• (GFD-2021-6245) [SALAH] “Erdogan bangun 70.000 pemukiman elit”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/02/2021

    Berita

    “Presiden Turki Erdogan: Saya bangun 70.000 pemukiman elit bagi rakyat Turki, gratis siap huni

    Erdogan melakukan tinjauan proyek pembangunan 70.000 unit hunian elit bagi warga Turki kehilangan tempat tinggal akibat diterpa gempa bumi di tahun 2020.”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan foto yang TIDAK saling berkaitan dan menambahkan narasi yang klaimnya tidak nyambung sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah

    Lider Gazetesi: “Presiden Recep Tayyip Erdogan menghadiri upacara turnkey peringatan dan tempat tinggal gempa yang diselenggarakan untuk peringatan pertama gempa bumi Elazig. Presiden Erdogan membuat pernyataan penting pada upacara tersebut.”

    Karaman Habercisi: “Permukiman baru Dedemli Neighborhood, yang dibangun oleh Toki di distrik Meram Konya, akan segera selesai. Kaynak: Konya Karaman Yolu Üzerinde Dedemli İçin Sona Yaklaşılıyor”

    TRT HABER: “Presiden Erdoğan memeriksa rumah gempa dari helikopter dan menerima informasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi, Murat Kurum.”
    Anadolu Ajansi: “Untuk keluarga yang rumahnya hancur atau rusak parah akibat gempa bumi yang terjadi pada 24 Januari tahun lalu, TOKI menyelesaikan pembangunan 8 ribu rumah di bawah kepemimpinan Kementerian Lingkungan Hidup dan Urbanisasi.”

    Kesimpulan

    Klaim dan foto TIDAK nyambung. Foto pertama adalah ketika Erdogan mengunjungi rumah gempa di Elâzığ, dihubungkan dengan foto perumahan di Dedemli yang jaraknya ratusan kilometer dari Elâzığ.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6244) [SALAH] Video detik detik kecelakaan motor dan Kereta Api pada 28 Januari 2021 di Sukoharjo

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/02/2021

    Berita

    “kasihan petugasnya…
    Detik detik pemotor tertabrak Kereta Api, Kamis (28/1/2021).
    Lokasi : Dekat Terminal Sukoharjo, Jawa Tengah.
    Silahkan bantu lengkapi infonya, tetap hati hati dan waspada!”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pada Facebook video detik-detik kecelakaan yang melibatkan kereta api dan sebuah motor yang berlokasi didekat Terminal Sukoharjo, Jawa Tengah yang diklaim baru saja terjadi pada tanggal 28 Januari 2021. Video tersebut diunggah oleh akun bernama Cyntia Nandhasari pada 28 Januari 2021.

    Setelah ditelusuri, Kanit Laka Satlantas Polres Sukoharjo IPTU Jaelani menjelaskan jika kejadian tersebut bukan pada hari itu. Namun, kecelakaan tersebut sudah terjadi setahun yang lalu.

    “Kalau saya tidak salah ingat sudah setahun yang lalu,” papar dia melansir dari solo.tribunnews.com (28/1/2021).

    Kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor dan kereta api (KA) railbus Batara Kresna jalur Wonogiri-Solo di perlintasan palang pintu tepatnya di timur Terminal Sukoharjo yang terjadi 18 November 2019.

    Dengan demikian, klaim bahwa kejadian kecelakaan sepeda motor dan kereta api yang terjadi di timur Terminal Sukoharjo terjadi pada tanggal 28 Januari 2021 tidak benar. Peristiwa tersebut terjadi pada 18 November 2019 sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Tanggal pada narasi tersebut tidak benar. Faktanya kejadian kecelakaan yang melibatkan pesepeda motor dan kereta api tersebut terjadi pada 18 November 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6243) [SALAH] Surat Laporan Kasus Korupsi Anies Baswedan yang Dihilangkan KPK RI Ditemukan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/02/2021

    Berita

    “Comot dari twitter pemilik akun @KanjengRaden
    Di Cuitan akun tersebut mengunggah Surat Tanda Bukti Penerimaan Laporan tindak pidana korupsi.
    Dalam keterangan laporan tersebut, Anies Baswedan ditulis sebagai terlapor dengan status mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
    Netizen Pemilik Akun @KanjengRaden dalam cuitannya menyebut surat laporan tersebut dihilangkan dengan sengaja atau disembunyikan oleh pihak KPK, tak hanya itu ,Netizen tersebut juga menulis kritis keras pada lembaga anti Rasua Tersebut.
    TERGERUS SOSIAL MEDIA, TEMPO KEJANG – KEJANG….
    Miris banget lembaga Anti Rasua, ada laporan tapi di endapkan, atau dihilangkan atau di umpetinnnn….
    Ini kasus memang sudah lama banget, tapi kita mohon @officialKpk, jangan bungkam, karena ada duit disana yg di korupsi, menurut laporon tersebut.
    #kpkpilihkasih
    #tangkapaniesbaswedan
    #hukummatikoruptor”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar di media sosial Facebook sebuah informasi yang diunggah oleh akun Paijem terkait surat tanda bukti penerimaan laporan tindak pidana korupsi. Dalam keterangan laporan tersebut, Anies Baswedan ditulis sebagai terlapor dengan status mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, KPK diklaim menghilangkan bukti laporan kasus korupsi Anies Baswedan.

    Faktanya, Klaim bahwa KPK menghilangkan bukti laporan korupsi yang dilakukan Anies Baswedan tidak benar, KPK telah menerima bukti laporan tersebut sejak 2017 dan masih ditelaah untuk diketahui apakah benar ada indikasi korupsi yang dilakukan Anies Baswedan atau tidak benar seperti yang dilaporkan.
    Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook terkait hilangnya bukti surat laporan kasus korupsi Anies Baswedan yang dihilangkan KPK tersebut tidak benar, surat laporan tersebut telah diterima pada tahun 2017 dan masih ditelaah untuk menemukan bukti sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).

    Informasi yang salah, surat laporan kasus korupsi Anies Baswedan tidak hilang. KPK sudah menerima bukti laporan tersebut sejak tahun 2017 dan masih dalam proses telaah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6242) [SALAH] Pesan Berantai “Paradox vaksin”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 02/02/2021

    Berita

    “Paradox vaksin , urusan Covid nga akan pernah selesai

    Jika saya divaksinasi, Pertanyaan Kepada : Kementerian Kesehatan RI DPR RI, Presiden, IKATAN DOKTER INDONESIA (IDI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) World Health Organization (WHO), International Criminal Court – ICC Universal Declaration of Human Rights

    1.- Bisakah saya berhenti memakai masker?

    * Tidak …”

    (Salinan narasi selengkapnya di bagian CATATAN.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER mengedarkan narasi yang tidak berdasarkan fakta sehingga menyebabkan kesimpulan yang keliru.

    PublicHealth: “BAGAIMANA VAKSIN BEKERJA

    Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan memerangi patogen, baik virus maupun bakteri. Untuk melakukan ini, molekul tertentu dari patogen harus dimasukkan ke dalam tubuh untuk memicu respons imun.

    Molekul ini disebut antigen , dan ada di semua virus dan bakteri. Dengan menyuntikkan antigen ini ke dalam tubuh, sistem kekebalan dapat dengan aman belajar mengenalinya sebagai penyerang yang bermusuhan, memproduksi antibodi, dan mengingatnya untuk masa depan. Jika bakteri atau virus muncul kembali, sistem kekebalan akan segera mengenali antigen dan menyerang secara agresif sebelum patogen dapat menyebar dan menyebabkan penyakit.”

    CDC: “Cara Kerja Vaksin COVID-19

    Vaksin COVID-19 membantu tubuh kita mengembangkan kekebalan terhadap virus penyebab COVID-19 tanpa kita harus terserang penyakit. Berbagai jenis vaksin bekerja dengan cara yang berbeda untuk menawarkan perlindungan, tetapi dengan semua jenis vaksin, tubuh memiliki persediaan limfosit T “memori” serta limfosit B yang akan mengingat cara melawan virus itu di masa depan. .

    Biasanya dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi tubuh untuk memproduksi limfosit-T dan limfosit-B setelah vaksinasi. Oleh karena itu, ada kemungkinan seseorang tertular virus penyebab COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan kemudian jatuh sakit karena vaksin tidak mempunyai cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

    Terkadang setelah vaksinasi, proses pembentukan kekebalan bisa menimbulkan gejala, seperti demam. Gejala ini normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun kekebalan.”

    KGW8: “4. Narasi palsu tentang perusahaan farmasi dan tokoh masyarakat yang mendapatkan keuntungan dari vaksin

    Banyak klaim palsu yang mengaitkan vaksin COVID-19 dengan korupsi “farmasi besar”. Sebaliknya, vaksin terkemuka sebagian besar didanai oleh pemerintah dan organisasi nirlaba, yang telah menjanjikan miliaran dolar untuk dosis dengan harga yang ditentukan.

    Dalam waktu dekat, perusahaan akan fokus untuk memenuhi pesanan tersebut dengan cepat, daripada menghasilkan keuntungan besar. Tidak jelas seperti apa lanskap vaksin akan terlihat setelah ini.”

    Kesimpulan

    Fungsi vaksin adalah untuk melatih sistem kekebalan tubuh, BUKAN untuk obat. Antigen (molekul tertentu dari patogen) dimasukkan ke dalam tubuh untuk memicu respons imun, agar dapat mengenali dan memerangi patogen (virus maupun bakteri). Dengan cukup banyak orang yang diimunisasi maka peluang untuk berjangkitnya penyakit menjadi sangat rendah, karena tidak ada cukup inang yang digunakan oleh patogen untuk berkembang.

    Rujukan