• (GFD-2020-4990) [SALAH] Foto “Telah ditemukan situs peninggalan PRASEJARAH dimasa Raja Firaun”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/09/2020

    Berita

    Beredar postingan dari akun Facebook Musonep Sonep dengan sebuah foto berisikan narasi bahwa telah ditemukan situs peninggalan prasejarah dimasa Raja Firaun. Postingan ini telah disebarkan kembali sebanyak 18 kali dan disukai sebanyak 48 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan reverse search dari gambar yang digunakan menuju kesebuah artikel berita kumparan.com berjudul “Ironi Kuburan Ratusan Bus Transjakarta” yang dipublikasikan pada 7 September 2019. Pada artikel tersebut dijelaskan sekitar 400 bus TransJakarta dengan kondisi tidak terawat di sebuah lahan kosong di dekat Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Pengadaan bus TransJakarta yang sempat bermasalah dikarenakan adanya masalah korupsi pengadaan bus oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada tahun 2013 sedangkan pemerintahan provinsi DKI Jakarta sudah membayar uang muka sebesar kurang lebih 110 miliar rupiah. Pada masa kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta menagih uang muka yang telah dibayarkan kepada perusahaan penyedia bus TransJakarta yaitu PT INKA (Industri Kereta Api). BPK merekomendasikan uang muka tersebut dikembalikan kepada Pemprov DKI Jakarta karena perjanjian pengadaan dengan penyedia bus telah dinyatakan batal secara hokum.

    Melihat dari penjelasan tersebut, foto “Telah ditemukan situs peninggalan PRASEJARAH dimasa Raja Firaun” adalah tidak benar dan termasuk dalam Satire/Parodi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4989) [SALAH] Foto Siswi Menulis Kalimat Berbahasa Indonesia di Papan Tulis

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/09/2020

    Berita

    Akun Facebook Kenanga Vadis Pinso mengunggah foto pada grup Facebook MANUSIA MERDEKA. Di dalam foto yang diunggah pada 8 September itu, terdapat seorang siswi yang sedang menulis kalimat berbahasa Indonesia di papan tulis menggunakan kapur.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto hasil suntingan/editan. Ditemukan foto asli dari unggahan tersebut di beberapa situs penyedia stok fotografi. Foto asli unggahan itu merujuk pada foto siswi sekolah asal Laos yang sedang menggambar di papan tulis menggunakan kapur.

    Dengan demikian, foto unggahan yang diunggah oleh akun Facebook Kenangan Vadis Pinso pada grup Facebook MANUSIA MERDEKA dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi karena foto tersebut telah melalui proses penyuntingan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4988) [SALAH] Rumah DP 0% DKI Jakarta dengan Foto Peti Mati

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/09/2020

    Berita

    Laman Facebook bernama “Tetap Jokowi 2019” mengunggah status pada tanggal 10/9/2020 berupa gambar pekerja membuat peti dengan narasi rumah DP 0% DKI Jakarta bukan sekedar janji.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran, diketahui foto tersebut adalah proses pembuatan peti mati yang ada di Bogor. Dilansir dari kompas.com, seorang pengusaha dekorasi pernikahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat bernama Ranky Safitri beralih profesi menjadi pembuat peti jenazah. Hal itu dilakukan untuk dapat bertahan hidup dan tetap dapat menggaji karyawan di tengah pandemi.

    Pada pemberitaan tribunnews.com diperlihatkan rekaman pembuatan peti mati tersebut. Dalam video yang diunggah pada 04/5/2020 itu dijelaskan jika pembuatan peti berlokasi di lahan bekas pencucian mobil dan pemilik usaha belajar membuat peti dari internet.

    Sementara itu dilansir dari website resmi rumah DP 0 Rupiah Jakarta, samawa.jakarta.go.id disebutkan pembangunan proyek tersebut berupa rusun (rumah susun) ‘SAMAWA’ yang bertempat di Klapa Village, Duren Sawit, Jakarta Timur. Proyek ini telah dibuka dari tahun 2019 lalu dan menurut kontan.co.id sudah ada 168 unit terjual di awal bulan Juli 2020. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4987) [SALAH] Foto “Dalam Lingkaran merah JACK MA Saat Masih Kecil”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/09/2020

    Berita

    Akun Edyk T S (fb.com/edyks3) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Anak kecil yang dilingkari ini dari keluarga miskin. Saat melamar kerja di rest siap saji dari 24 pelamar, 23 diterima kerja dan dia sendiri tidak diterima. Waktu terus berjalan, Jack Ma dengan modal pinjaman mendirikan Market Placed Alibaba. Saat ini Perusahaan Yang didirikan anak kecil yg dilingkari ini memiliki Aset Rp.7.300.000.000.000,00 (Tujuh Ribu Tiga Ratus Trilyun). TUHAN Berkuasa Meninggikan dan Merendahkan derajat manusia. Apapun yang ditanam manusia itu yang akan dituai. #jackma #alibaba @jackma @alibaba”

    Di salah satu gambar, terdapat narasi “Dalam Lingkaran merah JACK MA Saat Masih Kecil. Tidak ada yg menduga saat itu Jack Ma akan menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Dunia”

    Hasil Cek Fakta

    Faktanya, bukan Jack Ma. Anak di foto itu bernama Fan Xiaoqin, berusia 8 tahun, dan tinggal di daerah Yongfeng, Provinsi Jiangxi, Tiongkok dan tidak ada sangkut pautnya dengan pendiri Alibaba itu.

    Dilansir dari AFP, foto yang sama pernah dimuat di dalam laporan tanggal 14 November 2016 oleh China Daily, koran berbahasa Inggris yang dimiliki pemerintah Tiongkok. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, judul laporan berita berbahasa Inggris itu adalah: “Pendiri Alibaba akan mendukung ‘Jack Ma kecil’ hingga tamat kuliah.”

    Paragraf pertama dan kedua berita itu berbunyi: “Seorang anak yang mirip Jack Ma telah menarik simpati pendiri Alibaba Group, Jack Ma yang asli. Fan Xiaoqin, atau ‘Jack Ma kecil’, berusia 8 tahun dan tinggal di daerah Yongfeng, Provinsi Jiangxi di timur Tiongkok. Kondisi keluarganya memprihatinkan karena ibunya menderita Poliomielitis, ayahnya kehilangan kaki dan neneknya menderita penyakit Alzheimer, seperti dilansir jxnews.com.cn pada tanggal 12 November.”

    Namun, menurut laporan BBC tanggal 27 November 2016, Alibaba Group sempat membantah klaim tentang donasi Ma untuk membiayai pendidikan anak kecil tersebut. Pernyataan itu muncul sebagai respons atas pertanyaan wartawan.

    Seperti dikutip BBC, perusahaan itu mengatakan: “Semua pemberitaan tentang Jack Ma kecil jangan dianggap sebagai lelucon … membiayai pendidikan satu anak adalah perkara mudah, namun untuk membantu jutaan anak-anak miskin, diperlukan lebih banyak sumber daya.”

    Rujukan