• (GFD-2020-4847) [SALAH] Warga Jakarta Saling Memberikan Semangat di Balkon Apartemen

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/04/2020

    Berita

    “This is really sweet. Jakarta gets its singing balcony moment. A song about being home in Indonesia. The performance ends with that now universal phrase 加油jiayou! #COVID2019#CoronaIndonesia”

    Terjemahan:

    “Ini sangat manis. Jakarta mendapatkan momen bernyanyi di balkon. Lagu tentang berada di rumah di Indonesia. Pertunjukan diakhiri dengan ungkapan yang sekarang menjadi universal加油jiayou! # COVID2019 #CoronaIndonesia”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan video Twitter tentang warga Jakarta yang menyanyi dan memberikan satu sama lain di balkon apartemen. Di video tersebut lagu yang dinyanyikan adalah “Rumah Kita” dari grup musik God Bless kemudian diakhiri dengan teriakan “Jiāyóu” dari warga Jakarta. Video tersebut diunggah di Twitter pada 26 Maret 2020.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut adalah warga Malaysia yang memberikan semangat di saat lockdown dengan menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia dan lagu “Saya Anak Malaysia” dari Salim Ibrahim. Video yang diunggah melalui Twitter tersebut sudah disunting dengan menggantikan suara.

    Melansir dari therakyatpost.com, video tersebut pertama kali diunggah oleh Shauna Joan melalui Facebook pada 21 Maret 2020. Ia mengatakan bahwa di saat keadaan sulit seperti ini, ia terharu dan merinding melihat semua orang bergabung ikut bernyanyi.

    “Sangat mengharukan… Ketika dia mulai dengan lagu-lagu nasional di malam hari, itu membuatku merinding melihat semua orang begitu bersatu dalam masa-masa sulit seperti ini. Kami menjalani kehidupan yang begitu sibuk dengan pintu kami tutup sebagian besar waktu dan tidak benar-benar mengenal tetangga kami, tapi sungguh luar biasa melihat semua orang bergabung” kata Shauna Joan.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan tentang warga Jakarta saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Oleh sebab itu, unggahan tersebut masuk dalam False Context atau Konten Yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Auliyaa Muhammad Hesa (Anggota Komisariat MAFINDO UI & FC UI).

    Unggahan video melalu Twitter yang mengklaim warga Jakarta yang bernyanyi dan saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Video merupakan warga Malaysia yang sedang mengisi waktu luang di saat lockdown.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4846) [SALAH] Pelabuhan Merak-Bakauheni Tutup Pasca Persebaran Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    pelabuhan merak Lampung penyembarangan di tutup katanya bukak lagi abis Lebaran Hj … lebaran indul fitri gak boleh mudik Gara Virus covid-19 😢 padahal udah rindu banget sama Keluarga😢
    Gagal mudikk.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook @CindyCitraEfendi membagikan unggahan berupa informasi yang menyebut bahwa Pelabuhan Merak-Bakauheni tutup alias tidak beroperasi akibat persebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Hingga saat ini, unggahan tersebut telah mendapat 143 respon dan 27 komentar dari para pengguna Facebook lainnya.

    Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, tidak ditemukan fakta seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Meski sempat mengalami penuruan penumpang, Pelabuhan Merak-Bakauheni kembali mengalami kenaikan penumpang sebanyak 12 persen. Melansir dari detik.com, fakta tersebut diungkapkan oleh GM ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy.

    Hasan menjelaskan, PT ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak mencatat ada kenaikan sebanyak 12 persen kendaraan roda dua atau motor melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni, Lampung. Kenaikan tersebut dihitung berdasarkan rata-rata, terhitung dari Maret atau saat kasus Covid-19 muncul di Indonesia.

    “Sampai dengan kemarin, tanggal 29 Maret, sesuai dengan kita lihat data, ini rata-rata kapal beroperasi 28 kapal di lintar Merak-Bakauheni, tapi terhadap golongan 2 (motor) rata-rata naik 12 persen,” pungkas Hasan.

    Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Humas PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni Syaifullahil Maslul Harahap. Melansir dari antaranews.com, Humas PT ASDP menyatakan bahwa hingga saat ini aktivitas di Pelabuhan Merak-Bakauheni berjalan seperti biasa atau dalam kata lain tidak terdapat penutupan seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Ferry menambahkan, sejauh ini tidak ada perintah penutupan pelabuhan oleh Pemerintah Pusat.

    “Sementara ini tidak ada perintah penutupan baik dari kantor ASPD pudat dan Pemerintah Pusat,” imbuhnya

    Kesimpulan

    Melalui media sosial Facebook, sebuah akun mengunggah narasi bahwa Pelabuhan Merak-Bakauheni tutup alias tidak beroperasi hingga Hari Raya Idul Adha akibat adanya persebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Unggahan tersebut berbanding terbalik dengan pemberitaan yang ada, yakni Pelabuhan Merak-Bakauheni masih beroperasi atau beraktivitas seperti biasa.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4845) [SALAH] Universitas Brawijaya Kembalikan Uang Kuliah Akibat Persebaran Virus Corona

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Mulai besok, Jum’at 27 Maret 2020, Semua mahasiswa Universitas, berhak menerima kompensasi uang kuliah di KEMBALIKAN sebagai tunjangan untuk tinggal di rumah dalam rangka menghindari penyebaran COVID-19, Coronavirus.

    Segera daftarkan NIM dan jurusan anda dan isi formulir dalam site di bawah ini :

    Bit.ly/3dptBNa

    Uang kompensasi

    berita dari universitas brawijaya

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial dan juga pesan berantai, beredar sebuah pengumuman yang mencatut nama Universitas Brawjiaya. Dalam pengumuman tersebut, dinyatakan bahwa pihak Universitas Brawijaya akan mengembalikan uang kuliah para mahasiswa, sebagai bentuk tunjangan tinggal di rumah yang diakibatkan oleh persebaran virus corona atau Covid-19.

    Dalam pengumuman yang beredar, mahasiswa Universitas Brawijaya diminta untuk segera mengisi link yang dibagikan beserta narasi tersebut. Namun tak lama pasca informasi tersebut sampai di kalangan mahasiswa, pihak kampus pun angkat bicara. Melansir dari Twitter resmi Universitas Brawijaya @UB_Official menyatakan bahwa pengumuman tersebut tidak benar.

    Berikut pengumuman lengkap oleh Universitas Brawijaya:

    Hai, #TemanUB. Tadi mimin dikirimkan ini nih. #KampusUB tidak pernah membuat pengumuman seperti ini. Berhati-hati dalam mengisi data ya. Waspada penipuan.

    Kesimpulan

    Universitas Brawijaya dengan tegas menyatakan bahwa tidak benar pihaknya akan memberikan kompensasi pengembalian uang kuliah sebagai tunjangan tinggal di rumah akibat virus corona atau Covid-19. Pihak kampus juga menghimbau mahasiswanya untuk lebih waspada dalam menerima atau pun menyerap informasi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4844) [SALAH] “salah satu solusi untuk virus ini adalah secangkir teh sederhana”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/03/2020

    Berita

    Akun Agusta Ita (fb.com/agusta.ita) mengunggah sebuah postingan berisi klaim sebagai berikut:

    “_ *Breaking News dari Xinhua* _
    * Dr. Li Wenliang *, Dokter pahlawan Tiongkok yg dihukum karena mengatakan yg sebenarnya tentang Virus Corona dan kemudian meninggal karena penyakit yg sama, telah mendokumentasikan kasusfile untuk tujuan penelitian dan dalam kasusfile mengusulkan penyembuhan yg secara signifikan akan mengurangi dampak COVID – 19 Virus pada tubuh manusia.
    _Bahan kimia *Methylxanthine*, *Theobromine* dan *Theophylline* merangsang senyawa yang dapat menangkal virus ini pada manusia dengan minimal sistem kekebalan rata-rata._
    Apa yang lebih mengejutkan adalah bahwa kata-kata rumit Bahan Kimia yang begitu sulit bagi orang-orang di China untuk mengerti sebenarnya adalah *_Seduhan Teh Panas_* yg dikonsumsi oleh Orang China dan India.
    _YA, Teh reguler kami memiliki semua bahan kimia ini di dalamnya, Methylxanthine utama dalam teh adalah kafein stimulan, Methylxanthines lain yang ditemukan dalam teh adalah dua senyawa yang secara kimiawi serupa, Theobromine dan Theophilin._
    Pabrik teh secara otomatis telah menciptakan bahan kimia ini sebagai cara untuk mengusir serangga dan hewan lainnya.
    _Siapa yang tahu bahwa salah satu solusi untuk virus ini adalah secangkir teh sederhana. dan itulah alasan mengapa begitu banyak pasien di China lebih cepat disembuhkan. Staf rumah sakit di Cina telah mulai menyajikan Teh Panas kepada pasien 3 kali sehari, Dan efeknya akhirnya di *Wuhan* “Pusat Pandemi ini” telah terkandung dan penularannya hampir berhenti._
    *_Silakan bagikan pesan ini kepada teman dan keluarga Anda untuk membuat mereka mengetahui tentang berkah ini dalam bentuk TEH di dapur, Sesering mungkin minum Teh Panas, akan menolong Anda._*”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa minum teh dapat membantu mengurangi dampak COVID-19 pada tubuh manusia adalah klaim yang tidak ada bukti ilmiah.

    Selain itu, tidak ditemukan situs kredibel yang menulis tentang dokter Li Wenliang ataupun rumah sakit di Cina yang menggunakan teh panas untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus Corona Covid-19.

    Sebaliknya, beberapa media telah menerbitkan artikel bantahan atas pesan berantai yang juga viral di sejumlah negara itu, seperti India dan Singapura.

    Dikutip dari China Daily, pada akhir Februari 2020, beredar sebuah artikel yang mengklaim bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19. Menurut artikel itu, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Zhejiang, Cina, dalam sebuah percobaan dengan sel yang dikultur secara in vitro, menemukan bahwa teh, yang kaya polifenol, bekerja dengan baik dalam membunuh virus tersebut secara ekstraseluler dan menekan proliferasi intraselulernya.

    Namun, hal itu dibantah oleh seorang ahli imunologi. Menurut dia, virus Corona Covid-19 menginfeksi sel epitel alveolar di paru-paru. Sementara teh yang diminum tidak akan mencapai paru-paru.

    Bahkan, jika percobaan in vitro menunjukkan bahwa teh dapat membunuh virus tersebut, tidak berarti bahwa minum teh bisa menghasilkan efek yang sama. Setelah tes in vitro, uji coba pada hewan harus dilakukan, kemudian dipertimbangkan untuk uji klinis pada manusia. Hasil tes in vitro tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19.

    Saat ini pun, artikel yang dipublikasikan lewat akun WeChat CDC Zhejiang tersebut sudah dihapus. Staf CDC Zhejiang mengatakan temuan dari penelitian terbaru akan dipublikasikan melalui akun WeChat setelah prosedur-prosedur yang diperlukan telah diselesaikan.

    Dilansir dari BBC, memang benar bahwa methylxanthine ditemukan dalam teh, serta dalam kopi dan coklat. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia itu terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus. Selain itu, menurut laporan BBC, klaim bahwa rumah sakit di Cina merawat pasien Corona dengan memberikan teh tidak benar.

    India Today pun telah memverifikasi klaim tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah atas klaim itu.

    Sejauh ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum ada vaksin ataupun obat yang bisa mencegah serta mengobati Covid-19. Para pasien Corona hanya mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala-gejalanya. Sementara pasien yang mengalami gejala sakit yang lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.

    Ada beberapa kandidat vaksin serta obat untuk Covid-19 yang masih diteliti melalui uji klinis. WHO tengah mengkoordinasikan upaya dalam menyediakan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati Covid-19 tersebut.

    WHO juga menyatakan bahwa cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Covid-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

    Kesimpulan

    Tidak ada bukti ilmiah atas klaim minum teh dapat membantu mengurangi dampak COVID-19 pada tubuh manusia. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia itu terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus.

    Rujukan