Akun Facebook Portal Merah Putih – PMP (fb.com/100843472611975) pada 15 April 2022 mengunggah sebuah kolase foto dengan narasi sebagai berikut:
“Ingin Melawan Tapi Takut Dipenjara, Korban Begal Mulai Berjatuhan, Driver Shopee Food Pasrah Jadi Korban”
“PMP Yogyakarta – Pasca pembunuhan begal di Lombok dan korbannya dijadikan tersangka langsung viral. Pemotor atau korban diminta polisi untuk tidak melawan begal karena bisa terancam penjara. Pemotor saat ini tengah dilema karena ancaman penjara kalau melawan atau bahkan membunuh begal. Karena informasi tersebut, saat ini korban pembegalan berjatuhan. Dikutip MOTOR Plus-online dari FB Info Seputar Kriminal dan Lakalantas Terbaru, seorang driver Shopee Food jadi korban pembegalan. Seorang pemuda yang enggak disebutkan namanya jadi korban pembegalan. Motor dan HP korban ludes dirampas begal, bahkan wajah korban sampai babak belur. Kasus pembegalan ini terjadi pada Rabu (13/4/2022) di Yogyakarta.”
(GFD-2022-9638) [SALAH] “Ingin Melawan Tapi Takut Dipenjara, Driver Shopee Food Pasrah Jadi Korban Begal”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 17/04/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya klaim bahwa seorang pengemudi ojek online spesialis pengantar makanan pasrah menjadi korban begal merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, pria di foto itu diduga menyebarkan berita bohong bahwa dirinya menjadi korban kejahatan jalanan lantaran takut pada istrinya. Memar di wajahnya ternyata karena berkelahi dengan rekannya.
Dilansir dari CNN Indonesia dan detikcom, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan peristiwa ini bermula pada Selasa (12/4) pukul 23.00 WIB lalu ketika Rama berkumpul bersama rekannya sesama profesinya berinisial AP, DF, dan PJ. Mereka pindah tongkrongan ke sebuah kafe di Jalan Kaliurang km 5, Depok, Sleman, pada Rabu (13/4) pukul 01.00 WIB. Di sana, mereka mengonsumsi minuman keras jenis Gedang Klutuk sebanyak dua botol kemasan 600 ml.
“Sambil mengonsumsi, terjadilah ribut antara AK alias Rama dan AP. Saat AP menceritakan keluh kesah urusan pribadinya, AK alias Rama menyela. Tidak terima, AP memukul AK alias Rama dengan tangan sehingga mengenai mata AK alias Rama hingga lebam biru,” kata Ade di Mapolres Sleman, Sabtu (16/4).
Permasalahan keduanya akhirnya diselesaikan secara damai. Rama kemudian kembali ke kediamannya pukul 05.00 WIB dengan masih berada di bawah pengaruh minuman beralkohol.
Di depan istrinya, Rama berdalih luka robek dan lebam di mata kirinya itu adalah akibat ulah segerombolan orang tak dikenal yang melakukan aksi kejahatan jalanan. Dia mengaku dipepet delapan orang yang menaiki empat sepeda motor di Blimbingsari, Manggung, Caturtunggal Depok, atau perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Rama juga menyebut gerombolan yang membawa senjata tajam itu memukulnya dengan menggunakan kunci inggris.
“Kemudian AK alias Rama dan istrinya P bersepakat tidak melaporkan ke polisi. ‘Biar Gusti Allah saja yang membalas’, katanya gitu. Ada kata-kata ‘percuma lapor juga’ seperti itu,” imbuh Ade, menirukan ucapan Rama. Kabar bohong itu semakin menyebar ketika AK bercerita ke sesama ojek online. Hingga akhirnya viral di media sosial.
Polisi, lanjut Ade Ary, kemudian menyelidiki peristiwa itu dan menemukan fakta tidak ada kejadian seperti yang menimpa AK. Pihaknya pun kemudian melakukan penelusuran hingga akhirnya mendapatkan identitas AK. Ade menyebut jika AK dari proses prarekonstruksi berbohong kepada polisi, dan menegaskan jika AK adalah korban kejahatan jalanan.
Namun, seiring berjalannya waktu banyak kejanggalan yang muncul. AK pun pada akhirnya mengakui jika berbohong dan cerita yang dia buat tidak benar.
Hingga saat ini, baik AK maupun AP masih berstatus sebagai saksi. Akan tetapi, polisi terus melakukan pendalaman dan akan memproses apabila menemukan tindak pidana dalam peristiwa ini. Apalagi AK telah membuat kegaduhan di masyarakat dengan cerita bohongnya.
Faktanya, pria di foto itu diduga menyebarkan berita bohong bahwa dirinya menjadi korban kejahatan jalanan lantaran takut pada istrinya. Memar di wajahnya ternyata karena berkelahi dengan rekannya.
Dilansir dari CNN Indonesia dan detikcom, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan peristiwa ini bermula pada Selasa (12/4) pukul 23.00 WIB lalu ketika Rama berkumpul bersama rekannya sesama profesinya berinisial AP, DF, dan PJ. Mereka pindah tongkrongan ke sebuah kafe di Jalan Kaliurang km 5, Depok, Sleman, pada Rabu (13/4) pukul 01.00 WIB. Di sana, mereka mengonsumsi minuman keras jenis Gedang Klutuk sebanyak dua botol kemasan 600 ml.
“Sambil mengonsumsi, terjadilah ribut antara AK alias Rama dan AP. Saat AP menceritakan keluh kesah urusan pribadinya, AK alias Rama menyela. Tidak terima, AP memukul AK alias Rama dengan tangan sehingga mengenai mata AK alias Rama hingga lebam biru,” kata Ade di Mapolres Sleman, Sabtu (16/4).
Permasalahan keduanya akhirnya diselesaikan secara damai. Rama kemudian kembali ke kediamannya pukul 05.00 WIB dengan masih berada di bawah pengaruh minuman beralkohol.
Di depan istrinya, Rama berdalih luka robek dan lebam di mata kirinya itu adalah akibat ulah segerombolan orang tak dikenal yang melakukan aksi kejahatan jalanan. Dia mengaku dipepet delapan orang yang menaiki empat sepeda motor di Blimbingsari, Manggung, Caturtunggal Depok, atau perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Rama juga menyebut gerombolan yang membawa senjata tajam itu memukulnya dengan menggunakan kunci inggris.
“Kemudian AK alias Rama dan istrinya P bersepakat tidak melaporkan ke polisi. ‘Biar Gusti Allah saja yang membalas’, katanya gitu. Ada kata-kata ‘percuma lapor juga’ seperti itu,” imbuh Ade, menirukan ucapan Rama. Kabar bohong itu semakin menyebar ketika AK bercerita ke sesama ojek online. Hingga akhirnya viral di media sosial.
Polisi, lanjut Ade Ary, kemudian menyelidiki peristiwa itu dan menemukan fakta tidak ada kejadian seperti yang menimpa AK. Pihaknya pun kemudian melakukan penelusuran hingga akhirnya mendapatkan identitas AK. Ade menyebut jika AK dari proses prarekonstruksi berbohong kepada polisi, dan menegaskan jika AK adalah korban kejahatan jalanan.
Namun, seiring berjalannya waktu banyak kejanggalan yang muncul. AK pun pada akhirnya mengakui jika berbohong dan cerita yang dia buat tidak benar.
Hingga saat ini, baik AK maupun AP masih berstatus sebagai saksi. Akan tetapi, polisi terus melakukan pendalaman dan akan memproses apabila menemukan tindak pidana dalam peristiwa ini. Apalagi AK telah membuat kegaduhan di masyarakat dengan cerita bohongnya.
Kesimpulan
Pria di foto itu diduga menyebarkan berita bohong bahwa dirinya menjadi korban kejahatan jalanan lantaran takut pada istrinya. Memar di wajahnya ternyata karena berkelahi dengan rekannya.
Rujukan
(GFD-2022-9637) Keliru, Video Longmarch Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia pada Demo 11 April 2022
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 18/04/2022
Berita
Sebuah video yang memperlihatkan massa demonstran mahasiswa tengah longmarch sambil menyanyikan yel-yel beredar di media sosial. Video yang direkam dari atas jembatan penyebrangan itu dibagikan seiring demo mahasiswa pada 11 April 2022.
Di Facebook, video berdurasi 30 detik tersebut dibagikan akun ini pada 11 April 2022. Akun inipun menuliskan narasi, “Merayap, merembet, menjalar, melata, merangkak, menggerayang, atau apalah dgn jalan Perlahan gaees.!”Dalam video tersebut juga terdengar suara, “Baru kali ini rame sebanyak itu, merinding ya Allah, mudah-mudahan pada selamat ya. Hati-hati kalian, Masya Allah, Allahu Akbar.”
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 29.000 kali dan mendapat lebih dari 4.600 komentar. Apa benar ini longmarch mahasiswa BEM SI pada demo 11 April 2022?
Tangkapan layar unggahan video yang diklaim Video Longmarch Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia pada Demo 11 April 2022
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex
Hasilnya, video di atas merupakan massa mahasiswa dan pelajar yang melakukan aksi longmarch dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR RI pada Kamis 8 Oktober 2020 untuk menolak pengesahan Omnibus Law.
Video yang memperlihatkan massa mahasiswa yang melakukan longmarch dan terekam dari arah jembatan penyebrangan pernah diunggah ke Twitter oleh akun @HukumDan pada 8 Oktober 2020.Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal adli wahyudi pada 13 Oktober 2020 dengan judul, “ Merinding tolak omnibuslow buruh penuh di Jakarta udah kyk semut Selasa 13 Oktober 2020.”Foto-foto yang identik dengan lokasi pada video di atas pernah dimuat situs berita Tribunews.com pada 8 Oktober 2020 dengan judul, “ Massa Mahasiswa dan Pelajar Padati Kawasan Pondok Indah.”
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa massa mahasiswa dan pelajar melakukan aksi longmarch dari dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).
Mereka menyanyikan yel-yel sembari mengibarkan bendera Merah Putih. "Revolusi, Revolusi, Revolusi," teriak ribuan massa.Massa mahasiswa dan pelajar juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Aksi longmarch ini mendapat pengawalan dari petugas kepolisian dan personel TNI.Berdasarkan arsip berita Tempo, unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja terjadi secara serempak di sejumlah kota di Indonesia pada Kamis, 8 Oktober 2020. Tak sedikit demo berujung bentrok antara demonstran dengan polisi.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim longmarch mahasiswa BEM SI pada demo 11 April 2022,keliru. Video di atas bukanlah demo mahasiswa pada 11 April 2022, melainkan aksi longmarch massa mahasiswa dan pelajar dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR RI saat demo pada Kamis 8 Oktober 2020 untuk menolak pengesahan Omnibus Law.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.
Rujukan
- https://www.facebook.com/isra.harif.92/posts/324829369744603
- https://twitter.com/HukumDan/status/1314159754084642817
- https://www.youtube.com/watch?v=ACT0av1OA0w
- https://jakarta.tribunnews.com/2020/10/08/massa-mahasiswa-dan-pelajar-padati-kawasan-pondok-indah
- https://nasional.tempo.co/read/1394301/ini-situasi-demo-tolak-omnibus-law-di-5-kota-besar-pada-kamis-8-oktober-2020/full&view=ok
(GFD-2022-9636) [SALAH] Perwira Polisi Ipda Imam Agus Husain Meninggal Saat Mengamankan Demo di Kendari
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 17/04/2022
Berita
“Beliau gugur dalam pengamanan demo di Kendari.
Apakah @KomnasHam mau mengutuk pelaku demo itu? Atau untuk polisi tidak ada HAM?”
Apakah @KomnasHam mau mengutuk pelaku demo itu? Atau untuk polisi tidak ada HAM?”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @Dennysiregar7 menyebarluaskan informasi bahwa Perwira Polisi Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husain, meninggal saat mengamankan demo di Kendari 11 April lalu.
Berdasarkan hasil penelurusan, Perwira Polisi Ipda Imam Agus Husain meninggal dunia karena kecelakaan, dan tidak ada hubungannya dengan keterlibatan beliau pada demo di Kendari 11 April lalu. Situs berita CNN Indonesia telah mengonfirmasi hal tersebut dalam artikelnya yang berjudul “Polda Sultra:Perwira Polisi Meninggal Bukan Karena Demo”.
Dalam artikel CNN Indonesia tersebut, Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan bahwa Perwira Ipda Imam Agus Husain meninggal setelah tubuhnya terbentur kendaraan taktis yang dikendarainya.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @Dennysiregar7 merupakan konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelurusan, Perwira Polisi Ipda Imam Agus Husain meninggal dunia karena kecelakaan, dan tidak ada hubungannya dengan keterlibatan beliau pada demo di Kendari 11 April lalu. Situs berita CNN Indonesia telah mengonfirmasi hal tersebut dalam artikelnya yang berjudul “Polda Sultra:Perwira Polisi Meninggal Bukan Karena Demo”.
Dalam artikel CNN Indonesia tersebut, Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan bahwa Perwira Ipda Imam Agus Husain meninggal setelah tubuhnya terbentur kendaraan taktis yang dikendarainya.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @Dennysiregar7 merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi yang salah. Anggota perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husain, meninggal dunia akibat kecelakaan, bukan saat mengamankan demo di Kendari 11 April lalu.
Informasi yang salah. Anggota perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husain, meninggal dunia akibat kecelakaan, bukan saat mengamankan demo di Kendari 11 April lalu.
Rujukan
(GFD-2022-9635) [SALAH] Video Paspampres Donald Trump Memakai Tangan Palsu untuk Menyembunyikan Tangan Asli yang Siap Memegang Senjata
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 17/04/2022
Berita
“Paspampres Donald Trump selalu memakai Tangan palsu, Tangan asli disembunyikan di dalam jubah dengan senjata yang siap untuk menembak jika ada yang berani macam-macam ke Om Trump”
Hasil Cek Fakta
Akun Instagram dengan nama pengguna “otaklite” mengunggah sebuah video mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang berjalan menuju tempat pelantikannya sebagai Presiden disertai keluarga dan Paspampresnya. Video tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa salah satu anggota Paspamres yang berada di sebelah kiri Melania Trump memakai tangan palsu untuk menyembunyikan tangan aslinya yang siap memegang senjata.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN pada 21 Januari 2017 lalu dengan judul video “Watch the Trumps walk during inaugural parade”, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya pada detik 0:33.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “otaklite” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN pada 21 Januari 2017 lalu dengan judul video “Watch the Trumps walk during inaugural parade”, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya pada detik 0:33.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “otaklite” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.
Bukan video yang menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya.
Bukan video yang menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya.
Rujukan
Halaman: 4288/6113