• (GFD-2022-10771) [SALAH] Video Penimbunan Saluran Air dengan Karung Pasir

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 21/10/2022

    Berita

    Akun Twitter dengan nama pengguna “HabibMu50362599” mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekelompok orang tengah menurunkan karung-karung pasir ke dalam sebuah lubang. Video tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa lubang yang ditimbun oleh karung pasir merupakan saluran air.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, Hari Nugroho telah menjelaskan pada tahun 2020 lalu bahwa lubang dalam video tersebut bukan merupakan saluran air, melainkan manhole saluran utilitas. Manhole saluran utilitas sendiri memang perlu ditutup menggunakan karung pasir untuk menahan beban berat.

    Narasi serupa pernah beredar pada Februari 2020 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] “sabobase kelakuan kubu sebelah” yang diunggah pada 26 Februari 2020.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “HabibMu50362599” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Hoaks lama yang kembali beredar. Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta telah menjelaskan bahwa lubang dalam video tersebut bukan merupakan saluran air, melainkan merupakan manhole saluran utilitas yang perlu ditutup menggunakan karung pasir untuk menahan beban berat.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10770) Keliru, Daftar Obat yang Ditarik BPOM Karena Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/10/2022

    Berita


    Sebuah laman Facebook mengunggah foto dengan keterangan “Daftar obat yang ditarik karena kasus gagal ginjal pada anak-anak”.
    Video ini memperlihatkan sebuah tangkapan layar daftar obat-obatan cair atau sirup dari berbagai merek.
    Video ini diunggah pada tanggal 20 Oktober 2022 dengan. Sampai tulisan ini dibuat, sudah dibagikan 24 kali oleh pengguna Facebook.
    Tangkapan layar unggahan foto yang beredar di Facebook
    Benarkah foto tersebut? Berikut hasil pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan daftar obat sirup yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang beredar di Indonesia. 
    BPOM menemukan lima obat sirup yang beredar di pasar Indonesia mengandung etilen glikol melewati ambang batas aman. Batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. 
    Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginstruksikan  untuk sementara waktu agar tidak mengkonsumsi obat sirup. Temuan kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) misterius ini berimbas pada anak-anak. 
    Instruksi tersebut dituangkan dalam surat edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak.
    Tim Cek Fakta Tempo melakukan verifikasi narasi foto ini dengan menelusuri sumber-sumber kredibel terutama pernyataan pemerintah dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
    Klaim Daftar Obat
    Foto ini menampilkan daftar obat cair dan sirup yang  berdasarkan pantauan Tempo, beredar di pasar Indonesia. Tim Cek Fakta Tempo menemukan daftar obat-obat yang diduga menyebabkan AKI pada anak di Twitter.

