(GFD-2021-8647) Keliru, Klaim Ini Video Perayaan Peresmian Kantor Hamas di India
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 02/06/2021
Berita
Video yang memperlihatkan sekelompok orang sedang meneriakkan suatu kalimat sembari mengibarkan bendera Palestina beredar di Facebook. Video tersebut diklaim sebagai video perayaan peresmian kantor baru Hamas, kelompok militan Palestina, di negara bagian Kerala, India.
Akun ini membagikan video berdurasi 30 detik tersebut pada 20 Mei 2021. Akun itu pun menulis, “This is not Gaza. This is Waynad, North Kerala...Rahul Gandhi constituency. Hamas branch in India”. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan sebanyak 77 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Video itu bukan video perayaan peresmian kantor Hamas di India.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, video itu direkam pada 16 Mei 2021, saat ribuan orang berkumpul di alun-alun Masjid Imam Muhammad bin Abdulwahhab di Doha, Qatar, untuk mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tengah melawan agresi Israel.
Untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVid, lalu menelusuri gambar-gambar ini dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan video yang sama yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal GulfMalayali pada 16 Mei 2021 dengan judul “Palestine solidarity in Qatar”.
Dalam keterangannya, tertulis bahwa video itu menunjukkan orang-orang Malayale yang sedang meneriakkan sejumlah slogan dalam sebuah acara terkait Palestina di Qatar. Mereka berbondong-bondong menghadiri acara solidaritas bagi Palestina yang tengah melawan Israel di Gaza tersebut.
Video yang identik pun pernah dimuat oleh kanal YouTube milik platform komunitas Qatar, Qatar Living, pada 17 Mei 2021 dengan judul “Qatar's Solidarity Stand with Palestine”. Menurut laporan Qatar Living, ribuan orang dari berbagai kebangsaan berkumpul di alun-alun Masjid Imam Muhammad bin Abdulwahhab pada 16 Mei 2021 untuk mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Aksi solidaritas yang digagas oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS) itu dihadiri oleh sejumlah tokoh dan warga Qatar, termasuk orang Palestina yang tinggal di negara tersebut. Para peserta aksi itu pun mengibarkan bendera Palestina, Qatar, dan negaranya masing-masing. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menekankan dukungan penuh mereka bagi rakyat Palestina dan cinta serta kesiapan mereka untuk berkorban bagi Masjid Al Aqsa.
Dikutip dari surat kabar Qatar, The Peninsula, selain mengibarkan bendera Palestina, para peserta aksi solidaritas tersebut juga membawa plakat bertuliskan "Bebaskan Palestina!" dan "Pertahankan Gaza!". Mereka juga meneriakkan slogan-slogan yang menunjukkan dukungannya terhadap Palestina. Para demonstran pun meminta pertanggungjawaban Israel dan mengakhiri agresinya di tanah Palestina.
Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, yang berpidato dalam acara tersebut, menyatakan rasa terima kasihnya terhadap pemerintah dan rakyat Qatar atas dukungan mereka bagi Palestina. Dia mengatakan bahwa konflik antara Palestina dan Israel telah berakhir di Al Quds atau Yerusalem, dan generasi mendatang akan terus melawan.
