(GFD-2020-8200) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Erdogan Minta Kursi yang Sama Besar dengan Paus Fransiskus Saat ke Vatikan?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 24/07/2020
Berita
Akun Facebook Yassir membagikan foto pertemuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada 18 Juli 2020. Dalam foto itu, terdapat lingkaran merah yang merujuk pada seorang staf yang sedang mengangkat sebuah kursi berukuran kecil.
Akun tersebut mengklaim bahwa semula kursi akan diduduki Erdogan berukuran lebih kecil dibandingkan kursi Paus. Ia pun menolak dan meminta kursi yang berukuran sama dengan kursi Paus.
“Erdogan datang ke Vatikan menjumpai Baba (Pope) Vatikan. Kursi tamu yang akan diduduki Erdogan lebih kecil daripada kursi Pope (lihat lingkaran merah). Erdogan menolak, tak mau duduk. Dia mau kursi yang sama besar dengan Pope. Pengawal Pope berkata, 'Semua pemimpin dunia yang datang jumpa Pope duduk di kursi kecil itu'. Erdogan pun menjawab, 'Pemimpin negara di dunia boleh duduk di kursi itu, tapi tidak untuk pemimpin negara Turki," demikian narasi yang ditulis oleh akun Yassir.
Unggahan ini viral dan telah dibagikan lebih dari 2 ribu kali dan dikomentari lebih dari 400 kali saat artikel ini dimuat.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Yassir.
Apa benar Presiden Turki Erdogan meminta kursi yang sama besar dengan Paus Fransiskus saat ke Vatikan?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, kunjungan Presiden Turki Erdogan ke Vatikan tersebut digelar pada 5 Februari 2018. Namun, klaim bahwa Erdogan diberi kursi yang berukuran lebih kecil ketimbang kursi Paus dan meminta kursi yang sama besar dengan milik Paus tidak sesuai fakta.
Tempo telah membandingkan sejumlah video pemberitaan media asing yang ditayangkan di YouTube. Video-video itu menunjukkan bahwa, sejak kedatangannya ke ruangan Paus, Erdogan telah dipersilakan duduk di kursi yang berwarna dan berukuran sama dengan kursi Paus Fransiskus.
Salah satu video tersebut adalah video yang ditayangkan oleh Ruptly, media yang berbasis di Rusia. Video berdurasi sekitar 3 menit ini merekam kunjungan Erdogan sejak kedatanganya ke ruangan Paus Fransiskus. Momen saat Erdogan dan Paus Fransiskus duduk berhadapan di kursi yang sama terlihat pada detik ke-46.
Gambar tangkapan layar video yang diunggah oleh Ruptly.
Video berdurasi lebih panjang, yakni sekitar 3,5 menit, diunggah oleh France24. Dalam video ini, terlihat jelas konteks bahwa kursi yang dipegang oleh staf Paus Fransiskus sebenarnya bukanlah kursi yang sebelumnya diberikan kepada Erdogan. Dalam menit 1:44, terlihat bahwa staf tersebut membawa kursi berukuran kecil itu ke samping kiri Paus.
Gambar tangkapan layar video yang diunggah oleh France24 ketika kursi berukuran kecil dipindahkan ke sebelah kiri Paus Fransiskus.
Dikutip dari situs Vatican News, pertemuan kedua tokoh itu dilakukan di Istana Apostolik Vatikan. Pertemuan tersebut dianggap bersejarah karena baru terjadi untuk pertama kalinya dalam 59 tahun Presiden Turki berkunjung ke Vatikan.
Kantor Pers Holy See menjelaskan Paus Fransiskus dan Erdogan berdiskusi tentang hubungan bilateral kedua negara, kondisi komunitas Katolik, upaya penerimaan banyak pengungsi, dan tantangan terkait dengan situasi di Timur Tengah, khususnya status Yerusalem.
"Mereka menyoroti kebutuhan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan melalui dialog dan negosiasi, dengan menghormati hak asasi manusia dan hukum internasional," demikian penjelasan dari Kantor Pers Holy See.
