• (GFD-2020-3775) [SALAH] Foto “penguburan Jenazah ibu kandung Presiden Joko Widodo meninggal dunia karena Serangan Virus Corona”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    BUKAN foto prosesi pemakaman Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo. Foto itu adalah proses pemakaman jenazah suspect Corona di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat pada 26 Maret 2020. Ibu Sujiatmi yang wafat karena sakit kanker selama 4 tahun dimakamkan di Pemakaman Keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020)

    Akun Mustahid Akbar (fb.com/mustahid.akbar.7) mengunggah 2 foto dengan narasi sebagai berikut:

    “Jenazah ibu kandung Presiden Joko Widodo
    Jenazah ibu Hj. Sudjiatmi sengaja tidak di Shalati dan tidak di mandikan dan tidak boleh di layat oleh siapapun karena Sudjiatmi meninggal dunia akibat Serangan Virus Corona. Disaat penguburan, Peti mati Sudjiatmi di lempar begitu saja di dalam lobang kubur, agar Si pengubur Jenazah tidak tertular Virus Corona jenis Covid-19″

    Di foto pertama, tampak beberapa petugas yang mengenakan jas hujan berwarna hijau yang sedang menurunkan peti jenazah dengan tali tambang. Di foto kedua, tampak foto Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa foto beberapa petugas yang mengenakan jas hujan berwarna hijau yang sedang menurunkan peti jenazah dengan tali tambang itu adalah prosesi pemakaman Ibunda Presiden Joko Widodo adalah klaim yang salah.

    Foto itu adalah proses pemakaman jenazah suspect Corona di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat pada 26 Maret 2020.

    Salah satu media yang memuat foto prosesi pemakaman jenazah suspect virus Corona COVID-19 itu adalah suara.com pada Kamis, 26 Maret 2020 pukul 20:14 WIB dengan judul artikel berita “Pemakaman Jenazah Suspect Corona di TPU Tegal Alur”

    Foto itu ditayangkan dengan keterangan “Petugas menurunkan peti jenazah pasien suspect Corona dengan menggunakan tali tambang di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3). [Suara.com/Alfian Winanto]”

    Selain itu, Kompas.com juga mengunggah foto proses pemakaman itu di artikel berjudul “Suspect Covid-19, 3 Jenazah Dimakamkan di TPU Tegal Alur” yang dimuat pada Kamis, 26 Maret 2020 pukul 21:39 WIB.

    Berikut isi artikel beritanya:

    “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur sebagai salah satu lokasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. Kamis (26/3/2020), ada 3 jenazah yang kembali dimakamkan di TPU tersebut.

    Petugas TPU sudah bersiap dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa masker N95, sarung tangan, dan jas hujan. Ketika mobil jenazah datang, petugas TPU segera mendekat. Sebelum mengangkat peti jenazah, petugas menyemprotkan disinfektan ke peti jenazah dan petugas pengangkat peti.

    Pengamatan Kompas.com, proses pemakaman tidak berlangsung lama, usai dimasukkan ke dalam liang lahat, petugas langsung menutup dengan tanah lalu memasang nisan. Lebih kurang 10 menit.

    Usai memakamkan petugas TPU kembali disemprot disinfektan dan kemudian jas hujan yang mereka kenakan mereka copot lalu kemudian dibakar. Baru kemudian keluarga boleh mendekat dan mendoakan jenazah.

    Pemprov DKI Jakarta menjadikan TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur sebagai TPU rujukan untuk memakamkan pasien Covid-19. Alasan utama karena kedua TPU tersebut masih luas dan kosong.”

    Sementara itu, prosesi pemakaman mendiang Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi digelar di Pemakaman Keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020).

    Namun, selama proses pemakaman berlangsung, pelayat diminta untuk melihat dari jarak jauh. Dalam acara pemakaman itu, tampak hanya keluarga inti saja yang bisa masuk ke area joglo. Namun pelayat-pelayat menanti di luar area joglo makam.

    Terlihat di area pelayat itu ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko serta pelayat-pelayat lainnya. Tampak anggota Paspampres juga menjaga di depan pintu masuk area joglo tempat mendiang Sudjiatmi dimakamkan.

    Untuk diketahui, Ibunda Jokowi meninggal dunia karena kanker tenggorokan. Sujiatmi Notomiharjo meninggal di Rumah Sakit TNI Tingkat III Slamet Riyadi, Surakarta, pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB.

    Staf Khusus Presiden Dini Shanti Purwono mengatakan Ibunda Presiden Jokowi sudah menderita sakit kanker sejak lama. Sudjiatmi meninggal di usia 77 tahun.

    Sementara itu, terkait foto Ibunda Jokowi yang juga diunggah oleh sumber klaim, foto itu salah satunya dimuat di situs hops.id dalam artikel berjudul “Ibu Jokowi wafat dan warisan ‘ojo milik’”

    Rujukan

  • (GFD-2020-3774) [SALAH] Foto “59 Orang Jemaat Gereja Tew4s Minum Dettol demi Cegah C0R0NA”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Foto tahun 2016 dan TIDAK terkait dengan wabah Virus Corona COVID-19. Pada Desember 2016, ada pendeta bernama Rufus Phala yang mengaku nabi. Dia melakukan pengobatan masal untuk mengatasi virus ebola.

    Beredar artikel berjudul “59 Orang Jemaat Gereja Tew4s Minum Dettol demi Cegah C0R0NA” yang diunggah di situs nuansakeluargaislam[dot]blogspot.com pada 25 Maret 2020.

    Berikut kutipan artikel tersebut:

    “Seorang pemuka agama di Afrika Selatan, Rufus Phala diduga memberi para anggotanya Dettol, sejenis antiseptic untuk obat luar. Mereka meminum Dettol sebagai obat pencegahan bagi virus corona atau Coronavirus dan juga sebagai tanda iman selama kebaktian gereja. Sejumlah 59 orang dipastikan tewas, sedangkan 4 lainnya dalam kondisi kritis setelah minum Dettol. Saat ini polisi sedang menyelidiki insiden itu. Menurut polisi, pengikut Rufus Phala yang mengaku seorang nabi sudah tertipu dan dibuat percaya, bahwa dettol akan menjauhkan mereka dari tertular virus Corona yang mematikan dan penyakit lainnya.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa foto di artikel itu adalah jemaat Gereja tewas setelah minum Dettol demi cegah Virus Corona COVID-19 adalah klaim yang salah.

    Foto itu diunggah di situs citizen.co.za yang beroperasi di Guateng, Afrika Selatan, pada 9 Desember 2016. Judulnya berbunyi “Another pastor strikes, makes congregants drink Dettol”.

    Dalam artikelnya, situs tersebut menjelaskan, peristiwa jemaat diminta minum cairan Dettol terjadi di Gereja Kristen Spiritual AK di Makgodu, Limpopo, Afrika Selatan.

    Dikisahkan bahwa saat itu ada pendeta bernama Rufus Phala yang mengaku nabi. Dia melakukan pengobatan masal untuk mengatasi virus ebola. Phala mengetahui bahwa Dettol adalah cairan berbahaya untuk dikonsumsi. Namun, dia mengaku mendapat perintah dari Tuhan untuk menggunakannya. Dia pun mengeklaim bahwa ada jemaat yang telah sembuh setelah meminum cairan tersebut.

    Sementara itu, situs pencari fakta OpIndia memastikan bahwa peristiwa jemaat minum Dettol terjadi pada 2016.

    Namun mereka tidak menemukan sumber kredibel yang menyebutkan ada 59 kematian akibat peristiwa itu.Situs Kenya Report yang pertama melaporkan justru telah menarik pemberitaan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3773) [SALAH] Foto “kumpulan untuk mengakhiri COVID-19 di Cleveland hari ini #EndCOVID”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    TIDAK terkait COVID-19. Yang dibagikan adalah foto dari “Parade Cavs 2016”, sebelumnya dipublikasikan pada 22 Juni 2016.

    NARASI

    “Cuaca bagus membuat orang-orang keluar berkumpul untuk mengakhiri COVID-19 di Cleveland hari ini #EndCOVID”.

    (“Nice weather has brought people out at the March to End COVID-19 in Cleveland today. #EndCOVID”.)

    ======

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * SUMBER membagikan foto “Parade Cavs 2016 (“Cavs Parade 2016”), sudah dipublikasikan sebelumnya pada 22 Juni 2016.

    * SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan keliru.


    (2) Foto yang berkaitan, Google Image: “The New York Times

    ‘2016 World Champions. Cleveland, Ohio.’

    Jun 22, 2016

    Basketball fans gathered on Wednesday in Cleveland to watch a parade celebrating the Cavaliers’ historic N.B.A. championship.”

    https://bit.ly/2xzK8yA / http://archive.md/cwsnk (arsip cadangan).


    Tautan langsung ke berkas foto: https://bit.ly/2UJAm4Z / http://archive.md/ZYKLU (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan

  • (GFD-2020-3772) [SALAH] Kompensasi Listrik oleh PLN Karena Work From Home

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Sebuah pesan berantai dengan narasi bahwa PLN memberikan kompensasi listrik dikarenakan banyaknya pekerja yang melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah beredar di masyarakat luas. Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa kommpensasi listrik hanya berlaku untuk daerah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menanggapi informasi tersebut, PLN pun angkat bicara dan menyatakan bahwa tidak benar pihaknya memberi kompensasi seperti halnya yang terdapat dalam pesan.

    NARASI:

    Bulan ini ada kompensasi dari PLN karena pada WFH,

    klik link dibawah :

    https://layanan.pln.co.id/InfoTmp.html
    Lumayan tambahan listrik dikit.

    Khusus Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat

    [19:04, 3/29/2020] +62 813-9851-0349:

    ===

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah pesan berantai dengan narasi bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan kompensasi listrik dikarenakan banyaknya pekerja yang Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Pesan tersebut beredar sejak Minggu pagi di berbagai kalangan masyarakat. Dalam narasi yang beredar, PLN akan memberikan kompensasi listrik terkhusus untuk tiga daerah, yakni Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Menanggapi informasi yang sudah menyebar luas di kalangan masyarakat, PLN pun akhirnya angkat bicara. Melansir dari kompas.com, GM PLN Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Assad menyatakan bahwa informasi yang menyatakan bahwa PLN memberi kompensasi karena WFH adalah tidak benar alias hoaks.

    Ihksan menjelaskan bahwa untuk bisa memutuskan ada atau tidaknya kompensasi listrik harus melalui keputusan dan regulator, yakni Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.

    “Itu hoaks, belum. PLN masih mengkomunikasikan dengan regulator. Kita kan ada tiga (regulator), Kementerian ESDM, BUMN dan Keuangan,” pungkasnya.

    Lebih lanjut dijelaskan, bahwa link yang dibagikan melalui pesan berantai tersebut merupakan kompensasi yang pernah diberikan oleh PLN pada saat terjadinya pemadaman listrik dibulan Agustus 2019 lalu. Dan bukan kompensasi listrik yang diberikan pasca dilakukannya work from home.

    Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Excecutive Vice President Corporate Communication and Corporate Social Responsibility PLN, I Made Suprateka. Ia menyatakan bahwa narasi dalam pesan berantai tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

    “Bisa kami pastikan isu tersebut tidak benar,” jelas I Made.

    ===

    Rujukan