• (GFD-2025-27963) [SALAH] Junta Myanmar Ingin Memerangi Indonesia

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2025

    Berita

    Akun Facebook “Mila Nurarafah” pada Selasa (8/7/2025) membagikan video [arsip] disertai narasi:
    “Junta myanmar tidak ingin melepaskan tawanan Indonesia, malah ingin perang lawan indonesia
    JUNTA MILITER MYANMAR TIDAK MAU DIAJAK NEGOSIASI SAMA INDONESIA MALAH SEMAKIN MENJADI JADI, INDONESIA MULAI MENYIAPKAN PASUKAN ELIT UNTUK MENYERANG JUNTA MYANMAR”
    Per Jumat (18/7/2025), konten tersebut telah mendapat lebih dari 20 ribu tanda suka dan 17.300-an komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memasukkan kata kunci “Myanmar perangi Indonesia” ke mesin pencarian Google. Sepanjang penelusuran, tidak ditemukan informasi kredibel mengenai Junta Myanmar yang ingin perang melawan Indonesia.
    Terkait WNI yang ditawan di Myanmar, TurnBackHoax pernah mengulas seputar klaim tersebut lewat artikel “[SALAH] Indonesia Menyatakan Perang Lawan Myanmar”.
    Dalam artikel yang tayang Jumat (11/7,2025) itu, disebutkan bahwa parlemen Indonesia mendorong dilakukannya operasi militer selain perang (OMSP)—atau diplomasi militer—dalam upaya pembebasan tahanan WNI di Myanmar. Hal tersebut dilakukan apabila diplomasi Kementerian Luar Negeri mengalami kegagalan.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “Junta Myanmar ingin perangi Indonesia” adalah konten yang menyesatkan (misleading content).
    (Ditulis oleh ‘Ainayya)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27962) SALAH] Ono Surono Didemo karena Mau Memecah Jawa Barat Menjadi Lima Provinsi

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 18/07/2025

    Berita

    Beredar sebuah unggahan video [arsip] oleh akun Facebook “Anik Rohmatin” pada Sabtu (05/07/2025). Unggahan tersebut menyebutkan bahwa Ono Surono didemo mahasiswa dan warga karena ingin memecah Jawa Barat menjadi lima provinsi. Berikut narasi pendukungnya:
    Ono Surono di Demo Mahasiswa dan Warga

    #onosurono #KDM #kangdedi #dedimulyadi #bapaaing #jabariatimewah #mahasiswa #warga #trendingtopik #fypviral #fbpro #reels

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Ono Surono didemo karena mau memecah Jawa Barat Menjadi lima provinsi” ke mesin pencarian Google. Tidak ditemukan informasi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim.

    Berdasarkan informasi yang didapatkan, tidak ditemukan pernyataan resmi atau pemberitaan yang menunjukkan Ono Surono mengusulkan Jawa Barat dipecah menjadi lima provinsi, isu ini juga sudah diklarifikasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat (Jabar) yang menegaskan wacana pemekaran Jawa Barat menjadi 5 provinsi merupakan hoaks atau kabar bohong.

    Bappeda bersama DPRD Jabar tengah membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) lima tahun ke depan tahun 2025-2029. Pemprov Jabar kini tengah fokus membahas pemekaran desa di wilayah Jawa Barat. Namun, tidak membahas pemekaran Jabar menjadi 5 provinsi.

    Tidak ada bukti valid atau pemberitaan resmi yang mendukung narasi Ono Surono didemo mahasiswa dan warga karena ingin memecah Jawa Barat menjadi lima provinsi.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa “Ono Surono didemo karena mau memecah Jawa Barat menjadi lima provinsi” adalah konten yang menyesatkan (misleading content). Pemprov Jabar kini tengah fokus membahas pemekaran desa di wilayah Jawa Barat. Namun, tidak membahas pemekaran Jabar menjadi 5 provinsi.

    (Ditulis oleh Desta Ardiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27961) [PENIPUAN] Pendaftaran Loker Mayora Group Lewat Google Docs

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2025

    Berita

    Akun Facebook “Info Kerja Mayora” pada Selasa (15/7/2025) mengunggah tautan [arsip] yang mengarah ke formulir Google Docs dengan narasi:

    “Saat Ini PT. Mayora Group Buka Lowongan Kerja Besar Besaran Di Banyak Posisi Untuk Semua Kalangan Terbaru.”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan mengunjungi akun Instagram resmi milik Mayora (@mayoraofficial).

    Melalui stories di akun resminya tersebut, Mayora mengajak masyarakat mewaspadai penipuan lowongan kerja mengatasnamakan Mayora.

    “Perhatian! Mayora tidak mengundang kandidat melalui email berdomain selain: @mayora.co.id, @mayoraportal.co.id, dan @ptcns.co.id. Kami juga tidak pernah memungut biaya apapun saat interview ataupun recruitment karyawan. Info lebih lanjut terkait lowongan kerja di Mayora silahkan follow akun Instagram @mayorakarir. Terimakasih” tulis Mayora di stories-nya.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “pendaftaran lowongan kerja Mayora Group lewat Google Docs” merupakan konten tiruan (impostor content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-27960) [PENIPUAN] Program “Bantuan Puluhan Juta Rupiah” dari Dedi Mulyadi

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2025

    Berita

    Akun Facebook “Program Bantuan Masyarakat Kang Dedi Mulyadi” pada Minggu (13/7/2025) mengunggah video [arsip] beserta narasi:

    “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya Dedi Mulyadi membuka program bantuan Rp50 juta lewat akun Facebook ini, bagi siapa saja yang sedang kesulitan, usaha sepi, anak belum sekolah, atau butuh biaya berobat silahkan chat Saya langsung di messenger. Dan Saya tegaskan bantuan ini langsung dari saya dan bukan hoax sama sekali”

    Per Jumat (18/7/2025), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 42 ribu kali, mendapat lebih dari 1.300 tanda suka, dan dibagikan ulang 56 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.

    Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran menggunakan Google Lens dan menemukan video yang beredar identik dengan unggahan akun TikTok Dedi Mulyadi bulan Mei 2025.

    Dalam video aslinya, Dedi tidak menawarkan bantuan Rp50 juta. Namun, ia menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya empat TNI dan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Kabupaten Garut pada Senin (12/5/2025).

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengambil sampel suara Dedi Mulyadi dalam video yang beredar dan mengeceknya menggunakan Hive Moderation. Hasilnya, suara Dedi Mulyadi menawarkan bantuan Rp50 juta memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan artificial intelligence (AI).

    Kesimpulan

    Unggahan video disertai klaim “program bantuan puluhan juta rupiah dari Dedi Mulyadi” merupakan konten palsu (fabricated content).

    (Ditulis oleh Vania)

    Rujukan