• (GFD-2020-3723) [BERITA] Perkembangan Chloroquine Untuk Obat COVID-19

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 21/03/2020

    Berita

    Artikel ini merupakan koreksi atas artikel : https://turnbackhoax.id/2020/03/17/salah-chloroquine-obat-malaria-klorokuin-bisa-menyembuhkan-covid-19/
    Cloroquin and erittromicyn terbukti ampuh untuk Corona 19

    Hasil Cek Fakta

    Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers pada 20 Februari, Kepala Perawatan Klinis Dalam Program Keadaan Darurat WHO , Janet Diaz mengatakan, chloroquine belum terbukti efektif mengobati COVID-19.

    “Chloroquine, belum ada bukti bahwa itu adalah obat yang efektif saat ini,” kata Janet Diaz. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa “sampai saat ini, tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati COVID-19”.

    Pernyataan Janet Diaz ini dimuat di file Coronavirus Disease (COVID-19) Press Conference milik WHO pada tanggal 20 Februari 2020.

    Chloroquine merupakan obat anti malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19. Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh.

    Menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional China di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, obat tersebut telah digunakan dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di provinsi Guangdong, China selatan dan provinsi Hunan, China tengah, dan menunjukkan khasiat yang cukup baik.

    Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine. Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol.

    Dokter di Australia dan China juga telah melihat hasil yang menjanjikan dari chloroquine dan berharap bisa memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan.

    Informasi tentang chloroquine ini kembali ramai dibahas warganet Indonesia ketika Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah telah memesan dua juta Avigan dan menyiapkan tiga juta Chloroquine yang akan diresepkan oleh dokter kepada pasien COVID-19 apabila diperlukan. Hal tersebut berdasarkan hasil riset dan pengalaman beberapa negara lain.

    Presiden juga menjelaskan bahwa obat-obatan tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi. Presiden pun sudah meminta kepada BUMN farmasi untuk memperbanyak produksi obat ini.

    Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan obat hydeoxychloroquine untuk penyakit Malaria belum tentu bisa menyembuhkan orang yang terjangkit virus corona (SARS-CoV-2).

    Kepala Bidang Pengelolaan Penelitian Kimia LIPI, Akhmad Darmawan mengatakan obat hydeoxychloroquine menargetkan parasit penyebab malaria, yakni Plasmodium yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

    “Namun demikian efektivitas-nya untuk mengobati virus memang perlu kajian lebih jauh dan komprehensif mengingat memang target nya berbeda antara malaria plasmodium dengan virus Covid-19,” kata Akhmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).

    Akhmad kemudian memastikan bahwa kandungan hydeoxychloroquine sama dengan obat chloroquine yang dipesan Jokowi untuk menyembuhkan WNI yang terjangkit corona.

    “Saya kira walaupun Presiden menyebut chloroquine rasanya tetap merujuk ke hydeoxychloroquine, penyebutan hanya menyebut senyawa induk atau awalnya saja,” tambahnya.

    Akhmad mengatakan diperlukan kajian lebih lanjut terkait penggunaan obat malaria untuk mengobati virus corona. Namun ia mengatakan obat tersebut memang digunakan untuk mikroorganisme berupa parasit plasmodium penyebab malaria.

    Ia mengatakan parasit berbeda dengan virus. Ia mengatakan bukti bahwa hydroxychloroquine bisa membunuh virus corona harus melalui kajian lebih lanjut.

    Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ratih Asmana Ningrum mengatakan bahwa memang telah ada riset bahwa hydroxychloroquine bisa menghambat aktivitas virus.

    “Setahu saya saat ini, sudah diuji terbatas pada pasien dan diklaim dengan pemberian [obat], recovery penderitanya lebih cepat jika dibanding penderita yang tidak diberikan,” kata Ratih.

    Di Amerika Serikat, meskipun Presiden Donald Trump mengatakan obat antimalaria bisa digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus corona, namun chloroquine belum disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk mengobati coronavirus – dan juga tidak ada obat lain, FDA menjelaskan dalam pernyataan pasca-pengarahan yang mengatakan “tidak ada terapi atau obat yang disetujui FDA untuk mengobati, menyembuhkan atau mencegah COVID -19. “

    Karena chloroquine telah disetujui untuk tujuan lain, dokter secara hukum diizinkan untuk meresepkannya untuk penggunaan coronavirus yang tidak disetujui atau “tidak diberi label” jika mereka mau.

