• (GFD-2020-4302) [SALAH] Xi Jinping Berterimakasih Karena Terpilihnya Jokowi Menjadi Presiden Kurangi Pengangguran di China

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/07/2020

    Berita

    Akun facebook bernama Takeda Hitochi mengunggah gambar Presiden China, Xi Jinping dan terdapatan narasi pada foto “Saya ucapkan terimakasih buat para pendukung jokowi. Karena dengan terpilihnya jokowi menjadi presiden maka pengangguran di Cina menjadi berkurang”.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Presiden Tiongkok mengucapkan terima kasih ke pendukung Jokowi karena tetrpilihnya Jokowi mengurangi pengangguran di Tiongkok adalah salah.

    Faktanya, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi karena telah membantu dan mendukung dalam memerangi covid-19 (corona) di Wuhan.

    Kemudian melalui google reverse image, foto Xi Jinping yang diunggah oleh akun Takeda Hitochi ditemukan pada artikel theguardian.com yang berjudul “Xi Jinping vows to fight ‘tigers’ and ‘flies’ in anti-corruption drive”.

    Dalam artikel tersebut menyebutkan Presiden Tiongkok Xi Jinping bersumpah tak segan menindak para pejabatnya dari tingkat tertinggi sampai terendah yang melakukan korupsi. Menurut Xi, korupsi adalah sumber utama ketidakpuasan publik terhadap pemerintah.

    Adapun ucapan terima kasih Presiden Xi Jinping kepada Presiden Joko Widodo memang benar adanya. Namun, konteks ucapan terima kasih terkait bantuan dan dukungan Pemerintah Indonesia dalam memerangi covid-19 (korona) di Kota Wuhan, Tiongkok, bukan karena mengurangi pengangguran di China.

    Kesimpulan

    Narasi foto suntingan atau editan. Foto asli diambil dari artikel theguardian.com yang berjudul “Xi Jinping vows to fight ‘tigers’ and ‘flies’ in anti-corruption drive”. Sedangkan konteks ucapan terimakasih Xi Jinping ke Indonesia adalah atas upaya Indonesia turut membantu hadapi virus corona di Wuhan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4301) [SALAH] “bugil,lagi setelah di pecat😂”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/07/2020

    Berita

    Beredar konten postingan Facebook yang menampilkan foto Rieke Diah Pitaloka, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dalam narasinya disebutkan bahwa yang bersangkutan di foto tampil terbuka setelah dipecat.

    Berikut kutipan narasinya:

    “bugil,lagi setelah di pecat😂”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto yang sudah pernah beredar sejak 2008. Hal itu diketahui dari penggunaan foto tersebut dalam artikel detik.com dengan judul “Bela Rakyat, 'Oneng' Batal Kuasai Bandung” yang tayang pada 30 Mei 2008.

    Adapun, Rieke Diah Pitaloka diketahui hanya diganti posisinya sebagai Pimpinan di Badan Legislasi (Baleg DPR RI), bukan dipecat. Menurut laman dpr.go.id, Rieke masih tercatat sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP dengan nomor anggota 170.

    Dilansir dari kumparan.com, Sekretaris Fraksi PDIP di DPR Bambang Wuryanto mengatakan, setelah dicopot, Rieke akan konsentrasi secara penuh di Komisi VI. Dia belum akan dirotasi ke salah satu Alat Kelengkapan Dewan (AKD) pasca dirotasi dari Baleg DPR.

    Menurutnya, Rieke dibutuhkan untuk mengawal isu BUMN.

    "Mbak Rieke dirotasi ke mana? Mbak Rieke sementara di Komisi VI, full. Pak, kok, Komisi IV butuh fokus? Butuh fokus, kenapa? Karena Menteri BUMN melaksanakan pembaruan dengan melaksanakan mengklaster BUMN," kata Bambang Pacul -- sapaan Bambang Wuryanto --, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/7).

    Dilansir dari sindonews.com, Rieke mengatakan bahwa rotasi dalam Alat Kelengkapan Dewan (AKD) adalah hal biasa terjadi di politik. ”Rolling (pergantian) anggota fraksi di pimpinan dan anggota Alat Kelengkapan Dewan adalah hal biasa,” ujarnya, Kamis (9/7/2020).

    Dikatakan Rieke, dengan pencopotan dirinya dari kursi Wakil Ketua Baleg maka tugasnya di Baleg sudah otomatis berakhir dan saat ini dirinya fokus di Komisi VI. ”Tugas saya dari partai dan fraksi di Baleg sudah selesai karena ada penugasan lain yang juga tidak kalah pentingnya,” kata Rieke.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten postingan Facebook tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4300) [SALAH] Risma Sujud ke IDI Karena Warga Surabaya Tidak Diterima Di RSUD Dr Soetomo

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/07/2020

    Berita

    Akun Rachman Ardiyanti mengunggah foto tangkapan layar sebuah berita berjudul "Sujud ke IDI, Risma: Saya Memang Goblok!" dengan narasi yang menyatakan bahwa Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) bersujud dihadapan IDI karena warga Surabaya tidak diterima di RSUD Dr Soetomo.

    Berikut kutipan narasinya:

    "Untuk teman-teman fbku, yang melihat Surabaya zona hitam, harap dibaca. Smua yang d luar surabaya boleh di rawat di surabaya (rs milik sby), akan tetapi untuk warga Surabaya sendiri tidak diperbolehkan untuk ke rs milik rs dr soetomo (milik pemprov)

    SAMPAI BU RISMA SUJUD KE IDI. SAKING JANCOK DAN BOBROK E PEMROV JANCOK.

    Wong mati ketabrak di dadekno positif corona, tetangga sakit perut dijadikan positif corona... Juancok, emang pengen nama surabaya jelek dan bu risma di dzolimi.

    Dan mirisnya lagi, bu walikota pernah bilang, data covid surabaya, 50% bukan warga Surabaya. Apa ini cuma akal"annya pemprov?"

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari Kumparan saat itu Risma mendengarkan penjelasan salah satu pengurus IDI Surabaya, Sudarsono, tentang penanganan pasien Covid-19 di Surabaya. Menurut Sudarsono yang merupakan dokter spesialis paru itu, salah satu penyebab tingginya kematian pasien Covid-19 adalah pasien harus menunggu untuk masuk ke ruang isolasi, terutama di RSUD dr. Soetomo.

    "Saya ikut bantu di poli, di IGD, dan di ruang isolasi. Saya tahu betul kalau pasien itu harus antri untuk masuk ruang isolasi. Soetomo sudah penuh. Belum lagi, kalau malam saya pulang dari rumah sakit saya lihat warga Surabaya masih nongkrong di warung kopi banyak yang mengabaikan protokol kesehatan," kata Sudarsono.

    Mendengar penjelasan tersebut, Risma tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan menuju ke arah Sudarsono. "Semua salah saya. Saya yang salah," kata Risma sembari menangis dan bersujud di hadapan Sudarsono.

    Melihat Risma bersujud di depannya, Sudarsono dan sejumlah staf Risma yang terkejut mencoba mengangkat Risma untuk berdiri.

    Selain itu, Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Joni Wahyuhadi membantah pihaknya menolak merawat warga Surabaya yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19. Menurutnya, sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Soetomo adalah warga Surabaya. Joni mengatakan, dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran, rumah sakit dilarang membeda-bedakan pasien baik itu berdasarkan suku, agama, bahkan kebangsaan sekali pun.

    RSUD dr. Soetomo, kata Joni, adalah rumah sakit pendidikan. Diakuinya, asalkan ada indikasi medik dan tempatnya tersedia, pasti dilayani. Joni memaparkan, sebanyak 1.097 pasien Covid-19 dirawat di RSUD dr Soetomo hingga Senin (29/6/2020).

    "79 persen atau sebanyak 865 pasien adalah warga Surabaya, 232 pasien sisanya dari berbagai daerah," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (29/6/2020) malam.

    Kesimpulan

    Bukan karena tidak diterima di RSUD Dr Soetomo. Dirut RSUD dr Soetomo membantah pihaknya menolak merawat warga Surbaya yang terinfeksi COVID-19. Akan tetapi, Risma sujud dan menangis setelah mendengar penjelasan dr. Sudarsono, Sp.P (K) tentang penanganan pasien COVID-19 di Surabaya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4299) [SALAH] “Menteri Luar Negeri Indonesia #RetnoMarsudi mengatakan bahwa pemerintahannya “kewalahan” oleh kepemimpinan #ULMWP”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 10/07/2020

    Berita

    Beredar postingan pada akun Twitter “Free West Papua” (twitter.com/FreeWestPapua), sudah dibagikan 44 kali per tangkapan layar dibuat. Dengan Narasi
    “Menteri Luar Negeri Indonesia #RetnoMarsudi mengatakan bahwa pemerintahannya “kewalahan” oleh kepemimpinan #ULMWP dari #PapuaBarat yang sudah membuat #PapuaBarat sebuah “fenomena global”.

    Tidak ada yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghentikan dunia mendukung sebuah #PapuaBaratMerdeka! #PapuanLivesMatter”.

    (“Indonesian Foreign Minister #RetnoMarsudi says her government is “overwhelmed” by the #ULMWP leadership of #WestPapuans who have made #WestPapua a “global phenomenon”.

    There is nothing Indonesia can do to stop the world from supporting a #FreeWestPapua! #PapuanLivesMatter”).

    Hasil Cek Fakta

    * SUMBER membagikan video acara Bappenas RI dengan narasi/klaim yang keliru.

    (2) Berkaitan dengan acara,
    * Streaming langsung acara pada 29 Jun 2020, Bappenas RI: “diskusi kebijakan strategis pembangunan papua”.
    * Poster acara, dibagikan pada 28 Jun 2020.

    (3) Berkaitan dengan Ani Widayani,
    * “Ani Widyani Soetjipto adalah Dosen Senior di Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, sejak tahun 1989. Dia menerima gelar Magister Studi Internasional pada tahun 1989 dari Sekolah Studi Internasional Jackson, Universitas Washington, Seattle, USA. Bidang keahliannya meliputi Partisipasi Politik Gender dan Perempuan, Pembangunan Legislatif, Politik dan Pemerintahan Lokal Indonesia, Hubungan Internasional, Studi Asia Timur dan Studi Kebijakan Domestik dan Luar Negeri Tiongkok.” (Google Translate)

    (4) Koreksi dari salah satu Warganet Indonesia,
    * agungngurah: “Luruskan faktanya. Itu Ani Soetjipto, dosen di Universitas Indonesia”.
    (“Get your fact straight man. That’s Ani Soetjipto, lecturer at the University of Indonesia”.)

    Kesimpulan

    BUKAN Retno Marsudi, yang berbicara di video adalah Ani Widyani. Dosen Senior dari Universitas Indonesia, BUKAN Menteri Luar Negeri.

    Rujukan