Beredar sebuah video di media sosial Tiktok yang berisi informasi tentang dampak vaksin mRNA. Salah satu pernyataan di dalam video menyebutkan bahwa vaksin mRna untuk Covid-19 dapat menyebabkan seorang lansia diatas 70 tahun meninggal dunia setelah 2 sampai 3 tahun pasca vaksinasi.
[NARASI]:
“Siapa saja yang berusia 70 tahun keatas yang mengambil VAKSIN mRNA ini, mungkin akan meninggal dalam jangka waktu 2 atau 3 tahun kedepan”
(GFD-2022-8981) [SALAH] Vaksin mRNA Sebabkan Kematian Pada Lansia
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 13/01/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Namun setelah ditelusuri, pernyataan tentang dampak vaksin mRna yang ada di dalam video mengandung kekeliruan. Sampai saat ini, belum ada kasus atau hasil penelitian yang dapat menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mRNA dapat menyebabkan kematian secara langsung kepada penerima vaksin.
Melansir dari artikel Suara.com, para ahli vaksinasi China menyerukan untuk berhati-hati dengan vaksin Covid-19 dari messenger RNA atau mRNA setelah adanya laporan Badan Produk Terapi Swiss (Swissmedic) bahwa terdapat 16 kasus kematian lansia di Swiss setelah divaksin Pfizer dan Moderna. Swissmedic juga menduga ada sekitar 364 kasus dampak buruk vaksin, dengan 199 berkaitan dengan vaksin Pfizer, dan 154 dengan Moderna. Rata-rata usia yang meninggal adalah 86 tahun dan kebanyakan dari mereka memiliki penyakit komorbid. Namun, tidak ada bukti bahwa vaksin adalah penyebab kematian.
Di beberapa kasus, kematian pasca vaksinasi memang pernah terjadi. Namun menurut para ahli, vaksin tidak berperan secara langsung sebagai penyebab kematian. Kematian pasca vaksin dapat terjadi karena beberapa hal seperti, tingkat usia, hormon, dan penyakit bawaan. Mendukung hal tersebut, berdasarkan data dari CDC pada145 juta dosis di AS (14 Desember 2020 – 25 Maret 2021) menyatakan ada 2.509 kematian (0,0017 persen) kematian bagi orang yang sudah divaksin. Namun CDC merilis data dengan mempertimbangkan akta kematian, otopsi, dan catatan medis tidak ada bukti bahwa vaksin berkontribusi pada kematian.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kematian pada lansia berusia 70 keatas adalah klaim keliru dan termasuk hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Melansir dari artikel Suara.com, para ahli vaksinasi China menyerukan untuk berhati-hati dengan vaksin Covid-19 dari messenger RNA atau mRNA setelah adanya laporan Badan Produk Terapi Swiss (Swissmedic) bahwa terdapat 16 kasus kematian lansia di Swiss setelah divaksin Pfizer dan Moderna. Swissmedic juga menduga ada sekitar 364 kasus dampak buruk vaksin, dengan 199 berkaitan dengan vaksin Pfizer, dan 154 dengan Moderna. Rata-rata usia yang meninggal adalah 86 tahun dan kebanyakan dari mereka memiliki penyakit komorbid. Namun, tidak ada bukti bahwa vaksin adalah penyebab kematian.
Di beberapa kasus, kematian pasca vaksinasi memang pernah terjadi. Namun menurut para ahli, vaksin tidak berperan secara langsung sebagai penyebab kematian. Kematian pasca vaksin dapat terjadi karena beberapa hal seperti, tingkat usia, hormon, dan penyakit bawaan. Mendukung hal tersebut, berdasarkan data dari CDC pada145 juta dosis di AS (14 Desember 2020 – 25 Maret 2021) menyatakan ada 2.509 kematian (0,0017 persen) kematian bagi orang yang sudah divaksin. Namun CDC merilis data dengan mempertimbangkan akta kematian, otopsi, dan catatan medis tidak ada bukti bahwa vaksin berkontribusi pada kematian.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kematian pada lansia berusia 70 keatas adalah klaim keliru dan termasuk hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang dapat membuktikan kematian pasca vaksin memang disebabkan oleh vaksin secara langsung. Kasus kematian pasca vaksinasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon, dan penyakit bawaan.
