• (GFD-2020-8235) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Putri Presiden Putin yang Pertama Terima Vaksin Covid-19?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/08/2020

    Berita


    Foto yang diklaim sebagai foto putri Presiden Rusia Vladimir Putin yang sedang divaksin beredar di media sosial. Menurut klaim itu, putri Putin menjadi orang pertama yang divaksin. Foto ini beredar usai Putin mengumumkan negaranya menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Covid-19, yang bernama Sputnik V, pada 11 Agustus 2020.
    Foto beserta klaim itu terdapat dalam gambar tangkapan layar sebuah pesan WhatsApp yang berisi foto Putin, foto seorang wanita dengan masker dan kaos merah yang duduk di sebelah tenaga medis dengan alat pelindung diri (APD), dan sebuah tulisan. Berikut bunyi tulisan yang menyertai foto-foto tersebut:
    "Putri Presiden Rusia Vladimir Putin ... orang pertama yg sdh divaksin dgn vaksin yg ditemukan oleh tim kedokteran Rusia, bukan vaksin buatan Cina, dan ini keteladanan seorang pemimpin negara yg berani ambil resiko, putrinya divaksin terlebih dahulu sebelum di vaksinkan ke rakyatnya ..."
    Di Facebook, foto beserta klaim itu dibagikan salah satunya oleh akun Bang Alim, yakni pada 13 Agustus 2020.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Bang Alim.
    Apa benar wanita dalam foto tersebut merupakan putri Presiden Putin yang menjadi orang pertama yang terima vaksin Covid-19?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri foto wanita bermasker dan berkaos merah tersebut dengan reverse image tool Yandex. Lewat penelusuran ini, ditemukan video-video di YouTube dan situs berita Rusia yang memperlihatkan wanita bermasker dan berkaos merah itu. Wanita itu bernama Natalya, seorang relawan uji coba vaksin Covid-19 Rusia.
    Kanal YouTube stasiun televisi Rusia 360 TV pernah mengunggah video yang berisi wawancara dengan Natalya pada 26 Juni 2020. Video itu berjudul "Sekelompok relawan disuntik dengan vaksin untuk melawan virus Corona". Lewat keterangan video ini, diketahui bahwa seluruh relawan tersebut diisolasi di Rumah Sakit Klinik Militer Utama Burdenko, Moskow. Seorang relawan menyatakan tidak merasakan perubahan setelah disuntik vaksin itu.
    Video wawancara dengan Natalya juga pernah diunggah oleh kanal YouTube Vyacheslav Kalinin pada 26 Juni 2020. Video itu berjudul "Relawan Natalya". Kanal ini menuliskan keterangan sebagai berikut: "Relawan Natalya sedang mempersiapkan diri untuk menjadi dokter militer. Kadet lulusan Akademi Medis Militer Kirov. Lancar berbahasa Inggris. Calon master olahraga kelautan serba bisa. Dia telah berulang kali memenangkan kejuaraan kapal layar tingkat Rusia maupun internasional."
    Video wawancara Natalya pun pernah dimuat di situs stasiun televisi Rusia Ren TV pada 26 Juni 2020. Video itu terdapat dalam artikel yang berjudul "Tanpa rasa takut dan sakit: para sukarelawan menjelaskan sensasi vaksin Covid-19". Menurut artikel itu, Natalya mengaku tidak khawatir sebelum divaksin.
    "Saya masuk tanpa rasa takut, dengan tenang. Saya masuk, divaksin dan dikembalikan ke bangsal. Tidak sakit, tidak menakutkan. Semuanya seperti biasa," ujarnya. Natalya pun berharap bantuan dari para relawan ini akan menyelamatkan banyak nyawa. "Saya merasa hebat. Saya tidak merasakan perubahan apapun setelah vaksinasi. Saya siap bertarung sekarang!" katanya.
    Sejumlah organisasi fakta juga telah memverifikasi foto tersebut dan menyatakannya sebagai hoaks. The Quint misalnya, menyebut bahwa wanita dalam foto itu adalah seorang relawan uji coba vaksin Covid-19 yang ditemukan oleh tim kedokteran Rusia. Para relawan uji coba ini berasal dari jajaran militer dan warga sipil. Berbagai sumber yang ditemukan tidak menyebutkan bahwa relawan wanita tersebut adalah putri Putin.
