“People in Iran are dying due to the lack of water supply…
Meanwhile the government is sending millions of dollars to fund terrorist around the globe.”
“Orang-orang di Iran sedang sekaray karena kurangnya pasokan air…
Sementara itu, pemerintah sedang mengirimkan jutaan dollar untuk membiayai teroris di seluruh dunia.”
(GFD-2021-7321) [SALAH] Foto Orang-orang di Iran yang Sedang Sekarat karena Kekurangan Pasokan Air
Sumber: twitter.comTanggal publish: 27/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Asaad Hanna (@AsaadHannaa) mengunggah cuitan berupa dua buah foto yang diklaim sebagai foto orang- orang di Iran sedang sekarat karena kekurangan pasokan air. Cuitan tersebut mendapat atensi sebanyak 134 retweet, 347 suka, dan 12 komentar.
Berdasarkan hasil penelusuran, dua foto unggahan tersebut diambil pada dua peristiwa yang berbeda. Melalui reverse image search tool, foto pertama yang asli dari unggahan tersebut ditemukan di beberapa situs, termasuk dalam video YouTube berjudul انسان و انسانیت (Man and Humanity) yang diunggah oleh Ali Aghdam pada 16 April 2013.
Adapun foto kedua dari cuitan tersebut merupakan foto korban perang di Mosul, Iraq tahun 2017 yang pernah dimuat dalam artikel The Sydney Morning berjudul “The war has just started”. The Sydney Morning memberikan keterangan foto sebagai berikut.
“A husband tries to revive his wife as their children look on.”
“Seorang suami mencoba menghidupkan kembali istrinya yang anak-anak mereka melihatnya.”
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Asaad Hanna (@AsaadHannaa) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, dua foto unggahan tersebut diambil pada dua peristiwa yang berbeda. Melalui reverse image search tool, foto pertama yang asli dari unggahan tersebut ditemukan di beberapa situs, termasuk dalam video YouTube berjudul انسان و انسانیت (Man and Humanity) yang diunggah oleh Ali Aghdam pada 16 April 2013.
Adapun foto kedua dari cuitan tersebut merupakan foto korban perang di Mosul, Iraq tahun 2017 yang pernah dimuat dalam artikel The Sydney Morning berjudul “The war has just started”. The Sydney Morning memberikan keterangan foto sebagai berikut.
“A husband tries to revive his wife as their children look on.”
“Seorang suami mencoba menghidupkan kembali istrinya yang anak-anak mereka melihatnya.”
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Asaad Hanna (@AsaadHannaa) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, kedua foto cuitan tersebut tidak ada kaitannya dengan kondisi orang-orang di Iran yang saat ini kekurangan pasokan air.
Faktanya, kedua foto cuitan tersebut tidak ada kaitannya dengan kondisi orang-orang di Iran yang saat ini kekurangan pasokan air.
Rujukan
(GFD-2021-7320) [SALAH] Penampakan Piramida Giza 4.600 Tahun yang Lalu
Sumber: twitter.comTanggal publish: 27/07/2021
Berita
“Giza 4,600 years ago.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Archeology & Art (@archeologicarts) mengunggah gambar Piramida Giza dengan narasi yang menggambarkan bahwa foto tersebut diambil 4.600 tahun yang lalu. Cuitan itu mendapat atensi berupa 6.909 suka, 1.147 retweet, dan 62 balasan.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar cuitan itu bukanlah Piramida Giza 4.600 tahun yang lalu. Foto tersebut adalah ilustrasi karya Gabriel Nagypal untuk permainan “Age of Pyramids” yang dibuat oleh Cassagi studio dan ditemukan pada situs bernama ArtStation. Sebagai tambahan, Cassagi studio adalah perusahaan asal Slovakia yang menawarkan standar AAA dalam pengembang permainan.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Archeology & Art (@archeologicarts) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar cuitan itu bukanlah Piramida Giza 4.600 tahun yang lalu. Foto tersebut adalah ilustrasi karya Gabriel Nagypal untuk permainan “Age of Pyramids” yang dibuat oleh Cassagi studio dan ditemukan pada situs bernama ArtStation. Sebagai tambahan, Cassagi studio adalah perusahaan asal Slovakia yang menawarkan standar AAA dalam pengembang permainan.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Archeology & Art (@archeologicarts) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, gambar cuitan tersebut adalah sebuah ilustrasi karya Gabriel Nagypal untuk permainan bernama Age of Pyramids yang dibuat oleh Cassagi studio dan bukan Piramina Giza 4.600 tahun yang lalu.
Faktanya, gambar cuitan tersebut adalah sebuah ilustrasi karya Gabriel Nagypal untuk permainan bernama Age of Pyramids yang dibuat oleh Cassagi studio dan bukan Piramina Giza 4.600 tahun yang lalu.
Rujukan
(GFD-2021-7319) [SALAH] “Gudang senjata di China meledak dalam kebakaran pagi ini…”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/07/2021
Berita
“Gudang senjata di China meledak dalam kebakaran pagi ini…
Alhamdulillah Wasyukurillah Allah bayar tunai atas kedzolimannya yg selalu berusaha menguasai Seluruh dunia dan termasuk Indonesia….
Hari Sabtu tgl 19 Banjir Bandang skrg gudangsenjatanya musnah,,semoga Allah hancurkan semuanya..Aamiin”
Alhamdulillah Wasyukurillah Allah bayar tunai atas kedzolimannya yg selalu berusaha menguasai Seluruh dunia dan termasuk Indonesia….
Hari Sabtu tgl 19 Banjir Bandang skrg gudangsenjatanya musnah,,semoga Allah hancurkan semuanya..Aamiin”
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi dari akun Facebook Nur Mujahidah New berupa sebuah video yang diklaim adalah gudang senjata di China yang meledak karena kebakaran pada pagi hari 25 Juli 2021. Postingan ini disukai sebanyak 18 kali, dikomentari 15 kali, dan disebarkan kembali 2 kali.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut terdiri dari beberapa cuplikan kejadian-kejadian yang berbeda. Pada awal video ditampilkan sebuah ledakan besar yang merupakan ledakan di Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020, Perdana Menteri Hassan Diab menjelaskan bahwa ledakan tersebut terjadi di gudang amunisi bersumber dari bahan peledak yang disita sejak tahun 2014 dan disimpan di pelabuhan kota.
Cuplikan kedua pada akhir video merupakan rekaman amatir dari kebakaran sebuah pabrik spons di Komplek Industri Sihwa, Siheung, Gyeonggi-do, Korea Selatan yang terjadi pada 2 Juli 2021. Kebakaran besar tersebut akhirnya dapat dipadamkan setelah 7 jam dan tidak ada korban jiwa dari kejadian tersebut tetapi sempat menimbulkan kepanikan karena besarnya api.
Melihat dari penjelasan tersebut video ledakan gudang senjata di China adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut terdiri dari beberapa cuplikan kejadian-kejadian yang berbeda. Pada awal video ditampilkan sebuah ledakan besar yang merupakan ledakan di Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020, Perdana Menteri Hassan Diab menjelaskan bahwa ledakan tersebut terjadi di gudang amunisi bersumber dari bahan peledak yang disita sejak tahun 2014 dan disimpan di pelabuhan kota.
Cuplikan kedua pada akhir video merupakan rekaman amatir dari kebakaran sebuah pabrik spons di Komplek Industri Sihwa, Siheung, Gyeonggi-do, Korea Selatan yang terjadi pada 2 Juli 2021. Kebakaran besar tersebut akhirnya dapat dipadamkan setelah 7 jam dan tidak ada korban jiwa dari kejadian tersebut tetapi sempat menimbulkan kepanikan karena besarnya api.
Melihat dari penjelasan tersebut video ledakan gudang senjata di China adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah, video tersebut terdiri dari beberapa cuplikan dari kejadian yang berbeda. Cuplikan pertama adalah ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020 dan cuplikan pada akhir video adalah kejadian kebakaran pabrik spons di Sihwa, Korea Selatan pada 2 Juli 2021.
Informasi yang salah, video tersebut terdiri dari beberapa cuplikan dari kejadian yang berbeda. Cuplikan pertama adalah ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020 dan cuplikan pada akhir video adalah kejadian kebakaran pabrik spons di Sihwa, Korea Selatan pada 2 Juli 2021.
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=soNra4m5TLQ
- https://www.youtube.com/watch?v=_xc9Hmr8IvU
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20200805062756-4-177444/bak-bom-atom-ini-penyebab-ledakan-dahsyat-di-beirut-lebanon
- https://mustsharenews.com/lebanon-beirut-explosion/
- https://www.tellerreport.com/tech/2021-07-03-big-fire-at-sponge-factory–extinguished-in-7-hours—-all-night-horror.rJfL78yR3u.html
- https://www.youtube.com/watch?v=eX1cwFRlhy0
(GFD-2021-7318) [SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya
Sumber: twitter.comTanggal publish: 26/07/2021
Berita
Wah wah wah mantap nih tagar
#PresidenTerburukDalamSejarah
*video bersumber dari TikTok berdurasi 1 menit 4 detik
wajib simak ampe habis
jangan mudah percaya klw tdak percaya.aplgi cmn katanya katanya. tetaplh dg kta hatimu dan fakta2. di sini paham!
Tujuan pandemi ini sejak awal adalah vaksinasi
jadi semuanya mengarah pada vaksinasi
mereka telah melakukan vaksin paksa pada negara-negara di Asia Tenggara
dan di negara-negara eropa juga telah diwajibkan
maksudku ada pihak yang membayar Pemerintah agar menyuntikan racun ini kepada masyarakat
saking hausnya para pemangku kepentingan agar masyarakat divaksin
itu sebabnya vaksin ini digratiskan bagi masyarakat
ada orang-orang dibalik layar yang ingin agar semua orang disuntik
kenapa Seperti itu?
kenapa mereka ingin racun ini masuk ke darah kita ?
jadi tekanan yang dirasakan oleh Masyarakat saat ini
yaitu mereka akan dipecat jika tidak divaksin
tapi masyarakat tahu bahwa vaksin ini bisa membunuh mereka
kalau tidak ada efek samping ya pasti masuk akal untuk menerimanya
apakah vaksin berbahaya
vaksin mengandung racun
vaksin racun
racun vaksin
hoax vaksin
Vaksin sinovac menyebabkan kematian
#PresidenTerburukDalamSejarah
*video bersumber dari TikTok berdurasi 1 menit 4 detik
wajib simak ampe habis
jangan mudah percaya klw tdak percaya.aplgi cmn katanya katanya. tetaplh dg kta hatimu dan fakta2. di sini paham!
Tujuan pandemi ini sejak awal adalah vaksinasi
jadi semuanya mengarah pada vaksinasi
mereka telah melakukan vaksin paksa pada negara-negara di Asia Tenggara
dan di negara-negara eropa juga telah diwajibkan
maksudku ada pihak yang membayar Pemerintah agar menyuntikan racun ini kepada masyarakat
saking hausnya para pemangku kepentingan agar masyarakat divaksin
itu sebabnya vaksin ini digratiskan bagi masyarakat
ada orang-orang dibalik layar yang ingin agar semua orang disuntik
kenapa Seperti itu?
kenapa mereka ingin racun ini masuk ke darah kita ?
jadi tekanan yang dirasakan oleh Masyarakat saat ini
yaitu mereka akan dipecat jika tidak divaksin
tapi masyarakat tahu bahwa vaksin ini bisa membunuh mereka
kalau tidak ada efek samping ya pasti masuk akal untuk menerimanya
apakah vaksin berbahaya
vaksin mengandung racun
vaksin racun
racun vaksin
hoax vaksin
Vaksin sinovac menyebabkan kematian
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Twitter berupa video oleh akun @Ibeen16, video yang diunggahnya terlihat seorang bernama ” Dr. Peter McCullough” yang dalam video tersebut diketahui McCullough mempermasalahkan vaksinasi yang dilakukan pemerintah. McCullough menganggap bahwa program vaksinasi dirancang untuk keuntungan pihak tertentu, mereka bekerja sama dengan pemerintah dan memaksakan rakyat untuk divaksin. Sesuai dengan terjemahan dalam video tersebut, McCullough mengatakan “racun”sebanyak 2 kali, yang mana kata “racun” mengarah pada vaksin.
Selain itu, deskripsi dalam video juga berusaha menggiring penonton untuk percaya ungkapan McCullough. Video tersebut beredar di tengah program vaksinasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah untuk menghentikan pandemi. Postingan @Ibeen16 disertai dengan tagar #PresidenTerburukDalamSejarah, yang beberapa hari lalu sempat menjadi trending topik.
Untuk mengetahui konteks pembicaraan dari potongan video tersebut, dilakukan pencarian melalui Google, dan ditemukan full video beserta transkripnya disini (https://archive.vn/aSZIp).
Dalam video berdurasi 1 jam 45 menit tersebut, memperlihatkan Dr. Peter McCullough diinterview oleh John Leake. Pernyataan McCullough sebenarnya tidak berkata “racun” secara langsung sebagaimana terjemahan dalam video @Ibeen16. Namun McCullough jelas mengklaim bahwa vaksin berbahaya dan dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan kematian mendadak. Ia juga mengklaim kematian dan penuhnya rumah sakit disebabkan karena vaksinasi.
Meski begitu pernyataan McCullough adalah HOAX.
Dr. Peter McCullough mengaku sebagai dokter ahli penyakit jantung dan penyakit dalam dari Texas, Amerika Serikat, ia juga Profesor di Fakultas Kedokteran A&M College of Medicine, The Baylor Dallas, Texas.
Meski mengaku seorang dokter, ia memiliki riwayat menyebarkan informasi bohong mengenai pandemi dan vaksin Covid-19, khususnya vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat. Adapun klaimnya di antaranya adalah orang-orang di bawah 50 tahun tidak perlu divaksin, orang yang sembuh dari Covid-19 tidak perlu divaksin, vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan program aplikasi komputer, serta vaksin berbahaya karena menyebabkan kematian.
Semua klaimnya adalah hoax. Apabila vaksin memang berbahaya, maka akan terjadi kematian massal di Amerika Serikat. Dilansir dari Our World in Data, sebanyak 50% warganya sudah divaksin 2 dosis, hampir mendekati target yang dicanangkan yakni 70%. Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021. Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin. Bersumber dari kumparan, justru 99% kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat adalah orang yang belum divaksin.
Adapun jenis vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yakni AstraZeneca dan Sinovac terbukti aman digunakan, karena sudah melalui uji klinis. Dilansir dari situs resmi Kementrian Kesehatan, vaksin Sinovac telah memenuhi standar WHO untuk keamanan, efikasi, dan pembuatan. Selain itu, WHO dan BPOM juga telah memasukkan Sinovac ke Daftar Penggunaan Darurat (EUL) bersama vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.
Menurut Dirga Sakti Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berfokus di bidang vaksinologi, penggunaan vaksin memang memiliki efek samping, namun kebermanfaatannya lebih banyak dan minim resiko. Adapun klaim bahwa orang yang mendapat vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah hanyalah beberapa saja yakni 10 dari 1 juta orang.
Berdasarkan data yang terkumpul, klaim bahwa vaksin mengandung racun berbahaya adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Selain itu, deskripsi dalam video juga berusaha menggiring penonton untuk percaya ungkapan McCullough. Video tersebut beredar di tengah program vaksinasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah untuk menghentikan pandemi. Postingan @Ibeen16 disertai dengan tagar #PresidenTerburukDalamSejarah, yang beberapa hari lalu sempat menjadi trending topik.
Untuk mengetahui konteks pembicaraan dari potongan video tersebut, dilakukan pencarian melalui Google, dan ditemukan full video beserta transkripnya disini (https://archive.vn/aSZIp).
Dalam video berdurasi 1 jam 45 menit tersebut, memperlihatkan Dr. Peter McCullough diinterview oleh John Leake. Pernyataan McCullough sebenarnya tidak berkata “racun” secara langsung sebagaimana terjemahan dalam video @Ibeen16. Namun McCullough jelas mengklaim bahwa vaksin berbahaya dan dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan kematian mendadak. Ia juga mengklaim kematian dan penuhnya rumah sakit disebabkan karena vaksinasi.
Meski begitu pernyataan McCullough adalah HOAX.
Dr. Peter McCullough mengaku sebagai dokter ahli penyakit jantung dan penyakit dalam dari Texas, Amerika Serikat, ia juga Profesor di Fakultas Kedokteran A&M College of Medicine, The Baylor Dallas, Texas.
Meski mengaku seorang dokter, ia memiliki riwayat menyebarkan informasi bohong mengenai pandemi dan vaksin Covid-19, khususnya vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat. Adapun klaimnya di antaranya adalah orang-orang di bawah 50 tahun tidak perlu divaksin, orang yang sembuh dari Covid-19 tidak perlu divaksin, vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan program aplikasi komputer, serta vaksin berbahaya karena menyebabkan kematian.
Semua klaimnya adalah hoax. Apabila vaksin memang berbahaya, maka akan terjadi kematian massal di Amerika Serikat. Dilansir dari Our World in Data, sebanyak 50% warganya sudah divaksin 2 dosis, hampir mendekati target yang dicanangkan yakni 70%. Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021. Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin. Bersumber dari kumparan, justru 99% kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat adalah orang yang belum divaksin.
Adapun jenis vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yakni AstraZeneca dan Sinovac terbukti aman digunakan, karena sudah melalui uji klinis. Dilansir dari situs resmi Kementrian Kesehatan, vaksin Sinovac telah memenuhi standar WHO untuk keamanan, efikasi, dan pembuatan. Selain itu, WHO dan BPOM juga telah memasukkan Sinovac ke Daftar Penggunaan Darurat (EUL) bersama vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.
Menurut Dirga Sakti Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berfokus di bidang vaksinologi, penggunaan vaksin memang memiliki efek samping, namun kebermanfaatannya lebih banyak dan minim resiko. Adapun klaim bahwa orang yang mendapat vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah hanyalah beberapa saja yakni 10 dari 1 juta orang.
Berdasarkan data yang terkumpul, klaim bahwa vaksin mengandung racun berbahaya adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Juru bicara vaksinasi melalui situs covid.go.id, menginformasikan bahwa vaksin yang diedarkan massal tentu aman, karena syarat sebelum diedarkan harus melalui berbagai tahap uji klinis dan memenuhi standar aman, ampuh, stabil dan efisien dari segi biaya. Adapun Pemerintah Indonesia hanya membeli vaksin Covid-19 yang telah lolos uji klinis dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Pada Masa Darurat (Emergency Use of Authorization/EUA) dari BPOM.
Informasi Palsu. Juru bicara vaksinasi melalui situs covid.go.id, menginformasikan bahwa vaksin yang diedarkan massal tentu aman, karena syarat sebelum diedarkan harus melalui berbagai tahap uji klinis dan memenuhi standar aman, ampuh, stabil dan efisien dari segi biaya. Adapun Pemerintah Indonesia hanya membeli vaksin Covid-19 yang telah lolos uji klinis dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Pada Masa Darurat (Emergency Use of Authorization/EUA) dari BPOM.
Rujukan
- https://covid19.go.id/tanya-jawab?page=2
- https://factcheck.afp.com/us-cardiologist-makes-false-claims-about-covid-19-vaccination
- https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2021/06/28/115800965/hoaks-vaksin-pfizer-dan-moderna-tak-gunakan-virus-tetapi-program-aplikasi
- https://ourworldindata.org/covid-vaccinations
- https://m.mediaindonesia.com/internasional/402811/new-york-mulai-longgarkan-pembatasan-sosial-terkait-covid-19
- https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparannews/dr-fauci-99-2-persen-kematian-akibat-corona-di-as-warga-yang-belum-divaksin-1w4chqaa0zz
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210602/2737867/validasi-sinovac-oleh-who-bukti-vaksin-aman-teruji-mutu/
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/16/110000023/apa-yang-dimaksud-vaksin-aman-padahal-tetap-ada-efek-sampingnya?page=all#page3
Halaman: 4643/5892