(GFD-2022-9198) Keliru, Covid-19 Datang dan Meningkat Hanya di Momen Ibadah Umat Islam
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 15/02/2022
Berita
Narasi yang mengaitkan bahwa melonjaknya kasus Covid-19 terjadi di hari besar keagamaan umat Muslim, beredar di Facebook. Salah satu akun membagikan enam foto perayaan agama di Indonesia.
Teks dalam foto-foto itu memuat narasi bahwa virus penyebab Covid-19 hanya datang jelang ibadah umat Muslim.
“Natal aman, Nyepi aman, Waisak aman, Imlek aman. Tiba-tiba puasa meningkat merah, Idul fitri meningkat hitam, Idul Adha meningkat lagi. Lu virus apa iblis, datangnya pas mau ibadah umat Islam aje,” tulis teks dalam foto-foto tersebut.
Unggahan itu menjadi viral dan telah dibagikan 1,3 ribu kali hingga 15 Februari 2022.
Tangkapan layar unggahan dengan klaim Covid-19 hanya datang di momen Ibadah Umat Islam
Hasil Cek Fakta
Penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 tidak terkait dengan ibadah agama tertentu. Data pada tahun 2020 dan 2021 menunjukkan bahwa puncak kasus tidak terjadi jelang atau saat ibadah umat Muslim.
Tahun 2020
Pada 2020 atau tahun pertama pandemi, sesuai data situasi Covid-19 di laman Kementerian Kesehatan menunjukkan, kasus harian meningkat signifikan mulai 22 September 2020 dengan 4.071 kasus terkonfirmasi, dibandingkan hari-hari sebelumnya yang mencapai 3 ribuan kasus.
Kasus kembali meningkat mencapai di atas 5 ribu kasus per hari pada 25 November 2020 dan terus meningkat mencapai 8 ribu kasus pada 31 Desember 2020.
Pada tahun 2020, puasa Ramadhan dimulai pada akhir April dan Lebaran pada 22 Mei 2020. Meski begitu, himbauan untuk beribadah di rumah tidak hanya ditujukan untuk umat muslim, melainkan juga seluruh agama.
Dikutip dari CNNIndonesia, pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha saat itu meminta kepada masing-masing umat beragama di Indonesia untuk beribadah di rumah masing-masing dalam keadaan darurat sebagai upaya menekan penyebaran pandemi virus corona SARS-COV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Grafis kasus harian Covid-19. Sumber: Kemenkes
Tahun 2021
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 pada 2021, terjadi pada akhir Juni hingga awal September, sebagaimana grafik situasi Covid-19 di laman Kementerian Kesehatan. Di akhir Juni, jumlah kasus mencapai angka 20 ribuan, dan mencapai puncak pada 15 Juli dengan 56.757 kasus. Gelombang kedua Covid-19 tersebut karena munculnya varian delta.
Pada tahun 2021, puasa Ramadhan dimulai pada 13 April dan Idul Fitri pada 13 Mei 2021. Jadwal ibadah dan perayaan Idul Fitri ini tidak terjadi saat puncak Covid-19.
Tahun 2022
Kasus harian Covid-19 di atas 30 ribu kasus pada 4 Februari dan mencapai 55.209 kasus pada 9 Februari. Peningkatan kasus Covid-19 ini salah satunya karena muncul varian Omicron yang lebih menular dibandingkan varian Delta.
Belum diketahui pasti seberapa banyak peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan kapan gelombang ketiga akan terjadi pada tahun ini.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, narasi yang menyebut bahwa Covid-19 hanya meningkat saat ibadah umat Islam adalah keliru. Berdasarkan data kasus tahun 2020 dan 2021, puncak kasus Covid-19 tidak terjadi pada masa ibadah umat Islam.
Penyebaran Covid-19 selama ini tidak berkaitan dengan agama tertentu. Menjaga jarak sosial, termasuk saat beribadah oleh semua pemeluk agama, adalah bagian untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
(GFD-2022-9197) [SALAH] Ular Mampu Memprediksi Gempa
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 15/02/2022
Berita
“Fakta Unik di Penjuru Dunia
Ular mampu memprediksi gempa meskipun berjarak 75 mil dari lokasi dan 5 hari sebelum gempa itu terjadi”
Ular mampu memprediksi gempa meskipun berjarak 75 mil dari lokasi dan 5 hari sebelum gempa itu terjadi”
Hasil Cek Fakta
Akun Instagram dengan nama pengguna “diferensia.co” mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa ular dapat memprediksi gempa 5 hari sebelum gempa terjadi dan dapat memprediksi dalam jarak 75 mil dari lokasi terjadinya gempa.
Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada informasi yang kredibel bahwa ular dapat memprediksi gempa. Faktanya, hingga kini belum ditemukan alat dan metode yang mampu memprediksi gempa secara spesifik dengan waktu, lokasi, dan magnitud gempa yang akan terjadi.
