• (GFD-2020-8228) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Piramida dan Burj Khalifa Diberi Lampu Bendera Lebanon Sebagai Solidaritas Ledakan Beirut?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/08/2020

    Berita


    Foto Burj Khalifa di Uni Emirat Arab dan Piramida Giza di Mesir yang diberi lampu berwarna bendera Lebanon beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertai foto itu, pemberian lampu tersebut merupakan bentuk solidaritas atas ledakan di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020.
    Di Facebook, foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Care Ummah, yakni pada 5 Agustus 2020. Akun itu pun menulis narasi, “Bersama dalam Solidaritas Dengan Lebanon. @burjkhalifa terletak di Dubai menyalakan gedung tertinggi di dunia dengan warna bendera Lebanon. Piramida Giza, salah satu keajaiban tertua dunia yang terletak di Mesir, menyala dengan warna-warna bendera Lebanon dalam solidaritas.”
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Care Ummah.
    Apa benar Piramida dan Burj Khalifa diberi lampu berwarna bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas atas ledakan di Beirut ?

    Hasil Cek Fakta


    Piramida
    Foto Piramida dengan lampu berwarna bendera Lebanon merupakan hasil suntingan. Foto aslinya pernah diunggah oleh akun Facebook resmi Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir pada 19 April 2020. Dalam foto ini, Piramida diberi lampu berwarna biru dengan tulisan "Experience Egypt Soon".
    Video yang diunggah di kanal YouTube AFP News Agency pada 19 April 2020 juga memperlihatkan Piramida dengan warna lampu yang sama, namun bertuliskan "Stay Home". Video itu diberi keterangan: "Piramida Agung diterangi dengan cahaya biru dan diproyeksikan dengan pesan laser 'Stay Home' di dataran tinggi Giza di pinggiran ibukota Mesir, Kairo, dalam rangka World Heritage Day, saat negara tersebut berjuang melawan penyebaran Covid-19."
    AFP Periksa Fakta pun telah memverifikasi foto Piramida yang diberi cahaya dalam warna bendera Lebanon itu, dan menyatakannya sebagai foto suntingan. Kementerian Pariwisata Mesir, yang diwawancara oleh AFP Kairo, juga telah membantah klaim tentang cahaya dalam warna bendera Lebanon di Piramida itu. "Berita ini tidak benar," kata seorang sumber di kementerian tersebut.
    Burj Khalifa
    Foto Burj Khalifa dalam unggahan akun Care Ummah pernah diunggah oleh akun Twitter resmi Burj Khalifa pada 5 Agustus 2020. Foto itu diberi keterangan: "#BurjKhalifa menyala dalam solidaritas dengan saudara-saudari kita di #Lebanon."
    Dilansir dari situs media Timur Tengah, Al Arabiya, Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, menyala dengan gambar bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas atas ledakan di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020 yang menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai ribuan lainnya.
    Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash mencuit di akun Twitter-nya, "Hati kami bersama Beirut dan rakyatnya. Kami berdoa semoga Tuhan melindungi Lebanon dan rakyatnya, dan Tuhan meredakan rasa sakit mereka, menyembuhkan luka mereka, dan menjauhkan kesedihan dari mereka," kata Gargash yang juga menyertakan foto Burj Khalifa dengan lampu bendera Lebanon.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Piramida dan Burj Khalifa diberi lampu berwarna bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas atas ledakan di Beirut, sebagian benar. Burj Khalifa memang menyala dengan warna bendera Lebanon setelah terjadi ledakan di Lebanon pada 4 Agustus 2020. Namun, foto Piramida yang diberi cahaya dalam warna bendera Lebanon merupakan hasil suntingan.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8227) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Virus Corona Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis Cina?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/08/2020

    Berita


    Klaim bahwa virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, dibuat di laboratorium militer Partai Komunis Cina (PKC) beredar di media sosial. Menurut klaim itu, pernyataan tersebut diungkapkan oleh ilmuwan asal Cina yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, Li Meng Yan.
    Di Instagram, klaim tersebut diunggah salah satunya oleh akun @prabowopejuang, yakni pada 6 Agustus 2020. Klaim itu berasal dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs ID Today pada 4 Agustus 2020 yang berjudul "Lari ke AS, Ilmuwan China Beberkan Fakta Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis".
    Menurut artikel itu, Li Meng Yan menyatakan SARS-CoV-2 tidak berasal dari pasar Wuhan seperti yang dikatakan oleh pemerintah Cina. Ahli virologi dari Hong Kong School of Public Health, Universitas Hong Kong (HKU), ini menuturkan bahwa dia "mengetahui" secara jelas SARS-CoV-2 diciptakan di laboratorium yang terkait dengan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA).
    "Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis Cina," kata Li Meng Yan. “Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan,” ujarnya. Hal itu disampaikannya dalam wawancara dengan Taiwan News Agency Lude Press.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @prabowopejuang.
    Namun, apa benar virus Corona Covid-19 dibuat di laboratorium militer Partai Komunis Cina?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim-klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri artikel Taiwan News terkait pernyataan Li Meng Yan itu. Hasilnya, ditemukan artikel di Taiwan News yang dimuat pada 31 Juli 2020 yang berjudul "Ahli virologi China mengklaim virus Corona berasal dari laboratorium PLA".
    Artikel tersebut berisi pernyataan Li Meng Yan bahwa, selama penelitiannya tentang penularan virus dari manusia ke manusia, dia melacak sumber wabah ke PLA. "Saat itu, saya sudah menilai dengan jelas bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China. Pasar basah Wuhan hanya dijadikan umpan," katanya.
    Meskipun begitu, dalam pernyataannya, Li Meng Yan tidak membeberkan bukti-bukti yang dimilikinya terkait klaim itu. Li Meng Yan hanya mengatakan bahwa dia dibesarkan dan dididik di bawah PKC dan tahu "hal-hal apa yang akan dilakukan oleh pemerintah Cina".
    Sebelumnya, dalam wawancara dengan Fox News pada 10 Juli 2020, Li Meng Yan menyatakan bahwa Cina mengetahui virus Corona baru ini jauh sebelum mereka mengakui munculnya virus tersebut. Dia juga mengatakan bahw pemerintah Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 dan mengabaikan penelitian yang dilakukannya di awal pandemi, yang ia percaya bisa menyelamatkan banyak nyawa.
    Namun, kampus Li Meng Yan, HKU, membantah klaim tersebut. HKU mengkonfirmasi bahwa Li Meng Yan memang merupakan mahasiswa pascadoktoralnya yang telah meninggalkan kampus. Tapi, menurut HKU, klaim Li Meng Yan tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang mereka pahami.
    HKU juga mengklarifikasi bahwa Li Meng Yan belum melakukan penelitian tentang topik tersebut di kampus dari Desember 2019 hingga Januari 2020. "Kami selanjutnya mengamati bahwa apa yang mungkin ditekankannya dalam wawancara yang dilaporkan tidak memiliki dasar ilmiah tapi menyerupai desas-desus."
    Selain itu, HKU membantah klaim Li Meng Yan bahwa ia menemukan adanya potensi penularan dari manusia ke manusia, namun tidak digubris oleh pejabat setempat. Menurut pernyataan HKU, salah satu profesornya, Yuen Kwok Yung, justru memberi tahu Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan Siu Chee tentang wabah di Wuhan dan mencatat potensi pandemi serta kemiripannya dengan SARS, yang mana menular antar manusia.
    Sumber Covid-19
    Dilansir dari organisasi cek fakta AS, Fact Check, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.
    Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.
    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.
    Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. "Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujarnya.
    Dilansir dari The Conversation, sebagian besar ilmuwan yang mempelajari virus setuju SARS-CoV-2 berevolusi secara alami dan menular ke manusia dari hewan, yang kemungkinan besar adalah kelelawar. Menurut dosen parasitologi dan mikrobiologi medis Universitas Westminster, Polly Hayes, untuk mengetahui bahwa SARS-CoV-2 berasal dari hewan dan bukan buatan, bisa dilihat materi genetik virus tersebut.
    Hayes mengatakan susunan genetik atau genom SARS-CoV-2 telah diurutkan dan dibagikan ke publik oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Jika virus tersebut direkayasa secara genetik di laboratorium, akan ada tanda-tanda manipulasi pada data genom. "Ini akan mencakup bukti urutan virus yang ada sebagai tulang punggung bagi virus baru, serta elemen genetik yang jelas dan ditargetkan dimasukkan atau dihapus," ujarnya.
    Namun, menurut Hayes, tidak ditemukan bukti semacam itu dalam materi genetik SARS-CoV-2. "Sangat tidak mungkin bahwa teknik apa pun yang digunakan untuk merekayasa virus secara genetik tidak akan meninggalkan tanda genetik, seperti potongan kode DNA tertentu yang dapat diidentifikasi," katanya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim "Covid-19 dibuat di laboratorium militer Partai Komunis Cina" keliru. Hingga kini, tidak ada bukti bahwa virus Corona Covid-19 merupakan buatan laboratorium. Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu berevolusi secara alami dan menular ke manusia dari hewan. Tidak ada pula tanda-tanda manipulasi pada data genom SARS-CoV-2 yang menunjukkan bahwa virus tersebut merupakan hasil rekayasa laboratorium.
    IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8226) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Wapres Ma'ruf Amin Mundur dan Diganti oleh Prabowo?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/08/2020

    Berita


    Klaim bahwa Wakil Presiden Ma'ruf Amin mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beredar di media sosial. Klaim itu salah satunya terdapat dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Fakta Baru pada 10 Agustus 2020.
    Video berdurasi sekitar 10 menit itu berjudul "VIRAL HARI INI - Maruf Amin Mundur Prabowo Subianto Ganti - Info Terkini". Video tersebut berisi foto-foto Ma’ruf dan Prabowo dalam berbagai momen. Narator menyebut bahwa informasi itu berasal dari situs Gelora.co.
    Menurut narator, Ma’ruf akan dilengserkan sebagai wapres. Alasan utama pelengseran adalah usia. Lalu, muncul spekulasi bahwa ada dua pejabat yang mengincar kursi wapres yakni Prabowo dan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan. Budi disebut sebagai orang dekat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Jokowi diklaim lebih sreg dengan Prabowo.
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 24 ribu kali dan disukai lebih dari 200 kali.
    Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube Fakta Baru.
    Apa benar Wapres Ma’ruf Amin mundur dan digantikan oleh Prabowo?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, sebagian narasi dalam video itu diambil dari artikel di situs Gelora.co pada 10 Agustus 2020. Namun, artikel itu merupakan artikel opini yang ditulis oleh pengamat politik Tony Rosyid. Artikel berjudul menyesatkan, "Ma'ruf Amin Diganti Prabowo", itu berisi analisis atas isu yang belum jelas kebenarannya, bahwa Ma’ruf akan diganti karena alasan usia.
    Penulis kemudian memberikan analisis mengenai kemungkinan siapa yang akan duduk di kursi wapres apabila benar Ma’ruf diganti karena alasan usia. Penulis menyebut sejumlah nama, seperti Budi Gunawan dan Prabowo Subianto sebagai sosok yang paling berpeluang mengisi kursi wapres.
    Hingga artikel ini dimuat, tidak ada pengumuman atau pun wacana bahwa Ma’ruf bakal mengundurkan diri karena alasan usia. Dalam akun Twitter resmi Ma'ruf, @Kiyai_ MarufAmi n, terlihat bahwa Ma'ruf masih aktif bekerja hingga 11 Agustus 2020. Ia mengunggah foto saat memimpin Rapat Koordinasi Penyederhanaan Birokrasi yang digelar secara virtual. Posisinya adalah sebagai Ketua Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional.
    Berdasarkan undang-undang, presiden serta wapres hanya bisa diberhentikan ketika menjabat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wapres.
    Mekanisme pergantian presiden dan wapres ini diatur lebih rinci dalam Peraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib MPR. Sehingga, pengisian jabatan wapres tidak serta-merta bisa dilakukan dengan penunjukkan oleh presiden.
    Usul pemberhentian presiden atau wapres dapat diajukan oleh DPR kepada MPR dengan terlebih dahulu mengajukan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) permintaan untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR bahwa presiden atau wapres telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun pendapat bahwa presiden atau wapres tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wapres.Pengajuan permintaan DPR kepada MK pun hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah anggota DPR. MK wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadil-adilnya pendapat DPR tersebut paling lama 90 hari setelah permintaan itu diterima.
    Apabila MK memutuskan bahwa presiden atau wapres terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wapres, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian presiden atau wapres kepada MPR.MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut paling lambat 30 hari sejak usul itu diterima. Keputusan MPR atas usul pemberhentian presiden atau wapres harus diambil setelah presiden atau wapres diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga perempat jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah anggota yang hadir.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Wapres Ma’ruf Amin mundur dan digantikan oleh Prabowo Subianto keliru. Narasi dalam video tersebut hanyalah opini yang bersumber dari artikel di situs Gelora.co pada 10 Agustus 2020. Artikel itu berisi analisis mengenai isu bahwa Ma’ruf akan diganti karena alasan usia. Isu ini tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi, sampai hari ini, tidak ada pengumuman bahwa Ma’ruf mengundurkan diri. Ia masih melaksanakan tugasnya sebagai wapres. Proses pergantian jabatan wapres pun harus melibatkan DPR, MK, dan MPR, bukan ditunjuk oleh presiden.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8225) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Suntik KB Bisa Sebabkan Penyakit Kista Ovarium?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/08/2020

    Berita


    Sebuah tulisan panjang yang menyebut suntik KB setiap tiga bulan bisa menyebabkan penyakit kista ovarium beredar di media sosial. Menurut tulisan tersebut, kista ovarium disebabkan oleh penimbunan darah kotor atau darah haid dalam jangka panjang. Penimbunan darah kotor ini diklaim terjadi karena, setelah suntik KB, darah haid berhenti total.
    "Coba ibu-ibu bayangkan, ke manakah larinya darah kotor (haid) jika tidak keluar pada waktunya. Serem ya mak... Darah kotor bakal berhenti di dinding rahim, terus dan terus menumpuk. Jika sudah menumpuk, darah haid bisa berlari ke sel-sel darah aktif. Penyakit ini (kista ovarium) akan dirasakan pada jangka panjang nanti," demikian klaim dalam tulisan itu.
    Di Facebook, tulisan tersebut dibagikan salah satunya oleh akun ED Jaya Grosir Jombang, yakni pada 7 Agustus 2020. Dalam unggahannya, akun ini pun menyertakan kolase yang berisi tiga foto yang diklaim sebagai foto pengangkatan kista ovarium seberat 2 kilogram.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook ED Jaya Grosir Jombang.
    Namun, apa benar suntik KB bisa menyebabkan penyakit kista ovarium?

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir dari situs kesehatan Halodoc, setiap metode kontrasepsi, termasuk yang berjenis hormonal, memiliki efek samping. Suntik KB setiap tiga bulan merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang mengandung progestin, yakni hormon yang menyerupai hormon progesteron yang diproduksi oleh ovarium.
    Salah satu efek samping suntik KB adalah perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek. Pada penggunaan pertama, terjadi haid berkepanjangan, flek, lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali. Sekitar 40 persen pengguna suntik KB berhenti haid setelah satu tahun pemakaian.
    Namun, ini adalah efek samping yang tidak berbahaya sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya haid tidak berarti darah kotor menstruasi menumpuk. Alat kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.
    Hal serupa juga dijelaskan oleh dokter Christian Chandra di situs kesehatan Alodokte r. Menurut dia, terkait penumpukan darah kotor setelah suntik KB, hal itu biasanya tidak terjadi. "Dalam beberapa sumber yang diketahui pun, tidak pernah dituliskan bahwa salah satu efek samping dari suntik KB setiap tiga bulan dapat menimbulkan kondisi di mana terjadinya penumpukan darah kotor pada rahim," ujarnya.
    Christian menuturkan bahwa kondisi itu mungkin saja terjadi jika terdapat penyakit lain yang menyertai saat sedang menggunakan alat kontrasepsi ini. "Sehingga, pada keadaan ini, disalahartikan bahwa suntik KB-lah yang menjadi dasar dari timbulnya permasalahan tersebut," kata Christian.
    Dilansir dari Liputan6.com, dokter spesialis ginekologi dan onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Muhammad Yusuf, pun menyatakan klaim bahwa suntik KB bisa menyebabkan kista ovarium tidak benar. Justru, menurut dia, KB merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena kista ovarium. "Penelitian menunjukkan risikonya sangat rendah dibandingkan dengan wanita yang bukan KB," ujar Yusuf pada 29 Juni 2020.
    Hal ini juga dijelaskan oleh ahli madya kebidanan Ema Prima Hartiningtyas dalam artikel di situs resmi RSUP Dokter Soeradji Klaten serta dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boy Abidin dalam berita di CNN Indonesia. Keduanya menuturkan bahwa menggunakan pil KB merupakan salah satu cara untuk menurunkan risiko terkena kista ovarium.
    Dikutip dari situs Bedsider, salah satu cara utama metode kontrasepsi hormonal, termasuk suntik dan pil KB, mencegah kehamilan adalah dengan menghentikan ovulasi. Dengan demikian, metode ini dapat mengurangi terbentuknya kista ovarium, karena proses ovulasilah yang menyebabkan terbentuknya kista. Meskipun begitu, dikutip dari situs Pandia Health, pil KB tidak akan menghilangkan kista yang sudah ada.
    Dilansir dari situs kesehatan Halodoc, terdapat sejumlah pemicu timbulnya kista ovarium. Beberapa di antaranya adalah gangguan hormon, haid dini, kolesterol tinggi, stres, konsumsi obat subur, merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan terinfeksi parasit, kuman, atau bakteri pada organ intim.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa suntik KB bisa menyebabkan penyakit kista ovarium keliru. Justru, KB merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena kista ovarium. Suntik KB memang bisa menimbulkan perubahan siklus menstruasi, termasuk berhenti haid. Namun, berhentinya haid tidak berarti darah kotor menstruasi menumpuk. Alat kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.
    IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan