• (GFD-2024-21960) Benar, Klaim Rutin Minum Pil Penambah Darah Bisa Cegah Anemia dan Mengurangi Melahirkan Bayi Stunting

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan TikTok [ arsip ] yang berisi narasi bahwa kebiasaan perempuan yang minum pil penambah darah saat haid maupun tidak haid, dapat mencegah anemia, dan mengurangi kemungkinan melahirkan bayi stunting.

    Video itu memperlihatkan seorang perempuan memperagakan cara minum pil. Konten itu mengajak perempuan menormalisasi kebiasaan minum pil tambah darah seminggu sekali saat tidak haid dan setiap hari saat menstruasi. Kebiasaan itu disebut bisa membantu perempuan-perempuan terhindar dari anemia dan mencegah melahirkan bayi stunting.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah, terbiasa minum pil tambah darah bisa menghindarkan perempuan dari anemia dan mencegah melahirkan bayi stunting?

    Hasil Cek Fakta



    Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Jember (FK Unej) Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes, FISPH, FISCM mengatakan bahwa perempuan yang sedang haid dianjurkan minum tablet tambah darah (TTD) setiap hari.

    Dia membenarkan bahwa kebiasaan itu bisa mencegah para perempuan dari anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting. Sementara perempuan yang tidak haid dan dalam kondisi sehat, dikatakannya tidak perlu rutin minum tablet tambah darah.

    “Pada perempuan sehat tidak perlu. Tapi pada kondisi tertentu dapat dikonsumsi,” kata dr Rani pada Tempo melalui pesan, Senin, 19 Agustus 2024.

    Dia juga mengatakan meskipun diminum setiap hari secara rutin saat datang bulan, efek samping tablet tambah darah sangat sedikit. Dosis minum, katanya, harus sesuai aturan.

    Dilansir Kompas.com, Ddokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota, mengatakan perempuan usia reproduktif dan saat hamil yang rutin minum pil penambah darah bisa mencegah anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting.

    Lantaran anemia pada perempuan, terutama saat hamil, bisa menyebabkan melahirkan bayi kurang gizi atau bahkan stunting. Sementara pil tambah darah mampu menambah zat besi untuk mencegah kondisi-kondisi buruk tersebut.

    "Untuk itu salah satu usaha preventif pencegahan anemia defisiensi zat besi adalah dengan pemberian tablet tambah darah pada wanita usia reproduktif dan ibu hamil," kata Irwin, 8 Agustus 2024.

    Pada umumnya, dosis pil penambah darah yang cocok untuk pencegahan anemia adalah 60 mg besi elemental atau sekitar 1 tablet. Namun, untuk terapi pada mereka yang sudah mengalami anemia, dosisnya menjadi 100 sampai 200 mg besi elemental atau 2 tablet per hari.

    Dokter dan ahli nutrisi, dr Tan Shot Yen, mengatakan 30 persen remaja perempuan di dunia mengalami anemia dan 50 persen ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi. Padahal ibu hamil yang mengalami anemia bisa menyebabkan perkembangan janin terganggu, risiko perdarahan pasca persalinan, dan stunting jika terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan.

    Namun, menurutnya tidak semua individu rentan terkena anemia. Mereka yang tidak mengalami anemia, menurut dr Tan, tidak perlu minum pil penambah darah. Dia menyarankan perempuan yang sedang mengalami anemia meminum satu pil penambah darah per hari, dan berhenti setelah sembuh.

    Dia juga menyarankan masyarakat melawan anemia dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu, masyarakat bisa memeriksakan kandungan hemoglobin darah dan ferritin untuk mengetahui sedang mengalami anemia atau tidak.

    Hasil Penelitian

    Website Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) juga menyatakan bahwa satu dari tiga wanita di dunia mengalami anemia, pada tahun 2011. Artinya saat itu secara global terdapat 500 juta wanita yang mengalami anemia.