Lebih lanjut, melansir dari JSTOR Daily, hewan memang memiliki kemungkinan untuk merasakan gempa foreshock, atau gempa yang dirasakan sebelum gempa utama terjadi, tetapi gempa foreshock umumnya juga telah terdeteksi oleh alat seismograf.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “diferensia.co” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada informasi yang kredibel bahwa ular dapat memprediksi gempa. Faktanya, hingga kini belum ditemukan alat dan metode yang mampu memprediksi gempa secara spesifik dengan waktu, lokasi, dan magnitud gempa yang akan terjadi.
Lebih lanjut, melansir dari JSTOR Daily, hewan memang memiliki kemungkinan untuk merasakan gempa foreshock, atau gempa yang dirasakan sebelum gempa utama terjadi, tetapi gempa foreshock umumnya juga telah terdeteksi oleh alat seismograf.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “diferensia.co” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Tidak ada informasi yang kredibel bahwa ular dapat memprediksi gempa. Faktanya, hingga kini belum ditemukan alat dan metode yang mampu memprediksi gempa secara spesifik dengan waktu, lokasi, dan magnitud gempa yang akan terjadi.
Tidak ada informasi yang kredibel bahwa ular dapat memprediksi gempa. Faktanya, hingga kini belum ditemukan alat dan metode yang mampu memprediksi gempa secara spesifik dengan waktu, lokasi, dan magnitud gempa yang akan terjadi.
Rujukan
(GFD-2022-9196) [SALAH] CHEMTRALIS Semua Udah Di Rencanakan Dan Di Rancang
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 15/02/2022
Berita
Beredar sebuah postingan video yang diunggah oleh akun Facebook Ahmad Hamied pada 13 Februari 2022. Dalam video tersebut memperlihatkan sebuah pesawat terbang mengeluarkan bidikan meriam cair yang dilepaskan dari tabung yang menempel pada ekor pesawat. Akun tersebut mengklaim bahwa apa yang dikeluarkan dari pesawat tersebut adalah chemtrail dengan narasi sebagai berikut:
Narasi:
Jalur Asap Di Udara Bebas Yg Di Namakan CHEMTRALIS Semua Udah Di Rencanakan Dan Di Rancang
sebar racun chemrail dari pesawat terbang
racun chemrail
chemrail
Cheimtrail
pesawat sebar chemtrail
chemtriiils
Hoax chemtrail
Chemtrail disebar diudara
Narasi:
Jalur Asap Di Udara Bebas Yg Di Namakan CHEMTRALIS Semua Udah Di Rencanakan Dan Di Rancang
sebar racun chemrail dari pesawat terbang
racun chemrail
chemrail
Cheimtrail
pesawat sebar chemtrail
chemtriiils
Hoax chemtrail
Chemtrail disebar diudara
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran bahwa klaim penyebaran chemtrail melalui jalur udara yang disengaja adalah salah. Video tersebut adalah pesawat yang meluncurkan meriam air yang kuat serta proses pemadaman kebakaran hutan melalui jalur udara.
Dilansir dari mythdetector.ge, video tersebut pertama kali dipublikasikan pada 15 Juli 2021, oleh akun Instagram “industry”. Uraian unggahan Instagram tersebut menyebutkan bahwa video tersebut memperlihatkan pesawat militer AS Hercules C-130 yang sebagian besar digunakan untuk transportasi udara. Namun, berdasarkan situs resmi Angkatan Udara AS, pesawat ini sering digunakan untuk memadamkan kebakaran skala besar oleh Dinas Kehutanan AS.
Video tersebut merupakan gabungan dari 2 sumber yang berbeda. Pada video pertama diunggah oleh akun Facebook Georgia yaitu video asli bidikan close-up yang dengan jelas menunjukan meriam air ditembakan dari tabung yang terpasang di pesawat, dan tidak mengatakan apapun mengenai chemtrail. Pada video kedua merupakan potongan dari unggahan akun YouTube saluran UTV pada tahun 2018 yang berdurasi 11 menit, video tersebut menunjukan 13.600 liter air yang dipancarkan oleh Hercules C-130s.
Dengan demikian, video yang diduga sebagai penyebaran chemtaril melalui jalur udara adalah salah, dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Dilansir dari mythdetector.ge, video tersebut pertama kali dipublikasikan pada 15 Juli 2021, oleh akun Instagram “industry”. Uraian unggahan Instagram tersebut menyebutkan bahwa video tersebut memperlihatkan pesawat militer AS Hercules C-130 yang sebagian besar digunakan untuk transportasi udara. Namun, berdasarkan situs resmi Angkatan Udara AS, pesawat ini sering digunakan untuk memadamkan kebakaran skala besar oleh Dinas Kehutanan AS.
Video tersebut merupakan gabungan dari 2 sumber yang berbeda. Pada video pertama diunggah oleh akun Facebook Georgia yaitu video asli bidikan close-up yang dengan jelas menunjukan meriam air ditembakan dari tabung yang terpasang di pesawat, dan tidak mengatakan apapun mengenai chemtrail. Pada video kedua merupakan potongan dari unggahan akun YouTube saluran UTV pada tahun 2018 yang berdurasi 11 menit, video tersebut menunjukan 13.600 liter air yang dipancarkan oleh Hercules C-130s.
Dengan demikian, video yang diduga sebagai penyebaran chemtaril melalui jalur udara adalah salah, dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.
Bukan penyebaran chemtrail, video tersebut merupakan gabungan dari 2 sumber yang berbeda. Video pertama adalah peluncuran meriam air dari tabung pesawat, serta video kedua merupakan air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Amerika Serikat melalui jalur udara.
Bukan penyebaran chemtrail, video tersebut merupakan gabungan dari 2 sumber yang berbeda. Video pertama adalah peluncuran meriam air dari tabung pesawat, serta video kedua merupakan air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Amerika Serikat melalui jalur udara.
Rujukan
- https://mythdetector.ge/en/what-is-the-chemtrail-conspiracy-and-is-the-spanish-sky-poisoned-with-chemicals/
- https://www.youtube.com/watch?v=cndIdMswz8k
- https://turnbackhoax.id/2021/11/24/salah-penampakan-chemtrails-di-depok-cirebon-sumedang-indramayu-semarang-brebes-hingga-aceh/
- https://turnbackhoax.id/2021/07/19/salah-chemtrails-penyebar-virus-penyakit-muncul-di-langit-pantura/
(GFD-2022-9195) [SALAH] Terlihat Korban Covid-19 Tergeletak di Jalanan Ternyata Hanya Akting Belaka
Sumber: Telegram.comTanggal publish: 15/02/2022
Berita
*video memperlihatkan orang-orang tergeletak di jalanan seperti korban meninggal
Ingat,,bulan depan akan memasuki masa² Ibadah umat Islam yang sangat dinanti.
Maka akan banyak strategi para Sales Coped untuk membatasi pergerakan umat Islam untuk beribadah.
Ingat,,bulan depan akan memasuki masa² Ibadah umat Islam yang sangat dinanti.
Maka akan banyak strategi para Sales Coped untuk membatasi pergerakan umat Islam untuk beribadah.
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Telegram oleh akun bernama congor_istana, memperlihatkan sebuah video. Dalam cuplikan video salah seorang bangun dari posisi tidur dan kemudian ada temannya yang menolong untuk membantu memasangkan kembali penutup mayat.
Akun congor_istana lantas menganggap video tersebut adalah akting orang-orang yang berusaha pura-pura meninggal karena COVID-19, dengan tujuan untuk menakuti masyarakat.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, kejadian dalam video tidak ada hubungannya dengan pandemi Covid-19. Video asli ditemukan di channel berita “oe24”, dengan judul berita “Wien: Demo gegen Klimapolitik” (terjemahan: Vienna: Demo Menentang Kebijakan Perubahan Iklim).
Dapat diketahui aksi itu berkaitan dengan demo penentangan kebijakan perubahan iklim di Vienna, Austria. Memang benar aksi tergeletak di jalanan layaknya orang meninggal hanya akting/rekayasa, namun sama sekali tidak ada hubungannya dengan Covid-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim akun congor_istana adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.
Akun congor_istana lantas menganggap video tersebut adalah akting orang-orang yang berusaha pura-pura meninggal karena COVID-19, dengan tujuan untuk menakuti masyarakat.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, kejadian dalam video tidak ada hubungannya dengan pandemi Covid-19. Video asli ditemukan di channel berita “oe24”, dengan judul berita “Wien: Demo gegen Klimapolitik” (terjemahan: Vienna: Demo Menentang Kebijakan Perubahan Iklim).
Dapat diketahui aksi itu berkaitan dengan demo penentangan kebijakan perubahan iklim di Vienna, Austria. Memang benar aksi tergeletak di jalanan layaknya orang meninggal hanya akting/rekayasa, namun sama sekali tidak ada hubungannya dengan Covid-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim akun congor_istana adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR.
Tidak ada hubungannya dengan Covid-19. Orang-orang yang tergeletak di jalanan dan terlihat seperti meninggal adalah aksi unjuk rasa untuk menentang kebijakan perubahan iklim di Vienna, Austria.
Tidak ada hubungannya dengan Covid-19. Orang-orang yang tergeletak di jalanan dan terlihat seperti meninggal adalah aksi unjuk rasa untuk menentang kebijakan perubahan iklim di Vienna, Austria.
Rujukan
Halaman: 3915/5630