• (GFD-2022-9202) Keliru, Video yang Diklaim Pelecehan Perempuan Muslim di India

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/02/2022

    Berita


    Video dengan narasi pelecehan perempuan Muslim di India, menjadi viral di Twitter, 12 Februari 2022. Video berdurasi 30 detik, itu memperlihat sejumlah pria menyiram beberapa perempuan yang memakai burqa berbaju hitam.
    “Saudari kita secara terbuka dilecehkan di negara ini,” demikian tulis akun yang membagikan video yang telah dibagikan lebih dari 1.900 kali itu. 
    Video itu mendapatkan 470 komentar. Beberapa komentar menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di India, seperti komentar-komentar berikut:
    “India is stupid country ! selain keterbelakangan karena sekat kasta, masyarakatnya yg jorok, jamet, rasis pula benar2 tidak ada yg bisa dibanggakan dari negara ini.”
    “Hindu india adalah teroris yg paling nyata dan manusia paling biadab dan paling brutal.”
    Tangkapan layar unggahan video yang diklaim pelecehan perempuan Muslim di India

    Hasil Cek Fakta


    Tempo mendapatkan video tersebut pernah dipublikasikan oleh salah satu akun berbahasa Tamil di Facebook pada 24 Februari 2019. Akun tersebut memberikan keterangan, bahwa video itu adalah bagian kegiatan perpeloncoan mahasiswa baru di Eastern University of Sri Lanka
    Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta News Checker India, video tersebut dimuat di beberapa media di Srilanka, yang menyebut video itu adalah peristiwa perpeloncoan mahasiswa baru di universitas tersebut.  
    Dikutip dari hasil pemeriksaan fakta AFP, Seorang jurnalis dari biro Kolombo AFP menganalisis rekaman itu dan menemukan bahwa orang-orang dalam klip menyesatkan itu terdengar berbicara bahasa Tamil Sri Lanka.
    Pada satu titik dalam video, seseorang terdengar meminta teman-teman mereka untuk memercikkan air ke arah mereka, mengatakan: "Ambil dan percikkan."
    Video tersebut juga mendapat liputan dari Puthithu, sebuah situs berita yang dijalankan oleh warga Tamil Sri Lanka yang tinggal di luar negeri, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 24 Februari 2019.
    Situs berita itu mengatakan telah mengkonfirmasi dengan mahasiswa Universitas Timur bahwa video itu direkam di kampus mereka.
    Diterjemahkan dari bahasa Tamil, tajuk utama laporan Puthithu berbunyi: “Condemnation of attacks against eastern uni female students.”
    Versi terjemahan dari artikel tersebut sebagian berbunyi: “Sebuah video sejumlah besar siswa perempuan dikejar oleh beberapa siswa laki-laki dan menyiram mereka dengan air telah menjadi viral di Facebook. Para mahasiswa senior universitas telah berperilaku seperti ini terhadap mahasiswa baru, kata mereka yang menulis tentang video tersebut. Puthithu telah mengkonfirmasi dengan mahasiswa Universitas Timur bahwa insiden itu terjadi di Universitas Timur di Vantharumoolai, di Sri Lanka timur.”

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta di atas, video yang diklaim pelecehan terhadap perempuan Muslim di India adalah keliru. Isi video itu menunjukkan kegiatan penerimaan mahasiswa baru di Universitas Timur di Vantharumoolai, Srilanka. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2022-9201) Keliru, NeoCov Merupakan Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Afrika Selatan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/02/2022

    Berita


    Klaim bahwa varian baru Covid-19 telah ditemukan di Afrika Selatan beredar di media sosial. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa varian baru Covid-19 tersebut bernama NeoCov.
    Di Facebook, klaim tersebut dibagikan akun ini pada 28 Januari 2022. Akun inipun menuliskan narasi, “Di afrika selatan baru ditemukan varian terbaru dari covid19.. NeoCov.. siap2 vaksin ke4 bakal dirilis lagi..”
    Apa benar NeoCov Merupakan varian baru Covid-19 yang ditemukan Afrika Selatan?
    Tangkapan layar unggahan dengan yang mengklaim NeoCov Merupakan Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Afrika Selatan

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri informasi tersebut di mesin pencari Google dengan menggunakan kata kunci “NeoCov”. Hasilnya, NeoCov bukanlah varian baru Covid-19.
    Mengutip CNN Indonesia, peneliti China menemukan virus baru Neoromicia Capensis atau dikenal sebagai Neocov. Para ilmuwan pertama kali menemukan Neocov di antara kelelawar yang hidup di Afrika Selatan.
    Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa Neocov bukanlah merupakan varian baru coronavirus diseases (covid-19) yang menyebabkan pandemi. Virus ini justru merupakan kerabat dekat dari virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
    Sebagai informasi, MERS merupakan virus yang merebak di Arab Saudi pada 2012. Virus ini menyebabkan demam, batuk, hingga gangguan pernapasan.
    Dilansir dari CNBC Indonesia, laporan jurnal BioRxiv, peneliti Universitas Wuhan dan Institut Biofisika Akademi Ilmu Pengetahuan China menyebut virus ini bukan varian baru corona. Bahkan NeoCov disebut sudah ada sejak lama.
    NeoCov dikatakan berhubungan dengan wabah MERS-CoV tahun 2012 dan 2015. Dilaporkan juga mirip seperti SARS-CoV-2. "MERS-CoV telah diidentifikasi di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari Independent.
    Pada penelitian terbaru, ilmuwan di Wuhan mengingatkan NeoCov bisa menyebabkan masalah jika ditransfer dari kelelawar ke manusia.
    Virus ini nampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang ditargetkan untuk virus Covid-19 atau MERS-Cov. Namun hingga sekarang belum ada bukti atau indikasi seberapa menular atau fatalnya NeoCov.
    "Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick.
    "(Studi) awal menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan NeoCoV sangat tidak efisien. Apa yang disoroti ini, bagaimanapun, adalah perlunya waspada tentang penyebaran infeksi virus corona dari hewan (terutama kelelawar) ke manusia. Ini adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan".
    Berdasarkan arsip berita Tempo, mantan Direktur Penyakit Menular World Health Organization atau WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, setidaknya ada lima informasi penting yang perlu diketahui tentang apa itu NeoCoV.
    Pertama, temuan virus itu baru berdasarkan analisa di laporan artikel. "Sejauh ini belum menginfeksi manusia," kata Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 Januari 2022.
    Kedua, dalam artikel itu tersebut, NeoCoV yang berpotensi bermutasi kemungkinan dapat menimbulkan masalah pada manusia. "Artinya sekarang belum bermutasi dan belum tentu akan bermutasi lagi atau tidak," kata Tjandra Yoga yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI. "Bisa saja virus itu tetap seperti sekarang dan tidak bermutasi lagi."
    Ketiga, Tjandra Yoga Aditama melanjutkan, ada teori yang menyatakan, karena NeoCoV adalah virus Corona seperti juga penyebab MERS CoV dan pemicu Covid-19, maka orang dapat beranggapan jika nanti NeoCoV bermutasi, bisa jadi penularannya akan seperti Covid-19 dan fatalitasnya menyerupai MERS CoV. "Hanya saja, ini kalau NeoCoV bermutasi ke arah itu. Namun bisa saja mutasinya ke arah lain lagi," ujarnya.
    Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, banyak kemungkinan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk tentang virus. Keempat, dia menjelaskan, mungkin saja NeoCoV yang disampaikan para ilmuan Cina itu, saat ini tidak bermutasi ke arah yang membahayakan manusia manusia. "Kapaupun menyerang manusia, maka bisa saja seperti yang dikawatirkan dan bisa juga tidak seperti itu," ujarnya.
    Kelima, lantas apa yang perlu dilakukan sekarang? Tjandra Yoga Aditama mengatakan, para ahli tentu terus memantau perkembangan NeoCoV dan masyarakat dapat mengikuti perkembangan ilmiah dari sumber yang valid atau kredibel. "Perlu juga diketahui, mungkin saja ada virus-virus jenis baru dari waktu ke waktu dan ini sudah terjadi sejak dulu. Karena sekarang sedang pandemi Covid-19, maka semua orang memberi perhatian penuh dalam hal ini," katanya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa varian baru Covid-19 bernama NeoCov ditemukan di Afrika Selatan,keliru. Neoromicia Capensis atau dikenal sebagai NeoCov memang pertama kali ditemukan para peneliti di antara kelelawar yang hidup di Afrika Selatan.
    Namun, NeoCov bukanlah varian baru Covid-19. NeoCov merupakan kerabat dekat dari virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang telah ditemukan pada tahun 2012 di Timur Tengah.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2022-9200) [SALAH] “Astagfirullah, Begini Perlakuan Terhadap Wanita Berhijab di India”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 16/02/2022

    Berita

    “Astagfirullah, Begini Perlakuan Terhadap Wanita Berhijab di India

    Dalam video terlihat Wanita berhijab berlari saat disiram air oleh beberapa laki-laki.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Faceboook dengan nama pengguna “Mohammad Ramdani Praja” (https://www.facebook.com/mohammad.ramdani.56) mengunggah sebuah video sekelompok perempuan yang menggunakan hijab tengah berlari dan disiram air oleh beberapa laki-laki. Dalam video tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di India.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak menunjukkan peristiwa yang terjadi di India, melainkan merupakan dokumentasi aksi perpeloncoan yang dilakukan di Universitas Eastern, Sri Lanka.

    Melansir dari media asal Sri Lanka Puthithu, video tersebut telah beredar sejak tahun 2019. Wakil Rektor Universitas Eastern, Profesor F.C. Raquel menegaskan bahwa aksi tersebut bukan merupakan aksi diskriminasi dan rasisme, melainkan merupakan aksi perundungan yang akan ditindak keras oleh pihak universitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Faceboook dengan nama pengguna “Mohammad Ramdani Praja” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini

    Bukan video peristiwa yang terjadi di India. Video tersebut merupakan dokumentasi aksi perpeloncoan yang dilakukan di Universitas Eastern, Sri Lanka.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9199) [SALAH] Akun Facebook Bupati Sambas “Hsatono Ssos” Menawarkan Lolos CPNS Tanpa Tes

    Sumber: Screenshot Akun Facebook
    Tanggal publish: 15/02/2022

    Berita

    “untuk masyarakat kabupaten sambas buat
    teman2 suadara yang sudah honor 5 tahun ke
    atas yang mau ikut program pengangkatan
    PNS lolos tampa tes dan tidak seleksi lagi

    segera hub mesenger saya”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun Facebook Bupati Sambas “Hsatono Ssos”. Akun tersebut memasang foto profil Satono dengan link akun (https://www.facebook.com/profile.php?id=100077290574691). Akun Facebook ini menawarkan dapat program pengangkatan PNS bagi tenaga honorer yang sudah diatas 5 tahun tanpa tes dan seleksi.

    Melalui akun Facebook resminya Bupati Sambas “H Satono, S.Sos.I, MH” (https://www.facebook.com/satonosambas), menegaskan bahwa akun Facebook yang beredar adalah palsu. Ia juga membantah bahwa dapat mengangkat tenaga honorer menjadi PNS tanpa tes dan seleksi karena itu bukan kewenangan beliau. Satono juga mengatakan bahwa masyarakat jangan sampai ada yang tertipu, apalagi sampai mengirimkan uang. Di dalam postingan ini Satono juga menyampaikan bahwa akun sosial media dirinya yang resmi adalah (https://www.facebook.com/satonosambas) dan
    (https://instagram.com/bang_haji_satono?utm_medium=copy_link)

    “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Saya Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I M.H, ijinkan saya menyampaikan klarifikasi dan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap akun Facebook palsu yang mengatasnamakan diri saya.
    Akun tersebut baru dibuat dan berisi foto-foto yang dicomot dari beberapa sumber lain di media sosial. Lebih parahnya lagi akun tersebut berupaya melakukan penipuan dengan mengunggah sebuah status yang menawarkan bisa lulus tes CPNS tanpa tes.
    Saya pastikan itu tidak benar, saya tidak pernah menawarkan lulus CPNS tanpa tes, karena memang tidak bisa. Jangan sampai ada masyarakat yang tertipu, apalagi sampai mengirimkan uang.
    Akun palsu tersebut bernama Hsatono Ssos
    Link Facebook: https://www.facebook.com/profile.php?id=100077290574691
    Saya memiliki akun media sosial resmi yakni Facebook: https://www.facebook.com/satonosambas
    Instagram:
    https://instagram.com/bang_haji_satono?utm_medium=copy_link
    Sekian pernyataan resmi ini saya sampaikan untuk disebarluaskan.
    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”, tulis H. Satono, S.Sos.I M.H di akun Facebooknya pada (29/01/22).

    Dari penelusuran di atas, akun Facebook “Hsatono Ssos” masuk kategori Konten Tiruan atau Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.

    Akun palsu. Dikonfirmasi melalui akun Facebook resmi bupati Sambas sendiri, H. Satono, S.Sos.I M.H (www.facebook.com/satonosambas) yang menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menawarkan lulus CPNS tanpa tes dan akun yang beredar bukan miliknya. Satono juga mengimbau masyarakat agar jangan tertipu, apalagi sampai mengirimkan uang.

    Rujukan