• (GFD-2021-7263) [SALAH] Tabung Selam Dapat Digunakan sebagai Pengganti Tabung Oksigen Medis

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2021

    Berita

    “Kok saya merasa kurang sreg ya dgn penyekatan berlebihan melibatkan rantis TNI.!! Lebih baik kalo TNI disiagakan bersama BNPB (satgas covid) utk mendirikan posko siaga tabung oksigen di wilayah Jakarta (halim perdana kusuma) dan Juanda Surabaya sebagai posko siaga tabung oksigen. Itu unsur2 pasukan khusus TNI AL kan memiliki banyak tabung oksigen penyelaman bisa disiagakan utk membantu kedaruratan rumah sakit yg kekurangan pasokan tabunh oksigen!! Bisa diminta bantuan juga kepada persatuan olah raga selam indonesia utk siaga tabung oksigen juga..kenapa tukan ikan di sentra koi tdk kehabisan pasokan oksigen? Sedangkan rumah sakit sampe sehari 63 org meninggal akibar kekurangan tabung oksigen? # konyol…”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook dengan nama pengguna Hendrik Andi Zatniko (https://www.facebook.com/hendrik.zatniko) mengunggah sebuah narasi terkait dengan kebutuhan tabung oksigen medis bagi penderita Covid-19. Dalam narasi tersebut, disebutkan bahwa tabung selam dapat dijadikan pengganti tabung oksigen medis, dan meminta pihak TNI AL dan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia untuk menggunakan cadangan tabung selam yang dimiliki untuk membantu kekurangan pasokan tabung oksigen medis di beberapa rumah sakit.

    Berdasarkan hasil penelusuran, oksigen yang terkandung di dalam tabung selam memiliki kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan oksigen yang terkandung dalam tabung oksigen medis. Melansir dari situs who.int, Kepala Layanan Klinis WHO, Janet Diaz menjelaskan bahwa jenis oksigen yang terkandung dalam tabung oksigen medis merupakan oksigen murni dengan kadar oksigen sebesar 95-100%. Kadar oksigen tersebut dibutuhkan untuk membantu mengembalikan kadar oksigen para pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan kembali ke kadar yang normal.

    Lebih lanjut, melansir dari Kumparan, oksigen yang terkandung dalam tabung selam bukan merupakan oksigen murni, melainkan campuran dari nitrogen dengan kadar 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas lainnya. Oleh karena itu, tabung selam tidak dapat digunakan sebagai pengganti tabung oksigen medis karena tidak memiliki kadar oksigen yang cukup untuk mengembalikan kadar oksigen pasien Covid-19 ke kadar yang normal.

    Melansir dari prohealth.id, perwakilan Divers Alert Network Indonesia, Bayu Wardono menjelaskan bahwa keran atau valve tabung selam memiliki perbedaan ukuran dan bentuk dari keran yang terdapat pada tabung oksigen medis. Selain itu, biasanya terdapat residu yang menempel di dalam tabung, seperti minyak dan oli. Residu ini berpotensi menimbulkan resiko kebakaran jika mengalami kontak dengan oksigen murni, atau dikenal dengan istilah ‘fire hazard’.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna Hendrik Andi Zatniko (https://www.facebook.com/hendrik.zatniko) tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, oksigen yang terkandung di dalam tabung selam memiliki kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan oksigen yang terkandung dalam tabung oksigen medis. Selain itu, keran dan bahan tabung selam memiliki perbedaan dengan tabung oksigen medis, sehingga tabung selam tidak dapat digunakan sebagai pengganti tabung oksigen medis.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7262) [SALAH] Video “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 18/07/2021

    Berita

    “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?”

    NARASI DALAM GAMBAR:

    “SELMAT JALAN SOMAD
    KETUA PA212 IKUT BERDUKA DENGAN KEPERGIAN SOMAD”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah kanal YouTube dengan nama pengguna “PILAR ISTANA” mengunggah sebuah video yang berjudul “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?” pada 12 Juli 2021 lalu. Video tersebut telah ditonton sebanyak 495.050 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut, setelah video tersebut diunggah, UAS masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya, ustadzabdulsomad_official.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh kanal YouTube “PILAR ISTANA” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona. UAS sendiri masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7261) [SALAH] Video “Di Probolinggo, 16 Juli 2021 Meninggal bersama 5 orang serumah setelah di vaksin”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2021

    Berita

    Akun Facebook Imen Pembela Islam (fb.com/100070278366255) pada 17 Juli 2021 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan salat jenazah dengan lima keranda sekaligus dengan narasi sebagai berikut:

    “Innalilahi wa’innallillahi raji’un
    Di Probolinggo, 16 Juli 2021
    Meninggal bersama 5 orang serumah setelah di vaksin..
    Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab..???
    Aturan wajib vaksin harus dikaji ulang !!!”
    Warga indonesia meninggal setelah divaksin
    Banyak warga divaksin meninggal
    Orang meninggal usai vaksin

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang memperlihatkan salat jenazah dengan lima keranda sekaligus yang diklaim sebagai 5 orang yang meninggal bersamaan setelah divaksin di Probolinggo merupakan klaim yang salah.

    Faktanya, bukan karena divaksin dan bukan di Probolinggo. 5 jenazah di video itu adalah 5 warga Kecamatan Paciran, Lamongan yang disalatkan bersama karena meninggal secara bersamaan dan lokasinya berdekatan. Camat Paciran menyatakan kelima orang tersebut meninggal dunia murni karena sakit biasa dan faktor usia.

    Foto yang identik dengan kondisi di video yang diunggah oelh sumber klaim itu, dimuat di artikel berjudul “Viral 5 Warga Lamongan Disalatkan Bersama, Camat: Bukan COVID-19” yang terbit di situs IDN Times pada 14 Juli 2021 dan artikel berjudul “Sehari, 5 Jenazah Warga Lamongan Dimakamkan Bersamaan” yang terbit di situs Berita Jatim pada 13 Juli 2021.

    Dilansir dari IDN Times, Camat Paciran, Yuli Wahyuono mengatakan bahwa lima orang yang meninggal dunia tersebut dua berasal dari Desa Sumurgayam dan tiga lainnya berasal dari Desa Paciran. Kelima jenazah tersebut kemudian disalatkan di Masjid Al Karomah Dusun Padeg, Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran. Video itu sendiri diambil pada hari Minggu (11/7/2021) malam.

    “Ceritanya ke lima orang ini meninggal dunia karena sakit yang bertahun-tahun dan ada juga yang sudah tua mas,” kata Yuli saat dihubungi IDN Times, Rabu (14/7/2021).

    Yuli mengatakan, alasan ke lima orang tersebut dimakamkan di satu TPU karena lokasi Dusun Padeg dengan Paciran berdekatan. Tak hanya dimakamkan di satu tempat ke lima jenazah tersebut juga disalatkan bahkan diberangkatkan ke TPU secara bersama-sama. Yuli mengatakan, kejadian tersebut adalah hal yang langka dan baru saja terjadi di Paciran.

    Dari informasi yang dihimpun, kelima orang yang meninggal secara bersamaan tersebut yakni bernama Fathur Rohman, Manisah, kedua orang ini berasal dari Desa Sumurgayam. Kemudian Muntadzirin, Fatanah, dan Arafah yang berasal dari Desa Paciran Kecamatan Paciran.

    Selain itu, dilansir dari Berita Jatim, Andra Anshori selaku Sekretaris Desa Sumurgayam yang juga hadir saat prosesi pemakaman tersebut mengatakan, alasan diberlangsungkannya salat jenazah dan pemakaman ke 5 orang yang meninggal secara bersamaan ini karena waktunya juga bersamaan serta jarak antar lainnya yang cukup berdekatan.

    “Kalau terkait itu, karena kemarin saya juga ikut menyalatkan. Sebenarnya itu bukan warga Sumurgayam saja. Warga Sumurgayam (Dusun Padeg) itu yang meninggal ada dua, sementara yang tiga itu warga Paciran. Berhubung bebarengan dan memang warga Paciran yang jaraknya dekat dengan wilayah sana, akhirnya (kelima jenazah) disalatkan dan dikuburkan di Dusun Padeg atau di lokasi yang sama,” terang Andra.

    Andra menegaskan bahwa kelima warga yang meninggal ini tidak disebabkan karena Covid-19. “Insya Allah bukan sebab Covid. Kebanyakan karen sudah tua dan lainya karena sakit lama. Bahkan salah satunya ada yang umurnya sudah 115 tahun,” tutur Andra kepada Berita Jatim.

    Kesimpulan

    BUKAN karena divaksin dan BUKAN di Probolinggo. 5 jenazah di video itu adalah 5 warga Kecamatan Paciran, Lamongan yang disalatkan bersama karena meninggal secara bersamaan dan lokasinya berdekatan. Camat Paciran menyatakan kelima orang tersebut meninggal dunia murni karena sakit biasa dan faktor usia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7260) [SALAH] Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2021

    Berita

    Akun Facebook Zain Abdulloh (fb.com/zain.abdulloh.33) pada 16 Juli 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi “PIYE NGENEKI JAL…?”

    Video yang ia unggah merupakan potongan berita dari CNN Indonesia yang berjudul “PONTENSI BAHAYA VAKSIN COVID-19.” Di video itu juga terdapat narasi “nah lho kasian yang sudah di vaksin” dan “GANASNYA VIRUS!!.” Video itu berisi berita tentang penelitian yang dilakukan di Indonesia yang menunjukkan virus Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhanceement atau ADE yang artinya peningkatan keganasan virus setelah vaksinasi.
    Potensi bahaya vaksin covid-19
    potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
    apakah benar potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
    Potensi bahaya vaksin corona
    Potensi bahaya vaksin covid-19
    Corona ADE
    Bahaya vaksinasi
    cnn jawa timur potensi bahya vaksin covid 19

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang disertai klaim potensi bahaya vaksin Covid-19 merupakan konten yang menyesatkan.

    Faktanya, klaim ini merupakan isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.

    Sebelumnya, video yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbachoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.

    Dikutip dari 2 artikel tersebut, pada 14 Januari 2021, dr Daeng Mohammad Faqih sebagai Ketua PB IDI membantah adanya reaksi ADE setelah vaksinasi Covid-19 dikarenakan vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Hasil dari penelitian tersebut tidak ditemukan adanya reaksi ADE dan telah dilaporkan ke BPOM.

    Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil membantah hal tersebut. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV pun juga hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).

    Menurutnya, pada uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.

    “Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,” pungkasnya.

    Selain itu, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar (PB) IDI, Iris Rengganis, dengan tegas membantah hal tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.

    “Pada vaksin COVID-19 tidak ditemukan ADE, yang ada pada vaksin dengue atau demam berdarah. Untuk yang beredar saat ini mulai dari Sinovac, Sinopharm, Cansino, yang akan masuk, Sputnik AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan lainnya yang ada di dunia semua tidak ada ADE-nya,” kata Prof Iris, dikutip dari CNNIndonesia.

    Kesimpulan

    Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.

    Rujukan