“Wow
Aku suka gaya loh bang😃”
(GFD-2021-7325) [SALAH] Driver Grab Meminta Jokowi untuk Turun
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi dari akun Facebook Imen Blaem berupa sebuah foto seorang driver Grab yang memegang sebuah papan yang bertuliskan “SUDAH CUKUP PAK…!!! KALO JELAS GAK MAMPU TURUUUUN..!!! JANGAN CENGENGESAN DI ATAS DERITA RAKYAT”. Postingan ini disukai sebanyak 797 kali, dikomentari 62 kali, dan disebarkan kembali 107 kali.
Berdasarkan penelurusan, foto yang serupa ditemukan pada postingan dari akun Facebook resmi Grab dengan papan bertuliskan “SERAHIN KEBUTUHAN KAMU SAMA ABANG, KAMU DIRUMAH AJA – GrabAssistant –“, pada postingan itu juga terdapat caption sebagai berikut:
“Makasih ya karena kamu udah saling jaga dengan tetap di rumah aja!
Mungkin kamu bingung saat harus beli sesuatu, tapi gak bisa keluar rumah.
Tenang aja, kamu bisa andalkan GrabAssistant untuk titip beliin apa aja yang kamu butuhkan!
Mulai dari makanan, sampai keperluan harian, GrabAssistant siap belikan!
Gak usah khawatir, ratusan ribu driver Grab sudah divaksin dan selalu terapkan pengantaran tanpa kontak.”
Grab Indonesia dan Gojek juga menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam Rencana Seruan Aksi Nasional terhadap penolakan PPKM yang sempat beredar dan direncanakan berlangsung pada 24 Juli 2021 yang pada akhirnya batal diselenggarakan.
Melihat dari penjelasan tersebut foto driver Grab meminta Jokowi untuk turun adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang dimanipulasi/Manipulated Content.
Berdasarkan penelurusan, foto yang serupa ditemukan pada postingan dari akun Facebook resmi Grab dengan papan bertuliskan “SERAHIN KEBUTUHAN KAMU SAMA ABANG, KAMU DIRUMAH AJA – GrabAssistant –“, pada postingan itu juga terdapat caption sebagai berikut:
“Makasih ya karena kamu udah saling jaga dengan tetap di rumah aja!
Mungkin kamu bingung saat harus beli sesuatu, tapi gak bisa keluar rumah.
Tenang aja, kamu bisa andalkan GrabAssistant untuk titip beliin apa aja yang kamu butuhkan!
Mulai dari makanan, sampai keperluan harian, GrabAssistant siap belikan!
Gak usah khawatir, ratusan ribu driver Grab sudah divaksin dan selalu terapkan pengantaran tanpa kontak.”
Grab Indonesia dan Gojek juga menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam Rencana Seruan Aksi Nasional terhadap penolakan PPKM yang sempat beredar dan direncanakan berlangsung pada 24 Juli 2021 yang pada akhirnya batal diselenggarakan.
Melihat dari penjelasan tersebut foto driver Grab meminta Jokowi untuk turun adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang dimanipulasi/Manipulated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Gambar yang telah disunting, gambar sebenarnya adalah bentuk promosi salah satu fitur Grab yaitu GrabAssistant.
Gambar yang telah disunting, gambar sebenarnya adalah bentuk promosi salah satu fitur Grab yaitu GrabAssistant.
Rujukan
(GFD-2021-7324) [SALAH] Orang yang Pernah Terinfeksi Covid-19 Memiliki Imunitas Lebih Baik Ketimbang yang Divaksin
Sumber: twitter.comTanggal publish: 28/07/2021
Berita
Here’s the official data showing people with natural immunity do better than the double vaxxed:
Coronavirus (COVID-19) Infection Survey technical article: analysis of reinfections of COVID-19 – Office for National Statistics
https://www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/conditionsanddiseases/articles/coronaviruscovid19infectionsurveytechnicalarticleanalysisofreinfectionsofcovid19/june2021
(terjemahan)
Ini adalah data resmi yang menunjukkan orang yang imunitas natural (infeksi alami) lebih baik daripada double vaksin.
