Akun Twitter Suman Gangopadhyay (twitter.com/TheSumanG) pada 19 Agustus 2021 mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:
“Safiya Firozi one of the 4 four Lady Pilots of #Afghanistan
Air Force was stoned to DEATH by #Taliban today morning. #AfghanWomen are brink of complete extermination by #TalibanRules. #AfganistanBurning #Afghan_lives_matter #BidenDisaster” atau yang jika diterjemahkan:
“Safiya Firozi salah satu dari 4 empat pilot wanita Angkatan Udara #Afghanistan dirajam sampai MATI oleh #Taliban hari ini pagi. #AfghanWomen berada di ambang pemusnahan total oleh #TalibanRules. #AfganistanBurning #Afghan_lives_matter#BidenDisaster”
(GFD-2021-7506) [SALAH] Foto “Safiya Firozi salah satu dari 4 empat pilot wanita Angkatan Udara #Afghanistan dirajam sampai MATI oleh #Taliban”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 01/09/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang diklaim sebagai foto Safiya Firozi, salah satu dari 4 pilot wanita Angkata Udara Afghanistan yang meninggal karena dirajam oleh Taliban merupakan konten yang salah.
Faktanya, bukan Safiya Firozi, melainkan wanita bernama Farkhunda Malikzada yang dirajam karena dituduh membakar Al-Quran di Afghanistan pada Maret 2015. Dalam penyelidikan resmi yang dilakukan pemerintah Afghanistan, tidak ditemukan bukti Farkhunda telah membakar al-Qur’an.
Potongan gambar yang identik, dimuat di artikel berjudul “Murder of Farkhunda Malikzada” situs Wikipedia. Gambar ini diberi keterangan “Screen capture of a video showing the murder of Farkhunda by a mob in Kabul, Afghanistan, on 19 March 2015.”
Dilansir dari BBC, Farkhunda dipukul hingga tewas dan jenazahnya kemudian dibakar pada 19 Maret lalu. Dia berdebat dengan seorang mullah atau ustad, mengenai tindakan guru agama yang menebar pesona terhadap perempuan di sebuah tempat ibadah. Dalam perdebatan itu kemudian berujung pada tuduhan Farkhunda membakar al-Qur’an, dan kerumunan massa yang mendengarnya langsung menyerang perempuan muda itu.
Dalam sebuah pengakuan yang dibacakan di pengadilan sejumlah terdakwa mengakui mereka tindakan penyerangan didasari klaim yang menyebutkan Farkhunda membakar kitab suci. Dalam penyelidikan resmi yang dilakukan pemerintah Afghanistan, tidak ditemukan bukti Farkhunda telah membakar al-Qur’an.
Sementara itu, dilansir dari Reuters Safiya Firozi memang tercatat sebagai pilot perempuan kedua di Afghanistan pada 2016. Namun tidak ada sumber berita kredibel yang melaporkan bahwa Firozi terluka atau terbunuh pada saat kabar tentang peristiwa rajam itu dipublikasikan.
Faktanya, bukan Safiya Firozi, melainkan wanita bernama Farkhunda Malikzada yang dirajam karena dituduh membakar Al-Quran di Afghanistan pada Maret 2015. Dalam penyelidikan resmi yang dilakukan pemerintah Afghanistan, tidak ditemukan bukti Farkhunda telah membakar al-Qur’an.
Potongan gambar yang identik, dimuat di artikel berjudul “Murder of Farkhunda Malikzada” situs Wikipedia. Gambar ini diberi keterangan “Screen capture of a video showing the murder of Farkhunda by a mob in Kabul, Afghanistan, on 19 March 2015.”
Dilansir dari BBC, Farkhunda dipukul hingga tewas dan jenazahnya kemudian dibakar pada 19 Maret lalu. Dia berdebat dengan seorang mullah atau ustad, mengenai tindakan guru agama yang menebar pesona terhadap perempuan di sebuah tempat ibadah. Dalam perdebatan itu kemudian berujung pada tuduhan Farkhunda membakar al-Qur’an, dan kerumunan massa yang mendengarnya langsung menyerang perempuan muda itu.
Dalam sebuah pengakuan yang dibacakan di pengadilan sejumlah terdakwa mengakui mereka tindakan penyerangan didasari klaim yang menyebutkan Farkhunda membakar kitab suci. Dalam penyelidikan resmi yang dilakukan pemerintah Afghanistan, tidak ditemukan bukti Farkhunda telah membakar al-Qur’an.
Sementara itu, dilansir dari Reuters Safiya Firozi memang tercatat sebagai pilot perempuan kedua di Afghanistan pada 2016. Namun tidak ada sumber berita kredibel yang melaporkan bahwa Firozi terluka atau terbunuh pada saat kabar tentang peristiwa rajam itu dipublikasikan.
Kesimpulan
BUKAN Safiya Firozi, melainkan wanita bernama Farkhunda Malikzada yang dirajam karena dituduh membakar Al-Quran di Afghanistan pada Maret 2015. Dalam penyelidikan resmi yang dilakukan pemerintah Afghanistan, tidak ditemukan bukti Farkhunda telah membakar al-Qur’an.
Rujukan
(GFD-2021-7505) [SALAH] Kartu Nikah dengan Empat Kolom Foto Istri
Sumber: FacebookTanggal publish: 01/09/2021
Berita
Sebuah foto yang diklaim kartu nikah dengan empat kolom foto istri beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 26 Agustus 2021.
Foto kartu nikah itu berwarna biru. Pada tampak depan terdapat tulisan Kartu Nikah Kementerian Agama. Kemudian terdapat kolom nama, nomor KTP, dan alamat dari suami.
Pada tampilan belakangnya terdapat tulisan Foto Istri dengan empat kolom foto. Di bawah kolom foto terdapat kolom yang harus diisi yakni nama dan tanggal nikah.
"Dari hasil survei kepada 1 lingkungan suami ada 99% mau poligami hanya 1% menolak karena sudah usur 😂😂😂," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut lah 93 kali direspons dan mendapat 107 komentar warganet.
Foto kartu nikah itu berwarna biru. Pada tampak depan terdapat tulisan Kartu Nikah Kementerian Agama. Kemudian terdapat kolom nama, nomor KTP, dan alamat dari suami.
Pada tampilan belakangnya terdapat tulisan Foto Istri dengan empat kolom foto. Di bawah kolom foto terdapat kolom yang harus diisi yakni nama dan tanggal nikah.
"Dari hasil survei kepada 1 lingkungan suami ada 99% mau poligami hanya 1% menolak karena sudah usur 😂😂😂," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut lah 93 kali direspons dan mendapat 107 komentar warganet.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim kartu nikah dengan empat kolom foto istri. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "kartu nikah kementerian agama" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah adanya kartu nikah dengan empat kolom foto istri. Satu di antaranya artikel berjudul "Waspada, Kartu Nikah Palsu Mencatut Kementerian Agama" yang dimuat situs Liputan6.com pada 25 Agustus 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memastikan tidak lagi mengeluarkan kartu nikah dalam bentuk fisik. Hal ini sekaligus membantah adanya gambar kartu nikah yang beredar di media sosial.
Kartu nikah tersebut menyantumkan foto suami pada tampilan depan dengan tulisan nama Kementrian Agama. Sementara pada tampilan belakang, terdapat empat kolom untuk foto istri.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin memastikan bahwa kartu itu bukan format resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, alias hoaks.
"Kartu dengan foto suami dan empat kolom foto istri itu bukan kartu resmi yang diterbitkan Kementerian Agama. Itu masuk kategori hoaks karena mengatasnamakan dan menggunakan logo Kementerian Agama," tegas Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/8/2021).
Menurut Kamaruddin, mulai Agustus 2021, Kementerian Agama memang tidak lagi menerbitkan kartu nikah secara fisik. Pasangan pengantin yang menikah di bulan ini akan mendapatkan kartu nikah digital.
"Kartu Nikah Digital terbitan Kemenag menampilkan foto pasangan suami dan istri pada halaman depan, disertai keterangan nama suami, nama istri, serta tanggal akad nikah," jelas Kamaruddin.
"Bagian atas kartu tertulis lengkap nama Kementerian Agama Republik Indonesia yang diapit gambar Garuda dan Logo Kementerian Agama. Sementara pada bagian bawah, ada keterangan KUA tempat menikah, nomor akta, serta barcode yang akan terhubung dengan data server Bimas Islam. Data lengkap pasangan pengantin ini bisa dibaca melalui scan barcode," sambungnya.
