(GFD-2022-9597) Menyesatkan, Seorang Bocah Ukraina yang Mengungsi tanpa Orangtua, Berjalan Sendirian sambil Menangis Saat Menuju Polandia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/04/2022
Berita
Sebuah video yang diklaim seorang bocah Ukraina berjalan sendirian sambil menangis, saat menuju perbatasan Polandia untuk mengungsi, beredar di Facebook sejak 12 Maret.
Video berlogo The Sun dengan durasi 3:17 menit itu, memperlihatkan aliran pengungsi dengan membawa berbagai perlengkapan. Video seorang bocah yang tampak berjalan sendirian sambil menangis itu, berada di bagian awal.
“Seorang bocah Ukraina kehilangan kedua orang tuanya saat perang Rusia-Ukraina. Bocah tersebut menangis dan terus berjalan mengikuti para pengungsi lainnya menuju perbatasan Polandia. Perang hanya membawa penderitaan bagi umat manusia,” tulis akun Facebook yang menyebarkan video itu.
Video ini beredar di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi sejak akhir Februari lalu.
Tangkapan layar unggahan video dengan klaim seorang bocah Ukraina yang mengungsi tanpa orangtua, berjalan sendirian sambil menangis saat menuju Polandia
Hasil Cek Fakta
Video tersebut diterbitkan di kanal Youtube The Sun, sebuah media yang berbasis di Inggris, pada 5 Maret 2022, berjudul Close the sky': Ukrainian refugees plead for West to take tougher action on invading Russia.
[CEKFAKTA] Tangkapan layar video berjudul, Close the sky': Ukrainian refugees plead for West to take tougher action on invading Russia yang diterbitkan The Sun
Namun dalam berita tersebut, The Sun sama sekali tidak menyebut tentang bocah yang disebut mengungsi sendirian ke Polandia karena orangtuanya meninggal. Berita tersebut menjelaskan tentang Polandia yang telah menerima hampir 800 ribu pengungsi Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari.
Para pengungsi tersebut meminta negara-negara Barat untuk mengambil langkah lebih keras terhadap Rusia yang telah menciptakan lebih dari 1 juta pengungsi. Saat itu, pengungsi menyerukan zona larangan terbang di atas Ukraina –sesuatu yang sejauh ini dikesampingkan oleh kekuatan NATO dengan alasan akan berisiko meningkatkan konflik di luar Ukraina.
Video tersebut kemudian yang berkembang menjadi cerita menyesatkan di sejumlah media sosial, termasuk di Facebook. Beberapa di antaranya memotong hanya pada detik ke 0:25, atau hanya saat gambar bocah laki-laki itu diambil.
Padahal sebenarnya, bocah berusia 4 tahun dan bernama Valerijz itu, tidak mengungsi sendirian, melainkan bersama orangtuanya.
[CEKFAKTA] Tangkapan layar unggaha Akun twitter Penjaga Perbatasan Polandia, @Straz_Graniczna yang memberikan penjelasan dalam bahasa Polandia mengenai informasi tersebut pada 9 Maret 2022
Akun twitter Penjaga Perbatasan Polandia, @ Straz_Graniczna, memberikan penjelasan dalam bahasa Polandia mengenai informasi tersebut pada 9 Maret 2022. Saat diterjemahkan dengan Google Translate, setidaknya akun tersebut menjelaskan sebagai berikut:
“Kami ingin memberitahu Anda bahwa, bertentangan dengan informasi yang disebarluaskan di media, Valerij z ?? yang berusia 4 tahun tidak melintasi perbatasan sendirian, ia bersama keluarganya. Di perlintasan perbatasan #PSGMedyka ia menerima bingkisan manis dari petugas. Dia dan keluarganya aman di Polandia.”
Dikutip dari USA Today, akun twitter TRT World, kantor siaran internasional Turki, juga menyebut bahwa bocah itu menangis saat berjalan di belakang ibunya di perbatasan Medyka, Polandia.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, video yang diklaim seorang bocah Ukraina yang mengungsi tanpa orangtua, berjalan sendirian sambil menangis saat menuju Polandia, adalah menyesatkan. Bocah berusia 4 tahun itu mengungsi bersama orangtuanya ke Polandia.
Tim Cek Fakta Tempo
Riset Penulisan Cek Fakta
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan jaringan Cek Fakta yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sedang melaksanakan riset penulisan Cek Fakta bekerjasama dengan tim akademisi dari Universitas Media Nusantara. Riset ini dilakukan dengan, salah satunya, mengadakan survei.
Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang akurat serta input dari publik terkait dengan produk Cek Fakta, dari aspek format dan model distribusi. Hasil survei ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan produk Cek Fakta agar publik membaca produk-produk cek fakta yang dihasilkan media jaringan Cek Fakta sebagai referensi melawan dis/misinformasi yang beredar di
Rujukan
- https://www.facebook.com/gauden.natasi/videos/363880542267044
- https://www.youtube.com/watch?v=HtozAh4XCfg
- https://twitter.com/Straz_Graniczna/status/1501244206039326727
- https://eu.usatoday.com/story/news/factcheck/2022/03/29/fact-check-ukrainian-boy-crossed-border-his-family-not-alone/7197875001/
- https://twitter.com/trtworld/status/1501270022659915777?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1501270022659915777%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=
- https%3A%2F%2Fwww.usatoday.com%2Fstory%2Fnews%2Ffactcheck%2F2022%2F03%2F29%2Ffact-check-ukrainian-boy-crossed-border-his-family-not-alone%2F7197875001%2F
(GFD-2022-9596) [SALAH] Ratusan Bus di Bakauheni yang Menuju Jakarta Diputar Balik pada 9 April 2022
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 11/04/2022
Berita
“Saat ini seluruh Bus Se-Sumatera yang menuju Jakarta untuk Demo Hari Senin diputar balik oleh Rezim Laknat ini di Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak. Rezim pengecut”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @KotakPandora5 mengunggah video yang memperlihatkan ratusan bus yang menuju Jakarta diputarbalikkan secara paksa oleh polisi di Pelabuhan Bakauheni. Kejadian tersebut diklaim terjadi pada 9 April lalu. Selain itu, @KotakPandora5 menegaskan bahwa pemutarbalikkan bus-bus tersebut karena pemerintah “melarang” terjadinya demo pada Senin lalu.
Berdasarkan hasil penelurusan, kejadian tersebut terjadi pada 6 Juli 2021. Video serupa diunggah oleh akun YouTube Lampung TV, dengan penjelasan bahwa polisi setempat tidak menoleransi penyeberang ke Pulau Jawa tanpa sertifikasi vaksin dan tes rapid atau swab antigen yang lengkap.
Selain itu, informasi serupa juga disebarkan oleh akun Instagram @orangbakau yang diunggah pada 6 Juli 2021. Penyebabnya sudah dikonfirmasi karena ketidaklengkapan hasil tes dan sertifikasi vaksin, bukan karena pelarangan demo di Jakarta.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan @KotakPandora5 merupakan konteks yang salah / false context.
Berdasarkan hasil penelurusan, kejadian tersebut terjadi pada 6 Juli 2021. Video serupa diunggah oleh akun YouTube Lampung TV, dengan penjelasan bahwa polisi setempat tidak menoleransi penyeberang ke Pulau Jawa tanpa sertifikasi vaksin dan tes rapid atau swab antigen yang lengkap.
Selain itu, informasi serupa juga disebarkan oleh akun Instagram @orangbakau yang diunggah pada 6 Juli 2021. Penyebabnya sudah dikonfirmasi karena ketidaklengkapan hasil tes dan sertifikasi vaksin, bukan karena pelarangan demo di Jakarta.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan @KotakPandora5 merupakan konteks yang salah / false context.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi yang salah. Video yang memperlihatkan ratusan bus dari Sumatera menuju Jakarta yang diputarbalikkan polisi terjadi pada 6 Juli 2021, bukan 9 April 2022. Penyebabnya karena ketidaklengkapan sertifikasi vaksin dan hasil tes rapid atau swab antigen.
Informasi yang salah. Video yang memperlihatkan ratusan bus dari Sumatera menuju Jakarta yang diputarbalikkan polisi terjadi pada 6 Juli 2021, bukan 9 April 2022. Penyebabnya karena ketidaklengkapan sertifikasi vaksin dan hasil tes rapid atau swab antigen.
Rujukan
(GFD-2022-9595) [SALAH] Foto Dokumentasi Pernikahan Massal Antara Pria Dewasa dan Gadis Pra-Remaja
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 11/04/2022
Berita
“These children are wife’s to the men they are standing next too.”
[Terjemahan]
“Anak-anak ini adalah istri dari laki-laki yang berdiri di sebelahnya juga.”
[Terjemahan]
“Anak-anak ini adalah istri dari laki-laki yang berdiri di sebelahnya juga.”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah foto di media sosial yang mengklaim bahwa anak-anak kecil perempuan di samping pria dewasa pada foto yang beredar tersebut merupakan pasangan pengantin.
Namun, informasi tersebut keliru. Faktanya, dilansir dari Snopes, foto-foto tersebut berasal dari rekaman video acara pernikahan massal, Juli 2009, di Gaza. Meskipun foto tersebut menunjukkan gadis-gadis kecil (pra-remaja) mengenakan pakaian menyerupai pakaian pengantin berpegangan tangan dengan pria yang lebih tua, gadis tersebut tidak dinikahkah dengan pria dewasa.
Mereka adalah kerabat dari dua mempelai (biasanya keponakan perempuan dan sepupu berusia antara tiga sampai delapan tahun) yang hanya menjadi peserta tambahan dalam upacara tersebut, melakukan fungsi yang mirip dengan gadis yang mengiringi pengantin dalam pernikahan gaya barat.
Wanita yang lebih tua yang menikah hari itu tidak terlihat dalam gambar yang direkam karena tidak seperti gaya pernikahan yang biasa dilakukan kebanyakan orang barat, pengantin wanita tidak menjadi pusat perhatian.
Dengan demikian, foto yang menunjukkan gadis-gadis kecil pra-remaja menikah dengan wanita dewasa di Gaza adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Namun, informasi tersebut keliru. Faktanya, dilansir dari Snopes, foto-foto tersebut berasal dari rekaman video acara pernikahan massal, Juli 2009, di Gaza. Meskipun foto tersebut menunjukkan gadis-gadis kecil (pra-remaja) mengenakan pakaian menyerupai pakaian pengantin berpegangan tangan dengan pria yang lebih tua, gadis tersebut tidak dinikahkah dengan pria dewasa.
Mereka adalah kerabat dari dua mempelai (biasanya keponakan perempuan dan sepupu berusia antara tiga sampai delapan tahun) yang hanya menjadi peserta tambahan dalam upacara tersebut, melakukan fungsi yang mirip dengan gadis yang mengiringi pengantin dalam pernikahan gaya barat.
Wanita yang lebih tua yang menikah hari itu tidak terlihat dalam gambar yang direkam karena tidak seperti gaya pernikahan yang biasa dilakukan kebanyakan orang barat, pengantin wanita tidak menjadi pusat perhatian.
Dengan demikian, foto yang menunjukkan gadis-gadis kecil pra-remaja menikah dengan wanita dewasa di Gaza adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Klaim tersebut salah. Faktanya anak-anak tersebut merupakan pengiring pengantin pada sebuah pesta pernikahan di Palestina pada tahun 2009.
Klaim tersebut salah. Faktanya anak-anak tersebut merupakan pengiring pengantin pada sebuah pesta pernikahan di Palestina pada tahun 2009.
Rujukan
(GFD-2022-9594) [SALAH] Foto Pemadam Kebakaran Ukraina
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 11/04/2022
Berita
[Narasi Pada Tangkapan Layar]
“#Ukraine #firefighters save lives by risking their own lives. #Heroes about whom little said. thank you for your service and courage! It’s priceless #GloryToUkraine,”
Terjemahan:
“#Pemadam kebakaran #Ukraina menyelamatkan nyawa dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. #Pahlawan yang tidak banyak dibicarakan. terima kasih atas layanan dan keberanian Anda! #GloryToUkraine tak ternilai harganya,”
“#Ukraine #firefighters save lives by risking their own lives. #Heroes about whom little said. thank you for your service and courage! It’s priceless #GloryToUkraine,”
Terjemahan:
“#Pemadam kebakaran #Ukraina menyelamatkan nyawa dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. #Pahlawan yang tidak banyak dibicarakan. terima kasih atas layanan dan keberanian Anda! #GloryToUkraine tak ternilai harganya,”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah foto petugas pemadam kebakaran yang diselimuti jelaga telah dibagikan di media sosial yang mengklaim foto itu menunjukkan petugas pemadam kebakaran Ukraina yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa setelah invasi Rusia.
Meskipun petugas pemadam kebarakan Ukraina telah bekerja di lokasi serangan udara Rusia. Namun, foto yang beredar tersebut bukan pemadam kebarakan Ukraina, melainkan petugas pemadam kebakaran di Australia.
Melalui google image reverse, foto tersebut ditemukan dalam laporan berita pada Februari 2019 tentang serangkaian kebakaran hebat di negara bagian Tasmania, Australia Selatan.
Dengan demikian, klaim bahwa foto tersebut menunjukkan foto petugas pemadam kebakaran Ukraina adalah keliru dan termasuk ke dalam konteks yang salah.
Meskipun petugas pemadam kebarakan Ukraina telah bekerja di lokasi serangan udara Rusia. Namun, foto yang beredar tersebut bukan pemadam kebarakan Ukraina, melainkan petugas pemadam kebakaran di Australia.
Melalui google image reverse, foto tersebut ditemukan dalam laporan berita pada Februari 2019 tentang serangkaian kebakaran hebat di negara bagian Tasmania, Australia Selatan.
Dengan demikian, klaim bahwa foto tersebut menunjukkan foto petugas pemadam kebakaran Ukraina adalah keliru dan termasuk ke dalam konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Klaim tersebut salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto petugas pemadam kebakaran Australia yang sedang memadamkan kebarakan hebat di Tasmania, Australia pada Februari 2019.
Klaim tersebut salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto petugas pemadam kebakaran Australia yang sedang memadamkan kebarakan hebat di Tasmania, Australia pada Februari 2019.
Rujukan
Halaman: 4428/6242