(GFD-2022-11035) [SALAH] "JIKA RAKSASA ITU GAK ADA, LALU SIAPA YANG MENEBANG POHON INI?"
Sumber: FBTanggal publish: 29/11/2022
Berita
JIKA RAKSASA ITU GAK ADA, LALU SIAPA YGANG MENEBANG POHON INI?
Hasil Cek Fakta
[PENJELASAN]
Sebuah akun Facebook dengan nama pengguna Dani Galuh Setiawan mengunggah sebuah video yang berisi tangkapan gambar dan memberi keterangan "jika raksasa itu tidak ada, lalu siapa yang menebang pohon ini", video yang diunggah terdapat 4 foto yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelusuran klaim tersebut adalah salah. Video tersebut berisi foto gunung di berbagai wilayah yang berbeda, Gambar pertama adalah Jugurtha Tableland merupakan sebuah mesa besar di dekat kota Kalaat es Senam, Tunisia. Yang berdiri hampir 600 meter dia atas dataran Ez-Zhalma. Gambar yang kedua adalah Upper Table Rock dan Lower Table Rock merupakan dua dataran tinggi vulkanik yang terletak tepat di utara Sungai Rogue di Jackson County, Oregon, Amerika Serikat.
Gambar ketiga dan empat merupakan formasi batuan yang terletak di negara bagian Wyoming AS bernama Devils Tower , yang dinyatakan sebagai Monumen Nasional AS pertama pada tahun 1906, menurut situs nps.gov Devils Tower terbentuk dari batuan yang terbuat dari magma cair yang telah membeku.
Dengan demikian klaim jika raksasa itu tidak ada, lalu siapa yang menebang pohon ini, merupakan informasi yang tidak benar dan masuk ke kategori konten yang menyesatkan.
Sebuah akun Facebook dengan nama pengguna Dani Galuh Setiawan mengunggah sebuah video yang berisi tangkapan gambar dan memberi keterangan "jika raksasa itu tidak ada, lalu siapa yang menebang pohon ini", video yang diunggah terdapat 4 foto yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelusuran klaim tersebut adalah salah. Video tersebut berisi foto gunung di berbagai wilayah yang berbeda, Gambar pertama adalah Jugurtha Tableland merupakan sebuah mesa besar di dekat kota Kalaat es Senam, Tunisia. Yang berdiri hampir 600 meter dia atas dataran Ez-Zhalma. Gambar yang kedua adalah Upper Table Rock dan Lower Table Rock merupakan dua dataran tinggi vulkanik yang terletak tepat di utara Sungai Rogue di Jackson County, Oregon, Amerika Serikat.
Gambar ketiga dan empat merupakan formasi batuan yang terletak di negara bagian Wyoming AS bernama Devils Tower , yang dinyatakan sebagai Monumen Nasional AS pertama pada tahun 1906, menurut situs nps.gov Devils Tower terbentuk dari batuan yang terbuat dari magma cair yang telah membeku.
Dengan demikian klaim jika raksasa itu tidak ada, lalu siapa yang menebang pohon ini, merupakan informasi yang tidak benar dan masuk ke kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Yudho Ardi
Informasi yang salah. Faktanya adalah itu bukan gambar pohon yang ditebang raksasa, melainkan gambar gunung di wilayah yang berbeda-beda.
Informasi yang salah. Faktanya adalah itu bukan gambar pohon yang ditebang raksasa, melainkan gambar gunung di wilayah yang berbeda-beda.
Rujukan
- http[REFERENSI]
- https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4338951/cek-fakta-tidak-benar-devils-tower-adalah-pohon-purba-raksasa
- https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Upper_and_Lower_Table_Rock?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc
- https://turnbackhoax.id/2022/01/07/salah-tunggul-pohon-silicon-raksasa-yang-ada-ribuan-tahun-lalu/
(GFD-2022-11034) [SALAH] EMPAT ORANG MASUK ISLAM SAAT MENDENGARKAN CERAMAH ZAKIR NAIK SELAMA UPACARA PEMBUKAAN PIALA DUNIA FIFA DI QATAR 2022.
Sumber: TwitterTanggal publish: 29/11/2022
Berita
Empat orang masuk Islam saat mendengarkan ceramah Zakir Naik selama upacara pembukaan Piala Dunia FIFA di Qatar 2022
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun twitter bernama @SeeU2Morrow__ membagikan cuitan disertai lampiran video dengan narasi yang menyatakan bahwa ada empat orang masuk Islam saat mendengarkan ceramah Zakir Naik selama upacara pembukaan Piala Dunia di Qatar 2022.
Melansir suara.com, ada narasi di media sosial menyebutkan ustadz kontroversial Zakir Naik pimpin syahadat penonton Piala Dunia 2022 Qatar masuk Islam. Video itu beredar di tengah perhelatan Piala Dunia 2022 tengah digelar.