    Kehilangan darah saat perempuan menstruasi menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi makanan yang dikonsumsi perempuan di usia reproduksi, biasanya kurang kandungan zat besi, atau terkendala dalam penyerapan zat besi, sehingga mereka rentan mengalami anemia.

    WHO juga mendapati bukti bahwa perempuan usia reproduksi yang rutin mengkonsumsi suplemen zat besi berkaitan dengan berkurangnya risiko anemia dan kekurangan zat besi. Dikatakan tidak ada efek samping yang ditemukan.

    Dengan demikian, WHO merekomendasikan wanita dewasa yang sedang menstruasi untuk melakukan intervensi pencegahan anemia dan kekurangan zat besi. Demikian juga untuk remaja perempuan yang tinggal di lingkungan di mana prevalensi anemia adalah 40% atau lebih tinggi pada kelompok usia yang sama.

    Organisasi internasional non komersial yang mempublikasikan informasi kesehatan berbasis penelitian ilmiah, Cochrane, telah meninjau sejumlah penelitian yang membahas pilihan dosis bagi perempuan dalam mengkonsumsi pil penambah darah.

    Pil penambah darah itu kadang dikombinasikan dengan asam folat dan vitamin serta mineral lainnya. Kemudian terdapat dua versi jadwal minum pil penambah darah pada perempuan untuk mencegah atau mengobati anemia.

    Keduanya adalah suplementasi harian berupa minum satu pil penambah darah setiap hari dan suplementasi intermittent atau berkala, yakni minum satu sampai tiga pil per minggu secara tidak beruntun alias disertai jeda hari.

    Dikatakan beberapa ilmuwan percaya suplementasi intermiten lebih efektif dalam membantu perempuan melawan anemia, lantaran dapat meminimalisir efek samping dan memotivasi perempuan untuk rutin mengkonsumsinya dalam jangka waktu panjang.

    Kesimpulan itu didapat dari 25 kali pengujian yang melibatkan 10.996 perempuan. Data menyebutkan bahwa perempuan yang menjalani suplementasi pil zat besi secara intermittent, memiliki risiko mengalami anemia yang lebih rendah dibanding yang tidak menerima suplementasi zat besi atau plasebo.

    Manfaat yang diperoleh perempuan yang minum pil penambah darah secara berkala juga sama dengan mereka yang minum setiap hari. Namun pengujian itu belum menjawab secara pasti berapa pil yang paling tepat diminum perempuan per minggunya, dan seberapa banyak dosisnya.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan perempuan yang rutin mengkonsumsi pil penambah darah dapat mencegah anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting, adalah klaim yang benar.

    Penelitian secara umum menganjurkan perempuan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan pil penambah darah secara berkala untuk mencegah anemia. Mereka juga disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan agar mengetahui sedang mengalami anemia atau tidak, untuk melakukan terapi yang lebih tepat.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21959) Keliru, Klaim Video Makan Pisang Dempet Bisa Lahirkan Bayi Kembar Siam

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/08/2024

    Berita



    Sebuah video pendek beredar di Facebook [arsip] tentang klaim larangan makan pisang dempet bagi calon ibu atau wanita hamil karena dapat melahirkan bayi kembar siam.

    Narasi dalam konten tersebut menyebut bahwa larangan itu telah turun-temurun dipercaya oleh orang tua generasi sebelumnya. Mereka melarang karena pisang dempet diyakini menyebabkan wanita hamil akan melahirkan janin kembar siam. 



    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai 8,3 ribu dan dibagikan 837 kali. Benarkah klaim video tentang bahaya memakan pisang dempet bagi wanita hamil tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan menghubungi ahli kandungan dr Mochammad Hud Suhargono, SpOG. Menurutnya informasi itu sekedar mitos. Tidak ada hubungan memakan pisang dempet dengan melahirkan bayi kembar siam.

    “Kembar siam terjadi karena faktor kegagalan pemisahan dari embrio setelah sel telur dibuahi sel spermatozoa. Jadi tidak ada hubungannya dengan makan pisang dempet,” katanya kepada Tempo melalui pesan singkat, 16 Agustus 2024.

    Menurut dia, pisang tetap aman dimakan. Hanya saja, wanita hamil disarankan tetap mengecek kandungannya secara rutin sejak awal kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janinnya.  

    Terkait pisang dempet, ahli genetika dan virologi tumbuhan dari FMIPA Universitas Palangkaraya, Rizko Hadi menyebut, kasus seperti itu bisa terjadi karena bakal buah (ovarium) pisang menempel atau tidak memisah. 

    Secara biologi, kasus tersebut bisa terjadi karena proses kematian sel (apoptosis) yang tidak sempurna saat pembentukan ovarium.

    “Jadi seharusnya sel-sel di antara kedua bakal buah pisang itu mati sehingga memberikan pemisahan antara kedua buah dalam proses pembentukannya. Ini sama seperti kasus jari manusia yang masih ada selaput di antara jari-jarinya,” terang Rizko kepada Tempo, Jumat, 16 Agustus 2024.

    Menurut Rizko, buah pisang dempet tetap aman dikonsumsi siapa saja, termasuk wanita hamil.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, kembar siam disebabkan oleh dua embrio yang disatukan saat pembuahan, sehingga menghasilkan bayi kembar yang terhubung secara fisik, paling sering di bagian perut, dada, atau kepala. 

    Kembar siam sebenarnya jarang terjadi. Komplikasi dapat dikurangi dengan penanganan yang ketat dari profesional kesehatan.

    Para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebab kondisi tersebut. Namun kemungkinan besar hal ini melibatkan pembelahan atau peleburan embrio tahap awal segera setelah pembuahan. Semua kembar siam adalah identik, dan sekitar dua pertiganya dianggap sebagai perempuan saat lahir.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo, video klaim memakan pisang dempet bagi wanita hamil akan melahirkan bayi kembar siam adalah keliru. Tidak ada hubungan kelahiran kembar siam dengan makan pisang dempet. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21958) Keliru, Bill Gates Terlibat Dalam Kematian, Kelumpuhan, dan Kemandulan Wanita di India dan Afrika Akibat Vaksin

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/08/2024

    Berita



    Sebuah akun Instagram [ arsip ] mengunggah tangkap layar sebuah media yang berjudul “Keluarga Kennedy Bongkar Andil Yayasan Bill Gates Terkait Kematian, Kelumpuhan dan Kemandulan Warga India dan Afrika”.

    Unggahan ini diberi keterangan “Kill Gates dengan sederet kontroversinya dan media selalu menutupinya, tak heran postingan-postingan tentang kejadian-kejadian efek kipi vaksin-vaksin produksinya seperti Polio yang didanai oleh Bill Gates selalu dihilangkan jejaknya…..”



    Benarkah Bill Gates terlibat dalam kematian, kelumpuhan dan kemandulan wanita di India dan Afrika? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri klaim tersebut menggunakan sumber terbuka baik pemberitaan maupun jurnal kesehatan yang kredibel. Penelusuran Tempo menemukan tangkap layar tersebut merupakan artikel (arsip) yang dipublikasikan 15 Juni 2020 dari sebuah situs yang mencantumkan redaksinya di Jakarta. Situs ini tidak mencantumkan susunan redaksi dan pedoman pemberitaan media siber seperti layaknya situs berita pada umumnya.

    Artikel ini berisi sejumlah klaim yang menyebutkan Robert Kennedy Jr melancarkan kampanye membongkar kejahatan Yayasan Bill Gates yang berperan dalam kematian warga India dan Afrika akibat program vaksinasi. Kampanye ini dilancarkan setelah kematian kerabat Kennedy yang diduga merupakan aksi balas dendam.

    Penelusuran Tempo, artikel dengan klaim yang sama beredar pada April 2020 di beberapa laman 1, 23 dan 4 dengan berbagai bahasa.  Salah satu tuduhannya adalah kasus kematian perempuan di Afrika dan India setelah menerima vaksin yang dibiayai oleh Bill Gates. Disebutkan, vaksin HPV (human papillomavirus) yang dibiayai oleh Bill Gates untuk 23.000 anak perempuan di India, menyebabkan tujuh orang meninggal dan 1.200 orang mengalami efek samping.

    Pada 15 Februari 2021, Pemerintah India merilis Laporan Akhir Komite yang ditunjuk untuk menyelidiki “Dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan penelitian menggunakan vaksin Human Papilloma Virus (HPV)” oleh PATH di India. Hasil investigasi komite menyimpulkan, lima korban meninggal tidak terbukti terkait dengan vaksin. Seorang anak perempuan tenggelam di sebuah tambang; seorang lainnya meninggal karena gigitan ular; dua orang bunuh diri dengan menelan pestisida; dan seorang lagi meninggal karena komplikasi malaria.

    Sedangkan penyebab kematian dua anak perempuan lainnya masih belum diketahui secara pasti: satu kemungkinan akibat pireksia, atau demam tinggi, dan yang kedua akibat dugaan pendarahan otak. 

    Direktur Jenderal ICMR, ahli mikrobiologi, Vishwa Mohan Katoch, dengan tegas menolak adanya hubungan tersebut. “Berdasarkan penyelidikan, dapat dipastikan bahwa hubungan sebab akibat dari tujuh kematian itu sama sekali tidak terkait dengan vaksin HPV,” ujarnya.

    Namun para ahli lain juga mengatakan bahwa tanpa adanya otopsi, tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian yang sebenarnya. Investigasi ini membebaskan para pengelola uji coba PATH dan Dewan Penelitian Medis India (ICMR) di New Delhi dari tanggung jawab atas kematian yang terjadi. 

    Laman American Association for the Advancement of Science menuliskan, vaksin HPV telah tersedia di Amerika Serikat sejak tahun 2006, namun belum tersedia di negara berkembang lainnya termasuk India. Pada tahun 2009, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Seattle meluncurkan Program for Appropriate Technology in Health (PATH) melakukan uji coba HPV terhadap 24.777 remaja putri di negara bagian Andhra Pradesh dan Gujarat, India. Program senilai 3,6 juta dolar AS ini didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. PATH juga dilaksanakan di Uganda, Peru, dan Vietnam.

    Dilansir Rajiv Gandhi Cancer Institute and Research Centre, Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks pada wanita dan merupakan masalah kesehatan serius di India. Sekitar 60% wanita di India rentan terhadap infeksi HPV, dan 80-85% kanker serviks di negara ini disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua di India, dengan perkiraan 123.907 kasus baru dan 77.348 kematian setiap tahunnya. 

    Laman WHO juga menuliskan, vaksin HPV aman dan bahkan dapat digunakan pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh atau terinfeksi HIV. Efek samping setelah vaksinasi HPV adalah umumnya ringan dan berdurasi singkat. Rekomendasi mengenai penggunaan vaksin HPV dikeluarkan oleh Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) Imunisasi WHO pada pertemuannya di bulan April 2022. Pengakuan tentang keamanan vaksin ini juga telah dikeluarkan CDC

    Tuduhan terhadap Bill Gates bukanlah hal baru. Ia kerap dikaitkan dengan isu membiayai dan merencanakan Covid-19, hak paten virus dan vaksin, genosida dengan vaksin, dan masih banyak lagi.

    Dalam sebuah riset Zignal Labs yang dipublikasikan New York Times teori konspirasi yang mengaitkan Bill Gates dengan pandemi covid-19 disebutkan sebanyak 1,2 juta kali di TV dan media sosial dari bulan Februari hingga April 2020. Termasuk 10 video terpopuler  di Youtube yang telah ditonton hampir 5 juta kali dan lebih dari 16.000 unggahan di Facebook yang telah mengumpulkan hampir 900.000 “like” dan komentar.

    Dilansir AP, Robert F. Kennedy Jr memiliki rekam jejak anti vaksin. Ia kerap mengatakan tidak anti vaksin, namun catatan menunjukkan hal yang sebaliknya.

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran dan analisis Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang menyebutkan Bill Gates terlibat dalam kematian, kelumpuhan dan kemandulan wanita di India dan Afrika terbukti keliru.

    Penyelidikan yang dilakukan pemerintah India  Program for Appropriate Technology in Health (PATH) dan Dewan Penelitian Medis India (ICMR) menyimpulan, kematian tersebut berdasarkan hasil investigasi  tidak berkaitan dengan vaksin HPV (human papillomavirus). 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21957) Keliru, Klaim Prabowo Subianto dan Joko Widodo Keturunan Etnis Cina Hongkong serta Ganjar Keturunan Belanda

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/08/2024

    Berita



    Sebuah unggahan di Facebook [ arsip ] beredar dengan narasi Prabowo Subianto dan Joko Widodo merupakan keturunan etnis Cina Hongkong, sedangkan Ganjar Pranowo adalah keturunan Belanda. 



    Unggahan yang dibagikan 1 Agustus 2024 itu menyebutkan bahwa keluarga tiga tokoh itu bukanlah keturunan Indonesia. Lantas, benarkah klaim Prabowo Subianto dan Joko Widodo keturunan Etnis Cina Hongkong, serta Ganjar  Pranowo keturunan Belanda?

    Hasil Cek Fakta



    Penelusuran Tempo, klaim yang menyebutkan Prabowo Subianto, Joko Widodo keturunan Cina dan Ganjar Pranowo merupakan keturunan Belanda merupakan informasi lawas yang sudah berulang kali beredar dan diketahui merupakan informasi yang keliru.

    Klaim 1: Joko Widodo beretnis Cina-Hongkong

    Klaim Joko Widodo yang merupakan keturunan Cina misalnya, pernah muncul pada pemilihan Presiden 2019. Arsip berita Tempo mencatat, Presiden Jokowi tahun itu pernah dinarasikan merupakan keturunan Tionghoa karena ibunya Sulami adalah orang Tionghoa yang juga seorang Gerwani. 

    Dikutip dari laman resmi Kepresidenan, Presiden Joko Widodo adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961. Catatan Tempo, Ia adalah anak pertama dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi. Ayahnya Jokowi bekerja sebagai penjual kayu dan bambu di Karanganyar, Solo. Ia merupakan anak dari Lamidi Wiryo Miharjo yang diketahui merupakan Kepala Desa Kragan, Kecamatan Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar. 

    Ibunya, Sujiatmi, lahir dan tumbuh di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Jokowi memiliki tiga adik perempuan: Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati. Pada 1986, Jokowi menikah dengan seorang gadis bernama Iriana yang merupakan pacarnya saat masih kuliah. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

    Klaim 2: Prabowo Subianto beretnis Cina-Hong Kong

    Sedangkan Prabowo Subianto juga tidak beretnis Cina Hongkong. Dalam artikel yang pernah dipublikasikan oleh Tempo, ayah Prabowo bernama Sumitro Djojohadikusumo yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada tanggal 29 Mei 1917. 

    Sumitro menempuh pendidikan ekonomi dan meraih gelar doktor dari Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam, Belanda, pada 1943. Setelah menyelesaikan kuliah, Sumitro bekerja di lembaga riset Nederlandsche Economische Hogeschool karena kondisi perang menghalanginya untuk pulang ke Indonesia. Pada 1946, ia kembali dan menjadi staf Perdana Menteri Sutan Syahrir, bergabung dengan Partai Sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin.

    Sumitro pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian serta Menteri Keuangan pada era Orde Lama. Terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera. Sumitro kembali ke Indonesia pada pemerintahan Presiden Soeharto. Ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan (1968-1972) dan Menteri Negara Riset (1972-1978).

