KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan situasi di ruang sidang DPR sedang ricuh.
Keterangan video menyebutkan, itu adalah momen pejabat panik karena Presiden Prabowo Subianto mengesahkan Undang-Undang (UU) hukuman mati untuk koruptor.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video pejabat panik karena UU hukuman mati koruptor disahkan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (15/9/2025):
Pejabat Mulai Panik Presiden Mengeluarkan UU Hukuman Mati Bagi Para Koruptor,, Kita Tunggu Saja Semoga Semuanya benar bukan hanya omon² saja biar negeri ini maju dan sejahtera untuk semua.
Sementara, berikut teks yang tertera dalam video:
Pejabat panik ketika bapak presiden mengeluarkn UU hukuman mati untuk para Korupsi
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Senin (15/9/2025), menampilkan video pejabat panik karena UU hukuman mati koruptor.
(GFD-2025-29090) [HOAKS] Video Pejabat Panik karena UU Hukuman Mati Koruptor Disahkan
Sumber:Tanggal publish: 17/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Terdapat dua klip berbeda yang ditampilkan. Klip pertama merupakan momen rapat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ricuh pada 2 Oktober 2024.
Video dari momen yang sama terdapat di kanal YouTube Tribun Jatim Official. Terlihat dari seorang anggota DPD perempuan mengenakan jilbab warna krem di antara kerumunan orang yang memakai pakaian gelap.
Rapat pemilihan ketua DPD periode 2024-2029 berjalan alot. Calon Ketua DPD La Nyalla Mahmud dan Sultan Bachtiar Najamudin nyaris adu jotos.
Anggota DPD lain maju ke ruang tengah sidang sambil emosi.
Kemudian, klip kedua menampilkan momen Sidang Paripurna pemilihan pimpinan DPR RI ricuh pada 2 Oktober 2014.
Popong Otje Djundjunan sebagai pimpinan sidang diprotes karena banyak interupsi tidak dihiraukan. Ricuh memuncak saat pandangan fraksi dan pengumuman susunan pengurus fraksi di DPR.
Video dari momen yang sama dapat disaksikan melalui kanal YouTube Kompas TV. Tampak Popong memakai baju merah muda.
Kedua klip tidak ada kaitannya dengan UU hukuman mati koruptor.
Sementara, potongan suara Prabowo yang dipakai dalam konten tersebut bersumber dari pidato peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Jakarta pada 24 Februari 2025.
Prabowo mengatakan, akan melawan korupsi sekeras-kerasnya.
Pada dasarnya, hukuman mati koruptor telah diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.
Berikut bunyi pasal 2 ayat (2):
Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
Kendati demikian, penerapannya menuai kontroversi.
Video dari momen yang sama terdapat di kanal YouTube Tribun Jatim Official. Terlihat dari seorang anggota DPD perempuan mengenakan jilbab warna krem di antara kerumunan orang yang memakai pakaian gelap.
Rapat pemilihan ketua DPD periode 2024-2029 berjalan alot. Calon Ketua DPD La Nyalla Mahmud dan Sultan Bachtiar Najamudin nyaris adu jotos.
Anggota DPD lain maju ke ruang tengah sidang sambil emosi.
Kemudian, klip kedua menampilkan momen Sidang Paripurna pemilihan pimpinan DPR RI ricuh pada 2 Oktober 2014.
Popong Otje Djundjunan sebagai pimpinan sidang diprotes karena banyak interupsi tidak dihiraukan. Ricuh memuncak saat pandangan fraksi dan pengumuman susunan pengurus fraksi di DPR.
Video dari momen yang sama dapat disaksikan melalui kanal YouTube Kompas TV. Tampak Popong memakai baju merah muda.
Kedua klip tidak ada kaitannya dengan UU hukuman mati koruptor.
Sementara, potongan suara Prabowo yang dipakai dalam konten tersebut bersumber dari pidato peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Jakarta pada 24 Februari 2025.
