• (GFD-2020-3973) [SALAH] “jgn ke lippo dulu sdh zona merah, 14 orang terpapar d lippo”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 18/05/2020

    Berita

    Masyarakat Kendari dikejutkan dengan beredarnya informasi perihal adanya 14 orang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 setelah berkunjung ke Lippo Plaza Kendari. Pasca viralnya informasi tersebut, pihak terkait yakni jajaran manajemen Lippo Plaza Kendari dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kendari menyatakan tidak benar alias hoaks.

    Selengkapnya terdapat di penjelasan!

    KATEGORI: FABRICATED CONTENT

    ===

    SUMBER: PESAN BERANTAI WHATSAPP

    ===

    NARASI:

    Z sampaikan teman2 untuk sementara waktu jgn ke lippo dulu sdh zona merah, 14 orang terpapar d lippo

    ===

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial Facebook dan juga pesan berantai Whatsapp, warga Kendari dihebohkan dengan munculnya narasi perihal 14 orang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 setelah berkunjung ke Lippo Plaza Kendari. Dalam narasi yang beredar, masyarakat sementara waktu diimbau tidak berkunjung ke Lippo Plaza Kendari untuk menghindari adanya penularan.

    Menanggapi informasi tersebut, jajaran manajemen Lippo Plaza Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan klarifikasi. Director Lippo Plaza Kendari, Hendro Saksono menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan satu pun kasus positif Covid-19 terhaap karyawan mall dan karyawan tenant.

    “Lippo Plaza Kendari telah mengikuti semua prosedur Covid-19 sesuai anjuran pemerintah. Semua karyawan mall dan pengunjung akan dilakukan pengecekan suhu badan, mewajibkan penggunaan masker selama ini di area mall atau tenant,” pungkasnya.

    Sementara itu, senada dengan manajemen Lippo Plaza Kendari penyataan serupa juga dituturkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kendari. Melansir dari lenterasultra.com, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kendari, Alghazali Amirullah dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

    “Sekali lagi saya sampaikan kepada masyarakat, jika penyampaikan itu bukan bersumber dari Satgas Covid-19 yang ada di daerah, maka kami yakinkan itu adalah berita hoaks,” tegasnya.

    ===

    Rujukan

  • (GFD-2020-3972) [SALAH] “Mau jenius seperti saya, minum selalu AJINOMOTO”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/05/2020

    Berita

    Foto Presiden Jokowi memegang bungkus micin bermerek Ajinomoto dengan tulisan “Mau jenius seperti saya, minum selalu AJINOMOTO” yang diunggah akun Facebook Roro adalah hasil suntingan. Diketahui foto aslinya adalah karya dari Jurnalis detik.com Rifkianto Nugroho yang diambil saat Presiden Jokowi berkampanye di Sukabumi, Jawa Barat pada pemilihan presiden atau pilpres, Kamis 11 April 2019 lalu.

    NARASI:
    “Mau jenius seperti saya, minum selalu AJINOMOTO,” tulis akun Facebook Roro, Sabtu (16/5).

    =====

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Rian Cardoba mengunggah foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tulisan berbunyi “Mau jenius seperti saya, minum selalu AJINOMOTO.” Pada foto tersebut nampak tangan kanan Presiden Jokowi memegang bumbu penyedap rasa bermerek Ajinomoto.

    Dalam unggahannya tersebut akun Facebook Roro menambahkan narasi yang berbunyi, ‘GOBLOK bin DONGO.”

    Setelah melakukan penelusuran melalui mesin pencari, diketahui foto unggahan akun Facebook Roro adalah salah atau keliru.

    Foto aslinya merupakan karya Jurnalis detik.com yaitu Rifkianto Nugroho. Pada foto itu, Presiden Jokowi terlihat memegang satu kartu. Foto ini dijadikan sampul pada artikel bertajuk “Jokowi: Target di Jabar Tak Tinggi-tinggi, Minimal 50%” yang ditayangkan pada Kamis, 11 April 2019 lalu.

    Kemudian jika dikaitkan penyedap rasa, seperti micin atau Monosodium Glutamate (MSG) dinilai dapat membuat bodoh adalah keliru. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Prof. DR. Dr. Nurpudji A Taslim, MPH SpGK (K) dan Leona Victoria Djajadi, Ahli Gizi dari University of Sydney telah mengklarifikasi hal tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3971) [SALAH] 236 Anggota Polisi Positif Covid-19 dan 6 Orang Meninggal Dunia

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/05/2020

    Berita

    Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Kombes Awi Setiawan mengatakan, informasi yang menyebut enam anggota Polri meninggal dunia karena terpapar Covid-19 adalah hoaks. Dia juga memastikan kabar terdapat 136 polisi lainnya termasuk ASN di lingkungan Polri yang positif Covid-19, dan klaim yang terdapat pada pesan berantai WhatsApp yang beredar, juga tidak benar.

    [NARASI]:

    “Laporan monitoring Covid-19 di lingkungan Polri dari Karowatpers SSDM Polri

    -6 anggota Polri meninggal dunia karena Covid-19
    -236 Polisi termasuk ASN di lingkungan Polri sudah positif Covid-19
    -1.207 anggota Polri dan PNS di lingkungan Polri menjadi ODP
    -157 orang PDP
    -19 orang suspect”

    ======

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai pada aplikasi whatsapp sebuah informasi yang menyebutkan bahwa terdapat 236 anggota Polri termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) positif virus covid-19. Selain itu disebutkan pula terdapat 6 orang Polisi yang meninggal dunia akibat virus tersebut yang diklaim berdasarkan laporan monitoring pandemik Covid-19 di lingkungan Polri dari Karowatpers SSDM Polri.

    Disebutkan juga bahwa terdapat 1.207 anggota Polri dan PNS di lingungan Polri adalah ODP, 157 PDP, dan 19 orang suspect.

    Berdasarkan penelusuruan, klaim bahwa terdapat 236 anggota Polisi termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) positif dan enam anggota Polisi meninggal dunia akibat covid-19 adalah salah. Pihak kepolisian telah mengklarifikasi informasi tersebut.

    Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Kombes Awi Setiawan mengatakan, informasi yang menyebut 6 anggota Polri meninggal dunia karena terpapar Covid-19, hoaks.

    Kabar yang menyebutkan 236 polisi lainnya termasuk PNS di lingkungan Polri yang positif Covid-19, juga tidak benar.

    “Itu hoaks,” kata Awi saat dikonfirmasi Wartakotalive, Rabu (13/5/2020).

    Awi juga mengirim gambar berupa informasi laporan itu yang ditempeli tulisan Hoax warna merah. Dari enam anggota Polri yang dinyatakan meninggal dunia karena terpapar Virus Corona dalam informasi itu, adalah Kompol Zufadli yang menjabat Kanit Subdit 5 Cyber Ditreskrimsus.

    Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, Kompol Zulfadli meninggal dunia dengan gejala demam dan batuk. Hasil rapid test menyatakan pasien negatif terjangkit Virus Corona, namun almarhum terindikasi mengalami gejala Covid-19, bahkan istrinya positif Covid-19.

    “Rapid test, hasilnya negatif Covid-19.”

    “Tapi memang ada ciri-ciri gejalanya katanya, seperti demam dan batuk,” kata Tatan Dirsan Atmaja, Rabu (8/4/2020).

    “Untuk riwayat perjalanan ke luar kota tidak ada,” paparnya.

    Untuk mencegah penularan Covid-19, tim Dokkes Polda Sumut juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap keluarga almarhum.

    Hasilnya, istri almarhum positif Covid-19 sesuai rapid test.

    “Tapi akan dilakukan lagi pemeriksaan menggunakan swab dan saat ini yang bersangkutan di isolasi di RS Marta Friska Medan untuk mendapatkan perawatan,” jelasnya.

    Klaim bahwa terdapat 136 anggota Polisi termasuk ASN positif terinfeksi covid-19 adalah salah. Kemudian dari info 6 anggota polisi yang dikabarkan meninggal memang terdapat satu anggota polisi yang meninggal dengan indikasi covid-19 yaitu Kompol Zufadli yang menjabat Kanit Subdit 5 Cyber Ditreskrimsus.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3970) [SALAH] Anak 10 Tahun Meninggal dan Tidak Bisa Keluar Rumah Sakit Akibat Terbentur Biaya

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/05/2020

    Berita

    Warganet dihebohkan dengan viralnya informasi yang dibagikan baik melalui pesan berantai Whatsapp ataupun media sosial Facebook perihal kisah seorang ibu yang anaknya meninggal namun tak mampu keluar rumah sakit akibat terbentur biaya. Menurut narasi yang beredar, dijelaskan bahwa kisah tersebut terjadi di Rumah Sakit Bergerak Badau, Kalimantan Barat. Pasca beredarnya narasi tersebut, pihak RS dan kepolisian setempat pun melalukan klarifikasi.


    NARASI: *KACAU BALAU PEMAHAMAN TENTANG BPJS SEPERTI INI – SETELAH SAYA CHECK TERNYATA YG BERSANGKUTAN TERPAPAR ALIRAN SESAT, MESKIPUN DEMIKIAN JPKP TETAP BANTU MENYELESAIKAN MASALAHNYA*

    Bismillaahirrohmaaanirrohiiim….
    Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh ya akhy ya ukhty…..
    Innaalillaahi wa innaa ilaihi roji’uun…..
    Telah berpulang ke rahmatullah atau telah meninggal anak saya yang bernama alifsyah umur 10 tahun. Di RS Badau alamat Jalan lintas Badau NA, Desa Kekurak, Kecamatan Badau,Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pada hari Kamis, 30 April 2020 jam 04.00 WIB menjelang Shubuh. Dan saya selaku ibunya kandung yang bernama ummu ika melisa yang seorang janda umur 40 tahun dan kaum dhuafa yg juga cacat dan bisu. Memohon kepada hamba2 allah yang mampu dan yg diberikan allah rezeki berlebih memohon sumbangan atau sedekah dan bantuan untuk melunaskan sisa kekurangan tagihan biaya rumah sakit almarhum anak saya agar anak saya bisa segera saya bawa pulang dan kuburkan sebesar Rp.870.500 saya memohon dengan sangat kepada hamba2 allah yang masih peduli akan saudara2 nya dan sesamanya atas nama dasar ukhuwah islamiyah untuk membantu saya melunaskan sisa tagihan biaya rumah sakit agar saya bisa mengeluarkan jenazah anak saya yang masih tertahan di dalam kamar jenazah RS tersebut. Saya memohon dengan sangat kepada hamba2 allah kasihanin jenazah anak saya yang yatim yang masih di dalam kamar jenazah dan belum boleh di bawa pulang sebelum melunaskan seluruh total tagihan biaya rumah sakit. Saya hanya seorang janda, kaum dhuafa yg sudah tidak tahu lagi mau mengadu kemana kecuali kepada allah dan hamba2nya yg mampu dan memiliki kelapangan rezeki. Bukan kah di setiap rezeki yg di berikan lebih dan kelapangan rezeki oleh allah ada di situ hak2nya kaum dhuafa dan anak yatim. Dan bukan kah kewajiban setiap umat muslim untuk membantu saudaranya yang sedang dalam kesulitan dan wajib menyegerakan fardhu kifayah bagi saudara nya yg tidak mampu. Saya mohon dengan sangat demi jenazah almarhum anak ana yg yatim yg sedang membutuhkan pertolongan dari ukhuwah islamiyah agar segera di laksanakan fardhu kifayahnya dan di kuburkan. Dan semoga masih ada hamba2 allah yang hatinya masih peduli akan ukhuwah islamiyah di tengah2 cobaan dunia yg banyak melanda dunia dan mungkin itu suatu teguran utk kita memperkuat ukhuwah islamiyah kita. Dan semoga apa yg di sedekahkan kepada ana dan almarhum anak ana menjadi tabungan di hari akhir. Bahwa ini bulan mulia penuh rahmat dan semoga di lipatgandakan apa dan berapa pun yg antum berikan.

    Syukron wa jazakumullahu khair katsiraa…..
    Wassalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh…..

    ===

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Rumah Sakit (RS) Bergerak Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat angkat bicara terkait dengan viralnya sebuah narasi beserta dengan foto, yang menjelaskan bahwa seorang anak berusia 10 tahun telah meninggal dan tidak bisa keluar rumah sakit akibat terbentur biaya. Menurut narasi yang beredar, kejadian tersebut diklaim terjadi di RS Bergerak Badau.

    Menanggapi adanya informasi yang tidak sesuai dengan fakta, pihak terkait yakni RS Bergerak Badau pun melalukan klarifikasi. Melansir dari antaranews.com, Manajemen RS Bergerak Badau menyatakan bahwa informasi tersebut adalah tidak sesuai dengan fakta alias hoaks. Pihak rumah sakit juga telah melaporkan terkait narasi yang beredar kepada pihak berwajib.

    Direktur RS Bergerak Badau, dr Liha menjelaskan bahwa pihaknya sudah melaporkan narasi tersebut ke Polres Kapuas Hulu. Hal tersebut dilakukan lantaran pihak rumah sakit menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan juga fitnah. Lebih lanjut Liha menjelaskan jika rumah sakit tempatnya bekerja tidak terdapat nama pasien dan kejadian seperti halnya yang tersebar di media sosial.

    “Sama sekali tidak ada pasien atas nama Alifsyah tersebut, nama dokter juga serta nominal biaya rumah sakit itu luar biasa bohong,” jelas Liha.

    Sementara itu, Kapolres Kapuas Hulu, melalui Kasat Reskrim Kapuas Hulu, IPTU Siko mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait informasi yang beredar. Siko menuturkan bahwa pihak rumah sakit tidak ada menerima pasien seperti halnya yang dimaksud dalam pesan berantai tersebut.

    “Kami sudah kroscek ke pihak rumah sakit Badau, ternyata informasi itu memang tidak benar, saat ini kami sedang selidiki pembuat dan penyebar informasi hoaks di media sosial tersebut,” tegas Siko.

    ===

    Rujukan