• (GFD-2022-11150) Keliru, Suporter Sepak Bola Ukraina Ditahan di Piala Dunia Qatar 2022

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/12/2022

    Berita


    Sebuah foto dengan narasi peristiwa penahanan pendukung sepak bola Ukraina ditahan di Qatar karena mencoret maskot Piala Dunia, beredar di media sosial Facebook. 
    Foto itu diunggah oleh akun ini pada 23 November 2022 dengan menambahkan keterangan “Fans sepakbola asal Ukraina ditahan di Qatar. Tiga orang warga negara Ukraina yang mabuk telah ditahan pihak berwenang Qatar karena menambahkan Salam Nazi dan "kumis Hitler" pada gambar La'eeeb, maskot Piala Dunia 2022. Sebelumnya, fans tersebut sudah merubah 10 poster maskot Piala Dunia di sekitar stadion Al Bayt. [Aljazeera] #pialadunia2022 #qatar”

    Lantas, benarkah suporter sepak bola Ukraina ditahan saat penyelenggaraan Piala Dunia Qatar 2022?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan media Al Jazeera seperti yang terlihat pada foto yang dibagikan diatas. Hasilnya, informasi terkait peristiwa penangkapan suporter Ukraina seperti yang diberitakan Al Jazeera tidak ditemukan.
    Dikutip dari tim cek fakta Al Jazeera, informasi yang mengklaim penggemar sepak bola Ukraina melukis "kumis Hitler" di La'eeb, maskot Piala Dunia 2022 lalu ditangkap di Qatar adalah informasi palsu. 
    Sebelumnya sebuah video palsu yang serupa dianggap berasal dari Al Jazeera yang mengklaim penggemar sepak bola Ukraina yang "mabuk" menyebarkan "simbol Nazi" di Doha dan ditahan di Qatar juga telah beredar secara online sejak Selasa. 
    Dalam waktu kurang dari satu menit, video tersebut memberitakan bahwa tiga orang Ukraina ditahan setelah mereka melukis "kumis Hitler" di La'eeb, maskot Piala Dunia 2022, dan menulis salut ala Nazi di sebelahnya. 
    Video tersebut pertama kali muncul pada Selasa, 22 November dan telah dibagikan secara luas di media sosial, dengan beberapa postingan di-retweet ribuan kali. Dipastikan Informasi tersebut adalah palsu.  
    Media Al Jazeera sendiri juga sudah menyampaikan secara terbuka terkait informasi tersebut di sosial media twitter  miliknya. Menurut Al Jazeera, tidak ada laporan semacam itu seperti yang dibagikan.
    Seorang juru bicara Al Jazeera kepada Reuters menyatakan informasi  di media sosial yang dikaitkan dengan Al Jazeera soal penangkapan penggemar Ukraina selama Piala Dunia FIFA adalah benar-benar palsu. Al Jazeera tidak pernah menerbitkan berita apapun terkait cerita tersebut. 
    Sementara itu, Ukraina tidak ikut berlaga pada Piala Dunia Qatar 2022 karena gagal lolos. Timnas Ukraina gagal lolos ke Piala Dunia 2022 setelah kalah 0-1 melawan Wales dalam playoff pada bulan Juni.  

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim peristiwa pendukung sepakbola Ukraina ditahan di Qatar lantaran mencoret maskot piala dunia adalah keliru. 
    Media Al Jazeera telah membantah foto yang mencantumkan pemberitaan medianya soal peristiwa penangkapan suporter Ukraina di Qatar. Informasi tersebut dipastikan palsu.
    Ukraina tidak ikut  berlaga dalam Piala Dunia 2022 karena gagal lolos usai dikalahkan oleh Wales dalam playoff pada bulan Juni.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11149) Benar, Suporter Sepak Bola Berbagai Negara Menolak Diwawancarai Media Israel di Piala Dunia Qatar

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/12/2022

    Berita


    Video berdurasi 1 menit diklaim sebagai peristiwa saat suporter bola berbagai negara menolak diwawancarai reporter dari Israel pada Piala Dunia Qatar 2022 beredar di Instagram
    Video itu dibagikan akun top_world.idn pada 2 Desember 2022 dengan menambahkan narasi “Israel Protes! banyak suporter dari berbagai negara yang menolak diwawancarai reporter Jurnalis Israel pada Piala Dunia 2022”.

    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah mendapatkan respon 2.391 kali disukai. Benarkah suporter bola berbagai negara menolak diwawancarai media Israel di Piala Dunia Qatar?
    PEMERIKSAN FAKTA
    Hasil penelusuran Cek Fakta Tempo, video yang dibagikan di atas diketahui merupakan video yang dibagikan jurnalis independen Inggris-Suriah, Richard Medhurst melalui di Twitter pada 27 November 2022. Pada postingannya, ia menunjukkan penolakan suporter bola dari berbagai negara yang menolak diwawancarai media Israel. 
    Dalam tweet-nya, ia memberi judul "Utasan penggemar sepak bola Piala Dunia yang menolak untuk berbicara dengan saluran Israel". Unggahan tersebut bahkan mendapatkan respon 33 ribu kali di retweet dan 174 ribu disukai.
    Informasi penolakan untuk diwawancarai reporter media Israel di Piala Dunia Qatar ini, bermula dari cuitan seorang jurnalis Israel, Raz Shechnik pada 26 November 2022. Ia membagikan pengalamannya saat meliput Piala Dunia 2022 Qatar yang tidak mengenakkan dan merasa dibenci selama meliput Piala Dunia.
    Sumber: Twitter
    Hananya Naftali, seorang influencer dari Israel lalu mengulas peristiwa itu melalui kanal YouTubenya pada 27 November 2022 dengan judul “Orang Arab di Piala Dunia Menolak Berbicara dengan Media Israel”
    Arsip berita TEMPO mencatat, pada turnamen Piala Dunia 2022 di Qatar, upaya dua stasiun televisi Ken dan Channel 12 dari Israel untuk mewawancarai penggemar sepak bola dari negara-negara Arab selalu gagal dilakukan. Sejumlah penggemar sepak bola dari Arab Saudi dan Lebanon bahkan berjalan menjauhi wartawan Israel. 
    Seorang warga negara Yordania, Aseel Sharayah (27 tahun) yang terbang ke Qatar demi menyaksikan Piala Dunia, mengatakan dia juga akan menolak diwawancarai jurnalis dari Israel. Ia menolak diwawancarai meskipun Amman sudah menandatangani kesepakatan damai dengan Israel pada tahun 1994.
    Juru bicara delegasi Israel sendiri mengatakan tidak ada laporan perlakuan buruk terhadap sekitar 10 ribu hingga 20 ribu penggemar Israel. Namun, dia mengakui ada beberapa insiden yang melibatkan media Israel.   
    Dikutip dari media arus utama yang berbasis di Amerika Serikat Newsweek, penolakan suporter bola terhadap media Israel terlihat pada pertandingan Grup C Piala Dunia Qatar 2022 antara Polandia dan Arab Saudi di Education City Stadium pada 26 November 2022. Saat itu, reporter TV dari Israel diberi tahu bahwa mereka "tidak diterima" saat meliput Piala Dunia Qatar. Sebab pendukung sepak bola menolak untuk berbicara dengan mereka.
    Suporter sepak bola asal Inggris bahkan menjadikan wawancara dalam siaran langsung bersama stasiun TV Israel sebagai sarana untuk menyuarakan pembebasan Palestina.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta, video yang menunjukan peristiwa suporter bola berbagai negara menolak diwawancarai media dari Israel pada Piala Dunia Qatar 2022 adalah benar.  
    Upaya dua stasiun televisi Ken dan Channel 12 dari Israel untuk mewawancarai penggemar sepak bola dari negara-negara Arab selalu gagal dilakukan. Sejumlah pendukung sepak bola dari Arab Saudi dan Lebanon bahkan berjalan menjauhi wartawan Israel.
    Juru bicara delegasi Israel sendiri mengakui terdapat laporan beberapa insiden yang melibatkan media Israel pada turnamen Piala Dunia 2022.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11148) Keliru, Video Serangan Besar-besaran Militer Indonesia dan Rusia ke Ukraina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 06/12/2022

    Berita


    Sebuah akun media sosial Facebook membagikan video dengan narasi militer Indonesia dan Rusia melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina.
    Video tersebut dibagikan dengan judul “Serangan Besar Besaran Indo-Rusia Bikin AS dan Sekutu Jadi Begini”. Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 30 November 2022 tersebut sudah ditayangkan 48 ribu kali dan disukai 1,9 ribu kali.