Prabowo mengatakan, akan melawan korupsi sekeras-kerasnya.
Pada dasarnya, hukuman mati koruptor telah diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.
Berikut bunyi pasal 2 ayat (2):
Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
Kendati demikian, penerapannya menuai kontroversi.
Kesimpulan
Video pejabat panik karena UU hukuman mati koruptor merupakan konten dengan konteks keliru.
Klip yang ditampilkan merupakan momen rapat DPD ricuh pada 2024 dan pemilihan pimpinan DPR RI yang ricuh pada 2014.
Kedua klip tidak ada kaitannya dengan UU hukuman mati koruptor.
Klip yang ditampilkan merupakan momen rapat DPD ricuh pada 2024 dan pemilihan pimpinan DPR RI yang ricuh pada 2014.
Kedua klip tidak ada kaitannya dengan UU hukuman mati koruptor.
Rujukan
- https://web.facebook.com/100089538002794/videos/1199913288610318/
- https://www.facebook.com/reel/834525979009346?_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/reel/1821141802127001
- https://www.facebook.com/reel/1190821073063678?_rdc=1&_rdr
- https://www.facebook.com/reel/2035258830618467?_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/reel/709376522121194
- https://www.youtube.com/watch?v=PfCEo_QJR_Q
- https://www.youtube.com/watch?v=9UU06U-Ewlw
- https://www.youtube.com/watch?v=kBn0SWKtKNc
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/45350/uu-no-31-tahun-1999
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/44900/uu-no-20-tahun-2001
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-29089) [HOAKS] Ahmad Sahroni Menebus Flashdisk Miliknya ke Perwira TNI
Sumber:Tanggal publish: 16/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah dan beredar di media sosial mengeklaim politisi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni menyerahkan sejumlah mata uang asing kepada seorang perwira TNI.
Uang itu diklaim diberikan untuk menebus sebuah flashdisk berisi dokumen penting miliknya.
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni menebus flashdisk miliknya ke seorang perwira TNI salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Video itu menampilkan pertemuan antara Sahroni dengan seorang perwira TNI yang sedang memegang sebuah flashdisk.
Di bagian meja terdapat koper berisi uang yang diklaim digunakan untuk menebus flashdisk tersebut.
Narator menyebut flashdisk itu berisi dokumen penting yang menyangkut orang-orang penting.
Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
Aggota DPR Ahmad Sahroni sogok TNI untuk mengembalikan Flash Disk nya
Akun Facebook Video yang diklaim menampilkan Sahroni menebus flashdisk miliknya yang ditemukan TNI
Uang itu diklaim diberikan untuk menebus sebuah flashdisk berisi dokumen penting miliknya.
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni menebus flashdisk miliknya ke seorang perwira TNI salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Video itu menampilkan pertemuan antara Sahroni dengan seorang perwira TNI yang sedang memegang sebuah flashdisk.
Di bagian meja terdapat koper berisi uang yang diklaim digunakan untuk menebus flashdisk tersebut.
Narator menyebut flashdisk itu berisi dokumen penting yang menyangkut orang-orang penting.
Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
Aggota DPR Ahmad Sahroni sogok TNI untuk mengembalikan Flash Disk nya
Akun Facebook Video yang diklaim menampilkan Sahroni menebus flashdisk miliknya yang ditemukan TNI
Hasil Cek Fakta
Jika dicermati secara saksama, video itu tampak janggal, gerakan badan Sahroni dan perwira TNI tersebut tampak kaku.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengambil sampel video dan mengeceknya menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah video dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, diketahui bahwa video itu memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid terkait penemuan flashdisk milik Sahroni usai rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah massa pada 30 Agustus 2025.
Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks yang mengeklaim Sahroni meminta agar warga mengembalikan flashdisk miliknya.
Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengambil sampel video dan mengeceknya menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah video dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, diketahui bahwa video itu memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid terkait penemuan flashdisk milik Sahroni usai rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah massa pada 30 Agustus 2025.
Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks yang mengeklaim Sahroni meminta agar warga mengembalikan flashdisk miliknya.
Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Ahmad Sahroni menebus flashdisk miliknya ke seorang perwira TNI merupakan hasil manipulasi.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video itu memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video itu memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Rujukan
(GFD-2025-29088) Cek Fakta: Hoaks Artikel Nadiem Makarim Sebut Ia Menjadi Tersangka karena Ulah Jokowi dan Luhut
Sumber:Tanggal publish: 17/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Nadiem Makarim menyebut ia menjadi tersangka karena ulah Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 September 2025.
Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel berjudul:
"Nadim Makarim Saya Tersangka ini ulah Jokowi Dan Luhut Mereka Berdua Banyak Menerima Uang ada sekitar 4,5 Triliun Dari Saya"
Akun itu menambahkan narasi:
"Bangkai di tutup akan tercium juga"
Lalu benarkah postingan artikel Nadiem Makarim menyebut ia menjadi tersangka karena ulah Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetikkan nama penulis serta tanggal artikel di mesin pencarian Google.
Hasilnya ada artikel yang identik dengan postingan yakni dengan nama penulis dan tanggal artikel yang sama. Artikel itu diunggah oleh situs berita Viva.co.id pada 4 September 2025 pukul 18.04 WIB.
Namun dalam artikel asli berjudul "Dibawa ke Tahanan, Nadiem Makarim Titip Pesan Belasungkawa Buat Ojol Dilindas Rantis".
Isi artikel sama sekali tidak membahas pernyataan Nadiem yang mengklaim ia jadi tersangka karena Jokowi dan Luhut.
Artikel asli membahas pernyataan belasungkawa Nadiem pada tewasnya pengemudi ojol Affan Kurniawan pada aksi unjuk rasa 28 Agustus 2025 lalu.
Kesimpulan
Postingan artikel Nadiem Makarim menyebut ia menjadi tersangka karena ulah Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan adalah hoaks. Faktanya judul dalam postingan itu merupakan hasil editan.
Rujukan
(GFD-2025-29087) Keliru: Benjamin Netanyahu Kritis Akibat Serangan Bom Houthi
Sumber:Tanggal publish: 17/09/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] dengan klaim Perdana Menteri Israel kritis akibat serangan bom kelompok Houthi asal Yaman.
Rekaman itu menampilkan ledakan di sebuah bandara. Sosok yang disebut sebagai Benjamin Netanyahu tampak terbaring di samping sebuah buku. Narasi yang menyertainya menyebut Netanyahu terluka parah setelah rudal Houthi menghantam kantor kepresidenan Israel di Tel Aviv.
Namun, benarkah klaim kondisi Netanyahu dalam video itu?
Rekaman itu menampilkan ledakan di sebuah bandara. Sosok yang disebut sebagai Benjamin Netanyahu tampak terbaring di samping sebuah buku. Narasi yang menyertainya menyebut Netanyahu terluka parah setelah rudal Houthi menghantam kantor kepresidenan Israel di Tel Aviv.
Namun, benarkah klaim kondisi Netanyahu dalam video itu?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik melalui Google dan Yandex. Hasil penelusuran menunjukkan rekaman tersebut tidak berkaitan dengan serangan kelompok Houthi terhadap Perdana Menteri Israel.
Video itu diambil dari konten Tribunnews. Media tersebut menjelaskan, rekaman itu memperlihatkan momen ketika Netanyahu baru saja pulang dari upacara penandatanganan perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain di Gedung Putih pada 17 September 2020.
Klip berikutnya, yang menampilkan pramugari berseragam biru, terlacak di laman pemeriksa fakta AFP. Potongan gambar itu sudah beredar sejak 2024, dikaitkan dengan peristiwa di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv.
Namun, versi asli video justru berasal dari film Todos los nombres de Dios (Semua Nama Tuhan) yang rilis pada 2023. Adegan itu direkam di sebuah bandara di Madrid, Spanyol.
Potongan video yang menampilkan Netanyahu berbaring juga tidak ada hubungannya dengan serangan Houthi. Gambar itu diambil pada September 2020, ketika ia tertidur di lantai pesawat dalam perjalanan pulang dari upacara penandatanganan perjanjian normalisasi Israel–UEA–Bahrain di Gedung Putih, Amerika Serikat. Peristiwa ini diberitakan oleh Times of Israel.
Klip di bagian akhir juga memperlihatkan lokasi yang identik dengan cuplikan trailer Todos los nombres de Dios di kanal YouTube TriPictures, distributor film asal Spanyol. Kesamaan tampak pada garbarata atau jembatan penghubung penumpang serta minibus berwarna kuning.
Menurut laman Decine21.com, Todos los nombres de Dios berkisah tentang serangan teroris di sebuah bandara. Dalam insiden itu, sebagian anggota kelompok teroris tewas dan hanya menyisakan Hamza.
Ia kemudian menyandera seorang pria bernama Santi dan memaksanya mengenakan rompi bom. Santi berjalan di jalanan kota dengan bom yang terikat di tubuhnya, sementara polisi, badan intelijen, dan aparat lain berusaha menghadapi situasi genting yang dikendalikan Hamza.
Video itu diambil dari konten Tribunnews. Media tersebut menjelaskan, rekaman itu memperlihatkan momen ketika Netanyahu baru saja pulang dari upacara penandatanganan perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain di Gedung Putih pada 17 September 2020.
Klip berikutnya, yang menampilkan pramugari berseragam biru, terlacak di laman pemeriksa fakta AFP. Potongan gambar itu sudah beredar sejak 2024, dikaitkan dengan peristiwa di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv.
Namun, versi asli video justru berasal dari film Todos los nombres de Dios (Semua Nama Tuhan) yang rilis pada 2023. Adegan itu direkam di sebuah bandara di Madrid, Spanyol.
Potongan video yang menampilkan Netanyahu berbaring juga tidak ada hubungannya dengan serangan Houthi. Gambar itu diambil pada September 2020, ketika ia tertidur di lantai pesawat dalam perjalanan pulang dari upacara penandatanganan perjanjian normalisasi Israel–UEA–Bahrain di Gedung Putih, Amerika Serikat. Peristiwa ini diberitakan oleh Times of Israel.
Klip di bagian akhir juga memperlihatkan lokasi yang identik dengan cuplikan trailer Todos los nombres de Dios di kanal YouTube TriPictures, distributor film asal Spanyol. Kesamaan tampak pada garbarata atau jembatan penghubung penumpang serta minibus berwarna kuning.
Menurut laman Decine21.com, Todos los nombres de Dios berkisah tentang serangan teroris di sebuah bandara. Dalam insiden itu, sebagian anggota kelompok teroris tewas dan hanya menyisakan Hamza.
Ia kemudian menyandera seorang pria bernama Santi dan memaksanya mengenakan rompi bom. Santi berjalan di jalanan kota dengan bom yang terikat di tubuhnya, sementara polisi, badan intelijen, dan aparat lain berusaha menghadapi situasi genting yang dikendalikan Hamza.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim Benjamin Netanyahu menjadi korban serangan bom kelompok Houthi di Bandara Ben Gurion adalah keliru.
Rujukan
- https://web.facebook.com/reel/767483239260563/?s=single_unit
- https://perma.cc/4F3U-TY9G
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=4ANKeIhJXgE
- https://factcheckarabic.afp.com/doc.afp.com.36JL2PR
- https://www.timesofisrael.com/picture-of-netanyahu-apparently-sleeping-on-plane-floor-stirs-debate/
- https://www.youtube.com/watch?v=-fnU_sOTMfg
- https://decine21.com/noticias/124809-luis-tosar-calparsoro?utm_source=chatgpt.com
Halaman: 429/7056
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5351459/original/080109400_1758069728-cek_fakta_tersangka.jpg)