    Adapun Boom Live mewawancarai ahli bahasa Rusia, yang menyebutkan bahwa relawan wanita tersebut bernama Natalya. Natalya merupakan satu dari enam kandidat wanita untuk uji coba vaksin Covid-19 Rusia. Dia adalah seorang dokter tentara Angkatan Darat, dan oleh karena itu dia ingin menjadi orang pertama yang melakukan vaksinasi eksperimental, memberikan contoh untuk laki-laki.
    Menurut ahli bahasa Rusia itu, Natalya juga menuturkan, "Saya tidak gugup dan siap secara moral. Saya masuk ke dalam, memahami bahwa ini untuk kebaikan yang lebih besar di bidang kedokteran. Kami mencoba ini pada diri kami sendiri untuk membuktikan bahwa itu aman dan, di masa depan, itu mungkin menyelamatkan nyawa."
    Putin sendiri memiliki dua putri dari mantan istrinya, Lyudmila Aleksandrovna Ocheretnaya. Keduanya bernama Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova. Dilansir dari BBC, salah satu putri Putin memang telah diberi vaksin Covid-19 buatan Rusia itu. Namun, yang mana dari dua putri Putin itu yang diberi vaksin, tidak diungkapkan.
    Vaksin Covid-19 Rusia
    Dilansir dari Kompas.com, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia telah menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020. Vaksin yang diberi nama Sputnik V ini diklaim telah menunjukkan "kekebalan yang stabil" terhadap virus Corona penyebab Covid-19 dan telah melewati seluruh pemeriksaan yang diperlukan.
    Vaksin Sputnik V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya yang bekerja sama dengan kementerian pertahanan Rusia. Tindakan ini didasarkan pada vaksin yang terbukti melawan adenovirus, flu biasa. Menurut kementerian kesehatan Rusia, vaksin ini diharapkan dapat memberikan kekebalan dari virus Corona penyebab Covid-19 hingga dua tahun.
    Namun, hasil uji coba terbatas vaksin tersebut belum dipublikasikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa pihaknya menantikan untuk meninjau uji klinis. Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko, menyatakan uji klinis yang melibatkan beberapa ribu peserta akan menyusul. Ia menambahkan, batch pertama vaksin akan tersedia bagi tenaga media dalam dua minggu ke depan.
    Pengembang mengatakan vaksin itu termasuk aman untuk digunakan. Putin pun menilai vaksin Sputnik V cukup efektif dan memberikan kekebalan yang berkelanjutan berdasarkan tanggapan anaknya terhadap suntikan vaksin tersebut. Namun, para ilmuwan di Barat telah menyuarakan keprihatinan atas kecepatan pengembangan vaksin Rusia.
    Mereka beranggapan bahwa para peneliti mungkin mengambil jalan pintas setelah mendapatkan tekanan dari pihak berwenang. Ahli virologi Rusia juga telah memperingatkan bahwa vaksin itu bisa berbahaya bagi orang-orang yang memiliki antibodi terhadap virus Corona penyebab Covid-19. WHO pun mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman yang ditetapkannya dan melalui semua tahapan yang diperlukan untuk mengembangkan vaksin yang aman.
    Dikutip dari BBC, pada 11 Agustus 2020, WHO menyatakan telah berbicara dengan otoritas Rusia mengenai peninjauan vaksin Sputnik V. Saat ini, vaksin tersebut tidak masuk dalam daftar enam vaksin yang telah mencapai fase 3 uji coba klinis. Pada tahap ini, uji coba dilakukan lebih luas terhadap manusia. Meskipun pengembangan vaksin mengalami kemajuan pesat, sebagian besar ahli berpendapat vaksin tidak akan tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa wanita bermasker dan berkaos merah dalam foto unggahan akun Bang Alim adalah putri Presiden Putin yang menjadi orang pertama yang terima vaksin Covid-19, keliru. Wanita tersebut bernama Natalya, relawan uji coba vaksin Covid-19 Rusia dan seorang dokter tentara Angkatan Darat.
    IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8234) [Fakta atau Hoaks] Benarkah di Uang Baru Rp 75 Ribu Ada Gambar Baju Adat Cina?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/08/2020

    Berita


    Foto uang baru pecahan Rp 75 ribu yang dirilis oleh Bank Indonesia dalam rangka HUT ke-75 RI beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Namun, salah satu gambar bocah dengan baju adat suatu daerah dalam uang itu dilingkari dengan garis berwarna merah. Baju adat dalam lingkaran merah tersebut diklaim sebagai baju adat Cina.
    Di Facebook, foto beserta klaim itu dibagikan salah satunya oleh akun Didid Gaung, yakni pada 16 Agustus 2020. Akun ini memberikan narasi sebagai berikut:
    "Pemerintah saat ini benarkah ada mengeluarkan uang kertas Bank Indonesia dengan nominal pecahan uang bernilai 75 ribu dan ada yang tidak lazim karena di uang ini hanya ada baju adat Thiongkok China...Kumaha teh,kamana nyak Siliwangi...???"
    Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah direspons lebih dari 100 kali, dikomentari sebanyak 383 kali, dan dibagikan lebih dari 100 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Didid Gaung.
    Apa benar terdapat gambar baju adat Cina dalam uang baru Rp 75 ribu?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan tentang gambar baju adat dalam uang baru Rp 75 ribu itu dengan memasukkan kata kunci “pakaian adat uang 75 ribu” di mesin perambah Google. Hasilnya, ditemukan penjelasan bahwa tidak ada gambar pakaian adat Cina dalam uang baru Rp 75 ribu tersebut.
    Pakaian yang dikenakan seorang anak laki-laki bermahkota dengan hiasan yang menjuntai hingga telinga, yang dalam unggahan akun Didid Gaung diberi lingkaran merah, merupakan baju adat Suku Tidung yang tinggal di Kalimantan Utara. Suku Tidung merupakan sub Suku Dayak yang sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam.
    "Iya, betul, itu pakaian adat Suku Tidung," demikian penjelasan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur kepada KoranKaltim.com pada 17 Agustus 2020. Sementara anak laki-laki yang mengenakan pakaian adat Suku Tidung dalam uang tersebut merupakan salah satu murid SD Negeri 041 Tarakan, Kalimantan Utara.
    Gambar tangkapan layar berita KoranKaltim.com.
    Dilansir dari Detik.com, Sahabat Pandu Kalimantan Utara, Prayoga Bayu, juga menuturkan bahwa baju adat dalam uang baru itu, yang disebut sebagai baju adat Cina, adalah baju adat Suku Tidung. Sahabat Pandu adalah organisasi yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperkenalkan budaya lokal.
    "Itu baju adat asli Kalimantan Utara. Baju adat Tidung dari Suku Tidung. Sekarang jadi baju adat Provinsi Kalimantan Utara," kata Prayoga pada 18 Agustus 2020. Dia juga menjelaskan bahwa model dalam uang baru itu merupakan anak dari Tarakan. Anak tersebut dipotret oleh petugas Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) sebagai model uang baru.
    Prayoga juga membantah narasi yang menyebut model tersebut orang Cina karena bermata sipit. Dia menjelaskan bahwa suku Tidung termasuk dalam suku Dayak. "Sebenarnya, Suku Tidung masuk ke dalam Suku Dayak Tidung, makanya sipit. Tapi, dalam sejarahnya, Suku Tidung tidak mau dibilang Suku Dayak karena juga Suku Tidung beragama Islam, tersebar di Kalimantan Utara hingga Semenanjung Malaysia," ujar Prayoga.
    Dikutip dari Bisnis.com, dalam informasi yang dirilis oleh BI, Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. "Sesuai dengan tujuan pengeluaran Uang Peringatan adalah untuk memperingati HUT Kemerdekaan 75 Tahun RI, maka Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI akan dikeluarkan, diedarkan, dan mulai berlaku sebagai alat pembayaran yang sah tepat pada hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2020."
    Hal itu juga disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran uang tersebut secara virtual. "Uang ini secara resmi dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah pada 17 Agustus 2020," kata Perry pada 17 Agustus 2020. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jumlah uang edisi khusus ini dirilis terbatas, yakni sebanyak 75 juta lembar.
    Berikut ini ciri-ciri Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI, seperti dilansir dari laman resmi BI :
    - Bagian muka:
    1. Gambar utama pahlawan nasional Sukarno-Mohammad Hatta.
    2. Gambar bunga anggrek bulan yang di dalamnya berisi logo BI yang akan berubah warna dan memiliki efek gerak dinamis apabila dilihat dari sudut pandang berbeda.
    3. Hasil cetak yang terasa kasar apabila diraba pada bagian gambar utama pahlawan, dan tulisan nominal tujuh puluh lima ribu rupiah pada sisi muka uang.
    4. Tanda air berupa gambar pahlawan nasional Sukarno dan Hatta serta electrotype berupa angka "75" yang dapat diterawang.
    5. Gambar saling isi (rectoverso) dari logo BI yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya.
    6. Hasil cetak yang memendar dalam satu atau beberapa warna apabila dilihat dengan sinar ultraviolet berupa: 1) gambar pengibaran bendera pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945; 2) gambar motif songket yang berasal dari Sumatera Selatan; dan 3) jembatan Youtefa Papua.
    - Bagian belakang:
    1. Gambar anak Indonesia dengan pakaian adat daerah.
    2. Nomor seri yang meliputi tiga huruf dan angka.
    3. Hasil cetak yang terasa kasar apabila diraba pada bagian anak Indonesia, peta Indonesia dalam bola dunia, dan tulisan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DENGAN NILAI TUJUH PULUH LIMA RIBU RUPIAH".
    4. Tanda air berupa gambar pahlawan nasional Sukarno dan Hatta serta electrotype berupa angka "75" yang dapat diterawang.
    5. Gambar saling isi (rectoverso) dari logo BI yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya.
    6. Hasil cetak yang memendar dalam satu atau beberapa warna apabila dilihat dengan sinar ultraviolet berupa: 1) gambar motif tenun gringsing yang berasal dari Bali; 2) angka "75000"; 3) angka "75"; 4) bidang persegi empat yang berisi tulisan "NKRI"; dan 5) nomor seri yang meliputi tiga huruf dan enam angka.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa terdapat gambar baju adat Cina dalam uang baru Rp 75 ribu, keliru. Pakaian yang dikenakan seorang anak laki-laki bermahkota dengan hiasan yang menjuntai hingga telinga, yang diklaim sebagai baju adat Tiongkok, dalam uang baru tersebut merupakan pakaian adat Suku Tidung di Kalimantan Utara.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8233) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Kembang Api Olimpiade Tokyo yang Akhirnya Dinyalakan di Gunung Fuji?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/08/2020

    Berita


    Video pendek yang memperlihatkan pertunjukan kembang api di depan sebuah gunung dengan puncak bersalju beredar di media sosial. Kembang api dalam video itu diklaim sebagai kembang api untuk upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang batal yang akhirnya dinyalakan di depan Gunung Fuji, Jepang.
    Di Facebook, video itu dibagikan salah satunya oleh akun Endang Poerbowati, yakni pada 14 Agustus 2020. Akun ini pun memberikan narasi sebagai berikut: “Kembang api untuk pembukaan Olimpiade di Tokyo yang dibatalkan karena pandemi covid-19, akhirnya dinyalakan di depan Gunung Fuji karena kembang api tidak bisa disimpan hingga tahun depan.”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 15 ribu kali dan dibagikan lebih dari 500 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Endang Poerbowati.
    Apa benar video di atas merupakan video kembang api Olimpiade Tokyo yang akhirnya dinyalakan di Gunung Fuji?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo mula-mula memasukkan kata kunci “Tokyo Olympic firework” ke kolom pencarian YouTube. Lewat cara ini, ditemukan video yang sama yang pernah dipublikasikan pada 1 Desember 2015 oleh kanal hiramu55bocaboca. Video itu berjudul "FWsim Mount Fuji Synchronized Fireworks Show2".
    Kanal tersebut memberikan keterangan dalam bahasa Jepang yang menyatakan bahwa video tersebut dibuat untuk memperingati didaftarkannya Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia. Pertunjukan kembang api yang disertai musik dalam video itu merupakan hasil dari program simulasi komputer. Musik latar video itu berasal dari Philharmonia Orchestra/Riccardo Muti.
    “Ini adalah pekerjaan baru pertama dalam waktu satu tahun. Seperti karya sebelumnya, latar belakang didasarkan pada khayalan 'pertunjukan kembang api skala besar yang diadakan pada musim dingin di Danau Kawaguchi bekerja sama dengan Koperasi Perikanan Danau Kawaguchi, dalam rangka memperingati pendaftaran Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia."
    Kanal hiramu55bocaboca memang mengkhususkan diri pada video-video pertunjukan kembang api. Seluruh videonya, termasuk yang berlatar belakang Gunung Fuji, dibuat dengan FWSim, sebuah aplikasi untuk menambahkan kembang api virtual dalam video atau membuat pertunjukan kembang api dengan musik favorit.
    Hingga kini, kanal hiramu55bocaboca telah mengunggah enam video yang mensikronisasi pertunjukan kembang api berlatar belakang Gunung Fuji dengan musik yang berbeda-beda. Video pertamanya, dirilis pada 5 November 2014 berjudul "FWsim Mount Fuji Synchronized Fireworks Show" dan video keenamnya, diunggah pada 16 Februari 2020, berjudul "FWsim Mount Fuji Synchronized Fireworks Show6 (Simulation)".
    Pelaksanaan Olimpiade Tokyo sendiri diumumkan ditunda hingga 23 Juli 2021 karena pandemi Covid-19. Sejumlah organisasi pemeriksa fakta, seperti BoomLive dan Associated Press, juga telah memverifikasi video tersebut dan menyatakannya sebagai video simulasi, bukan pertunjukan kembang api karena olimpiade yang batal.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video kembang api Olimpiade Tokyo yang akhirnya dinyalakan di Gunung Fuji, Jepang, keliru. Video tersebut adalah video simulasi yang dibuat dengan program komputer oleh kanal hiramu55bocaboca yang ditujukan untuk memperingati didaftarkannya Gunung Fuji sebagai Warisan Budaya Dunia.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8232) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video-video Ledakan dan Kebakaran di Dubai?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/08/2020