    Hasilnya, pada tanggal 20 Oktober 2022, BPOM melalui siaran pers menginformasikan hasil pengawasan terhadap sirup obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
    Sumber: laman resmi BPOM
    BPOM telah melakukan uji sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG pada tanggal 19 Oktober 2022. Hasilnya sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. 
    Empat bahan tersebut bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat. Namun berdasarkan farmakope dan standar baku nasional ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
    Adapun 5 (lima) sirup obat yang menunjukkan kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman antara lain:
    BPOM juga mengatakan hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut
    Kejadian ginjal akut, selain karena penggunaan obat, juga diakibatkan beberapa faktor seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19.
    Dilansir Tempo, mengutip Britannica, etilen glikol juga disebut etana-1,2-diol. Etilen glikol berwujud cairan bening, tak berwarna, seperti sirup kental. Cairan ini tidak berbau dan rasanya manis. Etilen glikol senyawa yang antara lain digunakan industri tinta bantalan stempel, pulpen, cat, plastik.
    Sementara menurut Centers for Disease Control and Prevention, etilen glikol terurai menjadi senyawa beracun jika masuk ke dalam tubuh. Etilen glikol mempengaruhi sistem saraf pusat, kemudian jantung, dan akhirnya ginjal. Menelan cukup banyak etilen glikol dapat menyebabkan kematian. 
    Imbauan untuk Masyarakat
    Dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan RI, sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (AKI) pada anak di bawah usia 5 tahun.
    Dilansir Kompas TV, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan penambahan kasus gagal ginjal akut anak di Indonesia. Dikutip dari data Kementerian Kesehatan, per 20 Oktober 2022 total terdapat 241 anak yang terkena gagal ginjal akut tersebut dan 133 orang di antaranya meninggal dunia di 22 provinsi.
    "Kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut atau AKI di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat, 21 Oktober 2022.
    Sumber: laman resmi Kementerian Kesehatan RI
    Untuk mengatasi kasus ini, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup. Seluruh apotek diinstruksikan untuk  tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
    Semantara itu, BPOM mengimbau masyarakat untuk waspada dan memperhatikan hal berikut:
    1. Membeli dan memperoleh obat hanya di sarana resmi, yaitu Apotek, Toko Obat, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
    2. Membeli obat secara online dapat dilakukan hanya di apotek yang telah memiliki izin Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF).
    3. BPOM secara berkesinambungan melaksanakan patroli siber (cyber patrol) pada platform situs, media sosial, dan e-commerce untuk menelusuri dan mencegah peredaran obat ilegal.
    4. Menerapkan Cek KLIK, yaitu Cek Kemasan dalam kondisi baik, Cek Label, Izin Edar, dan Kadaluarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, foto daftar obat yang ditarik karena kasus gagal ginjal pada anak-anak adalah keliru.
    BPOM sebagai otoritas pengawasan obat hanya merilis temuan lima sirup obat yang kandungan cemaran etilen glikol melebihi ambang batas aman. 
    Sementara itu, Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan apotek dan petugas medis pada pelayanan kesehatan untuk tidak menjual dan memberikan obat dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10769) Cek Fakta: Hoaks Informasi TikTok Bagikan Hadiah Mobil hingga Uang Rp 75 juta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 21/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim TikTok Indonesia membagikan hadiah mobil hingga uang Rp 75 juta, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Klaim TikTok Indonesia membagikan hadiah mobil hingga uang Rp 75 juta berupa tulisan yang menyatakan nomor WhatApp pengguna mendapatkan hadiah dari TikTok Indonesia, untuk mengambil hadiah tersebut penerima pesan diarahkan untuk mengklik tautan yang tertera dalam pesan tersebut.
    Berikut tulisannya.
    "------ INFO RESMI -------
    Selamat No WhatsAppAnda Mdptkan Hadiah dr TIKTOK INDONESIA ID
    Cara pengambilan
    Hadiah Cek dilink:
    Bit.ly/TIK-TOKCASH-INDONESIA"
    Ketika tautan tersebut diklik maka mengarah pada halaman situ yang berisi informasi sebagai berikut.
    "GIVE AWAY TIKTOK CASH
    GALERY PEMENANG HADIAH GIVE AWAY TIKTOK CASH
    Disampaikan Kepada Saudara(i) Pemenang yang beruntung mendapatkan Pesan Resmi Undian TIKTOK CASH disertai dengan KODE ID PEMENANG Yang mencantumkan alamat Situs Resmi kami:https://bit.ly/TIK-TOKCASH-INDONESIABerarti Sah selaku pemenang Resmi Hadiah langsung dari TIKTOK CASHSELAMAT... Kepada Para Pemenang Yang beruntung Di Tahun 2022. Silahkan Anda Cocokkan KODE ID PEMENANG Yang Telah Anda Terima melalui Via Pesan Whatsapp Dari TIKTOK CASH Dengan Hadiah Yang Sudah Terterah Di Bawah ini.Jika ada Kesamaan anda Segera Konfirmasi atau Menghubungi Melalui Nomor Yang Telah Tercantum Di Situs ini."
    Dalam halaman situs tersebut juga menyertakan hadiah yang bisa didapat mulai dari mobil, motor hingga uang Rp 75 juta.
    Penerima pesan pun diarahkan untuk melakukan verikfikasi pin pemenang.
    Benarkah informasi TikTok Indonesia membagikan hadiah mobil hingga uang Rp 75 juta? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi TikTok Indonesia membagikan hadiah mobil hingga uang Rp 75 juta, dengan menghubungi pihak TikTok Indonesia. Juru bicara TikTok menyatakan informasi tersebut hoaks.
    Menurutnya muncul informasi palsu pembagian hadiah yang dibagikan sejumlah oknum yang mengaku sebagai karyawan TikTok 
    "Ada beberapa oknum yang bahkan mengaku-ngaku sebagai karyawan TikTok," ucapnya.
    Juru bicara TikTok pun membagikan unggahan akun resmi intagram TikTok Indonesia @tiktokofficialindonesia yang menyebutkan informasi sebagai berikut.
    "Perhatian!
    Halo Komunitas TikTok!
    Mohon berhati-hati dengan segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan TikTok maupun karyawan TikTok. TikTok tidak akan perna meminta kamu untuk melakukan transfer maupun membagikan data pribadimu tanpa seizin kamu ya!.
    Di TikTok, keamanan pengguna dan komunitas adalah proritas utama kami. Informasi resmi dari TikTok hanya akan dilakukan / dibagikan melalui jalur komunikasi resmi dari TikTok Indonesia.
    Tetap waspada dan teliti agar terhindar dari upaya penipuan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
    Jaga diri dan jaga komunitas kita ya!"
     
    Sumber:https://www.instagram.com/p/Ch1cTsnI1Hu/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com informasi TikTok Indonesia membagikan hadiah mobil hingga uang Rp 75 juta adalah hoaks.Informasi resmi dari TikTok hanya akan dilakukan atau dibagikan melalui jalur komunikasi resmi dari TikTok Indonesia.
     
  • (GFD-2022-10768) Sebagian Benar, Penampakan Hiu Berjumbai di Jepang Tahun 2007

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/10/2022

    Berita


    Sebuah akun Instagram mengunggah video mengenai penampakan hiu berjumbai di Jepang pada tahun 2007.
    Pada bagian keterangan dituliskan “Seperti inilah penampakan hiu berjumbai (frilled shark). Hiu ini adalah penghuni laut dengan kedalaman 600-1000 meter, dan dijuluki fosil hidup karena bentuknya mirip hiu zaman prasejarah”.
    Video ini juga menambahkan informasi bahwa hiu berjumbai pernah ditemukan di Taman Laut Awashima, Shizuoka, Jepang pada tahun 2007. Video hiu berjumbai ini telah banyak beredar di internet. Salah satu video yang cukup lama, diunggah oleh kanal YouTube Free Science Lecture, 4 Mei 2007.
    Keterangan pada video ini diklaim mengutip Reuters, YouTube Free Science Lecture, dan AP News.
    Tangkapan layar video yang beredar di Instagram mengenai penampakan hiu berjumbai di Jepang tahun 2007
    Video berdurasi 60 detik tersebut diunggah tanggal 16 Oktober 2022. Sampai tulisan ini dipublikasikan, video tentang hiu berjumbai itu telah disukai lebih dari 12 ribu pengguna Instagram.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, pada Minggu, 21 Januari 2007, seorang nelayan di Shizuoka, Jepang melaporkan temuan hewan seperti belut dengan gigi tajam kepada Staf Taman Laut Awashima. Hewan langka tersebut terlihat di sekitar pelabuhan. 
    Staf Taman Laut Awashima  kemudian menangkap hewan tersebut. Mereka mengidentifikasinya sebagai hiu berjumbai betina dengan panjang 1,6 meter. 
    Hiu berjumbai tersebut kemudian dipindahkan ke kolam air laut dimana Staf Taman Laut Awashima merekam video hiu tersebut berenang dan membuka rahangnya. Hiu ini mati beberapa saat kemudian.
    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video dan narasi dalam video ini dengan sumber asli. Juga menelusuri fragmen video dengan reverse image tool dengan Yandex, Google, maupun kata kunci di YouTube. Tempo menggunakan Google dan Yandex Translate untuk menerjemahkan berita atau pernyataan berbahasa asing. 
    Selain itu, Tempo juga memeriksa klaim dalam video ini dalam berita media yang kredibel serta hasil riset.
    Berikut ini fakta-fakta atas tiga cuplikan video tersebut:  
    Penemuan di Taman Laut Awashima
    Video yang diunggah di Instagram mencantumkan sumber dari Twitter. Akun Twitter @historyinmemes mengunggah video ini pada tanggal 15 Oktober 2022. Berdasarkan penelusuran Tempo, sumber asli video ini bukan dari akun twitter tersebut.
    Pada video ini terdapat watermark tulisan huruf Jepang yang diterjemahkan berarti @Taman Laut Awashima.
    Dilansir Reuters,  tanggal 20 Januari 2007, setelah seorang nelayan melaporkan temuan hewan laut aneh di area pelabuhan. Staf Taman Laut Awashima menangkap hewan tersebut dan menempatkannya dalam kolam air laut. 
