga saat ini masih meneliti tingkat penularan dari varian Omicron. Profesor Laboratorium Patologi dan Obat-obatan di University of Wisconsin-Madison, yakni David O’Connor mengatakan bahwa masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengatakan bahwa varian Omicron mempunyai gejala yang berbeda dari penyakit yang lain.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh halaman Facebook Beware of Disinformation tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Reuters, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gejala varian Omicron menyebabkan seseorang gagal jantung, aritmia, peradangan jantung, pembekuan darah, stroke, kerusakan saraf perifer dan kegagalan organ lainnya seperti yang diklaim dalam unggahan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7988) [SALAH] Video “Ormas Berideologi Komunis Boleh Berkembang di Indonesia”

    Sumber: Tangkapan Layar Whatsapp
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    “ATHEISME dan KOMUNISME di Kecualikan Dalam PERPPU Ormas? Ada yang janggal dalam pidato Mendagri, Tjahjo Kumolo, pasca ketok palu pengesahan PERPPU ORMAS. Karena ada pengecualian untuk paham komunisme dan atheisme.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video melalui pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa ormas berideologi komunis dan ateis boleh berkembang di Indonesia. Pernyataan tersebut diklaim dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, yakni Tjahjo Kumolo.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Tjahjo Kumolo memang pernah mengatakan pernyataan tersebut yang disampaikan pada saat pengesahan RUU Ormas di forum paripurna DPR RI, Selasa 24 Oktober 2017. Hanya saja, pernyataan tersebut bukan memperbolehkan ormas dengan ideologi komunis atau ateis untuk berkembang. Melainkan memberikan penekanan bahwa paham atau ideologi selain komunis, ateis, leninisme dan merxisme sama bahayanya bagi kesatuan Republik Indonesia. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Istana Meresmikan Bahwa PKI Diperbolehkan di Indonesia”.

    Dengan demikian, video yang disebarkan melalui pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa ormas berideologi komunis boleh berkembang di Indonesia tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Pernyataan yang dimaksud dalam video tersebut bukanlah mengizinkan ormas berideologi komunis untuk berkembang, melainkan memberi penekanan bahwa paham atau ideologi selain komunisme, ateisme, marxisme dan leninisme yang sama membahayakannya terhadap kesatuan Indonesia.

    Rujukan