Faktanya sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang dapat membuktikan kematian pasca vaksin memang disebabkan oleh vaksin secara langsung. Kasus kematian pasca vaksinasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon, dan penyakit bawaan.
Rujukan
- https://www.suara.com/health/2021/03/01/153313/ahli-vaksin-china-vaksin-mrna-berbahaya-bagi-kelompok-orang-tertentu
- https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4566944/cek-fakta-tidak-benar-orang-yang-sudah-divaksin-covid-19-akan-mati-dalam-2-tahun
- https://indonesiare.co.id/id/article/risiko-myokarditis-pada-penerima-vaksin-mrna
(GFD-2022-8980) [SALAH] “Pria Ini Hamil Pertama Kalinya Dan Akhirnya Melahirkan Sepasang Anak”
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 13/01/2022
Berita
Beredar artikel berjudul “Ya Allah…Kiamat Makin Dekat, Pria Ini Hamil Pertama Kalinya Dan Akhirnya Melahirkan Sepasang Anak” yang terbit di situs beritahangat[dot]xyz pada 8 Januari 2022.
Di artikel tersebut memuat kolase foto yang memperlihatkan seorang pria berkumis dalam kondisi hamil dan menggendong seorang bayi.
Di artikel tersebut memuat kolase foto yang memperlihatkan seorang pria berkumis dalam kondisi hamil dan menggendong seorang bayi.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya pria hamil untuk pertama kalinya dan melahirkan merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinkan ia bisa hamil.
Dilansir dari Tempo, foto-foto yang identik pernah dimuat situs intouchweekly.com pada 22 November 2017 di artikel berjudul, “See What “The Pregnant Man” Thomas Beatie and His Kids Look Like Today.”
Menurut situs tersebut, Thomas terlahir sebagai anak perempuan bernama Tracy di Hawaii pada 1974. Tracy pernah dinobatkan sebagai finalis di Miss Hawaii Teen USA saat remaja. Namun, sejak usia 10 tahun, Thomas mulai mengidentifikasi diri sebagai seorang pria, dan mulai beralih menjadi pria pada usia 23 tahun.
Thomas pernah menuliskan kisahnya yang dimuat situs advocate.com pada 14 Maret 2008 dengan judul, “Labor of Love”. Thomas memiliki isteri bernama Nancy. mereka menjalani kehidupan yang tenang di komunitas Oregon hingga akhirnya ia memutuskan untuk memiliki anak.
“Saya transgender, secara hukum laki-laki, dan menikah secara resmi dengan Nancy. Tidak seperti pernikahan sesama jenis, kemitraan rumah tangga, atau serikat sipil, Nancy dan saya diberi lebih dari 1.100 hak federal untuk menikah,” ungkap Thomas.
Sterilisasi bukanlah persyaratan untuk pergantian kelamin, jadi Thomas memutuskan untuk menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron tetapi tetap mempertahankan hak reproduksinya.
“Ingin memiliki anak kandung bukanlah keinginan laki-laki atau perempuan, tetapi keinginan manusia,” katanya.
Menurutnya, gagasan memiliki anak lebih merupakan impian daripada rencana mereka.
“Saya selalu ingin punya anak. Namun, karena endometriosis parah 20 tahun yang lalu, Nancy harus menjalani histerektomi dan tidak dapat mengandung anak”.
Tetapi, setelah kesuksesan bisnis sablon kustom mereka dan perpindahan dari Hawaii ke Pacific Northwest dua tahun lalu, waktunya akhirnya tampak tepat. Thomas berhenti mengambil suntikan testosteron dua bulanan. Sekitar delapan tahun sejak ia memiliki siklus menstruasi terakhir.
Dilansir dari nbcnews.com, setelah dia menulis esai untuk The Advocate tentang kehamilannya pada 2008, kisah Beatie menyebar ke seluruh dunia. Foto-foto Beatie yang menggendong perutnya – perutnya yang telanjang, membesar, hamil – menjadi viral.
Setelah memiliki anak pertamanya, Susan, pada tahun 2008, Thomas Beatie kemudian melahirkan dua anak lagi dengan istrinya saat itu, Nancy Beatie. Pasangan itu berpisah pada 2012, dan pada 2016 Beatie menikahi istri keduanya, Amber, yang bekerja di tempat penitipan anak yang dihadiri anak-anaknya. Mereka memiliki bayi bersama pada tahun 2018, yang dilahirkan oleh Amber.
Faktanya, pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinkan ia bisa hamil.
Dilansir dari Tempo, foto-foto yang identik pernah dimuat situs intouchweekly.com pada 22 November 2017 di artikel berjudul, “See What “The Pregnant Man” Thomas Beatie and His Kids Look Like Today.”
Menurut situs tersebut, Thomas terlahir sebagai anak perempuan bernama Tracy di Hawaii pada 1974. Tracy pernah dinobatkan sebagai finalis di Miss Hawaii Teen USA saat remaja. Namun, sejak usia 10 tahun, Thomas mulai mengidentifikasi diri sebagai seorang pria, dan mulai beralih menjadi pria pada usia 23 tahun.
Thomas pernah menuliskan kisahnya yang dimuat situs advocate.com pada 14 Maret 2008 dengan judul, “Labor of Love”. Thomas memiliki isteri bernama Nancy. mereka menjalani kehidupan yang tenang di komunitas Oregon hingga akhirnya ia memutuskan untuk memiliki anak.
“Saya transgender, secara hukum laki-laki, dan menikah secara resmi dengan Nancy. Tidak seperti pernikahan sesama jenis, kemitraan rumah tangga, atau serikat sipil, Nancy dan saya diberi lebih dari 1.100 hak federal untuk menikah,” ungkap Thomas.
Sterilisasi bukanlah persyaratan untuk pergantian kelamin, jadi Thomas memutuskan untuk menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron tetapi tetap mempertahankan hak reproduksinya.
“Ingin memiliki anak kandung bukanlah keinginan laki-laki atau perempuan, tetapi keinginan manusia,” katanya.
Menurutnya, gagasan memiliki anak lebih merupakan impian daripada rencana mereka.
“Saya selalu ingin punya anak. Namun, karena endometriosis parah 20 tahun yang lalu, Nancy harus menjalani histerektomi dan tidak dapat mengandung anak”.
Tetapi, setelah kesuksesan bisnis sablon kustom mereka dan perpindahan dari Hawaii ke Pacific Northwest dua tahun lalu, waktunya akhirnya tampak tepat. Thomas berhenti mengambil suntikan testosteron dua bulanan. Sekitar delapan tahun sejak ia memiliki siklus menstruasi terakhir.
Dilansir dari nbcnews.com, setelah dia menulis esai untuk The Advocate tentang kehamilannya pada 2008, kisah Beatie menyebar ke seluruh dunia. Foto-foto Beatie yang menggendong perutnya – perutnya yang telanjang, membesar, hamil – menjadi viral.
Setelah memiliki anak pertamanya, Susan, pada tahun 2008, Thomas Beatie kemudian melahirkan dua anak lagi dengan istrinya saat itu, Nancy Beatie. Pasangan itu berpisah pada 2012, dan pada 2016 Beatie menikahi istri keduanya, Amber, yang bekerja di tempat penitipan anak yang dihadiri anak-anaknya. Mereka memiliki bayi bersama pada tahun 2018, yang dilahirkan oleh Amber.
