• (GFD-2025-24930) [HOAKS] HMPV adalah Virus Sintetis yang Dibuat di Laboratorium

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Human Metapneumovirus (HMPV) diklaim merupakan virus sintetis yang dibuat di laboratorium. Klaim ini muncul di sejumlah unggahan media sosial pada Desember 2024.

    Menurut narasi dalam unggahan, virus tersebut sengaja dibuat kemudian dilepaskan ke penjuru dunia.

    Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut penggalan narasi yang ditulis pada Sabtu (4/1/2025):

    PANDEMI 2025 is coming.

    Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi

    Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia

    Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara.

    Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anakLanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1

    Lanjut kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di duniaLanjut kemudian Virus Mematikan, Marburg, berkali-kali menghasilkan Outbreak di Afrika

    Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya:Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland.

    Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi.

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (4/1/2025), yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah jurnal pada 2022 menjabarkan mengenai asal-usul HMPV.

    HMPV mempunyai asal-usul zoonosis yang berasal dari spesies burung sekitar 200 tahun yang lalu.

    HMPV diasumsikan telah berevolusi setelah infeksi virus zoonosis dari spesies inang reservoir unggas yang tidak diketahui.

    Virus ini satu keluarga dengan virus pernapasan syncytial (RSV), yang telah ada setidaknya sejak 2001 ketika pertama kali diidentifikasi di Belanda. Penyebaran virusnya umum terjadi pada musim dingin.

    Dilansir The Guardian, gejala yang ditimbulkan seperti flu atau pilek, namun dapat meningkatkan risiko atau menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

    Terjadi lonjakan kasus HMPV di China, tetapi otoritas setempat mengatakan, infeksi saluran pernapasan memang cenderung tinggi di musim dingin.

    "Penyakit-penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning dikutip dari The Guardian.

    Teori konspirasi mudah menyebar di tengah arus informasi yang cepat dan gencar.

    Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, munculnya teori konspirasi ini dilatarbelakangi oleh respons atas penyakit yang menjadi sorotan.

    "Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2024).

    Ia menjelaskan, HMPV merupakan penyakit yang tidak baru. HMPV tidak menimbulkan masalah serius dan polanya musiman.

    Penyakit akibat HMPV serupa dengan infeksi saluran pernapasan lain, bahkan lebih ringan dari influenza A dan Covid-19.

    Selain itu, tidak benar bahwa HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.

    "Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," terang Dicky.

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium merupakan hoaks.

    Ahli epidemiologi mengatakan tidak ada virus sintetis.

    Virus HMPV tidak masuk dalam kategori patogen yang dijadikan sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2025-24929) [KLARIFIKASI] Video Shin Tae-yong Menangis Bukan Momen Perpisahan dengan Pemain Timnas

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menampilkan momen perpisahan pelatih Shin Tae-yong dengan para pemain tim nasional sepak bola Indonesia.

    Dalam video, pelatih asal Korea Selatan itu terlihat menangis di ruang ganti bersama para pemain timnas Indonesia.

    Sebagai konteks, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi memberhentikan Shin Tae-yong sebagai pelatih pada Senin (6/1/2025).

    Namun, video tersebut keliru dan perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Video yang diklaim menampilkan momen perpisahan Shin Tae-yong dengan para pemain timnas Indonesia muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan Shin Tae-yong berbicara di hadapan para pemain timnas Indonesia.

    Shin Tae-yong tampak menangis dan berpelukan dengan beberapa pemain. Salah satu akun menulis keterangan:

    Momen perpisahan timnas dan STY TERIMA KASIH BANYAK COACH

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim sebagai perpisahan Shin Tae-yong dengan pemain timnas Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, video tersebut identik dengan yang ada di akun Instagram @timnasgoal. 

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Shin Tae-yong menangis di ruang ganti usai gagal membawa timnas Indonesia U23 lolos ke Olimpiade Paris 2024.

    Video itu bersumber dari unggahan akun Instagram @rikkynugroho.

    Tim Cek Fakta Kompas.com juga menemukan video serupa di kanal YouTube tvOnenewscom pada bulan Mei 2024.

    Keterangan di video juga menyebut bahwa unggahan tersebut adalah momen Shin Tae-yong menangis usai Indonesia kalah dari timnas Guinea di play-off Olimpiade Paris 2024.

    Diberitakan Kompas.com, timnas Indonesia U23 Indonesia gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah menelan kekalahan 0-1 dari Guinea. Gol Guinea ke gawang timnas Indonesia dicetak Ilaix Moriba melalui tendangan penalti. 

    Setelah laga melawan Guinea, Shin Tae-yong tak kuasa menahan tangis. Sebab, laga itu diwarnai kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dianggap Shin Tae-yong merugikan timnas U23 Indonesia.

    Shin Tae-yong bahkan mendapatkan kartu merah dari Francois Letexier karena melakukan protes keras.

    Bek timnas U23 Indonesia, Ilham Rio Fahmi, mengakui bahwa dirinya dan rekan setim baru kali pertama melihat STY menangis di ruang ganti.

    Padahal, pelatih asal Korea Selatan itu sempat meminta kepada anak-anak asuhnya untuk tidak menangis seusai kalah dari Guinea.

    Hal serupa juga diungkapkan manajer timnas U23 Indonesia, Sumardji.

    Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat para pemain timnas U23 Indonesia dan Shin Tae-yong menangis, salah satunya yakni kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dinilai tak adil.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan momen perpisahan Shin Tae-yong setelah dipecat PSSI merupakan informasi keliru.

    Adapun video aslinya adalah momen di ruang ganti timnas Indonesia U23 setelah kalah dari timnas Guinea di play-off Olimpiade Paris 2024. 

    Setelah laga melawan Guinea, Shin Tae-yong menangis di hadapan anak asuhnya karena laga itu diwarnai kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dianggap merugikan Indonesia. Anak asuh Shin Tae-yong pun harus kalah 0-1 dan gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-24928) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Momen Perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/01/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim momen perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 6 Januari 2025.
    Dalam video itu, Shin Tae-yong yang mengenakan jaket berwarna putih itu tampak sedang berbicara dengan anak asuhnya di dalam ruang ganti. Ia kemudian meneteskan air mata, seketika para pemain Timnas Indonesia menghampiri dan memeluk Shin Tae-yong.
    Video itu kemudian dikaitkan sebagai momen perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia, setelah diputus kontraknya oleh PSSI.
    "Momen perpisahan timnas dan STY
    TERIMA KASIH BANYAK COACH," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 11 kali dibagikan dan mendapat 33 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video itu merupakan momen perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim momen perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "shin tae-yong menangis" di kolom pencarian situs berbagi video YouTube.
    Hasilnya ditemukan video identik berjudul "Haru! Shin Tae-Yong Nangis Usai Kalah dari Guinea | tvOne Minute" yang dimuat channel YouTube tvOnenewscom pada 13 Mei 2024.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Video tersebut merupakan momen saat Shin Tae-yong memimpin Timnas U23 di ajang playoff Olimpiade 2024. Kala itu, Timnas gagal melaju ke Olimpiade setelah kalah melawan Guinea.
    Setelah pertandingan itu, Shin Tae-yong mengajak anak asuhnya berbicara di ruang ganti. Ia mengaku, sangat bangga dengan perjuangan Timnas. Tak bisa menahan air mata, Shin Tae-yong kemudian menangis di depan para pemain.
    "Pelatih Timnas Indonesia U23, Shin Tae-yong menangis bersama para pemain di ruang ganti INF Clairefontaine, Prancis usai gagal lolos ke Olimpiade 2024. Momen itu diunggah oleh dokter Timnas U23, Alfan Asyhar melalui akun Instagramnya," tulis channel YouTube tvOnenewscom.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim momen perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan momen saat Shin Tae-yong memimpin Timnas U23 di ajang playoff Olimpiade 2024.
    Usai pertandingan, Shin Tae-yong menangis di depan para pemainnya setelah kalah dari Guinea dan gagal lolos Olimpiade 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2025-24927) [KLARIFIKASI] Penjelasan BPJS Kesehatan soal Isu Tidak Melayani Penyakit akibat Rokok

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi yang mengeklaim penyakit akibat rokok tidak akan ditanggung dan dilayani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan) mulai tahun 2025.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.

    Klaim penyakit akibat rokok tidak akan ditanggung BPJS Kesehatan mulai tahun 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini pada 30 Desember 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Mulai 2025 penyakit akibat ROKOK Tidak ditanggung BPJS.

    Screenshot Klarifikasi, penjelasan BPJS Kesehatan soal penyakit akibat rokok tidak akan ditanggung mulai 2025

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah membantah kabar BPJS Kesehatan tidak menanggung penyakit yang disebabkan oleh rokok.

    Menurut Rizzky, tidak ada regulasi yang spesifik mengatur perokok tidak dijamin BPJS Kesehatan.

    "Semua peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) memiliki hak yang sama atas layanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tanpa diskriminasi," kata Rizzky seperti diberitakan Kompas.com, Senin (6/1/2025).

    Rizzky mengatakan, tidak ada ketentuan yang menyebutkan pembatasan layanan BPJS Kesehatan bagi peserta JKN yang merokok pada 2025.

    Masyarakat yang mendaftarkan diri menjadi peserta JKN BPJS Kesehatan juga tidak akan mendapatkan flagging atau penandaan, jika termasuk perokok.

    Kendati demikian, BPJS Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, termasuk dengan tidak merokok.

    "BPJS Kesehatan juga mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, mengelola stres, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala," tutur Rizzky.

    Ia menyebutkan, merokok menyebabkan delapan penyakit katastropik yang butuh biaya pengobatan besar, perawatan medis jangka panjang, dan dapat mengancam jiwa.

    Penyakit katastropik yang pengobatannya bisa diklaim dengan BPJS Kesehatan yakni penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, thalassaemia, cirrhosis hepatitis, leukaemia, dan haemophilia.

    Penyakit katastropik tidak menular dan bersifat laten, sehingga perlu waktu lama untuk bermanifestasi. Namun, penyakit ini sering tidak disadari dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

    Selain itu, mereka yang tidak merokok juga berpotensi mengidap penyakit akibat terpapar asap rokok. Kategori ini dikenal sebagai perokok pasif

    Ada sejumlah penyakit yang diidap perokok pasif, di antaranya sakit jantung, kanker, dan gangguan kehamilan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim penyakit akibat rokok tidak akan ditanggung BPJS Kesehatan mulai tahun 2025 perlu diluruskan.

    Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, tidak ada ketentuan yang menyebutkan pembatasan layanan BPJS Kesehatan bagi peserta JKN yang merokok pada 2025.

    Masyarakat yang mendaftarkan diri menjadi peserta JKN BPJS Kesehatan juga tidak akan mendapatkan flagging atau penandaan jika termasuk perokok.

    Rujukan