• (GFD-2020-3840) [SALAH] Akun Media Sosial Erick Thohir For President 2024

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 16/04/2020

    Berita

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, ia tak memiliki akun media sosial baik Facebook, Instagram, maupun Twitter dengan nama Erick Thohir for Indonesia ataupun Erick Thohir for President.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun media sosial bernama Erick Thohir For President 2024 yang bertujuan untuk mencalonkan dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) di masa mendatang.

    Akun grup facebook tersebut memiliki lebih dari 25 ribu anggota dan terdapat 6.778 foto sudah diunggah di grup itu.

    Setelah ditelusuri, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir membantah memiliki akun media sosial dengan nama Erick Thohir for President.

    “Saya ingin sampaikan bahwa saya tidak pernah membuat akun sosial media baik di FB, Instagram ataupun Twitter yang bernama seperti Erick Thohir for Indonesia ataupun Erick Thohir for President,” kata Erick dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 April 2020. Keterangan tertulis tersebut dibenarkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

    Menurut Erick, apabila ada unggahan dari akun seperti itu sama sekali bukan darinya dan bukan juga team. Bahkan, menurut Erick, unggahan akun tersebut mengganggunya.

    “Apabila ada posting dari akun seperti itu sama sekali bukan dari saya juga team, bahkan postingan tersebut mengganggu kami,” kata Erick dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).

    “Saat ini yang saya ingin lakukan hanya bekerja dengan baik, mengemban tugas yang diberikan kepada saya dari Presiden Joko Widodo,” kata dia.

    Di Twitter, akun resmi Erick Thohir yang bercentang biru tanda telah diverifikasi kepemilikannya adalah akun @erickthohir. Nama yang sama juga digunakan untuk akun Instagram yang juga telah mendapat centang biru.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3839) [SALAH] “Ini kiriman video betapa dahsyatnya wabah covid 19 di Amerika”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 16/04/2020

    Berita

    Jenazah dalam video itu meninggal bukan karena terinfeksi virus Corona COVID-19, melainkan karena sebab lain. Jenazah kasus COVID-19 di sana akan dimasukkan ke dalam peti tertutup dan dimakamkan langsung oleh rumah sakit.

    Akun Nesya Zahra (fb.com/nesya.zahra.731) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagaio berikut:

    “Ini kiriman video betapa dahsyatnya wabah covid 19 di Amerika.
    Video ini dari murid saya yg tinggal di Amerika. Ini yg diliput di Brooklyn utk mengingatkan semua, jgn menganggap enteng virus covid 19 ini. Mayat2 Muslim diserahkan ke komunitas (Arab) utk dimakamkan karena Pemerintah setempat sudah kewalahan. Komunitas ini menerima mayat puluhan orang perharinya kurang lebih 55 orang. Jenazah2 itu digeletakin begitu saja di ruang kantor menunggu antre untuk dimakamkan. Jadi tolong, sahabat2 di Tanah air jangan anggap enteng virus covid 19 ini, tetap pakai masker,seringlah cuci tangan dan setiap habis dari luar rumah segera mandi. Dan jangan pernah lupa berdoa kepada Allah SWT agar kita senantiasa berada didalam lindunganNYA. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa jenazah-jenazah di video itu adalah jenazah yang meninggal karena terinfeksi virus Corona COVID-19 adalah klaim yang keliru.

    Jenazah-jenazah dalam video di atas meninggal bukan karena terinfeksi virus Corona, melainkan karena sebab lain. Jenazah kasus Covid-19 di sana akan dimasukkan ke dalam peti tertutup dan dimakamkan langsung oleh rumah sakit.

    Tim CekFakta Tempo menggunakan tool InVID untuk mengekstraksi video tersebut menjadi sejumlah foto. Foto-foto itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool. Dengan cara ini, Tempo memperoleh video dalam versi lengkap yang berdurasi 5 menit 15 detik.

    Video itu adalah video milik akun Facebook SHERIFKHORSHEID yang dipublikasikan oleh Youm7.com, sebuah situs berita berbahasa Arab yang berbasis di Mesir, pada 7 April 2020. Video tersebut diunggah dengan keterangan “video tentang jumlah mayat muslim yang menjadi korban Corona sebelum pemakaman mereka di New York”.

    Lewat video itu, Tempo memperoleh petunjuk pada menit awal, ketika dua pria yang bercakap-cakap dalam bahasa Arab hendak masuk ke sebuah kantor. Di kaca jendela kantor tersebut, tertera dua nomor telepon. Tempo kemudian mengecek nomor telepon tersebut, yakni 347-262-2744 dan 718-435-6700, ke mesin pencarian Google.

    Berdasarkan informasi dari situs Business Directory, nomor telepon itu adalah milik Islamic International Funeral Services atau Layanan Pemakaman Islam Internasional yang beralamat di Pat Marmo, 4123 4th Avenue, Brooklyn, New York.

    Melalui penelusuran dengan Google Maps, Tempo mendapati bahwa kantor itu adalah benar kantor Islamic International Funeral Services. Hal ini terlihat dari kesamaan tulisan nomor telepon yang tertera pada kaca jendela kantor serta bangunan yang berada di seberang jalan.

    Dalam artikelnya, Youm7.com menjelaskan bahwa video itu direkam oleh Bakr Mansour, warga Yordania, yang memantau jumlah kematian akibat Covid-19 pada kalangan muslim di Amerika. Saat video itu diambil, salah satu staf biro pemakaman mengatakan bahwa kantornya menerima 55 jenazah kasus Covid-19, sepuluh jenazah di antaranya telah dimakamkan. Situs ini juga menjelaskan bahwa 90 persen kematian yang diterima oleh Islamic International Funeral Services adalah karena virus Corona.

    Setelah video ini menyebar di media sosial, petugas Islamic International Funeral Services yang berada dalam video itu kemudian membuat klarifikasi. Tempo mendapatkan video klarifikasi tersebut diunggah oleh kanal Abu Ammar di YouTube pada 7 April 2020.

    Melalui bantuan Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin, yang merupakan lulusan Universitas Al Azhar Mesir dan bisa berbahasa Arab, diketahui bahwa pria dalam video itu menjelaskan jenazah-jenazah tersebut meninggal bukan karena Covid-19, tapi karena sebab lain.

    Menurut pria itu, pasien yang meninggal karena Covid-19 diletakkan dalam peti tertutup dan dikuburkan langsung oleh rumah sakit, tanpa melalui Islamic International Funeral Services. “Jenazah diurus di rumah sakit, dilakukan tayamum, lalu langsung ke pemakaman,” katanya.

    Tempo pun sempat mengirimkan pesan ke Islamic International Funeral Services lewat Facebook. Salah satu admin menjawab bahwa video yang viral itu diambil dan diedarkan ke media sosial tanpa kesepakatan. “Maaf, kami tidak dapat mengomentari video itu. Itu diambil tanpa persetujuan kami dan kami menghargai privasi saudara-saudari muslim kami,” katanya pada 13 April 2020.

    Dilansir dari Bloomberg, New York menjadi pusat yang terdampak parah dari wabah Covid-19 di Amerika. Departemen Kesehatan setempat menjelaskan bahwa hari Minggu kemarin, 12 April 2020, merupakan hari keenam berturut-turut di mana kematian mencapai lebih dari 700 orang. Hingga kini, total kematian di New York telah mencapai 9.385 orang dengan jumlah yang terinfeksi mencapai 188.694 orang.

    Dikutip dari NY Daily News, tingginya kematian akibat Covid-19 memang menyebabkan rumah duka kewalahan melayani permintaan untuk pemakaman dan pembakaran jenazah. “Setiap lingkungan, kelompok etnis, kelompok agama, mereka semua dibanjiri (jenazah),” kata John D’Arienzo, pengelola rumah duka Brooklyn dan Presiden Asosiasi Direktur Pemakaman Metropolitan di New York. “Ini yang terburuk yang pernah kulihat.”

    Rujukan

  • (GFD-2020-3838) [SALAH] Foto “Percuma di lock down”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 16/04/2020

    Berita

    Pelintiran daur ulang. TIDAK terkait COVID-19, foto yang dibagikan adalah bagian dari proyek seni mengenang korban kamp konsentrasi Nazi “Katzbach” pada 24 Maret 2014.
    NARASI

    “Maaf menurut pribadi saya sendiri, Percuma di lock down untuk masyarakat yang ada di pulau lombok khususnya bosq gagah yang ada di atas sana. Kalau masih airpot di buka dan pelabuhan, untuk pelabuhan tetap dibuka tapi ada pengecualian khusus untuk angkutan domistik/pangan dan itu pun harus dengan pengawalan yang ketat. Semakin bos-bosq di atas sana menekan rakyat untuk tetap berdiam diri untuk diam di rumah, itu sama halnya bosq yang di atas sana membunuh rakyat anda sendiri, percuma untuk bersosialisai ke rakyat yang di bawah kalau pintu masuk virus tetap terbuka di biarkan begitu saja bebas.

    mari kita berfikir secara logika bosq, apa mungkin rakyat masyarakat terutama yang ada di Lombok tercinta masyarakat sekitar menularankan virus tersebut yang berdiam di lombok kalau bukan datangnya dari seseorang yang datang dari luar daerah?
    Saya Rasa bosq yang di atas kursi sana sudah tau jawabanya.
    Apa artinya kita menguras air kotoran kalau masih di kencingi trus menerus.
    Cobalah untuk mengunci dulu pintu toiletnya agar tidak di masuki orang sampai kotoran air tersebut berhenti mengalir.
    Menurut pemikiran saya pribadi, satu satu cara untuk mengatasi pencegahan virus ini adalah meLock down bandara dan tiap tiap pelabuhan untuk sementara waktu, bukan rakyat yang tidak pernah tersentuh virus tersebut yang di korbankan. Pencegahan harus tetap berjalan, tapi sumber penularannya harus di hentikan bosq gagah.

    Mohon maaf atas pemahaman dan pemikiran saya yang bodoh dan tidak berpendidikan ini.????????????????????????????????????????
    Saya tahu anda di atas sana lebih pintar dari saya
    Saya hanyalah tengkulak eleh.

    SALAM HORMAT BUAT BAPAK GUBERNUR KAMI WABILL KHUSUS DI LOMBOK TERCINTA.”

    ======

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * SUMBER membagikan foto orang-orang yang berbaring di Frankfurt (Jerman) pada 24 Maret 2014, bagian dari proyek seni mengenang korban kamp konsentrasi Nazi “Katzbach”.

    * SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks foto yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.


    (2) Sumber foto, REUTERS: “TANGGAL: 24 Maret 2014

    Orang-orang berbaring di zona pejalan kaki sebagai bagian dari proyek seni untuk mengenang 528 korban kamp konsentrasi Katzbach Nazi, di Frankfurt, 24 Maret 2014. Para tahanan di kamp konsentrasi Katzbach, bagian dari bekas pabrik industri Adler , dipaksa melakukan mars kematian ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Dachau pada 24 Maret 1945. Sekitar 528 korban Katzbach dimakamkan di pemakaman pusat Frankfurt. REUTERS / Kai Pfaffenbach (JERMAN – Tag: SOCIETY ANNIVERSARY ANNIVERSARY TPX GAMBAR OF THE HARI ENTERTAINMENT)”.

    Google Translate Chrome extension, https://reut.rs/2S0vtTG / http://archive.md/HJDP8 (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan

  • (GFD-2020-3837) [SALAH] “Sejumlah Polisi India Telah Tiba Di Indonesia”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 16/04/2020

    Berita

    Akun Twitter @LamarihuAru mengunggah sebuah foto dengan narasi bahwa polisi India telah tiba di Indonesia untuk menertibkan masyarakat yang tidak mau tinggal diam di rumah. Keterangan yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan fakta, lantaran foto tersebut diambil dalam waktu, tempat dan kejadian yang berbeda.

    NARASI:

    Kabar Terkini.. Sejumlah Polisi India Telah Tiba Di Indonesia Untuk menertibkan Masyarakat yg tdk mau tinggal di rumah..Siapkan Pantat dan Minyak Gosok..

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @LamarihuAru mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah polisi India berseragam lengkap. Narasi yang disematkan oleh akun @LamarihuAru adalah bahwa polisi India telah tiba di Indonesia untuk menertibkan masyarakat yang tidak mau diam di rumah di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

    Menurut pencarian melalui mesin pencari gambar milik google, faktanya foto tersebut diunggah oleh media India hindustantimes.com pada 10 Mei 2017 dengan judul “Low-waist pants, skin-tight shirts lands 400 Punjab cops in trouble”. Dari keterangan yang diberikan oleh hindustantimes.com, sejumlah polisi tengah menuju ke toko penjahit untuk kembali mengubah tampilan mereka seperti semula, setelah mengikuti gaya berpakaian polisi dalam film Dabangg.

    Dabangg sendiri merupakan film yang menceritakan sebuah kisah hidup seorang polisi India yang diperankan oleh Salman Khan. Pasca film tersebut ramai menjadi perbincangan, gaya berpakaian Salman Khan dalam film pun menjadi daya tarik tersendiri bagi sejumlah polisi di wilayah Ludhiana, India.

    Namun baru saja sehari mereka mengikuti gaya dalam film tersebut, Deputy Commissioner of Police (DCP) atau wakil komisaris polisi meminta kepada sejumlah polisi agar mengubah kembali cara berpakaian mereka sesuai spesifikasi. Oleh sebab itu, kurang lebih sebanyak 430 personil kepolisian diminta agar mengubah kembali tampilan mereka sesuai aturan yang sudah ditentukan.

    Unggahan milik akun @LamarihuAru masuk ke dalam kategori false context, yang berarti foto tersebut benar adanya namun keterangan atau narasi yang diberikan baik dari segi waktu, tempat dan informasi kejadiannya tidak sesuai dengan fakta.

    Rujukan