Kesimpulan
Pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinkan ia bisa hamil.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1570/menyesatkan-klaim-pria-ini-hamil-dan-akhirnya-melahirkan-sepasang-anak
- https://www.intouchweekly.com/posts/pregnant-man-thomas-beatie-today-117766/
- https://www.advocate.com/news/2008/03/14/labor-love
- https://www.nbcnews.com/nbc-out/out-community-voices/was-famous-pregnant-man-thomas-beatie-now-rcna1328
(GFD-2022-8979) [SALAH] Fakta Baru Terungkap Ubedillah Dibayar Puluhan Juta Rupiah Oleh Bahar bin Smith Untuk Melaporkan Gibran
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 13/01/2022
Berita
Sebuah kanal youtube bernama BERITA TERKINI mengunggah video berjudul “BERITA TERKINI ~ TERNYATA DIBAYAR BAHAR SMITH!! UBEDILLAH AKUI SEMUANYA DISINI” pada 12 Januari 2022 dengan durasi 10 menit 23 detik. Dalam Thumbnail video terlihat Ubedillah tengah di kantor polisi dan didampingi oleh Bahar Smith.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, pada isi kesluruhan video yang diunggah tidak ada sama sekali pembahasan ataupun video terkait pernyataan Bahar bin Smith yang membayar Ubedillah puluhan juta rupiah untuk melaporkan Gibran ke KPK.
Isi video tersebut merujuk pada pelaporan Ubedillah Badrun terhadap Gibran Rakabunging dan Kaesang Pangarep ke KPK dengan dugaan KKN dan pencucian uang dari perusahaan pembakaran hutan yaitu PT SM.
Bahar Smith sendiri saat ini tengah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polda Jawa Barat atas kasus penyebaran berita bohong. Sementara itu, klaim bahwa Bahar bin Smith membayar Ubedillah puluhan juta rupiah untuk melaporkan Gibran tidak ditemukan pada pemberitaan manapun berdasarkan pencarian google.
Isi video tersebut merujuk pada pelaporan Ubedillah Badrun terhadap Gibran Rakabunging dan Kaesang Pangarep ke KPK dengan dugaan KKN dan pencucian uang dari perusahaan pembakaran hutan yaitu PT SM.
Bahar Smith sendiri saat ini tengah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polda Jawa Barat atas kasus penyebaran berita bohong. Sementara itu, klaim bahwa Bahar bin Smith membayar Ubedillah puluhan juta rupiah untuk melaporkan Gibran tidak ditemukan pada pemberitaan manapun berdasarkan pencarian google.
Kesimpulan
Tidak ada pembahasan apapun dalam video berdurasi 10 menit 23 detik tersebut terkait klaim bahwa Ubedillah dibayar puluhan juta rupiah oleh Bahar bin Smith untuk melaporkan Gibran ke KPK.
Rujukan
(GFD-2022-8978) [SALAH] Kuesioner Berhadiah dalam Rangka Perayaan HUT Toyota Ke-80
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 13/01/2022
Berita
Beredar sebuah pesan berantai melalui WhatsApp yang berisi kuesioner berhadiah dari Toyota dalam rangka perayaan HUT ke-80 perusahaan. Dalam kuesioner tersebut, disebutkan bahwa hadiah yang dapat dimenangkan berupa satu unit mobil Toyota Corolla.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, kuesioner berhadiah tersebut adalah palsu. Toyota melalui situs resminya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyelenggarakan program kuesioner berhadiah dalam rangka perayaan HUT perusahaan. Lebih lanjut, Perusahaan Toyota Motor Manufacturing pertama kali didirikan pada tahun 1937, sehingga usia perusahaan pada tahun ini telah mencapai 85 tahun, bukan 80 tahun.
Narasi serupa juga pernah beredar pada tahun 2021 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Giveaway Ulang Tahun Toyota Motor Ke-80” yang diunggah pada 24 Mei 2021.
Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp terkait kuesioner berhadiah yang mengatasnamakan Toyota tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Narasi serupa juga pernah beredar pada tahun 2021 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Giveaway Ulang Tahun Toyota Motor Ke-80” yang diunggah pada 24 Mei 2021.
Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp terkait kuesioner berhadiah yang mengatasnamakan Toyota tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Bukan program resmi dari Toyota. Toyota melalui situs resminya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyelenggarakan program kuesioner berhadiah dalam rangka perayaan HUT perusahaan.
Bukan program resmi dari Toyota. Toyota melalui situs resminya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyelenggarakan program kuesioner berhadiah dalam rangka perayaan HUT perusahaan.
Rujukan
Halaman: 4431/6092