    Video itu memperlihatkan sejumlah pasukan militer dan pengerahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) ke 3 wilayah yaitu Brest, Vitebsk dan Minsk. Benarkah narasi dan isi video berdurasi 6 menit 44 detik tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan bahwa potongan video yang diunggah akun di atas adalah hasil penggabungan beberapa video dengan konteks berbeda. Video itu tidak ada kaitannya dengan serangan besar-besaran militer Indonesia dan Rusia ke Ukraina.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar lalu menelusurinya menggunakan Google Reverse Image, Yandex Images Search, serta mesin pencarian Google dan YouTube. Berikut hasilnya:
    Video 1
    Fragmen 1
    Potongan video pada detik ke-5 ini muncul beberapa kali dalam video di atas. Video identik pernah diunggah oleh akun YouTube Marinir TNI AL berjudul “Latihan Bersama Marinir Indonesia dan Amerika dalam RIMPAC 2022”. Sosok di video yang diunggah pada 19 Juli 2022 ini adalah Komandan Satgas RIMPAC 2022 dari Marinir Indonesia.
    Video 2
    Fragmen 2
    Potongan video di detik ke-9 ini pernah diunggah oleh akun YouTube Kompas TV, 5 tahun lalu. Momen dalam video ini adalah saat Peringatan HUT TNI Ke-72 Tahun 2017. Kendaraan milik TNI ini ikut dalam defile saat itu yang muncul pada waktu ke-2:47:24.
    Video 3
    Fragmen 3
    Potongan video di detik ke 14 ini adalah video saat Presiden Joko Widodo memeriksa barisan pasukan TNI yang hadir dalam upacara Peringatan HUT TNI Ke-72 pada 5 Oktober 2017 di Cilegon, Banten.  
    Video 4
    Fragmen 4
    Video ini muncul pada detik ke-36 yang identik dengan video latihan bersama marinir Indonesia dan Amerika Serikat dalam RIMPAC 2022, 18 Juli 2022.
    Dalam kesempatan tersebut, Marinir TNI AL bergabung Bersama USMC dan Korea Selatan melaksanakan penyerangan sebuah kota kecil yang sudah diskenariokan oleh official RIMPAC 2022.
    Video 5
    Fragmen 5
    Potongan video ini juga bagian dari Bersama Marinir Indonesia Dan Amerika dalam RIMPAC 2022. Satu peleton Satuan Tugas Latihan Bersama Multilateral Rim of The Pacific (Satgas Latma Rimpac) 2022 Marinir TNI Angkatan Laut melaksanakan latihan Military Operations in Urban Terrain (MOUT) di Pusat Pelatihan TNI Angkatan Laut Bellows (MCTAB), Hawaii, Amerika Serikat pada Rabu, 13 Juli 2022.
    Narator Video
    Narator video membacakan artikel yang pernah dimuat oleh Viva.co.id pada 9 September 2022 yang berjudul “Ribuan Pasukan Sekutu Rusia Siaga Perang di Utara Ukraina”. Namun narator  mengubah fakta yang ada di artikel tersebut. Pada setiap paragraf yang terdapat kata “Negara Belarus” mereka ganti dengan “Indonesia”.  

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi dan isi video dengan narasi serangan besar-besaran Indonesia dan Rusia ke Ukraina adalah keliru.
    Video yang ditampilkan adalah hasil penggabungan beberapa video yang tidak ada hubungannya dengan serangan Rusia ke Ukraina.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11147) Keliru, Video Xanana Gusmao Akui Timor Leste Menyesal Pisah dari Indonesia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 06/12/2022

    Berita


    Sebuah video beredar di media sosial dengan narasi Xanana Gusmao, mantan Presiden Timor Leste, menyesal pisah dari Indonesia. Di dalam video tampak berbagai aktivitas Xanana Gusmao.
    Video tersebut dibagikan akun ini pada 29 November 2022 melalui jejaring sosial Facebook. Akun inipun menuliskan narasi, “MENYESAL PISAH DARI INDONESIA! Begini Nasib & Kabar Xanana Gusmao Eks Presiden Timor Leste Sekarang”.