    Oleh Staf Taman Laut Awashima, hewan tersebut diidentifikasi sebagai Hiu Berjumbai (Frilled Shark). Saat ditangkap, hiu itu tampak dalam kondisi buruk. Mereka merekam hiu itu berenang dan membuka rahang, namun beberapa saat kemudian hiu berjumbai tersebut mati.
    Tangkapan layar rekaman ulang ITN TV
    Video tersebut pernah tayang di laman Reuters, namun tidak ditemukan lagi dalam arsip. Penemuan ini pernah diliput oleh ITN Tv, namun kanal ini tidak ditemukan lagi. 
    Rekaman siaran ITN diunggah ulang oleh sebuah akun YouTube secara penuh. Akun YouTube lain juga mengunggah ulang tayangan CNN terkait penemuan ini.
    Hiu Berjumbai juga ditemukan di Kishimoto, Wakayama, Jepang pada tanggal 17 Januari 2020. Stasiun televisi Jepang Nippon TV News 24 Japan, dalam unggahan YouTube menyebutkan Seekor hiu berjumbai yang juga disebut  "fosil hidup" berukuran 120 cm ditangkap di lepas pantai Prefektur Wakayama di Jepang. Hiu tersebut mati di penangkaran keesokan harinya.
    Tentang Hiu Berjumbai
    Dilansir Discovery, hiu berjumbai (Frilled Shark) diperkirakan sudah hidup di laut dalam selama 100 juta tahun. Kepala Frilled Shark terlihat seperti ular, sedangkan tubuhnya menyerupai belut. Namun akan terlihat seperti hiu saat membuka mulut. 
    Hiu Berjumbai diberi nama biologi Chlamydoselachus anguineus (sumber: Discovery UK)
    Hiu berjumbai diberi nama biologi Chlamydoselachus anguineus, diambil dari  bahasa Yunani yang berarti chlamy ('frill'), selachus ('shark') dan kata anguineus, berarti 'seperti belut' berasal dari bahasa Latin. Hiu ini digambarkan sebagai fosil hidup karena tidak mengubah penampilan selama jutaan tahun. 
    Hiu jenis ini ditemukan di kedalaman antara 50-200 meter dan diketahui berenang sedalam 1.500 meter untuk mencari makan. Walaupun sulit untuk diketahui secara pasti, namun para ilmuwan memperkirakan spesies ini hidup hingga sekitar 25 tahun.
    Habitatnya ditemukan di Norwegia utara hingga Irlandia, Prancis, Maroko, dan Namibia di Atlantik timur, serta di perairan New England, Georgia, dan Suriname di Atlantik barat.
    Hiu berjumbai juga ditemukan di Samudra Pasifik bagian barat, dari Jepang ke tenggara Australia, Tasmania dan Selandia Baru dan di Pasifik timur, dan di dekat Hawaii, California, dan pantai utara Chili.
    Dilansir Ocean Info, ahli ikan Jerman, Ludwig HP Döderlein menangkap dua spesimen hiu yang ditangkap di Teluk Tokyo pada tahun 1879 - 1881 dan kemudian dibawa ke Wina, Austria. Ahli zoologi Amerika Samuel Garman pada tahun 1884 dalam Bulletin of Essex Institute edisi 1884 menyebut spesimen ini sebagai 'An Extraordinary Shark.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video penampakan hiu berjumbai (frilled shark) di Jepang tahun 2007 adalah Sebagian Benar.
    Walaupun sulit untuk memastikannya, para ilmuwan berpendapat hiu ini bisa mencapai umur 25 tahun. Berdasarkan catatan sejarah, spesimennya ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh Ludwig HP Döderlein.

    Rujukan