“Kami menyuruh mereka untuk tidak bermain api. Masjid Al Aqsa adalah Qibal dan identitas kami," katanya. “Kami memperingatkan mereka berulang kali tidak hanya dengan kata-kata tetapi melalui pemberontakan dan perlawanan. Kami memberitahu mereka di bulan suci Ramadan dan mereka berencana untuk menembus Masjid Al Aqsa dan menggusur warga dari lingkungan Sheikh Jarrah," ujar Haniyeh.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut merupakan video perayaan peresmian kantor baru Hamas, kelompok militan Palestina, di negara bagian Kerala, India, keliru. Video itu menunjukkan aksi solidaritas bagi warga Palestina di alun-alun Masjid Imam Muhammad bin Abdulwahhab, Doha, Qatar, pada 16 Mei 2021.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/hamas
- https://archive.ph/RLBlV
- https://www.tempo.co/tag/israel
- https://www.youtube.com/watch?v=kgK-ifrIeT8
- https://www.youtube.com/watch?v=fL9edkVlo_k
- https://www.qatarliving.com/forum/news/watch-thousands-qatar-residents-attend-solidarity-stand-held-support-palestine?fbclid=IwAR2TLkS83W_dvjam8i3wZinfQ2LvgENlWl8zPEThNtOg22bx-sAOFuodOuc
- https://www.tempo.co/tag/qatar
- https://www.thepeninsulaqatar.com/article/16/05/2021/Thousands-gather-to-show-solidarity-with-Palestinians
- https://www.tempo.co/tag/palestina
- https://www.tempo.co/tag/india
(GFD-2021-8646) Keliru, Klaim Ini Video Rudal Al Qassam yang Hantam Israel dan Tewaskan Ratusan Warga Yahudi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 02/06/2021
Berita
Video yang diklaim sebagai video rudal milik Brigade Al Qassam, sayap militer milik kelompok Hamas di Palestina, yang menghantam wilayah Israel dan menewaskan ratusan warga Yahudi, beredar di Facebook.
Video itu memperlihatkan kobaran api raksasa yang membakar sejumlah mobil di sebuah tempat parkir. Tampak pula beberapa orang di sekitar lokasi kebakaran itu yang panik dan melarikan diri.
Akun ini membagikan video berdurasi 29 detik tersebut pada 27 Mei 2021 dengan narasi, “Roket² al qassam menghantam wilayah Israel.. kejadian baru diperkirakan 650 korban Yahudi..”
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Video itu tidak terkait dengan konflik Israel-Palestina yang memanas baru-baru ini.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula mengambil gambar tangkapan layar video di atas dan menelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolGoogle dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu adalah video lama yang tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Palestina.
Akun Twitter terverifikasi milik situs berita Mesir dan Timur Tengah Youm 7, @youm7, pernah mengunggah video tersebut pada 14 Juli 2020. Video itu diberi keterangan: "Kebakaran besar melalap mobil-mobil di jalan gurun di Ismailia, Mesir."
Video serupa juga pernah ditayangkan dalam video berita stasiun televisi Indonesia, tvOne, di kanal YouTube-nya pada 15 Juli 2020. Video berita tersebut diberi judul "Mengerikan! Jalur Pipa Minyak di Kairo Meledak, Belasan Orang Terluka".
Dalam keterangannya, tvOne menulis penjelasan: "Kebocoran minyak dari pipa Shuqair-Mostorod di sebelah jalan raya yang sibuk di pinggiran Kairo, Mesir, memicu terjadinya kebakaran hebat. Sedikitnya 17 orang terluka akibat kejadian itu."
Dilansir dari kantor berita Reuters, kebakaran itu terjadi setelah minyak bocor dari pipa Shuqair-Mostorod yang berada di sebelah jalan raya yang sibuk di pinggiran Kairo, Mesir, pada 14 Juli 2021. Pipa minyak ini membentang di sepanjang jalan raya, dan terbakar setelah terkena percikan api dari kendaraan yang melintasi jalur tersebut.
Dikutip dari ABC News, akibat kejadian tersebut, sebanyak 17 orang yang menjadi korban mesti dilarikan ke rumah sakit. Kebakaran itu juga membuat petugas pemadam kebakaran berjuang selama berjam-jam untuk menahan pilar api yang menjulang tinggi, yang membakar puluhan mobil.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video rudal milik Brigade Al Qassam, sayap militer milik kelompok Hamas di Palestina, yang menghantam wilayah Israel dan menewaskan ratusan warga Yahudi, keliru. Video tersebut merupakan video lama, yang menunjukkan peristiwa kebakaran pipa minyak di Kairo, Mesir, pada 14 Juli 2020. Sebanyak 17 orang menjadi korban dari peristiwa itu.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/israel
- https://www.facebook.com/watch/?v=162893149126059&_rdc=1&_rdr
- https://www.tempo.co/tag/palestina
- https://twitter.com/youm7/status/1283061138008178688
- https://www.youtube.com/watch?v=EdB5-20BBMQ
- https://www.tempo.co/tag/mesir
- https://www.reuters.com/article/us-egypt-pipeline-fire-idUSKCN24F2LX
- https://abcnews.go.com/International/wireStory/ruptured-pipeline-egypt-massive-blaze-injuring-12-71779675?cid=social_twitter_abcn
- https://www.tempo.co/tag/rudal
- https://www.tempo.co/tag/hamas
(GFD-2021-8645) Keliru, Donor Darah dari Penerima Vaksin Covid-19 Berbahaya
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 02/06/2021
Berita
Video yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk menolak menerima donor darah dari orang yang telah menerima vaksin Covid-19 beredar di Facebook. Video berdurasi sekitar 2,5 menit itu berisi sejumlah ilustrasi proses transfusi darah dan cuplikan sejumlah dokumen yang disertai teks dalam bahasa Indonesia.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa donor darah dari orang yang telah menerima vaksin Covid-19 berbahaya, karena banyak efek samping yang ditimbulkan dari vaksin tersebut. Ribuan orang diklaim meninggal dan jutaan kasus terjadi akibat vaksin Covid-19.
Vaksin yang berbasis mRNA juga disebut dapat menyebabkan risiko yang serius, seperti munculnya penyakit autoimun serta reaksi antibodi dan protein darah yang bisa mengganggu sistem koagulasi darah. Akun ini membagikan video itu pada 30 Mei 2021 dengan narasi, "Bahaya donor darah dari orang yang sudah di vaksin."
Gambar tangkapan layar video yang beredar di Facebook yang berisi klaim keliru terkait donor darah dari penerima vaksin Covid-19.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di sejumlah situs Palang Merah atau lembaga donor darah di beberapa negara. Hasilnya, ditemukan penjelasan bahwa penerima vaksin Covid-19 tetap aman mendonorkan darahnya asalkan dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala. Beberapa negara menetapkan waktu tunggu bagi mereka yang telah menerima vaksin untuk mendonorkan darahnya.
Prosedur tersebut salah satunya diterapkan di Palang Merah Amerika Serikat. Dalam situs resminya, disebutkan bahwa Palang Merah AS tetap menerima pendonor yang telah menerima vaksin Covid-19 jenis apapun asalkan bebas gejala dan dalam kondisi sehat. Prosedur ini diterapkan karena efek samping ringan dapat terjadi setelah pemberian vaksin, meski biasanya menghilang dalam beberapa hari. Apabila pendonor mengalami efek samping, mereka meminta agar pendonor menunggu hingga merasa sehat.
One Blood, organisasi kesehatan di bawah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), menyatakan hanya penerima vaksin yang telah disetujui penggunaan daruratnya yang bisa mendonorkan darah. Sebaliknya, penerima vaksin yang belum disetujui dianggap tidak memenuhi syarat untuk donor darah.
Di Australia, sebagai tindakan pencegahan, pendonor harus menunggu tujuh hari setelah menerima vaksin Covid-19 jenis apapun sebelum mendonasikan darah, plasma, atau trombositnya. Alasannya, vaksin dapat menyebabkan efek samping ringan seperti demam, yang biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Pendonor yang memberikan darah, plasma, atau trombositnya saat mereka tidak dalam kondisi 100 persen sehat dapat meningkat risikonya untuk mengalami reaksi yang merugikan, seperti pingsan selama atau setelah melakukan donor.
Adapun di Indonesia, prosedur donor darah bisa dilakukan oleh penerima vaksin Covid-19 setelah dua minggu mereka disuntik dengan vaksin tersebut. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Edaran Palang Merah Indonesia pada 19 Maret 2021.
Terkait klaim bahwa vaksin berbasis mRNA, seperti vaksin Pfizer dan vaksin Moderna, dapat menyebabkan penyakit autoimun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS ( CDC ) menyatakan orang yang memiliki kondisi autoimun dapat menerima vaksin Covid-19. Namun, saat ini, tidak ada data yang tersedia tentang keamanan vaksin Covid-19 untuk kondisi tersebut.