Dalam video tersebut, seseorang yang diduga Zakir Naik terlihat membaca ayat-ayat Islam dan empat orang lainnya mengulanginya. Hanya saja itu video lama, tidak ada hubungannya dengan Piala Dunia FIFA yang sedang berlangsung. Video tersebut adalah video yang identik dengan video siaran langsung ceramah Zakir Naik, berjudul “Does God Exist?” yang dilaksanakan di Cultural Village Foundation Doha, Qatar pada Mei 2016.
Berdasarkan penelurusan, klaim empat orang masuk Islam saat mendengarkan ceramah Zakir Naik selama upacara pembukaan Piala Dunia FIFA di Qatar 2022 tidak terbukti dan termasuk konten yang menyesatkan.
Melansir suara.com, ada narasi di media sosial menyebutkan ustadz kontroversial Zakir Naik pimpin syahadat penonton Piala Dunia 2022 Qatar masuk Islam. Video itu beredar di tengah perhelatan Piala Dunia 2022 tengah digelar.
Dalam video tersebut, seseorang yang diduga Zakir Naik terlihat membaca ayat-ayat Islam dan empat orang lainnya mengulanginya. Hanya saja itu video lama, tidak ada hubungannya dengan Piala Dunia FIFA yang sedang berlangsung. Video tersebut adalah video yang identik dengan video siaran langsung ceramah Zakir Naik, berjudul “Does God Exist?” yang dilaksanakan di Cultural Village Foundation Doha, Qatar pada Mei 2016.
Berdasarkan penelurusan, klaim empat orang masuk Islam saat mendengarkan ceramah Zakir Naik selama upacara pembukaan Piala Dunia FIFA di Qatar 2022 tidak terbukti dan termasuk konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Faktanya video tersebut adalah video siaran langsung ceramah Zakir Naik berjudul "Does God Exist" yang dilaksanakan di Cultural Village Foundation Doha, Qatar, pada Mei 2016.
Faktanya video tersebut adalah video siaran langsung ceramah Zakir Naik berjudul "Does God Exist" yang dilaksanakan di Cultural Village Foundation Doha, Qatar, pada Mei 2016.
Rujukan
(GFD-2022-11033) [SALAH] AIRPODS MEMANCARKAN RADIASI EMF BERBAHAYA.
Sumber: FacebookTanggal publish: 29/11/2022
Berita
Berhenti menggunakan Apple AirPods, AirPods memancarkan jumlah radiasi EMF yang berbahaya terus ke otak anda. Ini berpotensi menyebabkan tumor otak dan keracunan radiasi.
Jika anda ingin menggunakan AirPods ambil sepasang AirPods berwayar, ia adalah lebih baik untuk digunakan daripada versi Bluetooth.
Fikirkan sementara ia sah
Jika anda ingin menggunakan AirPods ambil sepasang AirPods berwayar, ia adalah lebih baik untuk digunakan daripada versi Bluetooth.
Fikirkan sementara ia sah
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook bernama Muhammad Alhakim membagikan video yang menampilkan seseorang yang sedang mengecek tingkat radiasi sebuah AirPods menggunakan electrosmog meter yang menunjukkan hasil peringatan berbahaya.
Dalam video tersebut berisi narasi bahwa AirPods memancarkan radiasi EMF dalam jumlah berbahaya serta video tersebut memberikan cara untuk memperbaiki masalah tersebut adalah dengan menggunakan AirPods yang menggunakan kabel sebagai gantinya.
Melansir usatoday.com Federal Communications Commission (FCC) atau Komisi Komunikasi Federal menyatakan, AirPods tidak memancarkan radiasi lima kali lebih banyak daripada headphone Bluetooth over-the-ear, juga tidak memancarkan radiasi secara signifikan lebih banyak ke lingkungan mereka daripada microwave.
AirPods telah disetujui sebagai aman oleh Komisi Komunikasi Federal, yang menetapkan tingkat radiasi frekuensi radio maksimum yang dapat dipancarkan perangkat pada waktu tertentu. Batas ini diukur dengan tingkat di mana seseorang yang menggunakan perangkat akan menyerap radiasi, juga dikenal sebagai tingkat penyerapan spesifik perangkat.
Perangkat hanya disetujui jika tingkat penyerapan spesifik terukur tertingginya berada di bawah batas FCC sebesar 1,6 watt per kilogram (W/kg), sebagaimana dirata-ratakan pada satu gram jaringan tubuh.
Saat dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifik AirPods jauh di bawah maksimum ini, dengan model terbaru memancarkan tidak lebih dari 8% dari batas FCC. Pengajuan FCC untuk AirPods generasi ketiga kiri dan kanan menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat penyerapan spesifik maksimum masing-masing 0,134 dan 0,068 watt per kilogram. Untuk AirPods Pro yang dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifiknya adalah 0,072 di sisi kiri dan 0,097 di sisi kanan.
