• (GFD-2020-4753) [SALAH] “Corona virus sudah ada di RS. Bhayangkara Indramayu”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/01/2020

    Berita

    Akun Wiwit Witnaepi (fb.com/wiwit.witnaepi) mengunggah sebuah foto dengan narasi :

    “Yg bilang hoax mana suaranya ?
    Corona virus sudah ada di RS. Bhayangkara untuk Dokter jaga mohon Rawat pasien yg menderita. Info dari teman”

    Hasil Cek Fakta

    Pasien J (68 tahun) asal Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, yang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Indramayu sejak Rabu (29/01/2020) dipastikan bukan merupakan pasien suspect virus Corona.

    Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mengonfirmasi bahwa tidak ada pasien suspect virus Corona di Kabupaten Indramayu.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara membantah beredarnya kabar mengenai adanya pasien Corona yang diisolasi di RSUD Indramayu.

    “Berdasarkan hasil diagnosis dokter, pasien J menderita TBC Sequele dengan infeksi sekunder (bronchopneumonia) dan bukan suspect virus corona,” ujarnya saaat dihubungi ciremaitoday, Kamis (30/01/2020).

    Isu mengenai pasien J sebagai suspect virus Corona di Kabupaten Indramayu itu sebelumnya beredar di media sosial maupun pesan di grup-grup WhatsApp. Informasi ini sempat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

    Deden menjelaskan, pasien J (68) asal Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, semula datang ke dokter dengan keluhan batuk dan sesak. Dokter kemudian mendiagnosa pasien itu menderita radang paru-paru basah, infeksi pada paru-paru bagian bawah.

    Namun, untuk memutuskan pasien termasuk suspect Corona atau bukan, maka harus mengacu pada kriteria yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yakni pasien mengalami demam, batuk, disertai sesak dengan infeksi paru bagian bawah, dan pernah bepergian ke Cina atau kontak dengan penderita Corona dalam waktu 14 hari sebelumnya.

    ”Pasien J ini tidak masuk dalam kriteria itu karena dia tidak pernah bepergian ke Cina ataupun kontak dengan penderita virus Corona dalam waktu 14 hari sebelumnya,” kata dia.

    Deden mengakui, pasien J memang dirawat di ruang isolasi RSUD Indramayu. Namun, tindakan mengisolasi itu dikarenakan diagnosa penyakit TBC yang dideritanya.

    ”Pasien TBC memang diisolasi karena takutnya dia menyebarkan penyakitnya ke orang lain dan dia juga rentan terinfeksi dari orang lain. Jadi isolasi itu bukan hanya untuk kasus virus Corona,” ujarnya.

    Deden pun mengimbau masyarakat di Kabupaten Indramayu untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi penyebaran virus Corona. Dia meminta masyarakat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat setiap hari agar terhindar dari berbagai penyakit.

    Kesimpulan

    Tidak ada pasien suspect virus Corona di Kabupaten Indramayu. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara. Berdasarkan hasil diagnosis dokter, pasien J menderita TBC Sequele dengan infeksi sekunder (bronchopneumonia) dan bukan suspect virus corona.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4752) [SALAH] “MEREKA JUGA MEMAKAN JANIN BAYI”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/01/2020

    Berita

    (1) “: أَسْتَغفر اللّٰه العظيم .
    .
    SETELAH BEBERAPA VIDEO MENJIJIKAN MEREKA MEMAKAN BINATANG2 LIAR,
    DAN BINATANG HIDUP2 MEREKA SANTAP.
    .
    .
    TAPI MEREKA JUGA MEMAKAN JANIN BAYI YANG DI REBUS DI SUP BUAT SANTAPAN JUGA.
    .
    .
    YA ROBB.
    SUNGGUH HAMBA KEHABISAN KATA2 UNTUK MENANGGAPI KELAKUAN KAUM MEREKA INI.
    KAUM YANG KINI SEDANG MESRA DENGAN PEMIMPIN BANGSA INI.
    😔😔😔apakah ini seorang manusia ciptaan allah yng maha kuasa 👇👇😥😥😥😥#”.



    (2) “

    “INNALILLAHI, ko bisa kemakan itu loh, ngga ada sama sekali rasa iba dihatinya, memang patut negeri itu di binasakan

    #chinavirus #corona #coronavirus”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan Foto yang dibagikan adalah pertunjukan seni “Memakan Orang” di festival seni Shanghai pada tahun 2000. SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks foto yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.
    Snopes @ 19 Juni 2001: “Pria di foto-foto itu bukan pelindung restoran yang menikmati hidangan Taiwan yang umum, tetapi seniman pertunjukan Tiongkok Zhu Yu, yang menggelar karya kejutan konseptual yang disebut “Orang Makan” di sebuah festival seni Shanghai pada tahun 2000.”

    Kesimpulan

    Pelintiran daur ulang. Foto yang dibagikan adalah pertunjukan seni “Memakan Orang” di festival seni Shanghai pada tahun 2000, oleh artis Tiongkok bernama Zhu Yu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4751) [SALAH] Hukuman Masuk Peti Mati Karena Tidak Pakai Masker

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/08/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai di WhatsApp berupa foto sekumpulan orang lengkap menggunakan APD dan peti mati dengan narasi yang menyebutkan sanksi tidak mengenakan masker akan dihukum selama lima menit di dalam peti mati di jalan Fatmawati.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Yg lewat Fatmawati tdk menggunakan masker akan di hukum peti mati selama 5 mnt……. Bagaimana gaesss msh gk mau pake masker?????”

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran melalui laman wartakota.tribunnews.com diketahui foto tersebut merupakan salah satu dokumentasi kegiatan sosialisasi Covid-19 di perempatan Jalan Raya Fatmawati, Cilandak, Jakarta pada Rabu (26/8/2020) pagi. Camat Cilandak, Jakarta Selatan, Mundari membantah kabar tersebut. Dirinya menegaskan sanksi berupa berdiam diri di dalam peti mati adalah hoax.

    "Yang kabar itu ya, nggak benar itu," katanya. Mundari menuturkan, sanksi sangat tidak manusiawi. Sebab, seseorang dipastikannya akan kesulitan untuk bernafas apabila berdiam diri dalam peti mati.

    Dilansir dari kompas.com, aksi sosialisasi dengan menggunakan peti mati tersebut bertujuan untuk mengingatkan bahaya penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Mundari menyebutkan, peti mati nantinya akan digunakan sebagai alat sosialisasi bahaya Covid-19.

    Selain peti mati, dilansir dari suara.com dan poskota.co.id sosialisasi tersebut turut serta menggunakan beberapa properti lain seperti APD, keranda dan pocong. Namun tidak ditemukan pembahasan mengenai sanksi berdiam diri di peti mati selama 5 menit bagi yang tidak menggunakan masker.

    Kesimpulan

    Peti mati yang diarak hanya sebatas properti sosialisasi bahaya Covid-19. Tidak ada hukuman masuk dalam peti mati di kegiatan sosialisasi tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4750) [SALAH] “CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/01/2020

    Berita

    “RUAAAARRRR.. BIASAAA..👍

    CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai,
    Khusus Untuk Pasien Virus Corona..
    Dalam Waktu 16 Jam Menyelesaikan Lantai Pertama, dan 19 Hari Selesai 57 Lantai Termasuk Listrik, Air dan Semua Peralatan Rumah Sakit…

    #VIRUS_CORONA

    @ANDRE_OCTA_”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video proses pembangunan Gedung “Mini Sky City” pada tahun 2015. SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks video yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.
    Salah satu video mengenai pembangunan Gedung “Mini Sky City”, YouTube: “Tonton Gedung 57 Lantai yang Naik dalam 19 Hari

    4.127.729 kunjungan • 13 Maret 2015

    Wall Street Journal
    1,92 juta pelanggan

    Tonton video timelapse gedung pencakar langit 57 lantai yang dibangun di Tiongkok dalam 19 hari. Gedung pencakar langit adalah bagian dari proyek “Mini Sky City” di Changsha.”
    “Sebuah perusahaan pengembangan China membangun menara 57 lantai dalam rekor 19 hari di Changsha, Provinsi Hunan di Cina selatan. Video ini menunjukkan gedung pencakar langit Mini Sky City yang dibangun pada tingkat bata-demi-bata dari tiga tingkat penuh per hari. Untuk melihat lebih banyak video dari Grup Luas, kunjungi situs webnya”
    “Sebuah perusahaan konstruksi Tiongkok mengklaim sebagai pembangun tercepat di dunia setelah mendirikan gedung pencakar langit 57 lantai dalam 19 hari kerja di Cina tengah.

    Broad Sustainable Building, sebuah perusahaan konstruksi prefab, memasang Mini Sky City persegi panjang, kaca dan baja di ibukota provinsi Hunan, Changsha, merakit tiga lantai sehari menggunakan metode modular, kata wakil presiden, Xiao Changgeng.”
    Mengenai pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan (untuk menangani pasien Virus Corona), QUARTZ:

    “Di Wuhan, Cina, ada tontonan memukau dalam drama yang sedang berlangsung untuk menampung virus coronavirus yang menyebar cepat yang telah merenggut 132 nyawa dan menginfeksi lebih dari 6.000, pada hitungan terakhir yang dikonfirmasi . Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi ada di Wuhan, dan pemerintah Cina menggunakan sumber dayanya untuk membangun fasilitas medis baru dengan cepat. Jutaan orang menonton video harian tentang prestasi arsitektur: dua rumah sakit yang berfungsi penuh bangkit dari tanah hanya dalam beberapa hari.

    Kesimpulan

    Video proses pembangunan Gedung “Mini Sky City” pada tahun 2015. BUKAN Rumah Sakit, TIDAK ADA kaitannya dengan Virus Corona.

    Rujukan