• (GFD-2021-7292) [SALAH] Barcode pada Vaksin Covid-19 Mengontrol Manusia Sampai Mati

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 23/07/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Imha Lessy, pada 15 Juli 2021.

    Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.

    Berikut percakapannya:

    Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?

    Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"

    Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"

    Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati, artikel "Cek Fakta: Hoaks Vaksin Sinovac di Indonesia Dipasang Chip, Simak Penelusurannya" yang dimuat liputan6.com juga mengulas video yang sama dengan klaim berbeda.

    Dalam artikel situs liputan6.com, Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.

    "Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," kata Bambang saat dihubungi Liputan6.com.

    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Kementerian BUMN Tepis Hoaks Vaksin Covid-19 Dipasang Chip" yang dimuat situs liputan6.com.

    Dalam artikel situs Liputan6.com, Staf Khusus Menteri BUMNArya Sinulingga mengatakan, Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir tentang barcode pada vaksin Covid-19 bertujuan untuk mendata vaksin yang tersedia dan menghindari pemalsuan vaksin.

    "Yang dimaksud Pak ET (Erick Thohir) adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu, vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung datanya, jadi semuanya ada barcodenya," kata Arya, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

    Menurut Arya, jika vaksin palsu beredar dan digunakan akan membahayakan masyarakat dan kekebalan terhadap vaksin Covid-19 tidak terjadi.

    Arya pun menepis informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19, kabar ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin Covid-19.

    "Itu maskudnya bukan ada chipnya, mana mungkin ada chipnya itu kan cairan gimana sih, ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang bikin hoaks ini semuanya sengaja untuk buat banyak korban rakyat Indonesia kalau nggak divaksin, ini berbahaya," jelasnya.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati tidak benar. Barcode pada vaksin untuk melacak vaksinnya, bukan posisi manusia yang disuntikan vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7291) [SALAH] “AKHIRNYA!! DUNIA SETUJUI VAKSIN NUSANTARA”

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 22/07/2021

    Berita

    Beredar sebuah informasi yang mengklaim bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut berbasis Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy, yang diklaim dapat melawan Covid-19. Dalam video tersebut mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyampaikan jurnal yang menjadi acuan pengembangan Vaksin Nusantara gagasannya menyatakan Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy bisa melawan SARS-Cov-2 dan dunia sudah menyetujui vaksin tersebut menjadi awal dari berakhirnya Covid-19.

    vaksin nusantara
    Turki pesan 5,2 juta vaksin nusantara
    Turki pesan vaksin nusantara
    Akhirnya dunia setuju vaksin Nusantara
    Vaksin nusantara
    Nusantara
    Vaksin covid-19 nusantara
    Vaksin nusantara covid19
    Cek vaksin nusantara

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya tidak ada sumber yang kredibel bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Kemudian, jurnal yang dijadikan landasan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut baru berupa hipotesa. Jurnal tersebut berisikan hipotesa terhadap kemungkinan terdapat efektivitas melawan Virus Corona, bukan jurnal yang melaporkan hasil penelitian.

    Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto melalui Kompas.com menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya dan tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin, “Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr. Ines melalui Kompas.com.

    Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker, sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan, baru sekedar hipotesa kemungkinan dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona.

    Dengan demikian klaim Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau Vaksin Nusantara disetujui dunia merupakan hoaks, dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan kredibel terkait klaim tersebut. Lebih lanjut, jurnal terkait Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dijadikan acuan pembuatan vaksin nusantara baru berupa hipotesa yang dianggap memiliki efektivitas melawan SARS-Cov-2.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7290) [SALAH] Campuran Lemon dan Soda Kue Dapat Membunuh Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/07/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Faty Alan yang memberikan informasi bahwa meminum air hangat dengan campuran lemon dan soda kue dapat membunuh virus Corona. Postingan dengan narasi serupa juga sempat beredar di awal pandemi tahun 2020 dan menyatakan bahwa negara Israel bebas Corona karena menerapkan pengobatan tersebut.

    lemon covid
    Soda kue + madu

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkair, klaim Faty Alan adalah hoax. Negara Israel hingga Juli 2021 belum bebas dari virus Corona. Melansir dari data WHO per tanggal 13 Juli 2021, kematian akibat virus Corona di Israel mencapai 6439 jiwa.