    Sedangkan, Ibu Prabowo Subianto bernama Dora Marie Sigar. Dikutip dari Intisari, ia  lahir di Manado pada tahun 1923. Ia berasal dari keluarga Minahasa yang beragama Kristen. Ayahnya bernama Jopie Sigar, seorang pegawai negeri sipil, dan ibunya bernama Remy Tumbelaka, seorang guru.

    Dora Marie Sigar menempuh pendidikan dasar dan menengah di Manado. Ia kemudian melanjutkan studinya di sekolah ilmu keperawatan bedah di kota Utrecht, Belanda. Ia bercita-cita menjadi seorang perawat profesional.

    Pada tahun 1945, saat Perang Dunia II berkecamuk, Dora Marie Sigar bertemu dengan Profesor Sumitro Djojohadikusumo di sebuah acara mahasiswa Kristen Indonesia di Rotterdam, Belanda. Pada tahun 1946, mereka menikah di Jerman.

    Klaim 3: Ganjar Pranowo keturunan Belanda

    Dikutip dari Tirto, Ganjar Pranowo dilahirkan pada 28 Oktober 1968 di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Dia merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Parmuji Pramudi Wiryo dan Sri Suparmi.

    Pramudji Pramudi Wiryo menikahi dengan Sri Suparni dan dikaruniai enam orang anak yaitu Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Pri Jadi Joko Prasetyo, Prasetyowati, Ganjar dan Nur Hidayati. Ayah Ganjar diketahui, merupakan perwira menengah kepolisian yang bertugas di Polsek Kutoarjo. Ia pernah ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan PRRI/Permesta di Sumatra Tengah (Sumatra Barat, Riau, dan Jambi). 

    Sementara Ibu Ganjar, Sri Suparmi merupakan wanita kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah. Semasa hidup, Sri Sumarni merupakan ibu rumah tangga yang juga membuka warung kelontong.

    Ganjar menyelesaikan pendidikan hingga jenjang pasca-sarjana dengan gelar master. Pendidikan awalnya dimulai di SD Negeri 1 Kutoarjo, kemudian dia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Kutoarjo. Usai menyelesaikan SMP, dia lalu menuntut ilmu di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Tamat dari SMA, Ganjar melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah dengan mengambil sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Ganjar sendiri menikahi wanita bernama Siti Atikoh Supriyanti yang lahir pada tanggal 25 November 1971 di Purbalingga, Jawa Tengah. Istrinya sendiri merupakan anak dari keluarga kalangan pesantren. Kakeknya, KH. Hasyim Abdul Karim merupakan pendiri Pondok Pesantren Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah. KH Hasyim Abdul Karim pun menjadi ulama sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang terpandang di sana.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang menyebutkan Prabowo Subianto dan Joko Widodo keturunan etnis Cina Hongkong, Ganjar keturunan Belanda adalah keliru. Informasi tersebut merupakan lawas yang berulang kali beredar dan telah dikategorikan sebagai informasi keliru.

    Prabowo sendiri diketahui merupakan anak dari keturunan Jawa dan Manado. Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan anak sulung dari keluarga ningrat Jawa, Raden Mas Margono Djojohadikusumo. Ibunya Dora Marie Sigar berasal dari Manado, Sulawesi Utara.

    Joko Widodo merupakan anak dari keturunan Jawa. Ayahnya merupakan keturunan Jawa yang bekerja sebagai penjual kayu dan bambu di Karanganyar, Solo. Ibunya, Sujiatmi merupakan wanita kelahiran Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

    Sementara Ganjar Pranowo merupakan keturunan Jawa dari pasangan Parmuji Pramudi Wiryo dan Sri Suparmi. Ayah Ganjar merupakan seorang polisi yang bertugas di Polsek Kutoarjo dan Ibunya merupakan ibu rumah tangga yang dalam kesehariannya membuk

    Rujukan