Klaim itu sendiri telah beredar sejak Desember 2020. Drew Weissman, pakar mRNA, mengatakan kepada kantor berita Associated Press (AP) bahwa vaksin mRNA tidak dapat menyebabkan autoimun. Vaksin ini telah diberikan kepada masyarakat selama lima tahun terakhir. “Tidak ada data yang mengatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan penyakit autoimun. Saya belum pernah melihat atau mendengar satu pun laporan bahwa vaksin mRNA menyebabkan autoimunitas,” katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa donor darah dari orang yang telah menerima vaksin Covid-19 berbahaya, keliru. Mereka yang telah menerima vaksin Covid-19 tetap bisa mendonorkan darahnya asalkan dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala. Beberapa negara menetapkan waktu tunggu bagi mereka yang akan mendonorkan darahnya setelah disuntik vaksin untuk melihat timbulnya efek samping. Di Australia, pendonor diharuskan menunggu selama tujuh hari, sedangkan di Indonesia selama 14 hari setelah menerima vaksin.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/vaksin-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/autoimun
- https://web.facebook.com/society.secret.101/videos/183489933701888/
- https://www.tempo.co/tag/palang-merah
- https://www.redcrossblood.org/local-homepage/news/article/covid-19-vaccination-guide-blood-donation.html
- https://www.oneblood.org/about/our-footprint/mission.stml
- https://www.donateblood.com.au/blog/lifeblog/what-covid-19-vaccination-means-blood-donors
- https://www.pmikabjember.com/berita/edaran-terbaru-boleh-donor-darah-setelah-2-minggu-vaksin-kedua
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/recommendations/underlying-conditions.html
- https://apnews.com/article/fact-checking-afs:Content:9889529642
- https://www.tempo.co/tag/donor-darah
(GFD-2021-8644) Keliru, Klaim Ini Video Pemakaman Palsu Warga Palestina yang Jadi Korban Serangan Israel
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 02/06/2021
Berita
Video yang memperlihatkan sejumlah pria yang sedang mengusung mayat dengan tandu beredar di Facebook. Saat terdengar suara sirine, para pria itu malah menurunkan mayat tersebut dan kabur. Tak lama kemudian, orang yang menjadi mayat, yang ternyata masih hidup, itu juga terbangun dan kabur. Video ini diklaim sebagai video pemakaman palsu warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel.
Akun ini membagikan video tersebut pada 12 Mei 2021. Aku itu menulis, "Penduduk Gaza Palestina membawa jenazah korban serangan Israel, dan ketika tiba-tiba ada sirine serangan udara, pengusung jenazah bubar, jenazahnya bangun melepas kafan dan kabur menyelamatkan diri.... wkwkwk." Hingga artikel ini dimuat, video dalam unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 350 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Video itu tidak ada kaitannya dengan konflik Israel-Palestina.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, video tersebut telah beredar di internet sejak Maret 2020 dan tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Palestina yang memanas baru-baru ini. Video itu sengaja dibuat oleh sejumlah anak muda di Yordania pada 2020 saat otoritas setempat memberlakukan karantina dan jam malam untuk mencegah penularan Covid-19.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolGoogle dan Yandex.
Hasilnya, ditemukan bahwa video tersebut pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Jordan Trend pada 24 Maret 2020 dengan judul dalam Bahasa Arab yang jika diterjemahkan berarti “Pemakaman Palsu Selama Karantina Rumah di Yordania”. Video yang identik juga pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Nicos Vlogs pada 26 Maret 2020 dengan judul "Pemakaman Palsu di Yordania, untuk Melanggar Jam Malam Virus Corona".
Situs media berbahasa Arab Alroeya.com pun pernah memuat video yang sama pada 24 Maret 2020 dalam artikelnya yang berjudul "Video pemakaman palsu untuk melanggar larangan di Yordania, dan sirine polisi membuat 'jenazah' kembali ke rumahnya".
Menurut Alroeya.com, video sekelompok orang di Yordania yang membawa mayat dengan tandu ke pemakaman untuk menguburkan mayat tersebut beredar di Twitter. Ternyata, video itu hanyalah video sekelompok anak muda yang berusaha melanggar larangan yang diberlakukan oleh otoritas Yordania karena khawatir akan merebaknya virus Corona.
Penjelasan yang sama dimuat oleh Alhurra.com. Video itu menunjukkan para pemuda yang mencoba melanggar jam malam yang diberlakukan oleh otoritas Yordania, dengan mengadakan pemakaman palsu. Saat mendengar sirine mobil polisi, mereka melarikan diri, meninggalkan orang yang berperan sebagai mayat di jalanan, yang ikut melarikan diri beberapa saat kemudian.
Dilansir dari In-24.com, pada 10 Mei 2021 lalu, video itu disebarkan kembali oleh penasihat Menteri Luar Negeri Israel, Dan Poraz, di Twitter. Dia menuduh warga Palestina memicu kekerasan dengan menggelar pemakaman palsu. Untuk mendukung klaimnya, dia membagikan video tersebut. “Haruskah kita tertawa atau menangis?” ujarnya. Video ini pun dibagikan oleh para warganet. Mereka menuduh Hamas telah memasang taktik untuk menimbulkan kemarahan komunitas internasional.
Namun, seperti dikutip dari AFP, peristiwa dalam video itu tidak ada hubungannya dengan meletusnya kekerasan di Jalur Gaza, Palestina. Video ini, yang direkam di Yordania, menunjukkan anak-anak muda yang menggunakan dalih pemakaman palsu untuk melarikan diri dari karantina yang diberlakukan karena pandemi Covid-19. Poraz pun menghapus cuitannya sekitar 18-20 Mei.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video pemakaman palsu warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel, keliru. Video itu telah beredar sejak Maret 2020 dan tidak terkait dengan konflik Israel dan Palestina. Video itu sengaja dibuat sejumlah pemuda di Yordania yang menggunakan dalih pemakaman palsu untuk melarikan diri dari kebijakan karantina yang diberlakukan pemerintah setempat di tengah pandemi Covid-19.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/palestina
- https://archive.ph/qjvuW
- https://www.tempo.co/tag/yordania
- https://www.youtube.com/watch?v=C3PCfYOFqoQ
- https://www.youtube.com/watch?v=sE-U03MKGow
- https://www.alroeya.com/130-41/2122385-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%AF%D9%8A%D9%88-%D8%AC%D9%86%D8%A7%D8%B2%D8%A9-%D9%85%D8%B2%D9%8A%D9%81%D8%A9-%D9%84%D9%83%D8%B3%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%B8%D8%B1-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B1%D8%AF%D9%86-%D9%88%D8%B5%D8%A7%D9%81%D8%B1%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D8%B1%D8%B7%D8%A9-%D8%AA%D8%B1%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8A%D8%AA-%D8%A5%D9%84%D9%89-%D9%85%D9%86%D8%B2%D9%84%D9%87
- https://www.tempo.co/tag/virus-corona
- https://www.alhurra.com/palestine/2021/05/19/%D8%A5%D8%B6%D8%A7%D8%A1%D8%A9-%D8%A8%D8%B1%D8%AC-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A7%D9%87%D8%B1%D8%A9-%D9%88%D8%AC%D9%86%D8%A7%D8%B2%D8%A9-%D9%88%D9%87%D9%85%D9%8A%D8%A9-%D8%A3%D8%AE%D8%A8%D8%A7%D8%B1-%D9%85%D8%B2%D9%8A%D9%81%D8%A9-%D8%BA%D8%B2%D8%A9-%D8%AA%D9%86%D8%AA%D8%B4%D8%B1-%D9%85%D9%88%D8%A7%D9%82%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%88%D8%A7%D8%B5%D9%84
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://www.tempo.co/tag/israel
Halaman: 4605/6183