    Hingga artikel ini dimuat, video berdurasi 7 menit dan 56 detik itu telah disaksikan lebih dari 2,5 juta kali dan mendapat lebih dari 980 komentar. Apa benar ini video Xanana Gusmao mengakui Timor Leste menyesal pisah dari Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menyaksikan video tersebut dari awal hingga akhir. Hasilnya, dalam video tersebut tidak ada sama sekali narasi maupun pengakuan dari Xanana Gusmao yang menyebutkan bahwa Timor Leste menyesal pisah dari Indonesia.
    Video di atas hanya berisi foto maupun cuplikan video aktivitas Xanana Gusmao sebelum Timor Leste pisah dari Indonesia hingga ia tidak lagi menjabat sebagai Presiden Timor Leste.
    Video di atas telah diunggah sebelumnya ke YouTube pada 28 November 2022 oleh kanal Polemik dengan judul, Dulu Ngotot Merdeka Dari Indonesia! Begini Nasib & Kabar Xanana Gusmao Mantan Presiden Timor Leste.
    Cuplikan video pada menit ke-7:14 yang memperlihatkan Xanana Gusmao dengang kaos putih dan celana pendek tengah mengangkat keranjang, pernah dimuat situs berita Tribunnews.com pada 30 Agustus 2021. Foto tersebut dimuat dengan keterangan:
    “Xanana Gusmao saat membawa bantuan kemanusiaan untuk warga korban bencana di Timor Leste. Sikap mantan Presiden Timor Leste ini mendapat apresiasi netizen dan di antaranya ada yang membandingkannya dengan pejabat di Indonesia”.
    Sumber: Tribunnews.com
    Foto tersebut juga dimuat pada artikel berjudul, Kehidupan Xanana Gusmao Berubah Drastis Setelah Jabat Presiden Timor Leste, Tak Mau Jauh dari Rakyat.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa meski tak lagi memegang jabatan penting di negaranya, Xanana Gusmao masih menunjukkan keberpihakannya pada rakyat dengan turun langsung ke masyarakat. Hal itu terlibat saat ia membantu warga korban banjir pada Sabtu-Minggu 3-4 April 2021.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, klaim bahwa Xanana Gusmao jika sebaiknya negara Timor Leste harus bergabung kembali dengan Indonesia telah beredar di internet sejak 2018. Tepatnya saat kunjungan Presiden Jokowi ke negara tersebut.
    Klaim itu disertai dua foto yang digabung dalam satu frame. Foto pertama yakni foto Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan PM Timor Leste Rui Maria De Araujo disaksikan Ibu Negara Ny. Iriana Widodo dan istri PM Timor Leste Ny. Teresa Antonio Madeira Soares.
    Faktanya, kedua pemimpin negara tersebut bersama masing-masing delegasi melakukan pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste khususnya di bidang pertanian, kehutanan dan maritim.
    Masih dari arsip berita Tempo, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengajukan pengunduran diri resmi kepada Presiden Taur Matan Ruak kemarin pada 21 November 2015.
    “Pemerintah mengkonfirmasi bahwa Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmao telah mengirim surat kepada Presiden,” demikian pernyataan juru bicara pemerintah Timor Leste dalam laman resminya.
    Xanana setidaknya sudah berkuasa selama 13 tahun. Selain menjabat Perdana Menteri, dia pernah menjabat Presiden Timor Leste pada 2002-2007.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Xanana Gusmao mengakui Timor Leste menyesal pisah dari Indonesia, adalah keliru. 
    Video di atas hanya memperlihatkan dan menjelaskan profil mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao. Namun, tidak ada sama sekali narasi maupun pengakuan dari Xanana Gusmao yang menyebutkan bahwa Timor Leste menyesal pisah dari Indonesia.

    Rujukan