• (GFD-2024-22060) [SALAH] Pabrik Senjata Israel Berhasil dibom Mujahidin

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 23/08/2024

    Berita

    Pabrik senjata Israhell berhasil dirudal Mujahidin

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Twitter/X dengan nama akun “Boediantar4” pada tanggal 7 Agustus 2024 yang mengunggah video dengan narasi pabrik senjata Israel berhasil dirudal Mujahidin.

    Setelah melakukan penelusuran, faktanya video tersebut merupakan dua video yang tidak berkaitan. setelah ditelusuri menggunakan Google Lens pada awal video merupakan video sebuah roket gagal terbang di atas pemungkinan padat di Tiongkok.

    Insiden tersebut terjadi ketika Space Pioneer, perusahaan yang bertanggung jawab atas peluncuran, secara tidak sengaja menyalakan mesin roket saat kendaraan tersebut masih terhubung dengan peluncur.

    Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang pabrik senjata Israel berhasil dirudal Mujahidin adalah salah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Yudho Ardi

    Informasi yang menyesatkan, faktanya video tersebut merupakan beberapa video tidak berkaitan yang dijadikan satu, video awal merupakan video sebuah roket yang gagal terbang di atas pemungkinan padat di Tiongkok.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22059) [HOAKS] Vaksin AstraZeneca Mengandung Virus Mpox

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi dengan klaim yang menyatakan vaksin Covid-19 AstraZeneca mengandung virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox), yang saat ini ditetapkan sebagai darurat kesehatan global.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi vaksin AstraZeneca mengandung virus MpoX dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Selasa (20/8/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    VAKSIN ASTRAZENECA MENGANDUNG CACAR MONYET!!!!!!!!!

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir AAP Fact-Check, pakar imunologi Alexandra Spencer, yang tergabung dalam tim pengembangan vaksin AstraZeneca, menjelaskan tentang vektor virus dalam vaksin.

    "Virus merupakan vektor yang baik karena memberikan informasi tambahan kepada sistem kekebalan tubuh untuk mengindikasikan bahwa protein tersebut asing dan tubuh perlu meningkatkan respons kekebalan terhadapnya," kata Spencer.

    Ia mengatakan, vektor virus vaksin AstraZeneca menggunakan adenovirus simpanse, yang telah digunakan dalam uji klinis untuk melawan berbagai macam penyakit.

    Spencer membantah narasi yang mengeklaim adenovirus tersebut merupakan virus Mpox.

    "Adenovirus dan virus Mpox termasuk dalam kelas virus yang sama sekali berbeda," kata Spencer.

    Sementara itu, Profesor Virologi di University of Reading, Ian Jones, mengatakan kepada Reuters pada Juni 2022 bahwa adenovirus simpanse sepenuhnya berbeda dengan Mpox.

    Kemudian, Joshua Szanyi dari Melbourne School of Population and Global Health, mengatakan kepada RMIT FactLab pada Agustus 2022 bahwa adenovirus simpanse tidak terkait dengan virus yang menyebabkan cacar monyet.

    Dilansir The Guardian, Mpox sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus.

    Gejala infeksi Mpox mirip flu, yakni demam, menggigil, dan nyeri otot. Kemudian, muncul ruam berisi cairan. Ruam ini akan melepuh dan pada akhirnya membentuk koreng.

    Secara garis besar ada dua jenis Mpox, yang dikenal sebagai Clade I dan Clade II. Keduanya dapat berakibat fatal, meski secara historis clade I memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

    Sebuah cabang baru dari Clade I, Clade Ib, telah terdeteksi di bagian timur Kongo dan telah dikonfirmasi di Kenya, Rwanda dan Uganda.

    Para ilmuwan percaya bahwa varian ini berperan dalam penyebaran cepat Mpox baru-baru ini.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi vaksin AstraZeneca mengandung virus MpoX adalah hoaks.

    Sejumlah pakar virologi telah menegaskan bahwa adenovirus simpanse dalam vaksin AstraZeneca berbeda dengan virus penyebab Mpox.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22058) Cek Fakta: Klarifikasi Poster Daftar Potensi Ancaman Tsunami di Kabupaten dan Kota

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 20 Agustus 2024.
    Dalam postingannya terdapat poster beberapa kota yang berpotensi terancam tsunami lengkap dengan level, tinggi, hingga estimasi waktu.
    Akun itu menambahkan narasi "Potensi Ancaman Tsunami di Kab/Kota Besar, untuk wilayah provinsi Lampung sangat Fatal"
    Lalu benarkah postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka akun yang mengunggah pertama postingan tersebut yakni @gempa.dunia di Instagram. Poster tersebut pertama kali diunggah pada 18 Agustus 2024.
    Dalam postingan asli terdapat penjelasan dengan narasi sebagai berikut:
    "POST INI ADALAH KAJIAN POTENSI, BUKAN PREDIKSI APALAGI RAMALAN. GEMPA TIDAK BISA DIPREDIKSI WAKTU KEJADIANNYA.
    Indonesia merupakan negara yang secara geodinamika sangat aktif. Terbukti dengan banyaknya ancaman gempa besar yang mengintai. Hari ini kita akan membahas mengenai ancaman gempa dan tsunami dari 2 zona megathrust paling terkenal di Indonesia, yakni Mentawai-Siberut dan Selat Sunda.
    Walaupun ancaman gempa besar cukup menakutkan, namun masyarakat diharap untuk tidak panik dengan melakukan tindakan antisipasi dini seperti memperbaiki struktur rumah agar tahan gempa, mengatur ulang tata letak rumah agar barang mudah jatuh dan pecah belah tidak menganggu jalannya evakuasi saat gempa, serta mulai merencanakan jalur evakuasi tsunami saat terjadi gempa besar. Apa yang kita persiapkan di masa sekarang, akan sangat menentukan seberapa besar dampak gempa besar di masa yang akan datang."
    Selain itu Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari akun tersebut melalui pesan langsung atau DM.
    "Informasi dalam postingan ini bukan prediksi waktu kejadian gempa karena memang gempa tidak pernah dapat diprediksi. Kami hanya membuat permodelan tsunami menggunakan Model Guncangan terbaru GEM 2023, Permodelan Guncangan Korban Jiwa Akibat Guncangan dengan InaSAFE dan Permodelan Tsunami menggunakan TsunAWI," bunyi pernyataan @gempa.dunia.
    "Kami buat potensi ini agar masyarakat mempersiapkan diri (bukan mengungsi) seperti mengecek infrastruktur tsunami, mengecek struktur rumah, lingkungan sekitar, bahkan tanah dan batuan di bawah rumah tempat mereka tinggal."
    Selain itu kami juga meminta penjelasan BMKG dari poster yang beredar viral tersebut.
    "Kalau tinggi dan estimasi waktu tsunami memang bisa dibuat modelnya. Yang tidak bisa kita tahu adalah kapan waktu gempa itu terjadi," ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono saat dihubungi Kamis (22/8/2024).
    "Namun yang pasti informasi yang beredar tersebut bukan berasal dari BMKG," katanya menambahkan.
    Sebelumnya Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan terkait rilis yang diunggah BMKG mengenai “Gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu”.
    Daryono menyampaikan, makna dari kalimat “tinggal menunggu waktu” muncul lantaran Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memang dalam kondisi geografis yang dapat memicu gempa besar, namun belum juga terjadi dalam kurun waktu ratusan tahun.
    "Tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat. Dikatakan tinggal menunggu waktu disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi,” tutur Daryono dalam artikel Liputan6.com berjudul "Soal Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, BMKG: Bukan Berarti Dalam Waktu Dekat".
    Daryono mengulas, pembahasan mengenai potensi gempa di Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukan hal baru. Pasalnya, kondisi tersebut sudah lama dibicarakan, bahkan sejak sebelum terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada 2004 lalu.
    "Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini atau warning yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian," ujarnya.
    "Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar atau seismic gap, yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," Daryono menambahkan.

    Kesimpulan


    Postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota telah diklarifikasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22057) Keliru, Konten yang Diklaim Sebagai Pernyataan Warga Dayak tentang Paskibraka Lepas Hijab

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/08/2024

    Berita



    Potongan gambar yang memperlihatkan judul berita dengan klaim pernyataan warga Dayak tentang peserta Paskibraka lepas hijab, beredar di Threads [ arsip ] pada 20 Agustus 2024. 

    Tangkapan layar berita itu berjudul “Warga Dayak Sebut: Peserta Putri Paskibraka Hanya Melepas Jilbab, Bukan Lepas Celana, Jadi Tak Usah Diperdebatkan”, dilengkapi dengan foto dua perempuan mengenakan baju adat Dayak.



    Sejak diunggah konten tersebut mendapat komentar 429 pengguna Threads, disukai 337 kali, 3 kali repost dan 13 kali di share ulang. Namun, benarkah warga Dayak mengeluarkan pernyataan soal Paskibraka yang lepas hijab?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil penelusuran Tempo, tangkapan layar tersebut telah disunting pada bagian judul berita. Berita aslinya tidak berisi pernyataan warga Dayak tentang peserta Paskibraka lepas hijab. 

    Berita aslinya dipublikasikan pada 15 Juni 2014 silam, bukan 15 Agustus 2014 seperti yang tertera. Berita tersebut ditayangkan pada kolom Editorial Tribun News berjudul “Warga Dayak Dukung Jokowi-JK”, yang berisi kompilasi foto-foto pendukung Jokowi-JK memakai seragam tradisional, termasuk baju tradisional Dayak.



    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut: Perwakilan warga Dayak Kalimantan berpakaian tradisional menunjukkan keahliannya saat acara car free day di sekitar bundaran HI Jakarta Pusat untuk dukungan pasangan Jokowi-JK, Minggu (15/6/2014). Warga Dayak menilai pasangan Jokowi-JK dapat menjaga kebhinekaan yang ada di Indonesia.

    Polemik Lepas Hijab

    Pro dan kontra keharusan melepas hijab anggota Paskibraka terjadi menjelang upacara hari ulang tahun Kemerdekaan RI ke-79 yang akan digelar Sabtu, 17 Agustus 2024, di Ibu Kota Nusantara.

    Dalam arsip Tempo dijelaskan, awal pro kontra ini menyeruak setelah Presiden Jokowi mengukuhkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Pusat Tahun 2024 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa, 13 Agustus 2024.

    Setelah pengukuhan, Presiden dan anggota Paskibraka foto bersama. Belasan anggota perempuan yang biasa menggunakan hijab, tampak tak mengenakannya. Foto ini memunculkan kabar adanya larangan bagi anggota Paskibraka perempuan menggunakan hijab.

    Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menjelaskan bahwasanya pelepasan hijab sejumlah anggota Paskibraka 2024 bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai keseragaman dalam pengibaran bendera.

    Pada tahun-tahun sebelumnya, anggota Paskibraka diperbolehkan menggunakan hijab dalam upacara pengukuhan maupun pengibaran bendera pada 17 Agustus.

    Namun keputusan BPIP itu menuai kecaman dari warganet dan pemerhati keberagaman. Setelah kritik publik tersebut kemudian, Paskibraka putri tetap menggunakan jilbab saat bertugas dalam upacara peringatan HUT Ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, pada 17 Agustus 2024.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim warga Dayak mengeluarkan pernyataan soal Paskibraka lepas hijab, adalah keliru.

    Pasalnya, narasi pada potongan gambar yang diunggah itu adalah hasil editan, terutama judul dan bulan penerbitan berbeda. Berita ini sudah dipublikasikan pada 15 Juni 2014 silam, bukan 15 Agustus 2014.

    Judul aslinya adalah warga Dayak mendukung Jokowi-JK.

    Rujukan