Kursi kecil untuk penerjemah
Dikutip dari organisasi cek fakta Turki, Teyit, prosedur yang sama diterapkan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sebelumnya mengunjungi Paus Fransiskus di Vatikan. Kursi yang digunakan Putin dalam kunjungannya pada 2015 sama dengan Erdogan dan ada kursi lain yang lebih kecil di belakang staf Paus. Trump pun duduk di kursi yang sama saat mengunjungi Paus Fransiskus pada Mei 2017 dan ada seorang staf yang memegang kursi lain yang lebih kecil.
Dua foto yang menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat duduk di kursi yang sama dengan Presiden Turki Erdogan. Seorang staf juga tampak memindahkan kursi yang berukuran lebih kecil ke samping Paus Fransiskus. Sumber: Teyit
Menurut laporan Teyit, kursi kecil itu diberikan bagi penerjemah. Pada Mei 2017, seorang penerjemah duduk di kursi kecil yang ditaruh di sebelah kiri Paus saat Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berkunjung. Begitu pula pada Juni 2017, kursi kecil itu diduduki oleh seorang penerjemah saat Kanselir Jerman Angela Merkel mengunjungi Paus.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta kursi yang sama besar dengan Paus Fransiskus saat ke Vatikan, keliru. Sejak awal, pihak Vatikan telah menyediakan kursi yang sama untuk Erdogan dan Paus Fransiskus. Kursi berukuran kecil yang sedang dibawa oleh seorang staf bukanlah kursi untuk Erdogan, melainkan kursi yang diletakkan di sebelah kiri Paus yang biasanya digunakan untuk penerjemah.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://web.archive.org/web/20200724032935/
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1145090392538380&set=a.102135103500586&type=3&theater=
- https://www.youtube.com/watch?v=UVQ261hqX9M
- https://www.youtube.com/watch?v=rO6n7H3vX-I
- https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2018-02/pope-francis-turkey-erdogan-audience.html
- https://teyit.org/erdoganin-papa-ziyaretinde-denk-koltuk-krizi-yasandigi-iddiasi/
(GFD-2020-8199) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Seragam Tentara Cina yang Dicuci di Kelapa Gading?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 24/07/2020
Berita
Video yang memperlihatkan deretan puluhan seragam militer di sebuah gantungan baju beredar di media sosial. Seragam tersebut diklaim sebagai seragam tentara Cina yang sedang dicuci di sebuah penatu di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Baju-baju komunis nih. Komunis tentara Cina nyuci di Kelapa Gading nih. Di laundry Kelapa Gading menerima pakaian seragam tentara Cina. Enggak tahu maksudnya apa ini tentara Cina nyuci baju di Kelapa Gading nih. Pasukannya udah banyak dia nih. Siap perang kayaknya nih. Banyak bajunya nyuci di laundry Kelapa Gading nih. Satu batalion kayaknya nih,” demikian narasi yang terdengar dalam video itu.
Di Facebook, video berdurasi 1 menit 7 detik tersebut diunggah salah satunya oleh akun Ceu Edoh, yakni pada 21 Juli 2020. Akun ini pun menuliskan narasi, “Baju tentara china ape korea nih mohon penjelasan yang tau soal ini. Di cuci Laundry di Kelapa Gading....”
Apa benar seragam militer dalam video tersebut merupakan seragam tentara Cina yang sedang dicuci di Kelapa Gading?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri beberapa emblem yang masih melekat pada seragam militer tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa emblem pada seragam militer itu identik dengan emblem pada seragam tentara Korea Selatan.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Emblem seragam yang terlihat di video (kiri) sama dengan salah satu emblem militer Korea Selatan (kanan).
Emblem seragam yang terlihat di video (kiri) sama dengan beberapa emblem militer Korea Selatan (kanan).
Sejumlah emblem militer Korsel itu juga ditemukan dijual di situs jual-beli Ebay. Salah satu emblem yang berbentuk segitiga yang dijual diberi keterangan “ROK Republic of Korea Army 55th Homeland Reserve Division patch B”.
Huruf yang dipakai dalam name tag seragam militer tersebut juga merupakan aksara Hangeul atau aksara Korea. Salah satuname tagyang terlihat dalam video itu, yang nama latinnya hanya tertulis "Kim", merupakan aksara Korea dari nama "Kim Se-kwang".
Name tag yang terlihat dalam video dengan aksara Korea.
Di Twitter, Teguh Santosa, dosen jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga memastikan bahwa seragam militer dalam video tersebut merupakan seragam tentara Korsel. "Sepengamatan saya, itu seragam bekas tentara Korsel," ujar pengampu mata kuliah Politik Asia Timur ini.
Dalam cuitannya di Twitter, Teguh juga mengunggah gambar tangkapan layar video itu yang menunjukkan name tag dengan aksara Hangeul. "Ini salah satu indikasinya," ujar Teguh.
Namun, pola kamuflase seragam tersebut identik dengan seragam militer Korsel terdahulu. Terhitung sejak 25 Agustus 2014, tentara Korsel telah mengganti motif kamuflase seragamnya, yakniwoodland, dengan pola kamuflase baru yang disebut pola granit.
Dalam sejumlah pemberitaan sebelum Agustus 2014, ditemukan foto-foto militer Korsel yang masih menggunakan seragam dengan motif lama tersebut. Salah satu situs yang pernah memuatnya adalah The Korea Herald. Dalam artikelnya pada 9 April 2014, The Korea Herald memuat foto para tentara Korsel yang sedang berbaris yang mengenakan seragam dengan motif lama.
Tempo pun menemukan bahwa motif kamuflase seragam tentara Cina sangat berbeda dengan pola kamuflase seragam dalam video di atas. Berikut foto seragam tentara Cina yang pernah dimuat oleh situs Army Recognition :
Gambar tangkapan layar foto tentara Cina dengan seragamnya yang dimuat di situs Army Recognition.
Dilansir dari berita di situs Korea, Zum.com, pada 20 April 2019, di tengah perdebatan soal larangan penjualan seragam militer oleh pemerintah, seragam tentara Korsel model lama sangat mudah ditemukan di Pasar Dongmyo di Jongno-gu, Seoul.
"Seragam militer itu tahan lama dan memiliki banyak kantong sehingga banyak orang mencarinya sebagai pakaian kerja. Namun, karena Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa tindakan keras akan diambil terhadap mereka yang menjual seragam militer, kami juga dalam kondisi kontraksi," kata salah satu pedagang di pasar itu, Park Young-soo.
Seragam militer bekas pun banyak ditemukan di Indonesia. Dilansir dari Vice.com, Pasar Senen merupakan salah satu sentra pakaian bekas di Indonesia. Setiap toko pakaian bekas di pasar ini punya spesialisasi baju bekas tertentu, termasuk seragam militer.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa seragam militer dalam video di atas merupakan seragam tentara Cina yang sedang dicuci di Kelapa Gading, keliru. Seragam dalam video itu merupakan seragam lama/bekas tentara Korea Selatan. Hal ini terlihat dari emblem yang melekat pada seragam tersebut yang merupakan emblem militer Korsel serta aksara Korea yang tertulis pada name tag di seragam itu.
ZAINAL ISHAQ | ANGELINA ANJAR SAWITRI
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://archive.md/hDnfi
- https://bit.ly/3eV0Ata
- https://ebay.to/3fTLsxP
- https://twitter.com/TeguhTimur2/status/1285909556027994113
- https://bit.ly/39nfSpy
- http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20140409000974
- https://armyrecognition.com/weapons_defence_industry_military_technology_uk/china_features_of_pla_s_latest_combat_camouflage_uniforms.html
- https://news.zum.com/articles/51969378
- https://bit.ly/2CwYlzt
(GFD-2020-8198) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Operasi Usus yang Berisi Mi Instan yang Tak Bisa Dicerna?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 23/07/2020
Berita
Video yang diklaim sebagai video operasi usus yang berisi mi instan beredar di media sosial. Menurut klaim itu, mi instan tersebut tak bisa dicerna sehingga harus dikeluarkan dengan cara dioperasi. Di Facebook, video ini dibagikan salah satunya oleh akun Wajah Informasi, yakni pada 27 Juni 2020.
Dalam video berdurasi tiga menit itu, terlihat dua tenaga medis yang sedang mengeluarkan benda menyerupai mi dari usus seorang pasien. Di bagian akhir video, tertulis narasi bahwa video ini diambil oleh dokter Harish Shukla dari Rumah Sakit Apollo, India.
"Beliau mengungkapkan bahwa sistem pencernaan atau usus kita tidak bisa mencerna secara cepat makanan sejenis mi atau spaghetti. Ini adalah salah satu operasi penyumbatan mi atau spaghetti di dalam usus. Semoga kita bijak dalam makan mie. Salam Sehat!" demikian narasi di bagian akhir video tersebut.
Hingga artikel ini dibuat, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 6.300 kali dan dikomentari lebih dari 600 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Wajah Informasi.
Apa benar video di atas merupakan video operasi usus yang berisi mi instan yang tak bisa dicerna?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula mencari jejak digital video di atas dengan memasukkan kata kunci "video operasi usus karena makan mi instan" di mesin perambah Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah situs yang memuat gambar tangkapan layar video tersebut.
Situs Detik.com misalnya, pernah memuat gambar tangkapan layar video itu pada 26 Oktober 2017 dalam artikelnya yang berjudul "Isu Hoax Banyak Makan Mi Sebabkan Penyumbatan Usus". Detik.com menulis, menurut penelusuran oleh Indonesian Hoaxes, video tersebut telah beredar sejak 2013.
Namun, video itu diberi keterangan bahwa aktivitas dalam video tersebut merupakan operasi pengangkatan cacing parasit. "Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa video itu bukanlah video operasi penyumbatan mi atau spaghetti, melainkan operasi diangkatnya intestinal parasite (parasit usus)," demikian penjelasan dari Indonesian Hoaxes.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan mi dan sejenisnya merupakan bahan makanan yang mengandung tepung, lemak, dan protein. Karena itu, mi tentu akan hancur bila dicerna.
Hanya saja, seseorang tidak disarankan mengkonsumsi mi terlalu sering. Pasalnya, menurut pakar gizi teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Made Astawan, gizi yang terkandung dalam mi tidak sempurna.
Organisasi cek fakta India, Alt News, pun pernah memverifikasi video tersebut yang juga beredar di India. Berdasarkan penelusuran Alt News, video itu pernah diunggah pada 24 Agustus 2015 oleh seorang dokter India, Paresh Ruparel, di kanal YouTube-nya. Video itu diberi keterangan, "Beberapa cacing gelang di usus kecil, operasi pembedahan dilakukan".
Alt News pun menghubungi Ruparel, yang merupakan dokter bedah umum. Dia mengatakan, "Ini jelas bukan mi, tidak mungkin, ini terlalu utuh. Setelah masuk ke perut, mi akan berubah menjadi cair karena getah lambung. Ini adalah cacing gelang yang umum ditemukan dalam sistem pencernaan manusia. Video ini, dan yang serupa lainnya, telah banyak beredar di media sosial, tapi klaim itu tidak benar."
Dilansir dari The Quint, saat dihubungi pada 26 Juli 2018, seorang juru bicara Rumah Sakit Apollo membantah bahwa salah satu dokter mereka membuat video semacam itu. Faktanya, tidak ada dokter bernama Harish Shukla yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Hal ini juga ditemukan oleh Jawa Pos. Dalam laporannya pada 23 Oktober 2017, Jawa Pos menemukan bahwa tidak ada nama Harish Shukla dalam database dokter di situs resmi Rumah Sakit Apollo. Untuk memastikannya, Jawa Pos pun menghubungi layanan pelanggan Rumah Sakit Apollo. Petugas layanan itu menyatakan bahwa tidak ada dokter di rumah sakitnya yang bernama Harish Shukla.
Dikutip dari CNN Indonesia, ahli gizi dari IPB, Hardinsyah, mengatakan mi instan bukanlah makanan yang berbahaya. Menurut dia, mi instan yang sudah memiliki label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) aman dikonsumsi. Ia pun menampik anggapan bahwa bahan pengawet yang terdapat dalam mi instan tidak aman. "Selagi dikemas dan ada izin Badan POM-nya, tidak lebih batas kadaluarsanya, itu berarti aman," kata Hardinsyah.
Anggapan bahwa mi instan sulit dicerna dan akan mengembang di usus juga tidak dibenarkan oleh Hardinsyah. Menurut dia, jika hal tersebut benar adanya, badan akan terasa lemas setelah makan mi. "Buktinya, setelah makan, Anda merasa berstamina kan. Berarti dicerna oleh tubuh," ujarnya. "Kalau setelah makan lemas, organ tubuh pasti ada yang tidak benar, insulin tidak berguna dengan baik atau makanan tidak dicerna dengan baik."
Hardinsyah justru mengatakan yang seringkali membuat mi menjadi tidak sehat dikonsumsi adalah cara penyajian dan konsumsinya. Orang sering menganggap makan mi cukup untuk memenuhi asupan makanan setiap hari karena membuat perut cukup kenyang. Tapi, Hardinsyah menegaskan, mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidak dibenarkan.
Tubuh masih butuh asupan nutrisi lain untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap hari. "Panduan gizi seimbang itu berarti, nikmatilah aneka ragam makanan setiap hari. Sumber karbohidrat sudah dari mi, berarti harus ditambah sayur, serat, dan protein.Tapi, ini bukan untuk mengajarkan setiap hari makan mi. Itu juga tidak sehat," katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video operasi usus yang berisi mi instan yang tak bisa dicerna keliru. Video itu merupakan video operasi pengangkatan cacing yang ditemukan di usus. Harish Shukla, yang diklaim sebagai dokter di Rumah Sakit Apollo, India, yang merekam video itu, juga tidak ada di database dokter rumah sakit tersebut. Sejumlah ahli pun mengatakan mi instan, setelah masuk ke perut, akan tercerna oleh getah lambung.
IBRAHIM ARSYAD
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3700825/isu-hoax-banyak-makan-mi-sebabkan-penyumbatan-usus
- https://www.altnews.in/video-of-surgically-extracted-intestinal-worms-falsely-claimed-as-undigested-noodles/
- https://fit.thequint.com/health-news/are-noodles-bad-for-your-health
- https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/23/10/2017/menakut-nakuti-penggemar-mi-dan-spageti/
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151021121709-262-86310/ahli-gizi-mi-instan-tidak-berbahaya
(GFD-2020-8197) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Wanita Bercadar Ini Warga Palestina yang Ikut Perang?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 23/07/2020
Berita
Sebuah foto yang memperlihatkan beberapa wanita bercadar hitam yang mengangkat senjata beredar di media sosial. Para wanita itu juga mengenakan rompi loreng. Para wanita dalam foto tersebut diklaim warga Palestina yang ikut berperang.
Di Facebook, foto itu diunggah salah satunya oleh akun Fhiraa, yakni pada 19 Juli 2020. Akun ini menuliskan narasi, "Wanita bercadar di palestina sibuk berperang sedangkan wanita bercadar di indonesia sibuk selfie dengan caption Istiqomah tanpa batas. Astaghfirullah.”
Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah dibagikan lebih dari 4.400 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Fhiraa.
Apa benar wanita bercadar dalam foto tersebut merupakan wanita Palestina yang ikut berperang?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto unggahan akun Fhiraa denganreverse image tool Source. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dimuat situs Mosnad.com pada 14 Oktober 2015 dengan judul "Taiz merayakan revolusi 14 Oktober".
Situs Yemennewsgate.net juga pernah memuat foto itu pada tanggal yang sama, yakni 14 Oktober 2015, dalam artikelnya yang berjudul “Parade khidmat Perlawanan Rakyat Taiz pada peringatan ulang tahun Oktober”.
Artikel itu menceritakan parade militer yang digelar oleh Perlawanan Rakyat Taiz di Yaman dalam rangka peringatan Revolusi 14 Oktober. Sejumlah Brigade Al-Jaid dan Perlawanan berpartisipasi dalam parade militer itu, termasuk batalion pasukan khusus wanita yang lulus minggu lalu.
Upacara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Sheikh Hammoud al-Mikhlafi, pemimpin Perlawanan Rakyat Taiz.Parade militer ini mengejutkan semua orang yang menyaksikannya dalam hal mobilisasi dan organisasi, terlepas dari pengepungan yang dilakukan terhadap Taiz oleh milisi Houthi dan Saleh pada 14 Oktober 2015.
Parade militer ini juga diberitakan oleh Sky News Arabia. Sky News Arabia menulis, terlepas dari pengepungan oleh milisi Houthi, Perlawanan Rakyat dan Dewan Militer Taiz menyelenggarakan parade militer yang meriah pada hari peringatan Revolusi 14 Oktober melawan pendudukan Inggris di Yaman Selatan.
Ratusan warga menghadiri parade militer yang digelar di Jalan Jamal di Taiz itu. Dalam pidatonya di parade tersebut, Kepala Dewan Militer Taiz, Brigadir Jenderal Sadiq Ali Sarhan, mengatakan bahwa "kepemimpinan politik bertekad menghancurkan pengepungan, membebaskan Taiz dan semua provinsi dari milisi kudeta pemberontak, dan mencapai impian negara yang beradab."
Dilansir dari Anydayguide.com, 14 Oktober merupakan hari libur nasional yang penting di Yaman yang disebut Hari Pembebasan. Pada hari tersebut, warga Yaman memperingati pemberontakan melawan Inggris di Yaman selatan yang akhirnya mengarah pada kemerdekaan Yaman Selatan.
Yaman Selatan menjadi protektorat Inggris pada 1869. Hal ini dikenal sebagai Protektorat Aden. Sementara Yaman Utara, saat itu, adalah bagian dari Kekaisaran Ottoman. Setelah Perang Dunia I, Yaman Utara memperoleh kemerdekaan, sedangkan Yaman Selatan tetap di bawah kendali Inggris.
Bangkitnya nasionalisme Arab pada 1960-an mendorong kelompok nasionalis Yaman Selatan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Pada 14 Oktober 1963, Front Pembebasan Nasional dan Front Pembebasan Pendudukan Yaman Selatan memulai perjuangan bersenjata melawan kontrol Inggris atas wilayahnya. Hal ini dikenal sebagai Aden Emergency. Pemberontakan ini berlangsung selama 4 tahun.
Pada 30 November 1967, Yaman Selatan akhirnya mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Ketika Yaman Utara dan Yaman Selatan dipersatukan menjadi satu negara, Republik Yaman, 14 Oktober ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hari Pembebasan ini biasanya dirayakan dengan pidato resmi, unjuk rasa, dan parade di seluruh negeri.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa wanita bercadar yang mengangkat senjata dalam foto di atas merupakan warga Palestina yang ikut berperang, keliru. Wanita bercadar dalam foto tersebut adalah prajurit batalion pasukan khusus wanita Yaman dalam parade militer yang memperingati Revolusi 14 Oktober di Taiz, Yaman, pada 2015.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/pwWt4
- https://bit.ly/3hvyB5n
- https://bit.ly/30v53xK
- https://www.skynewsarabia.com/middle-east/782861-%D8%AA%D8%B9%D8%B2-%D8%AA%D8%AD%D8%AA%D9%81%D9%84-%D8%A8%D8%AB%D9%88%D8%B1%D8%A9-%D8%A7%D9%94%D9%83%D8%AA%D9%88%D8%A8%D8%B1-%D9%88%D8%AA%D8%B3%D8%AA%D8%B9%D8%AF-%D9%84%D9%84%D8%AD%D8%B3%D9%85
- https://anydayguide.com/calendar/2595
Halaman: 4437/5903