    Tetapi keamanan dan keefektifannya belum terbukti sehubungan dengan coronavirus. Komisaris FDA Dr. Stephen Hahn, yang berbicara setelah Trump dalam briefing, mengatakan bahwa kloroquine akan diuji melalui “uji klinis pragmatis yang besar” dengan pasien coronavirus.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3722) [SALAH] Pemerintah Indonesia Berlakukan Lockdown per 20 Maret 2020

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 21/03/2020

    Berita

    Sebuah narasi beredar melalui pesan berantai Whatsapp dan juga media sosial Facebook. Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa pemerintah akan segera berlakukan lockdown untuk Indonesia pada Jumat, 20 Maret 2020. Dalam narasi yang beredar, turut disematkan sebuah link yang menunjukkan video konferensi pers Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Jika melihat dari video yang disertakan, maka narasi yang menyatakan bahwa Indonesia akan lockdown terhitung pada 20 Maret 2020 adalah tidak sesuai dengan fakta.

    NARASI:

    Akhirnya, Indonesia berlakukan Lockdown mulai tengah malam nanti, Jumat (20/3/2020) pukul 00.01 WIB. Jika sekarang Kamis (19/3/2020) pukul 13.00 WIB berarti waktu Lockdown tinggal 11 jam saja lagi

    Simak video berikut

    Akhirnya pemerintah memutuskan Indonesia lockdown (berlaku 20 Maret 2020)

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah narasi beredar melalui pesan berantai Whatsapp dan juga media sosial Facebook. Informasi tersebut menyebar ditengah menyebarnya virus corona di Indonesia. dalam narasi yang beredar, si pembuat pesan menyebut bahwa Indonesia akan segera memberlakukan status lockdown, tepatnya pada Jumat, 20 Maret 2020.

    Dalam narasi yang beredar, turut serta disematkan link video yang apabila diklik akan menuju kepada video konferensi pers Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di kanal Youtube. Apabila disaksikan, video tersebut menunjukkan pernyataan pers resmi, Retno Marsudi perihal himbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk membatasi bepergian ke luar negeri akibat pandemic COVID-19.

    Retno menghimbau agar seluruh WNI yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, baik dalam rangka berlibur atau pun berbisnis untuk segera kembali ke Tanah Air sebelum 20 Maret 2020. Lebih tepatnya adalah, dalam video tersebut tidak ditemuykan pernyataan Menteri Retno terkait dengan Indonesia akan berlakukan scenario lockdown per tanggal 20 Maret 2020.

    Melansir dari antaranews.com, Menlu Retno menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia membuat kebijakan khusus yaitu tidak mengizinkan pendatang dari China dan Korea Selatan, khususnya Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do transit atau masuk ke Indonesia. Kebijakan khusus tersebut juga berlaku untuk para pendatang yang dalam waktu 14 hari terakhir berkunjung ke Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Prancis, Jerman, Swiss daan Inggris.

    Jika mengacu kepada video dan pernyataan yang diberikan oleh Menlu Retno, maka narasi dalam pesan yang menyebut Indonesia akan berlakukan scenario lockdown per tanggal 20 Maret 2020 adalah tidak sesuai dengan fakta. Faktanya, Pemerintah Indonesia hanya melarang pendatang dari beberapa negara.

    ===

    Rujukan

  • (GFD-2020-3721) [SALAH] Video “Sholat Jum’atan di China menjadi lautan manusia, orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena virus corona”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 21/03/2020

    Berita

    Bukan shalat Jum’at, tapi shalat Idul Fitri. Video itu sudah ada sejak tahun 2018. Jauh sebelum saat pertama kali virus Corona Covid19 pada Desember 2019. Selain itu, salah satu pasien Covid19 di Wuhan adalah Mr. Ye, seorang Muslim etnis Hui dari Provinsi Qinghai.

    Akun Anita Rahayu (fb.com/100032988960607) mengunggah sebuah video ke grup Manusia Merdeka (fb.com/groups/bebasberdaulat) dengan narasi sebagai berikut :

    “*SHOLAT JUM’ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.”

    *SHOLAT JUM'ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.😢😢😢

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa video itu adalah shalat Jum’at di China dan orang Islam di Wuhan tidak satupun kena virus Corona Covid19 adalah klaim yang salah.

    Kegiatan dalam video itu bukanlah shalat Jum’at, melainkan shalat Idul Fitri. Video itu sudah ada sejak tahun 2018. Jauh sebelum saat pertama kali virus Corona Covid19 pada Desember 2019.

    Selain itu, salah satu pasien Covid19 di Wuhan adalah Mr. Ye, seorang muslim dari Provinsi Qinghai.

    Berikut penjelasan lengkap periksa faktanya:

    1. Video
    Video itu sudah diunggah ke internet sejak tahun 2018. Tepatnya diunggah oleh kanal Youtube Hijau 19 pada 14 Juli 2018 dengan judul “Tumpah Ruah dan Rapih – Islam di China Shalat Idul Fitri di China”.


    Tidak ada keterangan waktu kapan video itu direkam. Namun dari salah satu adegan dalam video di menit ke 1:09, terdapat papan petunjuk jalan yang tertulis “Don Guan Muslim Grand Mosque” atau yang jika diterjemahkan menjadi “Masjid Besar Dongguan”.

    Masjid Dongguan ini adalah sebuah masjid di Xining, provinsi Qinghai, Republik Rakyat Tiongkok. Hal ini selaras dengan tulisan “QinHai, XiNing” pada menit 0:41 video itu.

    Masjid ini dibangun pada abad ke-14 dan memiliki lengkungan putih warna-warni di sepanjang bagian luar gedung yang luas. Ia memiliki kubah hijau dan putih dan dua menara tinggi


    2. Pasien Covid-19
    Terkait klaim tidak adanya orang Islam di Wuhan yang terkena virus Corona Covid19, klaim ini tidak benar, karena ada salah satu pasien bernama Mr. Ye yang merupakan Muslim etnis Hui berasal dari Provinsi Qinghai dirawat di salah satu Rumah Sakit darurat di Wuhan.

    Pasien atas nama Mr. Ye ini muncul di video dokumenter berjudul “The lockdown: One month in Wuhan” yang diunggah oleh kanal Youtube CGTN pada 28 Februari 2020. Mr. Ye muncul di menit ke 18:20 di video itu.

    Narator video itu mengatakan, karena kemiripan baju pelindung, seorang pasien mengira reporter CGTN adalah dokter untuknya. Mr. Ye mengucapkan “terimakasih, Dokter” kepada reporter CGTN, yang menjawab bahwa dia bukanlah dokter, melainkan seorang reporter dan memberi tahu Mr. Ye agar berterimakasih kepada pada dokter di sana.

    Narator video kemudian mengatakan bahwa Mr. Ye adalah sorang Muslim yang berasal dari Provinsi Qinhai. Mr. Ye terinfeksi Covid-19 selama perjalanan ke Wuhan. Selanjutnya, Mr. Ye menjelaskan bahwa paramedis di rumah sakit itu setiap hari memberikan makanan halal padanya. Lalu Mr. Ye juga menyatakan bahwa ia tidak perlu membayar untuk makanan halal dan perawatan di rumah sakit itu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3720) [SALAH] Pesan Berantai “BUBARNYA AGAMA By. Ahmad Mustofa Bisri”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 21/03/2020

    Berita

    Klarifikasi Ienas Tsuroiya, salah satu puteri Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus): tulisan BUKAN karya beliau.
    NARASI

    “BUBARNYA AGAMA

    Makkah sepi
    Madinah sunyi
    Kakbah dipagari
    Masjid tutup
    Jamaah bubar
    Jumat batal
    Umrah di stop
    Haji tak pasti
    Lafadz adzan berubah
    Salaman dihindari

    Corona datang
    Seolah-olah membawa pesan
    Ritual itu rapuh!”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.

    * SUMBER membagikan puisi “Bubarnya Agama” karya Said Muniruddin.

    * SUMBER menyebutkan Gus Mus sebagai pencipta sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.


    (2) Klarifikasi Ienas Tsuroiya, salah satu puteri Gus Mus:

    * Di akun Facebook: “Sejak kemaren puisi ini sudah seliweran di TL.

    Barusan, ada yang kirim pesan WA, mem-fwd puisi ini tapi nama penulisnya berubah, menjadi nama Abah Ahmad Mustofa Bisri. Entah siapa yang menggantinya.

    Ya Allah, orang-orang ini kenapa sih ya? Sudah berkali-kali Abah menyatakan keberatan namanya dibawa-bawa untuk tulisan yang bukan karya beliau. Tetap saja banyak yang ndableg.

    Jadi teman-teman, kalau mendapat fwd di WA, puisi di bawah ini dengan mencantumkan nama Abah, tolong hentikan di Anda. Jangan disebar lagi. Syukur-syukur kalau berkenan mengoreksi.

    Sekali lagi saya ingatkan, Abah aktif di media sosial. Selain facebook, ada akun beliau di

    Twitter : @gusmusgusmu
    Instagram : @s.kakung
    YouTube: Gus Mus channel (dihandle admin)

    Jadi, kalau Anda mendapat kiriman di WAG atau sms, tolong cek dulu di akun resmi di atas. Kalau ngga ada, berarti hoax.

    Terima kasih.”

    Selengkapnya di http://archive.md/HYXYt (arsip cadangan).



    * Di akun Twitter: “Gaes, kalau mendapat pesan WA berupa puisi berjudul “Bubarnya Agama” dan mencantumkan nama Abah @gusmusgusmu sebagai penulisnya, please STOP di Anda. Jangan disebarkan. Itu bukan karya beliau.”

    Selengkapnya di http://archive.md/j6s23 (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan