• (GFD-2020-8411) Tidak Terbukti, Klaim Terapi Gurah Minyak Kayu Putih Bisa Cegah dan Sembuhkan Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/12/2020

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria yang melontarkan klaim bahwa terapi gurah minyak kayu putih dapat mencegah sekaligus menyembuhkan infeksi virus Corona Covid-19 beredar di grup-grup percakapan WhatsApp pada 9 Desember 2020.
    Dalam video berdurasi sekitar 2 menit itu, pria tersebut menjelaskan bahwa proses dimulai dengan menggulung kecil tisu, kemudian kedua ujungnya dicelupkan ke minyak kayu putih. Setelah itu, kedua ujung tisu dimasukkan ke kedua lubang hidung.
    Menurut pria tersebut, terapi ini bisa mencegah sekaligus mengeluarkan berbagai virus dalam tubuh, termasuk SARS-Cov-2, virus Corona penyebab Covid-19. “Untuk yang positif (Covid-19), ini bisa dilakukan 2-3 jam sekali, tapi untuk mencegah bisa dua kali sehari,” kata pria itu.
    Gambar tangkapan layar video yang beredar di grup-grup WhatsApp terkait terapi gurah minyak kayu putih.

    Hasil Cek Fakta


    Klaim soal pencegahan dan penyembuhan Covid-19 dengan minyak kayu putih seperti dalam video tersebut bukan kali ini saja beredar. Klaim bahwa minyak kayu putih bisa menyembuhkan Covid-19 telah beredar sejak Mei 2020, baik dengan cara dihirup, digosokkan ke bagian tubuh tertentu, dipakai dalam bentuk kalung, dan kini dilakukan lewat terapi gurah.
    Peneliti Universitas Gadjah Mada Rini Pujiarti menyatakan belum ada bukti yang menunjukkan bahwa minyak kayu putih bisa digunakan sebagai obat Covid-19. Meskipun, tanaman ini dinilai memiliki potensi antivirus karena adanya kandungan aktif dalam minyak atsiri eucalyptus.
    “Eucalyptus memang berpotensi sebagai antivirus karena kandungan aktif dalam minyak atsiri kayu putih. Namun, jika kita mengklaim bahwa eucalyptus bisa membunuh virus Corona penyebab Covid-19, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” ujar dosen di Fakultas Kehutanan ini pada 9 Juli 2020.Riset eucalyptus sebagai antivirus Covid-19, kata Rini, masih sebatas riset in vitro dan riset molecular docking atau simulasi komputer yang dilakukan dengan menyamakan molekul zat aktif di eucalyptus dengan molekul protein SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19.
    Meskipun begitu, bahan aktif dalam eucalyptus yang berpotensi digunakan sebagai anti Covid-19 adalah 1,8-cineole dan eucalyptol. Keduanya merupakan komponen kimia utama minyak atsiri kayu putih yang memiliki bioaktivitas sebagai antivirus.
    Hal senada disampaikan oleh Guru Besar Jurusan Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Mangestuti, seperti dikutip dari situs resmi Unair. Menurut dia, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa eucalyptus efektif membunuh Covid-19.
    “Tanaman kayu putih sebenarnya hanya mampu membunuh virus SARS secara in vitro dan belum ada bukti bisa membunuh SARS Cov-2 (virus Corona penyebab Covid-19),” ujar Mangestuti pada 24 Juli 2020. Dia juga mengatakan tanaman eucalyptus dapat membunuh virus tertentu, tapi tidak yang lain. Tanaman kayu putih digunakan untuk menangani gejala awal penyakit pernafasan.
    Hingga saat ini, pencegahan Covid-19 yang direkomendasikan adalah menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Terkait penyembuhan, belum ada obat yang dibuat khusus untuk mengatasi Covid-19. Saat ini, sejumlah obat yang digunakan hanya untuk meningkatkan imunitas serta mengatasi gejala yang muncul pada pasien.
    Dikutip dari CNN Indonesia, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan, berdasarkan temuan literatur, 81 persen pasien Covid-19 tidak memiliki gejala serta mengalami gejala ringan dan gejala sedang. Gejala ringan berupa demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Adapun gejala sedang berupa pneumonia ringan tanpa sesak napas.
    Sekitar 14 persen pasien tergolong dalam pasien bergejala berat yang ditandai dengan timbulnya pneumonia berat yang disertai sesak napas. Lalu, 5 persen pasien memiliki gejala kritis, yang dicirikan dengan pneumonia berat disertai gagal napas, syok sepsis, dan atau kegagalan multi organ. "Setiap tingkat keparahan punya pilihan obat yang akan diberikan berdasarkan konsensus dan kesepakatan dari perhimpunan profesi dokter di Indonesia."
    Mereka yang tidak memiliki gejala cukup melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, mengkonsumsi vitamin atau obat imunomodulator modern maupun tradisional, dan vitamin C dosis 3x1 tab untuk 14 hari. Sedangkan untuk gejala ringan, sedang, hingga berat, tersedia empat regimen obat, yakni:

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa minyak kayu putih (eucalyptus) bisa mencegah dan menyembuhkan Covid-19 belum terbukti. Perlu dilakukan pengujian hingga tahap klinis untuk membuktikan manfaat minyak kayu putih, baik untuk mencegah maupun mengobati Covid-19. Penelitian yang ada terkait eucalyptus baru sebatas in vitro dan simulasi komputer.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8410) Keliru, Foto yang Disebut Jenazah Anggota FPI yang Ditembak Sedang Tersenyum

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/12/2020

    Berita


    Foto seorang pria yang sedang tersenyum yang diklaim sebagai foto jenazah salah satu anggota Font Pembela Islam ( FPI ) yang ditembak polisi di Tol Cikampek beredar di media sosial. Foto itu salah satunya terdapat dalam artikel yang dimuat oleh situs Sominews.xyz pda 8 Desember 2020 dengan judul "Merinding, Beredar Foto Jenazah Anggota FPI Tersenyum Indah Saat Meninggal". Menurut artikel itu, jenazah tersebut bernama Muhammad Suci Khadafi Poetra.
    Di Facebook, foto tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Ramdhan, yakni pada 10 Desember 2020. Akun ini menulis bahwa foto itu berasal dari akun Twitter @kopipahitgitulo. "Wajah jenazah Muhammad Suci terlihat tersenyum dengan mata tertutup. Para syuhada itu langsung diangkat malaikat ke surga, Insya Allah,” demikian narasi yang ditulis oleh akun tersebut yang mengutip dari akun @kopipahitgitulo.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ramdhan.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait dengan memasukkan kata kunci “jenazah anggota FPI tersenyum” di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa pria yang tersenyum dalam foto tersebut bukan salah satu anggota FPI yang tewas ditembak polisi di Tol Cikampek pada 7 Desember 2020. Bahkan, pria dalam foto tersebut kini masih hidup dan telah membuat klarifikasi.
    Video klarifikasi pria dalam foto itu pernah diunggah salah satunya oleh kanal YouTube Berita Amatir pada 9 Desember 2020 dengan judul “Hoak jenazah FPI senyum,orangnya masih hidup tuh”. Dalam video ini, pria tersebut berkata, "Itu gambar kemarin. Itu pas waktu acara habib (pemimpin FPI Rizieq Shihab) datang (dari Arab Saudi) itu, terus dikirim ke pembela ulama habib."
    Video klarifikasi itu juga pernah diunggah oleh politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli di akun Twitter-nya, @GunRomli, pada 9 Desember 2020. “Beredar HOAX di medsos dan portal berita abal-abal: 'Selain Tersenyum, Jenazah Anggota FPI Berbau Harum, PA 212: Syahid' HOAX HOAX HOAX! foto yg diviralkan masih hidup!” katanya.
    Sejumlah organisasi pemeriksa fakta pun telah memverifikasi klaim beserta foto itu dan menyatakannya sebagai hoaks. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) misalnya, dalam situsnya, Turnbackhoax.id, menjelaskan bahwa foto tersebut bukan foto salah satu jenazah anggota FPI pengawal Rizieq Shihab yang tewas pada 7 Desember 2020. "Pria yang tersenyum di foto tersebut saat ini masih hidup dan sudah memberikan klarifikasi melalui video."
    Selain itu, klaim beserta foto tersebut telah dibantah oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Menurut polisi, foto tersebut bukan foto salah satu jenazah anggota FPI yang tewas. “Kayaknya wajah itu bukan wajah di antara tersangka yang sudah diotopsi,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian pada 9 Desember 2020.
    Meskipun begitu, salah satu anggota FPI yang tewas ditembak polisi di Tol Cikampek memang bernama Muhammad Suci Khadavi, 21 tahun. Menurut arsip berita Tempo, selain Suci, lima anggota FPI lainnya yang juga tewas ditembak pada 7 Desember 2020 itu adalah Muhammad Reza (20 tahun), Andi Oktiawan (33 tahun), Faiz Ahmad Syukur (22 tahun), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26 tahun), dan Lutfi Hakim (25 tahun).
    Penembakan anggota FPI di Tol Cikampek
    Berdasarkan arsip berita Tempo, penembakan anggota FPI hingga tewas di Tol Cikampek terjadi pada 7 Desember 2020 dini hari. Peristiwa ini menjadi sorotan berbagai pihak. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bahkan langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki peristiwa yang diklaim polisi dilakukan dengan cara terukur itu.
    Pada 7 Desember siang, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran mengumumkan bahwa pihaknya memang menembak mati enam anggota FPI. Menurut dia, insiden itu berawal saat polisi melakukan pengintaian terhadap para pengikut pemimpin FPI Rizieq Shihab tersebut sekitar pukul 00.30 WIB.
    Sesampainya di Tol Cikampek Kilometer 50, kata Fadil, mobil penyidik dipepet dan diserang dengan senjata api dan senjata tajam oleh anggota FPI. Dengan alasan membela diri, Fadil mengatakan bahwa anggotanya yang berjumlah enam orang melakukan penembakan, hingga mengakibatkan enam dari 10 orang anggota FPI tewas. Sementara empat orang lainnya melarikan diri.
    Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan kronologi versi mereka terkait penghadangan anggota FPI di Tol Cikampek tersebut. Ia mengatakan bahwa peristiwa itu bermula ketika Rizieq Shihab berencana berangkat dari Sentul, Jawa Barat, ke tempat pengajian keluarga inti pada 6 Desember malam, sekitar pukul 22.30-23.00 WIB. "Pengajian subuh keluarga inti, jadi tidak melibatkan pihak mana pun juga," kata Munarman.
    Munarman mengatakan Rizieq berangkat bersama keluarganya. Ada empat mobil yang mengawal yang berisi Laskar FPI. Namun, di perjalanan, sekitar pukul 00.30 WIB, Munarman mengatakan bahwa ada mobil yang menguntit mereka. Mobil itu bahkan memotong jalur rombongan dua mobil pengawal tersebut.
    "Para pengawal tentu saja bereaksi untuk melindungi Imam Besar Habib Rizieq Shihab, itu reaksi normal karena mereka bertugas mengawal. Yang patut diberitahukan bahwa fitnah besar bahwa laskar kita bawa senjata api dan temaka menembak, fitnah itu," kata Munarman.
    Setelah itu, menurut dia, terjadi penembakan terhadap seorang anggota Laskar FPI. Salah satu mobil pengawal Rizieq yang berisi enam orang pun diketahui FPI hilang tak ada kabar. Munarman menyatakan sempat menugaskan anggota FPI lain mencari ke lokasi yang sama. Namun, tak ada hal yang didapat. Mereka bahkan mencari ke rumah sakit sekitar karena menduga ada yang terluka setelah adanya kabar soal tembakan saat penghadangan.
    Keterangan dari Polda Metro Jaya, kata Munarman, menegaskan kondisi terakhir para anggota FPI tersebut yang ternyata sudah tewas. "Kami sebelum ada pengumuman dari Polda, itu pun dapatnya dari televisi, sebelum dengarkan pernyataan dari pihak Polda, kami masih anggap keenamnya dalam status hilang," kata Munarman.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto di atas merupakan foto jenazah salah satu anggota FPI yang ditembak polisi di Tol Cikampek, Muhammad Suci Khadavi, sedang tersenyum, keliru. Muhammad Suci Khadavi memang merupakan salah satu anggota FPI yang ditembak hingga tewas di Tol Cikampek pada 7 Desember 2020. Namun, pria dalam foto tersebut bukan Suci, melainkan pria lain yang kini masih hidup dan telah membuat video klarifikasi. Foto tersebut diambil saat pria itu menyambut kedatangan pemimpin FPI Rizieq Shihab dari Arab Saudi.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8409) Keliru, Kutipan yang Diklaim Berasal dari Gus Mus tentang Warga Keturunan Arab

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/12/2020

    Berita


    Sebuah poster yang berisi foto pengasuh Pondok Pesantren Raidlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, Kiai Haji Mustofa Bisri atau Gus Mus yang disertai dengan kutipan yang menyerang warga keturunan Arab beredar di media sosial. Kutipan itu berisi peringatan agar warga keturunan Arab tidak mengklaim sebagai pihak yang pertama mengajarkan Islam di Indonesia, karena ada Wali Songo yang telah lebih dulu membimbing umat Islam di Indonesia.
    Berikut isi kutipan dalam poster tersebut:
    “Jadi warga keturunan Arab, jangan klaim bahwa kalianlah yg pertama mengajari kami berislam, karena ada Wali Songo yang telah lebih dulu membimbing kami, bahkan 3 diantaranya dari Cina. Biarkan kami beragama Islam melakukan hablumminallah dan hablumminnas dengan cerdas, bukan teriak takbir, tapi kelakuan kafir.
    Kami akan ikuti akhlak Rasulullah sebagai pedagang yang menghidupi jutaan manusia. Itulah yang dilakukan orang Cina. Jangan tularkan kepada kami kebiasaan perang, biarkan kami terbiasa menjadi pedagang, tetapi bukan dagangan agama, menjual surga.”
    Di Facebook, poster tersebut diunggah salah satunya oleh akun Gendeng War Slawer, tepatnya pada 3 Desember 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah mendapatkan 33 reaksi dan 48 komentar serta dibagikan sebanyak 96 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Gendeng War Slawer.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri sumber kutipan tersebut dengan memasukkan kata kunci “Gus Mus kritik warga keturunan Arab” di mesin perambah Google. Hasilnya, ditemukan bahwa kutipan itu bukan bersumber dari Gus Mus.
    Pada 1 Desember 2020, lewat akun Instagram-nya, @s.kakung, Gus Mus telah mengklarifikasi kutipan yang mencatut namanya tersebut. Dalam unggahannya, Gus Mus mencantumkan tautan yang mengarah pada sebuah tulisan panjang di Facebook yang menjadi sumber dari kutipan yang mencatut namanya itu.
    Tulisan ini berupa surat terbuka bagi warga keturunan Arab di Indonesia. Surat tersebut ditulis di Sidoarjo, Jawa Timur, dan diunggah oleh akun Facebook Iyyas Subiakto pada 19 November 2020. Namun, surat itu sama sekali tidak menyebut nama Gus Mus.
    Dalam unggahannya di Instagram, Gus Mus pun menulis sebagai berikut:
    "Banyak orang yang kalau menemu atau mendapatkan sesuatu (dari WA atau medsos) yang 'menarik hati'nya, langsung dishare, tanpa tabayyun kepada yang mengiriminya.
    Aku sendiri (dan anak-anakku) capek mengklarifikasi bila ada tulisan atau ujaran yang mengatasnamakan diriku. Kecuali mereka yang sudah hafal 'bahasa'ku, banyak yang justru tabayyun menanyakan kepadaku atau anak-anakku. Kok tidak sejak awal bertanya atau tabayun kepada yang mengirim atau pihak dari mana mereka mendapatkannya.
    Seperti baru-baru ini, aku kebanjiran pertanyaan tentang adanya 'surat' yang 'ditandatangani oleh KH. MUSTOFA BISRI' yang ternyata itu bermula dari postingan orang Sidoarjo di Facebook. Lalu entah dengan alasan apa, ada yang mencantumkan namaku disitu (dan kelupaan menghapus tulisan Sidoarjo-nya)."
    Putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya, juga telah mengklarifikasi kutipan tentang warga keturunan Arab tersebut. Dilansir dari Suara.com, dalam sebuah utas yang diunggah pada 1 Desember 2020, Ienas bercerita bahwa sebuah tulisan berjudul "Saudaraku Keturunan Arab" ramai beredar di grup-grup pesan singkat. Tulisan itu ditutup dengan tulisan "Sidoarjo, 19 November 2020" dan nama Gus Mus.
    Ienas menegaskan bahwa tulisan itu bukan tulisan Gus Mus. Menurut dia, gaya penulisan dan bahasa yang digunakan dalam tulisan tersebut sangat berbeda dengan tulisan Gus Mus. "Dari segi penulisan, gaya bahasa, dan seterusnya, sudah jelas sekali itu BUKAN tulisan Abah. Ditambah di bagian penutup ada keterangan 'Sidoarjo, 19 Nov 2020'. Entah siapa yang kemudian menambahkan kata: Gus Mus," katanya.
    Ienas berpesan, jika menemukan pesan di grup-grup pesan singkat yang mengatasnamakan Gus Mus dan dibumbui dengan kata "Viralkan!" atau "Sebarkan!", masyarakat perlu menginformasikan kepada penyebar pesan tersebut bahwa pesan itu bukan tulisan Gus Mus. Ia juga meminta agar pesan-pesan semacam itu berhenti disebarkan dan tidak membawa-bawa nama Gus Mus.
    Terakhir, Ienas mengingatkan bahwa Gus Mus memiliki media sosial yang dikelola secara mandiri. Selain itu, ada platform lainnya yang dikelola oleh anak-anak Gus Mus, yakni akun YouTube Gusmus Channel dan Mata Air Radio. Jika tulisan yang beredar tidak memiliki logo lembaga-lembaga itu, kata Ienas, bisa dipastikan bahwa tulisan itu palsu.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa poster dengan kutipan yang berisi peringatan bagi warga keturunan Arab di Indonesia di atas bersumber dari Gus Mus, keliru. Kutipan tersebut bersumber dari sebuah tulisan panjang yang pernah diunggah oleh akun Facebook Iyyas Subiakto pada 19 November 2020. Gus Mus dan putrinya, Ienas Tsuroiya, pun telah menyatakan bahwa tulisan itu bukan tulisan Gus Mus.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8408) Keliru, Cover Majalah Tempo Berjudul Sang Dalang Perusak Bhinneka

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita


    Sebuah gambar yang menyerupai cover Majalah Tempo dengan judul "Sang Dalang Perusak Bhinneka" beredar di media sosial dan grup-grup percakapan WhatsApp pada 9 Desember 2020. Di bagian kanan bawah gambar tersebut, tertulis bahwa edisi ini terbit pada 7-13 Desember 2020.
    Di bawah judul, terdapat paragraf yang berbunyi: "Rekaman suara Danny Pomanto membongkar keterlibatan Jusuf Kalla dalam strategi menjatuhkan wibawa pemerintah Indonesia dan mengamankan jaringan bisnis keluarga. Gerindra disusupi 'HMI Connection' yang pro Habib Rizieq."
    Di atas tulisan "Tempo", tercantum teks yang berbunyi "Maraknya Ideologi Pro Khilafah di Kalangan Birokrasi" dan "Beranikah Polri Tangkap Rizieq Shihab?". Terdapat pula ilustrasi empat pria yang mirip dengan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, penyidik KPK Novel Baswedan, pemimpin FPI Rizieq Shihab, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
    Gambar hoaks yang diklaim sebagai cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, Majalah Tempo tidak pernah menerbitkan edisi dengan cover yang memuat ilustrasi empat pria yang mirip dengan Jusuf Kalla, Novel Baswedan, Rizieq Shihab, dan Anies Baswedan serta berjudul "Sang Dalang Perusak Bhinneka", termasuk edisi 7-13 Desember 2020.
    Di situs Majalah Tempo, majalah.tempo.co, diketahui bahwa Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 yang terbit pada 5 Desember berjudul "Outlook Ekonomi 2021: Saatnya Berubah". Di bawah judul, terdapat paragraf yang berbunyi "Pandemi Covid-19 seharusnya jadi momentum mendorong ekonomi hijau. Sektor bisnis mana yang paling siap?".
    Gambar hoaks yang diklaim sebagai cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 (kiri) dan cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 yang asli (kanan).
    Adapun dua judul berita dalam edisi tersebut, yang tercantum di atas tulisan "Tempo", adalah "Perang Dinasti Pilkada Serentak" dan "Macetnya Perkara Korupsi Kemenpora". Ilustrasi dalam cover pun memperlihatkan tiga kera dan tiga pria.
    Saat dihubungi, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika membantah bahwa cover dengan judul tersebut pernah diterbitkan oleh Majalah Tempo. "Ini saya pastikan hoaks. Tempo tidak pernah menerbitkan cover itu," kata Wahyu pada 9 Desember 2020.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa cover yang berjudul "Sang Dalang Perusak Bhinneka" adalah cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020, keliru. Majalah Tempo tidak pernah menerbitkan edisi dengan cover yang juga memuat ilustrasi empat pria yang mirip dengan Jusuf Kalla, Novel Baswedan, Rizieq Shihab, dan Anies Baswedan tersebut, termasuk edisi 7-13 Desember 2020. Majalah Tempo edisi 7-13 Desember berjudul "Outlook Ekonomi 2021: Saatnya Berubah". Pemimpin Redaksi Majalah Tempo pun telah memastikan bahwa cover tersebut hoaks.
    ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan