• (GFD-2021-6608) [SALAH] Khawatir Tim Medis Lupa Jenis Vaksin yang Diberikan, Sertifikat Vaksin Harus Disimpan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/03/2021

    Berita

    “Copas
    [ PERHATIAN ]
    UNTUK PENERIMA VAKSIN
    Sertifikat Vaksin diterima via WA harus disimpan,
    jangan sampai kedelete.
    Berhubung Vaksin yg diimpor Indonesia ada 6 merk,
    bagi calon penerima Vaksin harap diperhatikan dan teliti saat menerima Vaksin yg kedua haruslah sama jenis / merk Vaksinnya dgn yg pertama, sebab apabila berlainan jenis / merk dikhawatirkan akan menimbulkan efek yg cukup serius bagi tubuh kita.
    Karena ini hal baru yg pasti tdk dipahami walau team medis hanyalah pelaksana tugas tentu tdk akan ingat Vaksin jenis type apa yg telah diberikan ke Kita, Yaa Kita sendirilah yg harus diingat sendiri yaa 🙏🙏🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Eddy Hartono yang memposting sebuah narasi dengan klaim bahwa sertifikat vaksin melalui Whatsapp harus disimpan karena tim medis tidak mengingat jenis vaksin yang diberikan dan menerima vaksin yang berlainan dapat menimbulkan efek yang serius. Postingan tersebut diposting pada 3 Maret 2021.

    Berdasarkan SK nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknik pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19. Alur dari penerimaan vaksin adalah dengan menerima pemberitahuan melalui SMS dari PEDULICOVID dan melakukan registrasi ulang untuk mememilih tempat dan jadwal layanan melalui SMS 1199, UMB *119#, aplikasi dan website pedulilindungi.id, atau melalui Babinsa/Babinkamtibmas setempat. Data penerima vaksin yang telah terverifikasi, jadwal vaksinasi hingga jenis vaksin yang diberikan terdata pada aplikasi Pcare yang dapat diakses melalui browser maupun menggunakan aplikasi.

    Penerimaan vaksin dosis kedua yang berbeda dari jenis vaksin dosis pertama diperbolehkan di Inggris dengan kondisi hanya pada kondisi yang jarang terjadi yaitu ada satu jenis vaksin yang tersedia sehingga teknik mix-and-match berbeda vaksin bisa dilakukan dan tidak ada laporan ataupun bukti ilmiah menggunakan vaksin yang berbeda dapat menimbulkan efek yang serius pada tubuh tetapi disarankan menerima 2 dosis dengan jenis vaksin yang sama.

    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim sertifikat vaksin melalui Whatsapp harus disimpan karena tim medis tidak mengingat jenis vaksin yang diberikan dan menerima vaksin yang berlainan dapat menimbulkan efek yang serius pada tubuh adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Informasi yang salah. Data tanggal vaksinasi, riwayat medis, hingga jenis vaksin yang diberikan akan tercatat pada aplikasi P-Care (Primary Care).

    Rujukan

  • (GFD-2021-6607) [SALAH] Bantuan Pulsa dan Kuota Belajar Kemendikbud Periode Bulan Maret

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 30/03/2021

    Berita

    “http://kuotabimbel[dot]online/?v=75GigaBytes

    KEMENDIKBUD
    Program kuota belajar pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode bulan maret!”
    Subsidi pulsa 200ribu
    1. Quota
    Subsidi pulsa 200ribu & Kuota 95GB Kemendikbud RI
    https://datakominfo.shop/index.php?app=kominfo&data1ID=165 Yok daftar kuota sosmed 95GB dari kominfo
    Kuota belajar kominfo
    Kuota belajar gratis
    Kuota Belajar Online

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp berisi informasi dan tautan terkait program bantuan kuota belajar 75GB dan pulsa senilai Rp200.000 untuk pengajar dan pelajar selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) bulan Maret. Setelah tautan tersebut dibuka, calon penerima bantuan kuota dan pulsa diminta untuk memasukkan nomor telepon aktif.

    Berdasarkan hasil penelusuran, tautan tersebut bukanlah tautan situs resmi bantuan kuota belajar resmi yang diluncurkan oleh Kemendikbud. Mengutip dari Kompas, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie menghimbau para guru, dosen, siswa, dan mahasiswa untuk tidak percaya dengan informasi yang beredar melalui WhatsApp itu. Satu-satunya informasi terkait penyaluran dan pendataan subsidi kuota itu hanya ada di laman Kemendikbud.

    “Banyak terjadi misleading, atau data yang tidak benar terkait kuota ini. Saya sering mendapatkan forward, link untuk mendapat kuota di Whatsapp. Saya katakan semua link itu tidak benar. Jadi informasi resmi terkait aktivitas kuota data 2021 bisa diakses di kuota-belajar.kemdikbud.go.id,” tegasnya.

    Informasi serupa terkait bantua kuota internet dan pulsa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax pada artikel berjudul [SALAH] Bantuan Pulsa Sebesar Rp200 Ribu untuk Guru, Dosen, dan Pelajar dan [SALAH] Link Program Bantuan Pulsa 200 Ribu dan Kuota 75 GB.

    Dari berbagai fakta yang telah dipaparkan, pesan berantai terkait subsidi kuota internet dan pulsa Kemendikbud dapat dikategorikan sebagai konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, tautan tersebut bukanlah tautan situs bantuan kuota belajar resmi yang diluncurkan oleh Kemendikbud. Informasi resmi terkait bantuan kuota internet Kemendikbud dapat diakses melalui https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6606) [SALAH] Mahfud MD: Pelaku Bom Gereja Katedra Makassar 3 Oknum Polisi Suku Batak, Hobi Mabuk Miras, Beragama Protestan, Yang Sakit Hati Karena Dipecat

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/03/2021

    Berita

    “Mahfud MD: Pelaku Bom Gereja Katedra Makassar 3 Oknum Polisi Suku Batak, hobi Mabuk Miras, Beragama Protestan, Yang Sakit Hati Karena Dipecat”.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun facebook bernama Hasbywwcom Adi mengunggah tangkapan layar berupa artikel kompas.com berjudul “Mahfud MD: Pelaku Bom Gereja Katedra Makassar 3 Oknum Polisi Suku Batak, hobi Mabuk Miras, Beragama Protestan, Yang Sakit Hati Karena Dipecat”. Dalam artikel tersebut tertanggal 28 maret 2021 pukul 11.45.

    Berdasarkan hasil penelusuran, setelah dilakukan penelusuran melalui index berita kompas.com berdasarkan keterangan tanggal dan jam, tidak ditemukan artikel dengan tampilan sampul serta judul seperti demikian.

    Terdapat beberapa artikel kompas.com pada tanggal 28 maret 2021 yang menampilkan statement dari Mahfud MD terkait peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, namun tidak terdapat pernyatan Mahfud MD seperti pada judul tangkapan layar akun facebook Hasbywwcom Adi.

    Sementara foto Mahfud MD dalam tangkapan layar tersebut setelah ditelusuri menggunakan google image, ditemukan beberapa artikel dari media massa yang menggunakan foto tersebut dan merupakan foto dari dokumen Humas Kemenko Polhukam.

    Mengutip dari detik.com, Faktanya kedua pelaku pengeboman di Katedral Makassar merupakan pasangan suami istri berinisial L (suami) dan YSF (istri). keduanya tertangkap kamera berboncengan sepeda motor sebelum meladakkan diri.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar palsu. berdasarkan penelusuran melalui index berita kompas.com pada tanggal dan jam yang tertera pada tangkapan layar tidak terdapat pemberitaan seperti itu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6605) [SALAH] “Hacker Masuk WhatsApp”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 30/03/2021

    Berita

    “TV One baru saja mengeluarkan berita bahwa hacker sudah mulai masuk _*WA*_, mereka menempatkan video seks/porno, atau permintaan dana dg berbagai alasan memakai nama anda pada teman2 anda, tanpa anda mengetahuinya.

    Anda tidak dapat melihatnya, namun orang lain bisa melihatnya se-olah2 anda yg mempublikasikannya.

    *Jadi, jika anda menerima suatu video atau permintaan dana (barangkali atas nama saya), maka itu bukan saya, mohon konfirmasikan ke saya!!!*

    Ternyata hal ini sdh terjadi bbrp kasus dlm _*bbrp group wa*_. Waspadalah, jangan sampai terjadi pd akun anda. Terimakasih.

    *NB: Sebarkan berita ini, demi keamanan anda.*

    *Terimakasih.*”

    Hasil Cek Fakta

    Tengah beredar kembali sebuah broadcast melalui WhatsApp berisi tentang modus baru Hacker yang mulai masuk ke WhatsApp serta mengirimkan video seks/porno maupun permintaan dana.

    Setelah dilakukan klarifikasi, ditemukan fakta bahwa informasi dari broadcast tersebut adalah hoaks. Di tahun-tahun sebelumnya informasi tersebut juga sempat beredar, dalam unggahan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia di akun Facebook resminya, telah dijelaskan bahwa hacker atau peretas tidak bisa begitu saja mengambil alih akun.

    Dengan demikian informasi yang beredar di WhatsApp terkait adanya hacker atau peretas yang menyebarkan video porno hingga meminta uang adalah hoaks tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).

    Informasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar.

    Rujukan