Artikel teknis Survei Infeksi Coronavirus (COVID-19): analisis infeksi ulang COVID-19 – Kantor Statistik Nasional
penyintas vaksin
Vaksin penyintas
Coronavirus (COVID-19) Infection Survey technical article: analysis of reinfections of COVID-19 – Office for National Statistics
https://www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/conditionsanddiseases/articles/coronaviruscovid19infectionsurveytechnicalarticleanalysisofreinfectionsofcovid19/june2021
(terjemahan)
Ini adalah data resmi yang menunjukkan orang yang imunitas natural (infeksi alami) lebih baik daripada double vaksin.
Artikel teknis Survei Infeksi Coronavirus (COVID-19): analisis infeksi ulang COVID-19 – Kantor Statistik Nasional
penyintas vaksin
Vaksin penyintas
Hasil Cek Fakta
Beredar narasi di Twitter oleh akun @AllisonPearson yang mengklaim bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 akan memiliki imunitas tubuh lebih baik ketimbang orang yang sudah vaksin 2 dosis. Allison melampirkan bukti klaimnya dengan menunjukkan sebuah laporan berbentuk artikel, yang diterbitkan resmi oleh badan statistik nasional Inggris.
Setelah dilakukan pencarian fakta, klaim @AllisonPearson adalah HOAX. Laporan resmi oleh badan statistik nasional yang dijadikan bukti atas klaimnya, sama sekali tidak membuat perbandingan, mana yang lebih kebal, antara orang yang divaksin dengan orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Adapun poin utama yang disampaikan dalam laporan tersebut menunjukkan, orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang yang terinfeksi untuk kedua kalinya. Laporan tersebut tidak membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin.
Dilansir dari situs kesehatan, Alodokter, orang-orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi alami yang mampu mengenali dan melawan virus Corona. Namun belum diketahui sampai kapan antibodi tersebut akan dapat melindungi tubuh dari virus Corona. Ada yang mengatakan 6-8 bulan, namun perlu penelitian lebih lanjut, yang pasti ada kemungkinan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 akan bisa terinfeksi kembali. Maka dari itu, penyintas Covid-19 juga perlu divaksin.
Seorang ahli virologi, Sabra Klein, Ph.D saat diinterview dan diliput di situs kampus kesehatan masyarakat, John Hopkins, menjelaskan bahwa seorang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi yang bertahan hanya 6-8 bulan dan lama kelamaan akan lemah kembali, sedangkan orang yang divaksin akan mendapat imunitas yang lebih kuat dan bertahan lama, yakni setahun bahkan lebih lama lagi.
Sabra menambahkan, hal ini dikarenakan, vaksin seperti Pfizer dan Moderna dibuat menargetkan meniru spike protein, antigen yang yang mudah dikenal dari virus Corona, sehingga antibodi tubuh akan lebih mudah mengenalinya.
Spike protein merupakan bagian virus berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan. Spike protein berperan terpenting dalam infeksi virus, karena menjadi pintu masuk virus SARS-CoV ke dalam inangnya (sel manusia). Peran vaksin akan membentuk antibodi tubuh, yang dengan antibodi tersebut dapat menghancurkan spike protein, sehingga lebih efektif dalam membunuh virus.
Lebih lanjut, Sebra mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sudah memiliki kemampuan mendeteksi virus varian baru, yakni Delta varian, sehingga tubuh memiliki imunitas kuat untuk dapat melawan varian baru ini. Sedangkan penyintas Covid-19 memang sudah memiliki antibodi, namun belum tentu dapat mendeteksi dan melawan virus Delta. Daripada mengadu nasib, lebih baik melakukan vaksinasi.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @AllisonPearson adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Setelah dilakukan pencarian fakta, klaim @AllisonPearson adalah HOAX. Laporan resmi oleh badan statistik nasional yang dijadikan bukti atas klaimnya, sama sekali tidak membuat perbandingan, mana yang lebih kebal, antara orang yang divaksin dengan orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Adapun poin utama yang disampaikan dalam laporan tersebut menunjukkan, orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang yang terinfeksi untuk kedua kalinya. Laporan tersebut tidak membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin.
Dilansir dari situs kesehatan, Alodokter, orang-orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi alami yang mampu mengenali dan melawan virus Corona. Namun belum diketahui sampai kapan antibodi tersebut akan dapat melindungi tubuh dari virus Corona. Ada yang mengatakan 6-8 bulan, namun perlu penelitian lebih lanjut, yang pasti ada kemungkinan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 akan bisa terinfeksi kembali. Maka dari itu, penyintas Covid-19 juga perlu divaksin.
Seorang ahli virologi, Sabra Klein, Ph.D saat diinterview dan diliput di situs kampus kesehatan masyarakat, John Hopkins, menjelaskan bahwa seorang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi yang bertahan hanya 6-8 bulan dan lama kelamaan akan lemah kembali, sedangkan orang yang divaksin akan mendapat imunitas yang lebih kuat dan bertahan lama, yakni setahun bahkan lebih lama lagi.
Sabra menambahkan, hal ini dikarenakan, vaksin seperti Pfizer dan Moderna dibuat menargetkan meniru spike protein, antigen yang yang mudah dikenal dari virus Corona, sehingga antibodi tubuh akan lebih mudah mengenalinya.
Spike protein merupakan bagian virus berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan. Spike protein berperan terpenting dalam infeksi virus, karena menjadi pintu masuk virus SARS-CoV ke dalam inangnya (sel manusia). Peran vaksin akan membentuk antibodi tubuh, yang dengan antibodi tersebut dapat menghancurkan spike protein, sehingga lebih efektif dalam membunuh virus.
Lebih lanjut, Sebra mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sudah memiliki kemampuan mendeteksi virus varian baru, yakni Delta varian, sehingga tubuh memiliki imunitas kuat untuk dapat melawan varian baru ini. Sedangkan penyintas Covid-19 memang sudah memiliki antibodi, namun belum tentu dapat mendeteksi dan melawan virus Delta. Daripada mengadu nasib, lebih baik melakukan vaksinasi.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @AllisonPearson adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Salah. Seorang ahli virologi, Sabra Klein, Ph.D menjelaskan bahwa vaksinasi masih lebih baik untuk membentuk imunitas tubuh dalam jangka panjang. Sedangkan penyintas Covid-19 memang akan mendapatkan imunitas, namun terbatas dan tidak dalam jangka panjang.
Informasi Salah. Seorang ahli virologi, Sabra Klein, Ph.D menjelaskan bahwa vaksinasi masih lebih baik untuk membentuk imunitas tubuh dalam jangka panjang. Sedangkan penyintas Covid-19 memang akan mendapatkan imunitas, namun terbatas dan tidak dalam jangka panjang.
Rujukan
(GFD-2021-7323) [SALAH] Air Keran Positif Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/07/2021
Berita
“Sangat di sesalkan air kran saja ada virusnya 😫😪😥”
Air positif antigen
Air keran positif covid
Air mentah terbaca di swab
Air kran dites positif covid
Alat swab bisa positif kenak air kran
Air positif antigen
Air keran positif covid
Air mentah terbaca di swab
Air kran dites positif covid
Alat swab bisa positif kenak air kran
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi dari akun Facebook Sportss Giffts berupa sebuah video seorang satpam yang melakukan tes antigen dengan menggunakan air keran dan alat tersebut menampilkan positif Covid-19. Postingan ini disukai sebanyak 10 kali, dikomentari 1 kali, dan disebarkan kembali 32 kali.
Hoax ini sudah berulang kali muncul tetapi dengan video yang berbeda, Dicky Budiman selaku Epidemiolog Universitas Griffith menjelaskan bahwa informasi tentang air keran positif Covid-19 dengan menggunakan alat tes antigen adalah tidak benar. Ia menjelaskan SARS-CoV-2 tidak menyebar melalui air tetapi melalui udara sehingga air biasa tidak akan bisa terdeteksi oleh alat. Penggunaan alat tes antigen pada video tersebut menguji sampel yang bukan semestinya sehingga PH dari alat tes antigen terganggu dan merusak antibodi pada film alat sehingga hasil yang dikeluarkan tidak valid. Alat tes antigen sendiri hanya bisa digunakan dengan menggunakan sambil yang diambil dengan swab yang dimasukkan melalui hidung bukan dengan menggunakan sampel air ataupun cairan lainnya.
Melihat dari penjelasan tersebut video air keran positif Covid-19 adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Hoax ini sudah berulang kali muncul tetapi dengan video yang berbeda, Dicky Budiman selaku Epidemiolog Universitas Griffith menjelaskan bahwa informasi tentang air keran positif Covid-19 dengan menggunakan alat tes antigen adalah tidak benar. Ia menjelaskan SARS-CoV-2 tidak menyebar melalui air tetapi melalui udara sehingga air biasa tidak akan bisa terdeteksi oleh alat. Penggunaan alat tes antigen pada video tersebut menguji sampel yang bukan semestinya sehingga PH dari alat tes antigen terganggu dan merusak antibodi pada film alat sehingga hasil yang dikeluarkan tidak valid. Alat tes antigen sendiri hanya bisa digunakan dengan menggunakan sambil yang diambil dengan swab yang dimasukkan melalui hidung bukan dengan menggunakan sampel air ataupun cairan lainnya.
Melihat dari penjelasan tersebut video air keran positif Covid-19 adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah, alat rapid tes antigen dites dengan menggunakan air keran maka PH dari alat akan terganggu dan merusak antibody yang terdapat pada film alat tes antigen sehingga menghasilkan positif dan hasil itu menjadi invalid. SARS-CoV-2 sendiri tidak menyebar melalui air melainkan melalui udara.
Informasi yang salah, alat rapid tes antigen dites dengan menggunakan air keran maka PH dari alat akan terganggu dan merusak antibody yang terdapat pada film alat tes antigen sehingga menghasilkan positif dan hasil itu menjadi invalid. SARS-CoV-2 sendiri tidak menyebar melalui air melainkan melalui udara.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2021/07/17/salah-air-keran-dapat-positif-covid-19-setelah-ditest-menggunakan-device-rapid-test-antigen/
- https://factcheck.afp.com/
- http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9DX4PC-2
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/06/103000365/-hoaks-air-keran-dites-positif-dengan-rapid-test-antigen?page=all
(GFD-2021-7322) [SALAH] Vaksin dengan Pfizer Dapat Menularkan Virus ke Orang yang Belum Divaksin
Sumber: facebook.comTanggal publish: 27/07/2021
Berita
BREAKING NEWS!!! Ayon mismo sa P/F/I3ER mRNA VACCINE TRIAL DOCUMENTATION, sa AMERICA’S FRONTLINE DOCTORS at sa isa sa nagpasimula ng mRNA technology na si LUIGI WARREN, na may VIRAL SHEDDING na nangyayari!!! Meaning lalabas ang particles ng SPIKE PROTEINS
mula sa katawan ng NABAKUNAHAN at mapupunta sa HINDI PA NABABAKUNAHAN sa pamamagitan ng “SKIN CONTACT” at “INHALATION” na pwede mag cause ng AUTO IMMUNE DISEASES…Mag ingat at lumayo sa mga naturukan!!! Pls share…
(terjemahan)
BERITA TERBARU!!!
Berdasarkan DOKUMENTASI PERCOBAAN VAKSIN mRNA P/F/I3ER, DOKTER FRONTLINE AMERIKA dan salah satu pendiri teknologi mRNA, LUIGI WARREN, penularan virus sedang terjadi! Ini berarti lonjakan partikel protein akan dilepaskan dari tubuh mereka yang divaksinasi dan akan ditransfer ke yang tidak divaksin melalui “kontak kulit” dan “pernapasan” yang dapat menyebabkan penyakit autoimun. Hati-hati dan hindari orang yang sudah divaksin!
mula sa katawan ng NABAKUNAHAN at mapupunta sa HINDI PA NABABAKUNAHAN sa pamamagitan ng “SKIN CONTACT” at “INHALATION” na pwede mag cause ng AUTO IMMUNE DISEASES…Mag ingat at lumayo sa mga naturukan!!! Pls share…
(terjemahan)
BERITA TERBARU!!!
Berdasarkan DOKUMENTASI PERCOBAAN VAKSIN mRNA P/F/I3ER, DOKTER FRONTLINE AMERIKA dan salah satu pendiri teknologi mRNA, LUIGI WARREN, penularan virus sedang terjadi! Ini berarti lonjakan partikel protein akan dilepaskan dari tubuh mereka yang divaksinasi dan akan ditransfer ke yang tidak divaksin melalui “kontak kulit” dan “pernapasan” yang dapat menyebabkan penyakit autoimun. Hati-hati dan hindari orang yang sudah divaksin!
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook berupa video disertai narasi oleh akun bernama Lynn Agno. Dalam videonya, ia mengklaim bahwa vaksin yang berbasis mRNA seperti Pfizer menyebabkan ‘viral shedding’. Viral shedding adalah proses dimana tubuh mengandung partikel virus yang kemudian virus tersebut menyebar ke lingkungan dan menularkannya ke orang lain, melalui batuk, bersin, berbicara, makan, dan saat menghembuskan nafas.
Lebih lanjut menurut Agno, orang yang divaksin Pfizer menjadi penyebab menularnya virus ke orang yang belum divaksin, maka dari itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak dekat-dekat dengan orang yang sudah divaksin. Selain itu Agno juga menyatakan klaimnya tersebut didukung oleh asosiasi dokter garda terdepan dari Amerika.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Agno Lynn adalah hoax. Menurut juru bicara vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Pfizer tidak mengandung partikel virus apapun, sehingga ketika divaksin tidak ada pelepasan virus yang masuk ke dalam tubuh, pun juga tidak bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Pusat Pengendalian dan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa viral shedding pada vaksin hanya terjadi jika vaksin tersebut mengandung virus yang dilemahkan. Sedangkan vaksin Pfizer tidak mengandung virus hidup yang menjadi penyebab Covid-19 dan yang menyebabkan Covid-19, sehingga tidak dapat menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
CDC melanjutkan, vaksin Covid-19 yang masuk ke tubuh memberikan instruksi kepada sel tubuh untuk membangun protein, bahkan sedikit protein, untuk merangsang imun tubuh. Ketika imun tubuh merespon, selanjutnya akan terbentuk antibodi yang dapat melindung tubuh dari virus Covid-19.
Melansir dari situs kesehatan online, Health, mengatakan meski sebuah vaksin mengandung virus yang dilemahkan, sangat jarang sekali terjadi kasus orang yang divaksin menyebarkan dan menginfeksi virus ke orang lain.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Lynn Agno adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Lebih lanjut menurut Agno, orang yang divaksin Pfizer menjadi penyebab menularnya virus ke orang yang belum divaksin, maka dari itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak dekat-dekat dengan orang yang sudah divaksin. Selain itu Agno juga menyatakan klaimnya tersebut didukung oleh asosiasi dokter garda terdepan dari Amerika.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Agno Lynn adalah hoax. Menurut juru bicara vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Pfizer tidak mengandung partikel virus apapun, sehingga ketika divaksin tidak ada pelepasan virus yang masuk ke dalam tubuh, pun juga tidak bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Pusat Pengendalian dan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa viral shedding pada vaksin hanya terjadi jika vaksin tersebut mengandung virus yang dilemahkan. Sedangkan vaksin Pfizer tidak mengandung virus hidup yang menjadi penyebab Covid-19 dan yang menyebabkan Covid-19, sehingga tidak dapat menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
CDC melanjutkan, vaksin Covid-19 yang masuk ke tubuh memberikan instruksi kepada sel tubuh untuk membangun protein, bahkan sedikit protein, untuk merangsang imun tubuh. Ketika imun tubuh merespon, selanjutnya akan terbentuk antibodi yang dapat melindung tubuh dari virus Covid-19.
Melansir dari situs kesehatan online, Health, mengatakan meski sebuah vaksin mengandung virus yang dilemahkan, sangat jarang sekali terjadi kasus orang yang divaksin menyebarkan dan menginfeksi virus ke orang lain.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Lynn Agno adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Vaksin Pfizer yang berbasis messenger RNA (mRNA) tidak mengandung partikel virus apapun, sehingga tubuh yang divaksin tidak dapat memproduksi virus maupun menularkan virus ke orang lain.
Informasi Palsu. Vaksin Pfizer yang berbasis messenger RNA (mRNA) tidak mengandung partikel virus apapun, sehingga tubuh yang divaksin tidak dapat memproduksi virus maupun menularkan virus ke orang lain.
Rujukan
Halaman: 4642/5892