Kamaruddin Amin menambahkan, layanan kartu nikah digital ini bisa diakses di semua Kantor Urusan Agama (KUA) yang telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah Web).
Saat ini, tercatat sudah ada 5.819 KUA yang sudah bisa mengakses Simkah Web. Jumlah tersebut masih terus bertambah seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan di KUA.
Cara mendapatkan kartu nikah digital cukup mudah. Pasangan calon pengantin mengisi formulir pendaftaran nikah melalui Simkah Web di https://simkah.kemenag.go.id/ atau klik SimkahWeb.
Pasangan calon pengatin harus mengisi data-data dengan lengkap, termasuk nomor telepon, dan alamat email yang masih aktif.
Setelah pasangan pengantin melaksanakan akad nikah, kartu nikah digital akan dikirim melalui email dan nomor WhatsApp yang telah didaftarkan melalui Simkah Web (sementara masih melalui email) dalam bentuk tautan atau link.
"Kartu nikah bukan pengganti buku nikah, sehingga pasangan pengantin tetap akan menerima buku nikah fisik. Sementara kartu nikah akan diberikan secara digital melalui nomor WhatsApp maupun email yang didaftarkan. Tetapi bagi pasangan pengantin yang menghendaki kartu nikah fisik, bisa mengajukan permohonan kepada Kepala KUA selama persediaan kartu nikah di KUA tersebut masih ada," tutup Kamaruddin.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah adanya kartu nikah dengan empat kolom foto istri. Satu di antaranya artikel berjudul "Waspada, Kartu Nikah Palsu Mencatut Kementerian Agama" yang dimuat situs Liputan6.com pada 25 Agustus 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memastikan tidak lagi mengeluarkan kartu nikah dalam bentuk fisik. Hal ini sekaligus membantah adanya gambar kartu nikah yang beredar di media sosial.
Kartu nikah tersebut menyantumkan foto suami pada tampilan depan dengan tulisan nama Kementrian Agama. Sementara pada tampilan belakang, terdapat empat kolom untuk foto istri.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin memastikan bahwa kartu itu bukan format resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, alias hoaks.
"Kartu dengan foto suami dan empat kolom foto istri itu bukan kartu resmi yang diterbitkan Kementerian Agama. Itu masuk kategori hoaks karena mengatasnamakan dan menggunakan logo Kementerian Agama," tegas Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/8/2021).
Menurut Kamaruddin, mulai Agustus 2021, Kementerian Agama memang tidak lagi menerbitkan kartu nikah secara fisik. Pasangan pengantin yang menikah di bulan ini akan mendapatkan kartu nikah digital.
"Kartu Nikah Digital terbitan Kemenag menampilkan foto pasangan suami dan istri pada halaman depan, disertai keterangan nama suami, nama istri, serta tanggal akad nikah," jelas Kamaruddin.
"Bagian atas kartu tertulis lengkap nama Kementerian Agama Republik Indonesia yang diapit gambar Garuda dan Logo Kementerian Agama. Sementara pada bagian bawah, ada keterangan KUA tempat menikah, nomor akta, serta barcode yang akan terhubung dengan data server Bimas Islam. Data lengkap pasangan pengantin ini bisa dibaca melalui scan barcode," sambungnya.
Kamaruddin Amin menambahkan, layanan kartu nikah digital ini bisa diakses di semua Kantor Urusan Agama (KUA) yang telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah Web).
Saat ini, tercatat sudah ada 5.819 KUA yang sudah bisa mengakses Simkah Web. Jumlah tersebut masih terus bertambah seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan di KUA.
Cara mendapatkan kartu nikah digital cukup mudah. Pasangan calon pengantin mengisi formulir pendaftaran nikah melalui Simkah Web di https://simkah.kemenag.go.id/ atau klik SimkahWeb.
Pasangan calon pengatin harus mengisi data-data dengan lengkap, termasuk nomor telepon, dan alamat email yang masih aktif.
Setelah pasangan pengantin melaksanakan akad nikah, kartu nikah digital akan dikirim melalui email dan nomor WhatsApp yang telah didaftarkan melalui Simkah Web (sementara masih melalui email) dalam bentuk tautan atau link.
"Kartu nikah bukan pengganti buku nikah, sehingga pasangan pengantin tetap akan menerima buku nikah fisik. Sementara kartu nikah akan diberikan secara digital melalui nomor WhatsApp maupun email yang didaftarkan. Tetapi bagi pasangan pengantin yang menghendaki kartu nikah fisik, bisa mengajukan permohonan kepada Kepala KUA selama persediaan kartu nikah di KUA tersebut masih ada," tutup Kamaruddin.
Kesimpulan
Foto yang diklaim kartu nikah dengan empat kolom foto istri ternyata tidak benar. Faktanya, kartu tersebut bukan berasal dari Kementerian Agama.
Rujukan
(GFD-2021-7504) [SALAH] Pesan Berantai Gojek Bagikan Rp 2 Juta Rayakan HUT ke-10
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 01/09/2021
Berita
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi survei berhadiah dari Gojek. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Dalam pesan berantai yang beredar terdapat link yang mengarahkan pada website tertentu. Di dalam website terdapat narasi:
Congratulations! Gojek 10th Anniversary! Through the questionnaire, you will have a chance to get 2000000 Rupiah"
atau dalam Bahasa Indonesia:
"Selamat!Hari Jadi ke-10 Gojek!
Melalui kuisioner anda berkesempatan mendapatkan 2000000 Rupiah"
Dalam pesan berantai yang beredar terdapat link yang mengarahkan pada website tertentu. Di dalam website terdapat narasi:
Congratulations! Gojek 10th Anniversary! Through the questionnaire, you will have a chance to get 2000000 Rupiah"
atau dalam Bahasa Indonesia:
"Selamat!Hari Jadi ke-10 Gojek!
Melalui kuisioner anda berkesempatan mendapatkan 2000000 Rupiah"
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi pihak Gojek Indonesia. Mereka menyebut pesan berantai itu tidak benar.
"Informasi undian dengan mengatasnamakan Gojek yang disampaikan melalui WhatsApp, SMS, email, maupun sosial media tidak benar. Perlu kami tegaskan bahwa informasi resmi terkait program promosi Gojek hanya terdapat di aplikasi, akun sosial media, dan website resmi Gojek," ujar Audrey Petriny, VP Corporate Communications Gojek saat dihubungi Rabu (1/9/2021).
Gojek pun meminta masyarakat melapor jika mendapat pesan berantai serupa.
"Kami mengimbau agar masyarakat berhati-hati terhadap segala bentuk hoaks maupun penipuan yang mengatasnamakan Group Gojek. Jika pengguna memiliki pertanyaan atau keluhan, silakan kunjungi halaman Bantuan di aplikasi Gojek," ujarnya menambahkan.
"Informasi undian dengan mengatasnamakan Gojek yang disampaikan melalui WhatsApp, SMS, email, maupun sosial media tidak benar. Perlu kami tegaskan bahwa informasi resmi terkait program promosi Gojek hanya terdapat di aplikasi, akun sosial media, dan website resmi Gojek," ujar Audrey Petriny, VP Corporate Communications Gojek saat dihubungi Rabu (1/9/2021).
Gojek pun meminta masyarakat melapor jika mendapat pesan berantai serupa.
"Kami mengimbau agar masyarakat berhati-hati terhadap segala bentuk hoaks maupun penipuan yang mengatasnamakan Group Gojek. Jika pengguna memiliki pertanyaan atau keluhan, silakan kunjungi halaman Bantuan di aplikasi Gojek," ujarnya menambahkan.
Kesimpulan
Pesan berantai yang menyebut Gojek membagikan hadiah sebesar Rp 2 juta dengan isi kuisioner adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7503) [SALAH] “2 gambar wanita Kabul 1970 – 2021”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 01/09/2021
Berita
Akun Twitter Adv.Vivekanand Gupta (twitter.com/vivekanandg) pada 16 Agustus 2021 mengunggah dua foto dengan narasi sebagai berikut:
“2 pictures of women of Kabul & their 2 realities 1970 – 2021 Women of Afghanistan made to travel back in time and only God knows what misery is to unfold ahead on them … #Afghanistan #TalibanDestroyingAfghanistan” atau yang jika diterjemahkan:
“2 gambar wanita Kabul & 2 realitas mereka 1970 – 2021 Wanita Afghanistan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan hanya Tuhan yang tahu kesengsaraan apa yang akan terbentang di depan mereka … #Afghanistan #TalibanMenghancurkanAfghanistan”
“2 pictures of women of Kabul & their 2 realities 1970 – 2021 Women of Afghanistan made to travel back in time and only God knows what misery is to unfold ahead on them … #Afghanistan #TalibanDestroyingAfghanistan” atau yang jika diterjemahkan:
“2 gambar wanita Kabul & 2 realitas mereka 1970 – 2021 Wanita Afghanistan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan hanya Tuhan yang tahu kesengsaraan apa yang akan terbentang di depan mereka … #Afghanistan #TalibanMenghancurkanAfghanistan”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya 2 foto yang diklaim merupakan kondisi dan penampilan perempuan Afganistan pada tahun 1970 dan 2021 adalah konten yang menyesatkan.
Faktanya, foto pertama bukan foto wanita Kabul melainkan foto mahasiswa perempuan dari Universitas Teheran, Iran pada tahun 1971. Sementara foto kedua adalah foto wanita Afghanistan yang diambil pada 19 Juni 2012 sehingga tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota Kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] Foto Perempuan Afghanistan di Tahun 1970 yang terbit turnbackhoax.idpada 27 Agustus 2021 , foto yang memperlihatkan sekelompok wanita dengan rok pendek terlihat memegang buku dan sambil membaca di sebuah bangku itu diberi judul : Ruang tunggu mahasiswa Universitas Teheran pada tahun 1971. Foto tersebut merupakan foto yang menggambarkan suasana di Tehran University, Iran pada tahun 1971. Foto tersebut pernah dipublikasi dalam laman foreignpolicy.com dengan judul artikel “Once Upon a Time in Tehran.”
Sementara itu dilansir dari Tempo, foto kedua yang memperlihatkan sekelompok wanita yang menggunakan burkak biru duduk sambil mengasuh anak merupakan foto jepretan fotografer AFP, A. Majeed. Foto itu diambil pada 19 Juni 2012 dan tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Foto karya A.Majeed ini diberi judul, ‘Wanita Afghanistan dan Anak-anak Mereka’ ini diambil di pusat pendaftaran Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di pinggiran Peshawar pada 19 Juni 2012, saat mereka bersiap untuk kembali ke negara asal mereka setelah melarikan diri dari perang saudara dan pemerintahan Taliban.
Faktanya, foto pertama bukan foto wanita Kabul melainkan foto mahasiswa perempuan dari Universitas Teheran, Iran pada tahun 1971. Sementara foto kedua adalah foto wanita Afghanistan yang diambil pada 19 Juni 2012 sehingga tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota Kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] Foto Perempuan Afghanistan di Tahun 1970 yang terbit turnbackhoax.idpada 27 Agustus 2021 , foto yang memperlihatkan sekelompok wanita dengan rok pendek terlihat memegang buku dan sambil membaca di sebuah bangku itu diberi judul : Ruang tunggu mahasiswa Universitas Teheran pada tahun 1971. Foto tersebut merupakan foto yang menggambarkan suasana di Tehran University, Iran pada tahun 1971. Foto tersebut pernah dipublikasi dalam laman foreignpolicy.com dengan judul artikel “Once Upon a Time in Tehran.”
Sementara itu dilansir dari Tempo, foto kedua yang memperlihatkan sekelompok wanita yang menggunakan burkak biru duduk sambil mengasuh anak merupakan foto jepretan fotografer AFP, A. Majeed. Foto itu diambil pada 19 Juni 2012 dan tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Foto karya A.Majeed ini diberi judul, ‘Wanita Afghanistan dan Anak-anak Mereka’ ini diambil di pusat pendaftaran Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di pinggiran Peshawar pada 19 Juni 2012, saat mereka bersiap untuk kembali ke negara asal mereka setelah melarikan diri dari perang saudara dan pemerintahan Taliban.
Kesimpulan
Foto pertama bukan foto wanita Kabul melainkan foto mahasiswa perempuan dari Universitas Teheran, Iran pada tahun 1971. Sementara foto kedua adalah foto wanita Afghanistan yang diambil pada 19 Juni 2012 sehingga tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota Kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1486/keliru-foto-perbedaan-penampilan-perempuan-afghanistan-tahun-1970-dan-2021
- https://turnbackhoax.id/2021/08/27/salah-foto-perempuan-afghanistan-di-tahun-1970/
- https://foreignpolicy.com/slideshow/once-upon-a-time-in-tehran/
- https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/afghan-women-and-their-children-are-pictured-at-the-united-news-photo/146552451
Halaman: 4605/5900