Berdasarkan penelusuran, klaim AirPods memancarkan radiasi EMF berbahaya dan berpotensi menyebabkan tumor otak tidak terbukti dan termasuk konten yang menyesatkan.
Dalam video tersebut berisi narasi bahwa AirPods memancarkan radiasi EMF dalam jumlah berbahaya serta video tersebut memberikan cara untuk memperbaiki masalah tersebut adalah dengan menggunakan AirPods yang menggunakan kabel sebagai gantinya.
Melansir usatoday.com Federal Communications Commission (FCC) atau Komisi Komunikasi Federal menyatakan, AirPods tidak memancarkan radiasi lima kali lebih banyak daripada headphone Bluetooth over-the-ear, juga tidak memancarkan radiasi secara signifikan lebih banyak ke lingkungan mereka daripada microwave.
AirPods telah disetujui sebagai aman oleh Komisi Komunikasi Federal, yang menetapkan tingkat radiasi frekuensi radio maksimum yang dapat dipancarkan perangkat pada waktu tertentu. Batas ini diukur dengan tingkat di mana seseorang yang menggunakan perangkat akan menyerap radiasi, juga dikenal sebagai tingkat penyerapan spesifik perangkat.
Perangkat hanya disetujui jika tingkat penyerapan spesifik terukur tertingginya berada di bawah batas FCC sebesar 1,6 watt per kilogram (W/kg), sebagaimana dirata-ratakan pada satu gram jaringan tubuh.
Saat dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifik AirPods jauh di bawah maksimum ini, dengan model terbaru memancarkan tidak lebih dari 8% dari batas FCC. Pengajuan FCC untuk AirPods generasi ketiga kiri dan kanan menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat penyerapan spesifik maksimum masing-masing 0,134 dan 0,068 watt per kilogram. Untuk AirPods Pro yang dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifiknya adalah 0,072 di sisi kiri dan 0,097 di sisi kanan.
Berdasarkan penelusuran, klaim AirPods memancarkan radiasi EMF berbahaya dan berpotensi menyebabkan tumor otak tidak terbukti dan termasuk konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Faktanya radiasi pada AirPods masih jauh lebih rendah dari batas yang ditentukan aman dan jumlah radiasi itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
Faktanya radiasi pada AirPods masih jauh lebih rendah dari batas yang ditentukan aman dan jumlah radiasi itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
Rujukan
(GFD-2022-11032) [SALAH] “MILITER INDONESIA DITAKUTI DUNIA, CHINA SIAP BANTU INDONESIA JIKA DIBUTUHKAN”
Sumber: YoutubeTanggal publish: 29/11/2022
Berita
Akun Youtube Share Cerita mengunggah video pendek dengan Judul: “MILITER INDONESIA DI TAKUTI DUNIA CHINA SIAP BANTU INDONESIA JIKA DIBUTUHKAN”. Video yang diunggah berisi beberapa potongan video pertempuran dan latihan perang dengan narasi bahwa “Kata Presiden XI Jin Ping Indonesia negara kuat hanya saja pemimpinnya kurang percaya diri akan kekuatan Indonesia. Masyarakatnya punya jiwa nasionalisme yang sangat tinggi. Dalam konflik perebutan pulau pasir dengan Australia, kami siap membantu Indonesia jika dibutuhkan.” Video diunggah di Shorts Youtube pada tanggal 30 Oktober 2022.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri video berasal dari berbagai sumber yang diedit menjadi video yang disertai dengan narasi yang tidak sesuai. Video awal berasal dari video Prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat (U.S. Army) dan Indonesia (TNI AD) yang mengikuti latihan bersama Garuda Shield 2021 pada tanggal 6 Agustus 2021 di Pusat Latihan Tempur Baturaja. Video selanjutnya merupakan video dari latihan khusus yang dilaksanakan oleh Komando Pasukan Katak (KOPASKA) Koarmada I TNI Angkatan Laut di Pulau Damar, Kepulauan Seribu pada tahun 2020. Video lain yang ditampilkan berasal dari cuplikan film dengan judul “Merah Putih Memanggil” yang tayang di bioskop pada 5 Oktober 2017.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa setiap potongan video yang ditampilkan tidak ada kaitannya dengan dukungan China untuk membantu Indonesia dalam persoalan Pulau Pasir. Video merupakan hasil editan dari kumpulan video latihan perang dan film.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa setiap potongan video yang ditampilkan tidak ada kaitannya dengan dukungan China untuk membantu Indonesia dalam persoalan Pulau Pasir. Video merupakan hasil editan dari kumpulan video latihan perang dan film.
Kesimpulan
Konten yang Dimanipulasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa setiap potongan video yang ditampilkan tidak ada kaitannya dengan dukungan China untuk membantu Indonesia dalam persoalan Pulau Pasir. Video merupakan hasil editan dari kumpulan video latihan perang dan film.
Rujukan
Halaman: 4274/6443