• (GFD-2021-6241) [SALAH] “test Ge Nose C19, Mudah n murah. Rp 15 rb, 10 detik, akurasi 99,9%. Gak hrs swab, gak hrs diambil darah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/02/2021

    Berita

    Akun Budi R (fb.com/budi.r.357622) pada 30 Januari 2021 membagikan informasi sebagai berikut:

    “Mulai tgl 5 Feb’21 di station dan bandara dan tempat2 umum dikenakan biaya Rp 5 rb sd 10 rb per org per 1x test..Ge Nose C19
    Ternyata Indonesia ngga kalah… Merdeka!!!! Luar biasaa!!!!
    Tes covid jadi simpel. Mudah n murah. Rp 15 rb, 10 detik, akurasi 99,9%. Gak hrs swab, gak hrs diambil darah. Terimakasih UGM, nuwun sanget dosen UGM, Dr Kuwat Triyana (lahir 1977) penemu GeNos pengendus Covid-19. Indonesia Bisa”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa alat pendeteksi Covid-19 buatan UGM, GeNose dapat mendeteksi Covid-19 dalam 10 detik adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, bukan 10 detik. Ketua Tim Pengembang GeNose dari UGM Kuwat Triyana, mengatakan setiap tes membutuhkan waktu tiga menit, termasuk pengambilan napas. Kuwat juga menyatakan, apabila dari GeNose hasilnya positif tetap harus melakukan PCR.

    Pemakaian alat pendeteksi COVID-19 GeNose di stasiun-stasiun kereta api memang akan diterapkan pada 5 Februari 2021. Hanya saja, alat penapisan dan diagnostik itu, seperti terdapat dalam halaman infografik, dapat mendeteksi Covid-19 dalam waktu 80 detik.

    Dilansir dari Kompas, Kuwat menjabarkan setiap prosesnya sebagai berikut:

    “Kalau sampel napas sudah dicolokkan ke mesin GeNose, kita butuh 2 detik untuk proses baseline, lanjut 40 detik proses sensing dan 3 detik decision, sehingga totalnya 45 detik. Kalau ditambah dengan ambil napas ya kira-kira butuh 3 menit termasuk flushing untuk membersihkan ruang sensor,” ujarnya.

    Durasi tiga menit termasuk pengambilan napas itu disampaikan Kuwat setelah GeNose mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.

    Kuwat menambahkan, biaya tes Covid-19 dengan GeNose tersebut antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Namun demikian, lanjut Kuwat, apabila ada yang mematok lebih dari Rp 25.000, hal itu mungkin karena ada layanan ekstra yang diberikan.

    “Kalau ada yang lebih dari Rp 25.000, mungkin ada tambahan layanan,” terang Kuwat.

    Sementara itu, disebutkan dalam narasi bahwa akurasi GeNose mencapai 99,9 persen. Kuwat menyebutnya itu bagian dari cita-cita yang diharapkan. Akan tetapi, saat ini akurasi GeNose tak setinggi seperti yang dinarasikan.

    “Akurasi 99,9 itu cita-citanya, tapi saat ini sekitar 95 persen,” kata Kuwat.

    Dia menambahkan, saat ini GeNose telah mulai digunakan di delapan rumah sakit, klinik kesehatan, beberapa perusahaan, dan banyak perkantoran milik pemerintah.

    Kesimpulan

    BUKAN 10 detik. Ketua Tim Pengembang GeNose dari UGM Kuwat Triyana, mengatakan setiap tes membutuhkan waktu TIGA MENIT, termasuk pengambilan napas. Kuwat juga menyatakan, apabila dari GeNose hasilnya positif tetap harus melakukan PCR.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6240) SALAH] Anies Raih Piala Lomba Mewarnai

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 02/02/2021

    Berita

    Juara lomba mewarnai anak anak Tingkat Kecamatan seluruh DKI Tahun 2021. – Selalu saja Anies yg juara nya, kasihan anak-anak jatah nya diserobot..

    Hasil Cek Fakta

    Beredar di media sosial Twitter @Thalomoan1 pada (24/01/21) , mengunggah sebuah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memegang piala juara mewarnai disamping dua anak kecil yang masing-masing memegang lukisannya, dengan narasi “Juara lomba mewarnai anak anak Tingkat Kecamatan seluruh DKI Tahun 2021. – Selalu saja Anies yg juara nya, kasihan anak-anak jatah nya diserobot.”. Unggahan tersebut mendapat 26 retweets, 173 likes, dan 26 komentar.

    Dari penelusuran diketahui foto tersebut merupakan hasil suntingan dari dua sumber foto yang berbeda. Cuplikan foto Anies terdapat pada unggahan akun Instagram resminya “@aniesbaswedan”, yang memposting foto sedang menerima penghargaan atas terpilihnya kembali DKI Jakarta meraih penghargaan Top Digital Award 2020 Selasa(22/12/20). Sedangkan cuplikan foto dua anak kecil memegang lukisannya merupakan potongan dari sebuah foto yang berasal dari www.lenterapendidikan.com, dengan judul artikel “TKIT Dan SDIT Rabbani Juara Lomba Mewarnai” terbit pada Kamis(22/08/19).

    Pada foto aslinya, Anies Baswedan memegang piala “Top Digital Award” di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang penghargaan “Top Leader On Digital Implementation 2020”.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).

    Foto Anies raih piala mewarnai merupakan hasil suntingan dari dua foto dari akun Instagram “@aniesbaswedan”, yakni foto Anies memegang dua penghargaan dari Top Digital Award 2020 pada Selasa(22/12/20) dan foto dua anak kecil dalam lenterapendidikan.com, dengan judul “TKIT Dan SDIT Rabbani Juara Lomba Mewarnai”, terbit pada Kamis(22/0819).

    Rujukan

  • (GFD-2021-6239) [SALAH] Video “Anda Harus Tahu Kebenaran ada Jarum Suntik/Spuit Palsu Dipersiapkan untuk Para Pemimpin Dunia”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/02/2021

    Berita

    Akun Jend Widodo Purbalingga (fb.com/jendwidodo.purbalingga) pada 15 Januari 2021 mengunggah sebuah video ke grup PASUKAN ELITE INDONESIA dengan narasi sebagai berikut:
    “Anda Harus Tahu Kebenaran ada Jarum Suntik/Spuit Palsu Dipersiapkan untuk Para Pemimpin Dunia”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada video bukti adanya jarum suntik atau spuit palsu yang disiapkan untuk para pemimpin dunia adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, alat suntik yang terlihat dalam video itu hanyalah alat peraga untuk film yang merupakan potongan dari video milik Scott Reeder, ahli alat peraga untuk film dan serial televisi. Dua video lainnya yang digunakan di unggahan menyesatkan sebenarnya memperlihatkan tokoh masyarakat disuntik vaksin influenza di tahun 2019 bukan vaksin Covid-19.

    Dilansir dari AFP, video pertama sebenarnya menunjukkan ahli pembuat prop Scott Reeder yang memperlihatkan bagaimana jarum suntik yang bisa ditarik masuk dan prop pentas lainnya di video ini, yang diunggah pada tanggal 2 September 2020 di akun TikToknya. Dia juga mengunggah video yang sama di akun Instagramnya pada tanggal 15 September 2020.

    Dilansir dari Tempo, Scott Reeder adalah ahli prop atau alat peraga untuk film dan serial televisi. Dalam video ini, Reeder memperlihatkan sejumlah alat peraga, yakni alat suntik, pisau, dan alat pemecah es. Reeder telah bergelut dengan alat peraga sejak 1989, ketika ia berusia 19 tahun. Pada 2001, dia menjadi master alat peraga bersertifikat, yang berarti dia mengawasi akuisisi dan penggunaan alat peraga untuk film dan acara televisi besar.

    Video Reeder lalu dipotong dan digantikan video kedua dengan teks yang berbunyi: “Suntikan palsu ini telah dilaku(k)an kepada beberapa pemimpin dunia untuk meyakinkan masy(a)rakat agar mau disuntik vaksin covid-19.”

    Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini merupakan potongan dari video berita yang ditayangkan oleh CP24, stasiun televisi Kanada yang berbasis di Toronto, Ontario, pada 15 Desember 2020. Video tersebut memperlihatkan dimulainya program vaksinasi Covid-19 di Kanada. Terdapat sejumlah orang yang menerima suntikan vaksin Covid-19, salah satunya seorang wanita berbaju merah muda. Namun, dalam video ini, terlihat dengan jelas bahwa jarum suntik menembus lengan wanita berbaju merah muda itu.

    Wanita berseragam merah muda dalam video tersebut diidentifikasi sebagai Cecile Lasco, pekerja pendukung dari The Rekai Centre, fasilitas perawatan jangka panjang.

    Video kedua itu juga dipotong dan lalu menampilkan video ketiga yang memperlihatkan Christine Elliott, menteri kesehatan provinsi Ontario di Kanada.

    Teks dalam bahasa Inggris yang ditempelkan ke video jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berbunyi: “Menteri Kesehatan Ontario Mempromosikan Vaksin Flu… Tetapi kenapa dia cekikikan … lol soalnya JARUMNYA PALSU.” Video sebenarnya direkam di tahun 2019 dan memperlihatkan Elliot menerima suntikan flu rutin, bukan vaksin Covid-19.

    Video ini pernah dimuat oleh CTV News dalam beritanya yang berjudul “Ontarians urged to get their flu shots this year”. Elliott pun pernah mengunggah foto ketika ia menerima suntikan vaksin flu pada 30 Oktober 2019 tersebut di akun Twitter pribadinya. Ia menerima vaksinasi itu di Apotek Rexall, Women’s College Hospital.

    Setahun sebelumnya, Elliott juga menerima suntikan vaksin flu. Video ketika Elliott menjalani vaksinasi flu ini pernah diunggah oleh Ontario News Now pada 30 Oktober 2018. Dalam video tersebut, terlihat dengan jelas jarum dari alat suntik yang digunakan untuk Elliott.

    Video ketiga itu kemudian terpotong dan digantikan oleh adegan para pembawa acara dari Fox & Friends, acara berita pagi di jaringan Fox News yang berbasis di AS, mendapatkan vaksinasi.

    Teks dalam bahasa Inggris di adegan di video itu diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai: “Jangan merasa bersalah Canucks. Pembawa acara Fox news Brian Kilmeade terjebak dalam penipuan yang sama.”

    Foto pembawa acara Fox News Brian Kilmeade saat divaksinasi tersebut merupakan gambar tangkapan layar dari video berita yang ditayangkan oleh Fox News pada 16 September 2019. Video ini juga memperlihatkan ketika Kilmeade menerima suntikan vaksin flu, bukan vaksin Covid-19. Dalam video itu, terlihat dengan jelas jarum dari alat suntik yang digunakan untuk Klimeade.

    Kesimpulan

    Alat suntik yang terlihat dalam video itu hanyalah alat peraga untuk film yang merupakan potongan dari video milik Scott Reeder, ahli alat peraga untuk film dan serial televisi. Dua video lainnya yang digunakan di unggahan menyesatkan sebenarnya memperlihatkan tokoh masyarakat disuntik vaksin influenza di tahun 2019 bukan vaksin Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6238) [SALAH] Video “Cawapres USA Kamala Harris disuntik va*sin disiarkan live di TV, Sadarlah Kebohongan sedang di lancarkan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/02/2021

    Berita

    Akun Komandan Sarges She Halilintar (fb.com/komandan.halilintar) pada 1 Januari 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “Sadarlah Kebohongan sedang di lancarkan ke publik!!!
    Reposted from @truthhunterid Tonton baik baik!
    Perawat ketauan blunder
    Silahkan simpulkan sendiri
    Cawapres USA Kamala Harris disuntik va*sin disiarkan live di TV
    _________________________________________
    Follow
    @truthhunterid
    @truthhunterid
    _________________________________________

    #teluuur #vivalaresistance #covid19 #truthhunterid #tolakvaksin #joebiden #tolaknewworldorder #vaksincorona #tolak5g #gagalkannewworldorder #conspiracy #globalisasi #faktakonspirasi #donaldtrump #FuckNWO #pfizer #moderna #sinovac #pongrekundharma88#BebaskanJRXSID#savejrxsid #billgates#jrxmeme #fakepandemic #scamdemic #plandemic2020 #newworldorderagenda#bentapper”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa video momen ketika Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menerima suntikan vaksin Covid-19 dari seorang petugas medis adalah bukti bukti kebohongan vaksinasi Covid-19 karena petugas medis itu terlihat melipat sebuah bagian yang terdapat di alat suntik dengan bantuan pegangan kursi yang diduduki Harris adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, bagian berwarna merah muda yang terdapat di ujung alat suntik yang dilipat oleh petugas medis itu merupakan sebuah mekanisme keamanan pada alat suntik. Bagian ini berfungsi untuk melindungi pasien atau petugas medis dari cedera dan infeksi. Alat suntik berpengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade.

    Dilansir dari Tempo, video tersebut memperlihatkan momen ketika Wapres AS Kamala Harris menerima vaksin Covid-19 pada 29 Desember 2020 dan disiarkan oleh sejumlah media. Salah satu media yang pernah mengunggah video itu adalah CNN, yakni ke kanal YouTube resminya. Menurut keterangan video tersebut, diketahui bahwa saat itu Harris menerima dosis pertama vaksin Moderna.

    Video yang sama, dengan kualitas yang lebih baik, juga pernah diunggah ke YouTube oleh VOA News pada 30 Desember 2020. Dalam keterangannya, tertulis bahwa Harris, pada 29 Desember 2020, menerima dosis pertama vaksin Moderna di depan media secara langsung sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan publik AS bahwa vaksinasi itu aman. “Itu mudah! Terima kasih. Saya hampir tidak merasakannya,” kata Harris setelah menerima vaksin.

    Namun, dalam video berkualitas tinggi yang dipublikasikan VOA News ini, ketika petugas medis mencabut bagian penutup alat suntik, terlihat secara jelas bahwa terdapat jarum di alat suntik tersebut. Setelah vaksin disuntikkan, petugas medis itu memang tampak melipat sebuah bagian yang terdapat di ujung alat suntik dengan bantuan lengan kursi yang diduduki Harris. Bagian alat suntik yang dilipat itu berwarna merah muda.

    Tapi, seperti dilansir dari France24, bagian alat suntik berwarna merah muda yang tampak berbahan plastik itu merupakan sebuah mekanisme keamanan. Bagian tersebut membantu memastikan bahwa baik pasien atau petugas medis tidak melukai dirinya sendiri secara tidak sengaja akibat jarum suntik selama proses penyuntikan.

    Penjelasan serupa dimuat oleh World Today News, yang mengutip AFP. Bagian berwarna merah muda itu sebenarnya adalah mekanisme keamanan yang sudah cukup umum diterapkan dalam alat suntik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun merekomendasikan penggunaan bagian semacam ini yang “menekan dan menutup jarum suntik sepenuhnya setelah proses penyuntikan” untuk mencegah pengguna melukai dirinya sendiri secara tidak sengaja dan akhirnya membuat dirinya terpapar risiko infeksi.

    Sebelum Kamala Harris menjalani vaksinasi Covid-19, pada pertengahan Desember 2020, isu mengenai jarum palsu ini telah beredar, terutama sejak vaksin Covid-19 diluncurkan di Inggris dan AS. Salah satunya adalah klaim yang dilengkapi dengan video milik BBC yang memperlihatkan vaksinasi Covid-19. Video tersebut diklaim sebagai “bukti” alat suntik yang digunakan untuk vaksinasi palsu.

    Menurut penjelasan BBC, rekaman tersebut menunjukkan petugas medis yang menggunakan alat suntik berpengaman, di mana jarum suntik dimasukkan ke dalam bagian tubuh alat suntik setelah digunakan. Alat suntik berpengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade. Mekanisme keamanan yang diterapkan dalam alat suntik itu melindungi petugas medis dan pasien dari cedera dan infeksi.

    Kesimpulan

    Bagian berwarna merah muda yang terdapat di ujung alat suntik yang dilipat oleh petugas medis itu merupakan sebuah mekanisme keamanan pada alat suntik. Bagian ini berfungsi untuk melindungi pasien atau petugas medis dari cedera dan infeksi. Alat suntik berpengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade.

    Rujukan