    Adapun klaim yang menyatakan bahwa campuran lemon dan soda kue dapat membunuh virus Corona juga tidak terbukti secara ilmiah.

    Lebih lanjut, dengan meminum campuran tersebut juga dapat meng-alkali-kan imun sistem, maksud dari meng-alkali-kan adalah meningkatkan pH darah yang kemudian dapat mengurangi sel asam sehingga tubuh tidak mudah terinfeksi virus Corona. Meski begitu argumen ini keliru.

    Dilansir dari WebMD, sebuah situs tentang diet dan kesehatan menyatakan bahwa level pH dalam tubuh tidak dapat berubah. Ketika pH bergeser dari titik seimbangnya, maka tubuh akan menyesuaikan dengan sendirinya. Menurut Dr. Manish Singhal seorang dokter spesialis kanker menyatakan bahwa jika pH berubah dari titik keseimbangannya yakni 7,4 akan membuat anda sakit dan langsung dilarikan ke ICU.

    Menurut WHO, hingga saat ini vaksinasi merupakan cara yang efektif dan krusial dalam menghentikan pandemi. Data membuktikan bahwa orang yang sudah divaksin akan memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi virus Corona, selain itu vaksinasi juga telah mengurangi kasus positif di berbagai negara.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Faty Alan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah bahwa campuran soda kue dan lemon dapat membunuh virus Corona. Sampai saat ini, penggunaan vaksin menjadi yang paling efektif dalam menghentikan pandemi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7289) [SALAH] “Pemerintah Resmi Izinkan Sholat Idul Adha 1442H Berjamaah”

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 22/07/2021

    Berita

    Beredar sebuah informasi dengan klaim bahwa pemerintah mengizinkan sholat Idul Adha 1442H secara berjamaah. Berikut narasi unggahan tersebut “Pemerintah Resmi Izinkan Sholat Idul Adha 1442H Berjamaah Di Wilayah PPKM Darurat (Jangan Takut Covid-19!)”. Informasi tersebut beredar dengan menggunakan watermark/template berasal dari media berita Okezone.com dengan menyematkan foto Menteri Agama, Yaqut Cholil.

    Hasil Cek Fakta

    Informasi tersebut salah. Faktanya, setelah ditelusuri foto dengan template tersebut aslinya bertuliskan “Breaking News, Terkendala Covid-19, Haji 2021 Resmi Dibatalkan” yang diunggah pada tanggal 3/6/21 dan “Breaking News, Pemerintah Resmi Tiadakan Sholat Idul Adha Berjamaan di Wilayah PPKM Darurat” yang diunggah pada tanggal 2/7/21. Kemudian setelah ditelusuri melalui mesin pencarian Search.Okezone.com, tidak ditemukan pemberitaan melalui Okezone.com mengenai izin pemerintah untuk melakukan sholat Idul Adha 1442H secara berjamaah.

    Menanggapi penyebaran hoaks tersebut, Kementerian Agama melalui media sosial pribadinya pada tanggal 14/7/21 mengonfirmasi bahwa informasi tersebut merupakan hoaks dan terdapat oknum tidak bertanggung jawab atas penyebaran informasi tersebut.

    Kendati demikian, menindaklanjuti informasi tersebut. Dilansir melalui tempo.co, Pemerintah merevisi aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali. Salah satu poin yang diubah adalah mengenai tempat ibadah.

    Pada aturan sebelumnya, tempat ibadah semua agama ditutup, kini tidak. Namun, masyarakat tetap dilarang mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah.

    Perubahan itu tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa Bali.

    “Tempat ibadah (masjid, mushola, gereja, pura, vihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah selama masa penerapan PPKM darurat dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah,” demikian bunyi diktum kesatu Inmedagri yang diteken Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 9 Juli 2021.

    Dengan demikian klaim pemerintah resmi izinkan sholat Idul Adha 1442h berjamaah merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul S (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Faktanya, Kementerian Agama RI melalui laman media sosial resminya mengonfirmasi bahwa informasi yang beredar tersebut merupakan hoaks.

    Rujukan