• (GFD-2020-4766) [SALAH] Golden Swalayan Jadi Klaster Baru Covid-19, Warga Wajib Lapor RT Jika Ingin Berkunjung

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 19/05/2020

    Berita

    Masyarakat Kota Kediri dikejutkan dengan beredarnya informasi perihal adanya klaster baru persebaran virus corona atau Covid-19 yakni pusat perbelanjaan Golden Swalayan. Menurut narasi yang beredar, warga diminta wajib lapor terlebih dahulu kepada RT di wilayahnya masing-masing apabila ingin berkunjung ke Golden Swalayan. Untuk menambah rasa percaya public, pesan tersebut bahkan mencatut nama Humas Pemerintah Kota Kediri.

    Hasil Cek Fakta

    Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa narasi yang terdapat dalam pesan tersebut adalah palsu. Melansir dari suara.com, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, Fauzan Adima dengan tegas menyatakan bahwa pesan tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

    “Berita yang beredar tersebut hoaks dari orang yang tidak bertanggungjawab dan berusaha memecah belah. Kami tidak pernah mengeluarkan himbauan seperti itu,” pungkasnya.

    Lanjut Fauzan menjelaskan, bahwa sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri memang sempat melakukan sampling Rapid Test di Golden Swalayan dan hasilnya reaktif. Namun untuk memastikan hal tersebut, Dinkes Kota Kediri akhirnya melakukan test ulang sehari setelahnya dan mendapati hasilnya non reaktif.

    “Tadi pagi kami Rapid Test yang kedua hasilnya non reaktif. Jadi masyarakat jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena metodologi test virus corona ini memang harus bertahap,” jelasnya.

    Kesimpulan

    Melalui pesan berantai Whatsapp pusat perbelanjaan Golden Swalayan, Kediri disebut sebagai klaster baru persebaran virus corona atau Covid-19. Oleh sebab itu warga diminta wajib lapor kepada Ketua RT di wilayahnya masing-masing apabila hendak berkunjung ke Golden Swalayan. Pasca beredarnya pesan yang menggegerkan warga tersebut, pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri pun akhirnya angkat bicara, dengan menyatakan bahwa pesan tersebut adalah palsu alias hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4765) [SALAH] “Wuhan China Orang² berteriak gak karuan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/02/2020

    Berita

    * “Keadaan di kota Wuhan China saat ini semakin mencekam. Orang² berteriak gak karuan http://bit.ly/36KmSdj”.



    * “Penduduk Wuhan Berteriak-teriak Gak Karuan, Mau Manggil Nama Tuhan Tapi Gak Punya Tuhan”, selengkapnya di tautan di (2) bagian SUMBER.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video mengenai teriakan “Wuhan Jiayou!”. SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks yang benar sehingga menimbulkan kesimpulan pelintiran.

    detikHealth: “Video suasana malam di kota terisolasi Wuhan menyita perhatian netizen belakangan ini. Dari balik jendela apartemen masing-masing, warga kompak saling menyemangati dengan teriakan ‘Wuhan Jiayou!'”

    YouTube: “Bangkitkan Semangat Warga Wuhan Bersama Teriakkan WUHAN JIAYOU Warna Warni
    4,497 views • Jan 30, 2020
    Official NET News”

    Wikipedia: “Olimpiade Musim Panas 2008, secara resmi dikenal sebagai Games of the XXIX Olympiad (pertandingan Olimpiade ke-29) adalah ajang olahraga internasional yang diadakan di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, dari 8 Agustus (kecuali sepak bola yang dimulai pada 6 Agustus) hingga 24 Agustus 2008, dengan acara pembukaan yang diadakan pada pukul 08:08:08 (8 malam lewat 8 menit dan 8 detik – angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran dalam kebudayaan Tionghoa).”

    Kesimpulan

    Yang diteriakkan adalah “Wuhan Jiayou!”, BUKAN teriak gak karuan. Teriakan untuk menyemangati, muncul pertama kali di Olimpiade Musim Panas 2008 Beijing.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4764) [SALAH] “Bukannya memotong gajinya untuk mereka para tim medis, malah memotong tunjangan para tim medis.”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/05/2020

    Berita

    Beredar artikel berjudul “Teganya Anies Potong Tunjangan & Transport Tenaga Medis” yang dimuat di situs gesuri[dot]id pada 9 Mei 2020.

    Salah satu sumber klaim yang membagikan artikel itu adalah akun Ocha (fb.com/dwi.may.12764) dengan narasi sebagai berikut:

    “Yakin masih ada yang mau milih doi di 2024?!
    Bukannya memotong gajinya untuk mereka para tim medis, malah memotong tunjangan para tim medis.
    Kok masih ada ya manusia kayak gini”

    Sumber klaim juga menyertakan tautan yang menuju artikel tersebut.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Liputan6 dan Medcom, klaim bahwa Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis adalah klaim yang keliru.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tidak memotong tunjangan tenaga medis khususnya yang menangani COVID-19. Pemotongan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) hanya diberlakukan bagi PNS yang tidak terlibat dalam penanggulangan covid-19.

    Tim Cek Fakta Liputan6 menelusuri kabar Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis, dengan membuka tautan artikel yang dicantumkan dalam klaim.

    Tautan tersebut mengarah pada artikel berjudul “Teganya Anies Potong Tunjangan & Transport Tenaga Medis” yang dimuat situs berita gesuri[dot]id, pada 9 Mei 2020.

    Berikut isi artikel tersebut:
    Jakarta, Gesuri.id – Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengecam keras kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memangkas tunjangan kinerja daerah (TKD) dan transport para pekerja medis.
    Deddy menegaskan kebijakan Anies itu sangat mengherankan. Sebab seharusnya para pekerja medis diberi insentif karena setiap hari bekerja di tengah pandemi Covid-19.
    “Mohon perhatiannya agar sampai ke Gubernur, ini kebijakan yang tidak masuk akal!” tegas Deddy.
    Deddy menegaskan, warga DKI menanti transparansi APBD DKI yang menguap tak jelas sehingga bansos untuk rakyat tak ada, serta TKD dan transport para perawat dan dokter harus dipotong.
    Deddy pun mengingatkan Gubernur soal dana ratusan miliar yang semula diperuntukkan untuk Formula E, namun kini tak jelas nasibnya.
    “Kembalikan duit ratusan miliar untuk Formula-E, supaya ada dana untuk bansos warga DKI!! Hentikan menyunat TKD dan transport perawat dan Dokter di DKI!!” tegas Deddy.
    Deddy juga menyentil Pemprov DKI soal 50% dana bagi hasil dari pemerintah pusat.
    “Mau tanya, 50% Dana Bagi Hasil yang sudah ditransfer pemerintah pusat ke DKI apakah sudah habis? Digunakan untuk apa kira-kira ya?” ujarnya.

    Dari artikel tersebut, Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengecam kebijakan Anies Baswedan memotong tunjangan dan transport tenaga medis. Namun, tidak ada pernyataan terkait Anies Baswedan telah memotong tunjangan dan transport tenaga medis.

    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci ‘Anies pangkas tunjangan dan transport tenaga medis’. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul “Pemprov DKI Pastikan Tak Potong Tunjangan Tenaga Medis yang Berhadapan Langsung dengan Covid-19”, yang dimuat situs kompas.com, pada 12 Mei 2020.

    Dalam situs tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tak akan memotong atau merasionalisasi tunjangan penghasilan pegawai (TPP) milik tenaga medis yang berhadapan langsung untuk menangani pasien Covid-19. Pemotongan TPP sebesar 50 persen itu hanya akan diberlakukan kepada pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak terlibat dalam penanggulangan Covid-19.

    “Enggak (dipotong tunjangan tenaga medis), terakhir disesuaikan. Dikecualikan kalau tenaga medis,” ucap Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI, Chaidir saat dihubungi.

    Chaidir menambahkan, tenaga medis yang terkena pemotongan tunjangan adalah tenaga medis yang tak berhadapan langsung dengan pasien covid-19. Misalnya, petugas kesehatan di bagian administrasi.

    “Tenaga medis dan paramedis itu kan ada yang melayani langsung pasien, tapi kan ada juga yang dibelakang meja. Kalau di belakang meja apakah dapat misalnya di bagian administrasi? Kan tidak,” tambahnya.

    Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI akan mendata tenaga medis mana yang dipotong tunjangannya dan mana yang tidak. “Nanti Dinas Kesehatan membuat usulan berapa paramedis yang langsung menangani covid-19. Ini kan kemampuan ekonomi kita terbatas karena kontraksi ekonomi,” tuturnya.

    Kesimpulan

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tidak memotong tunjangan tenaga medis khususnya yang menangani COVID-19. Pemotongan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) hanya diberlakukan bagi PNS yang tidak terlibat dalam penanggulangan covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4763) [SALAH] Video “TKA CHINA MASUK PALEMBANG DENGAN APD LENGKAP, BIAR DIKIRA NAKES!?!?”

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 21/05/2020

    Berita

    Beredar video yang diunggah di kanal Youtube Lensa Kawo dengan judul “TKA CHINA MASUK PALEMBANG DENGAN APD LENGKAP, BIAR DIKIRA NAKES!?!?”

    Video yang diunggah pada 20 Mei 2020 ini deiberi keterangan sebagai berikut:

    “#TKAChina #Palembang #KostumNgibul #BandaraPalembang #TKAMasukIndonesia #Fakta #BukanHoax”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa adanya Tenanga kerja Asing (TKA) asal Cina masuk atau datang ke Palembang via Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang adalah klaim yang salah.

    TKA asal Cina di video itu bukan datang atau masuk ke Palembang, melainkan dipulangkan ke negara asal.

    Sebanyak 141 Warga Negara Tiongkok yang bekerja di Sumatera Selatan dipulangkan ke negara asal menggunakan Maskapai Cambodia Airways dengan mengenakan baju hazmat.

    141 warga Tiongkok tersebut tiba ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Rabu (20/5) pukul 14.30 WIB dengan lima bus dan menggunakan baju hazmat putih serta masker sesuai protokol kesehatan COVID-19.

    “Ada 141 WNA dari PT China Harbour Indonesia yang melakukan penerbangan repatriasi hari ini, mereka memang pulang karena informasinya proyek tempat mereka bekerja sudah selesai,” kata General Manager Bandara SMB II Fahroji kepada Antara.

    Fahrozi bilang, karena jumlah TKA yang mencapai ratusan maka mereka harus menggunakan jalur khusus layaknya jemaah haji. Hal itu agar tidak mengganggu jalur operasional penumpang lainnya di Bandara SMB II.

    “Besok ada lagi jadwal keberangkatan 49 TKA yang sama pada pukul 08.00 WIB,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang, Nur Purwoko, mengatakan TKA yang pulang ke China tersebut sebelumnya telah memenuhi tiga syarat terkait. Yakni memenuhi persyaratan dari negara tujuan, kemudian dari asosiasi penerbangan internasional, dan mereka telah melakukan rapid test terkait pencegahan COVID-19.

    “Selain itu juga ada surat pernyataan resmi dari perusahaan yang berkaitan mengenai kesehatan para TKA ini,” katanya.

    Nur bilang, dari informasi yang diterima TKA ini sebelumnya bekerja di Tanjung Tapa, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sifatnya sendiri adalah repatriasi ke negara asalnya. Sementara terkait penggunaan pakaian hazmat itu lebih kepada kekhawatiran mereka atas wabah COVID-19.

    “TKA ini akan pulang, dan sebagai perlindungan diri mereka menggunakan hazmat,” katanya.

    Kesimpulan

    Bukan masuk atau datang, 141 Warga Negara Tiongkok yang bekerja di Sumatera Selatan itu BERANGKAT dipulangkan ke negara asal.

    Rujukan