    Berita


    Akun Facebook Saddam Al Gantara membagikan empat video yang memperlihatkan peristiwa kebakaran hebat di sebuah wilayah perkotaan pada 13 Agustus 2020. Empat video itu diklaim sebagai video-video peristiwa ledakan dan kebakaran di Dubai, Uni Emirat Arab.
    "Innalilahi wa Inna ilaihi roji'un. Informasinya Dubai, terjadi ledakan atau kebakaran. Ya Allah SWT berikanlah keselamatan untuk saudara kami di Dubai. Aamiin Ya Rabbal Alamin," demikian narasi yang dibagikan oleh akun Saddam Al Gantara.
    Empat video itu sendiri menunjukkan peristiwa ledakan dan kebakaran yang direkam di berbagai tempat yang berbeda. Ada yang diambil dari jalanan, tangga stasiun kereta bawah tanah, atau lantai atas gedung. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah dibagikan lebih dari 500 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Saddam Al Gantara.
    Apa benar video-video di atas adalah video-video peristiwa ledakan dan kebakaran di Dubai?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, dari empat video tersebut, dua di antaranya memang merekam peristiwa kebakaran di Dubai, Uni Emirat Arab. Namun, dua video lainnya adalah video insiden yang terjadi di negara lain. Hasil ini diperoleh setelah Tempo memfragmentasi video-video itu menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID, kemudian menelusurinya denganreverse image toolGoogle dan Yandex untuk mendapatkan jejak digital video-video itu.
    Berikut ini fakta atas empat video tersebut:

    Video ini pernah diunggah oleh kanal YouTube The Sun dan situs Khaleejtimes. Video itu berisi rekaman peristiwa meledaknya pipa minyak di sebuah jalan di Kairo, Mesir pada 15 Juli 2020. Ledakan ini terjadi setelah pipa minyak mentah pecah dan percikan api dari mobil-mobil yang lewat memicu kebakaran dahsyat. Sedikitnya 20 mobil terbakar dan 17 orang terluka. Menurut pihak berwenang, kebakaran besar itu terjadi setelah minyak dari pipa Shuqair-Mostorod di sebelah jalan raya yang sibuk di pinggiran Kairo bocor.
    ***

    Video rekaman CCTV ini pernah dimuat di situs media Inggris, Daily Mail, pada 27 Februari 2019. Namun, peristiwa dalam video itu bukan peristiwa ledakan di Dubai, melainkan kecelakaan kereta api di Mesir. Kereta tersebut menempuh perjalanan dari Alexandria menuju ibu kota Mesir, Kairo. Namun, kereta menabrak penyangga beton di Stasiun Ramses dan akhirnya meledak. Sedikitnya 25 orang tewas dan 47 orang luka-luka karena kecelakaan itu.
    ***

    Video ini pernah dimuat oleh situs media Inggris, BBC, pada 5 Agustus 2020. Video tersebut menunjukkan kebakaran yang terjadi sekitar pukul 18.30 di sebuah pasar di kawasan industri baru di Ajman, sekitar 50 kilometer dari Dubai. Pertahanan Sipil Ajman berhasil mengendalikan api sekitar pukul 21.00.
    ***

    Video ini juga merupakan video peristiwa kebakaran di Ajman pada 5 Agustus 2020. Video tersebut pernah dimuat di situs media Uni Emirat Arab, Gulf News.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video-video di atas adalah video peristiwa  ledakan  dan kebakaran di Dubai sebagian benar. Dari empat video tersebut, dua di antaranya memang menunjukkan peristiwa kebakaran yang terjadi di sebuah pasar di Ajman, Dubai, pada 5 Agustus lalu. Namun, dua video lainnya merupakan video peristiwa di Kairo, Mesir, yang menunjukkan kebakaran akibat pipa minyak yang bocor dan kecelakaan kereta api.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan