• (GFD-2022-11154) Keliru, Video Tentara Ukraina dan Polandia Bentrok Saling Serang

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/12/2022

    Berita


    Sebuah akun di Facebook membagikan video dengan judul “NATO Berguncang!! Gara-Gara Ini Tentara Ukraina & Polandia Bentrok Saling Serang, Hingga Begini”. Video ini diunggah pada 6 Desember 2022. 
    Narator menyatakan bahwa penghapusan tentara bayaran asing yang ditahan di pihak Ukraina, menjadi tugas utama sekutu Rusia, Milisi Rakyat Republik Rakyat Luhansk (LPR). Target tersebut berlaku bagi unit pasukan udara, pujian, dan pasukan infanteri. 

    Hingga tulisan ini dibuat, video itu sudah ditayangkan 44 ribu kali dan disukai 1.000 kali. Benarkah narasi dan isi video berdurasi 8 menit 4 detik tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan bahwa potongan video yang diunggah akun di atas adalah hasil penggabungan beberapa video dengan waktu dan konteks berbeda. Video itu bukan bentrok antara tentara Ukraina dengan Polandia.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar lalu menelusurinya menggunakan Google Reverse Image, Yandex Images Search serta mesin pencarian Google dan Youtube.
    Video 1
    Fragmen 1
    Gambar ini muncul di detik ke-3 dan diulang beberapa kali dalam video di atas. Video ini identik dengan video yang pernah diunggah oleh akun YouTube The Sun berjudul "Ukrainian army prepares for potential Russian advance on Kyiv" pada menit ke-1:23. 
    Dalam video yang dirilis tentara tersebut, personel militer terlihat membangun parit, memblokade jalan dan pos pemeriksaan bersenjata di jalan menuju ibu kota, yang telah rusak parah selama konflik.
    Polisi Ukraina mengatakan ada penembakan dan serangan udara Rusia tanpa henti di wilayah Kharkiv timur laut, melaporkan banyak korban.
    Video 2
    Fragmen 2
    Potongan video detik ke-5 ini muncul beberapa kali dan identik dengan video yang diunggah oleh akun YouTube WarLeaks – Militar Blog pada 27 Februari 2022. Video berjudul “Russian War In Ukraine - Heavy Clashes In Kharkiv • Russian Vehicles Abandoned After Ambush” tersebut merupakan pertempuran jalanan antara pasukan Ukraina dan Rusia di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv. 
    Laporan mengatakan bahwa tentara Rusia menyerang kota dengan kendaraan ringan tetapi menghadapi perlawanan berat Ukraina yang berhasil menguasai kota dan mempertahankan kendali. 
    Video 3 Fragmen 3
    Potongan video ini muncul beberapa kali dalam video di atas. Kemunculan pertama di detik ke-30. Sebelumnya video yang sama pernah diunggah oleh situs baku.tv milik Azerbaijan pada 18 Maret 2022. 
    Video 4
    Fragmen 4
    Potongan video ini muncul beberapa kali dalam unggahan di atas. Video identik pernah dimuat oleh akun CBS.com pada 8 Maret 2022. 
    Narator Video
    Narator video membacakan artikel yang pernah dimuat oleh Viva.co.id berjudul “Gara-gara Duit, Pasukan Ukraina Bentrok dengan Tentara Bayaran Polandia” pada 30 November 2022. Tidak ada narasi yang diubah oleh narator. Artikel dibaca sampai hingga dua kali.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi dan isi video berjudul “Berguncang!! Gara-Gara Ini Tentara Ukraina & Polandia Bentrok Saling Serang, Hingga Begini” adalah keliru.
    Narasi yang dibacakan dalam video di atas benar berdasarkan artikel yang dimuat oleh Viva.co.id. Namun video yang ditampilkan adalah hasil penggabungan beberapa video yang tidak ada hubungannya dengan bentrokan antara tentara Ukraina dengan Polandia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11153) Keliru, Bharada Richard Eliezer Resmi Dibebaskan Dari Hukuman Kasus Pembunuhan Brigadir J

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita


    Tempo mendapatkan permintaan dari pembaca untuk memverifikasi sebuah video yang mengklaim Bharada Richard Eliezer resmi dibebaskan dari hukuman kasus pembunuhan Brigadir J (Nofriansyah Yosua Hutabarat). 
    Video berdurasi 5 menit 26 detik tersebut diketahui beredar di sosial media Facebook pada 13 November 2022. 
    Dalam video dengan narasi “AKHIRNYA ! BHARADA E Kini R3smi Dibebaskan Dari Hukuman Kasus Brigadir J” diceritakan bahwa Bharada E dibebaskan dari hukuman pembunuhan Brigadir J lantaran bisa dianggap sebagai Justice Collaborator yang dapat bekerjasama dengan hakim. 
    Selain itu, Bharada E memiliki ahli dan saksi kunci yang didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara yang dapat meringankan hukumannya. Pada video tersebut juga diperlihatkan rekaman beberapa klip berita dari berbagai media online tentang persidangan Eliezer.

    Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah 17 ribu kali ditonton secara online dan mendapatkan 68 komentar. Lantas, benarkah Bharada E dibebaskan dari hukuman pada kasus pembunuhan Brigadir J? 

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo menelusuri informasi tentang Bharada E dibebaskan dari hukuman pada kasus pembunuhan Brigadir J dari sumber kredibel. Hasilnya Tempo tidak menemukan informasi valid yang menegaskan pembebasan Bharada E dari segala hukuman pada kasus pembunuhan Brigadir J.  
    Dikutip dari laman resmi Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hingga per 7 Desember 2022, sidang kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada E masih berlangsung. Agenda sidang masih pada pemeriksaan saksi. Ada 50 orang saksi yang dihadirkan. 
    Pada perkara ini, Bharada E sendiri diancam pidana dalam Pasal 340 KUHPidana jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana dengan ancaman hukuman 20 tahun. Bharada E saat ini masih dalam status tahanan.
    Dikutip dari Detik.com, sidang lanjutan Bharada E pada jadwal sidang 7 Desember 2022,  kali ini akan digabungkan bersama terdakwa lainnya, yakni Bripka Ricky Rizal Prabowo dan Kuat Ma'ruf. Ketiganya juga merupakan terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. 
    Ronny Talapessy selaku kuasa hukum Bharada E menyebutkan beberapa saksi-saksi yang akan dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) di sidang lanjutan Bharada E pada Senin 07 Desember 2022. Di antara daftar saksi itu termasuk asisten rumah tangga (ART) keluarga Ferdy Sambo.
    Dilansir dari arsip berita Tempo, Djuyamto, Humas PN Jakarta Selatan mengungkapkan, sidang perkara Bharada E masih akan menjalani agenda pemeriksaan saksi-saksi. Sidang akan dipimpin Hakim Ketua pada persidangan kasus pembunuhan berencana adalah Wahyu Imam Santoso dan dibantu oleh Morgan Simanjuntak dan Alimin Ribut Sujono sebagai Hakim sebagai Hakim 1 dan Hakim 2. 
    Kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sendiri adalah merupakan kasus pembunuhan yang mencuat pada minggu 10 Juli 2022. Peristiwanya sendiri terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022. Selain Bharada E, kasus ini melibatkan juga mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri, Inspektur Jenderal polisi Ferdy Sambo. 
    Tempo mencatat ada orang yang terlibat dalam dalam kasus ini dan kemudian menjadi terdakwa. Mereka adalah Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi, Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf. Mereka dikenakan dengan Pasal 340 subsider 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang pembunuhan berencana.
    Selain itu, dikutip dari CNN Indonesia, pada  kasus ini sejumlah polisi kemudian ditetapkan tersangka dan dipecat dari keanggotaan sebagai polisi. Bahkan puluhan polisi ikut menjalani sidang etik kasus tersebut. Tujuh orang di antaranya lalu ditetapkan sebagai tersangka kasus Obstruction Of Justice lantaran dianggap menghalangi penyidikan lewat pengaburan keberadaan CCTV di sekitar TKP.

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim Bharada Eliezer resmi dibebaskan dari hukuman kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J adalah keliru. 
    Laman resmi sistem informasi penelusuran perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hingga per 7 Desember 2022, perkara pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Bharada E masih pada tahap persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi. Bharada E sendiri saat ini bahkan masih dalam status tahanan.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11152) Menyesatkan, Narasi dan Video Australia Dihujani Rudal TNI

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook membagikan video berdurasi 8 menit 3 detik dengan judul "Akhirnya !! Australia Di Hujani Rvd4l TNI Hingga Begini".
    Di dalam video terlihat pasukan tentara menembakkan amunisi dari beberapa tank tempur pada malam hari. Kemudian menampilkan sebuah tank membawa bendera Rusia dan militer menembakkan rudal.
    Narator video mengatakan, pasukan Indonesia terus menghadapi serangan balik dari Australia yang datang secara bertubi-tubi. Ia membacakan narasi berikut:
    Awas serangan balik Australia datang bertubi-tubi, Indonesia lakukan ini. Pasukan Indonesia terus menghadapi serangan balik dari Australia yang datang secara bertubi-tubi. Laporan resmi Kementerian Pertahanan Indonesia memaparkan bahwa dari arah Timur perbatasan Australia dengan kekuatan dua kelompok taktis Kompi mencoba menyerang di wilayah Timur perbatasan.
    Pasukan TNI demikian lanjut laporan itu berhasil menangkis semua serangan. Kerugian pihak Australia berjumlah lebih dari tiga ribu prajurit Australia, lima puluh tank tiga puluh-delapan kendaraan tempur infanteri dan tiga puluh kendaraan lapis baja. Kata juru bicara Kemhan RI di pada Senin dua puluh-delapan November.

    Sejak dibagikan pada Kamis, 1 Desember 2012, video ini sudah mendapat 11 ribu tanggapan, 2 ribuan komentar dan 624 ribu kali tayang. Namun, benarkah Australia dihujani rudal TNI?

    Hasil Cek Fakta


    Hasilnya, video Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menembakkan rudal itu bukan diarahkan ke Australia, tetapi itu merupakan prosesi latihan yang dilakukan Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD di Lumajang Jawa Timur pada Kamis, 3 Juni 2021.
    Untuk memeriksa kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi gambar dan menelusurinya menggunakan Google Reverse Image dan Yandex Image Search.
    Fragmen 1

    Video detik ke-13 menunjukkan militer sedang menembakkan peluru pada malam hari. Usai ditelusurinya, ini merupakan momen saat Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD latihan menembak dengan senjata berat terintegrasi di Lumajang Jawa Timur.
    Dikutip dari akun YouTube Kompas TV, latihan itu untuk menguji kemampuan alat utama sistem senjata milik Arhanud TNI AD dalam mendukung kekuatan pertahanan NKRI. Latihan tembak senjata berat terintegrasi digelar di Lapangan Air Weapon Range, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, 3 Juni 2021.
    Nampak sejumlah meriam dari berbagai kaliber ditembakkan ke udara untuk menghancurkan sasaran musuh, berupa pesawat terbang tanpa awak. 2 buah rudal andalan milik Arhanud TNI Angkatan Darat, yakni mistral dan starstreak berhasil menghancurkan sasaran dengan tepat.
    Komandan Kodiklat TNI AD, Letjen A.M Putranto, mengatakan latihan itu diikuti oleh ratusan prajurit dari berbagai satuan di seluruh Indonesia. Latihan kali ini Melibatkan matra udara dari Lanud Abdurrahman Saleh. Sedangkan alutsista yang dipamerkan dalam latihan itu adalah radar yang dimiliki Arhanud.
    "Radar itu dapat menjangkau benda hingga jarak 250 kilometer. Dengan radar itu, diharapkan ancaman dari udara, berupa pesawat dan roket milik musuh dapat terdeteksi dan dihancurkan," ujar Putranto.
    Jadi, kejadian ini tidak berkaitan dengan narasi Australia dihujani rudal Tentara Nasional Indonesia, karena video ini sebagian besar proses latihan Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD di Lumajang Jawa Timur pada Kamis, 3 Juni 2021.
    Fragmen 2

    Pada menit ke-3:22, di area perumahan terlihat beberapa kali ledakan. Ini merupakan peristiwa ketika tentara Rusia menggunakan peluncur roket termobarik TOS-1A "Solntsepyok", menyerang tentara Ukraina di kota Pisky pada 11 Agustus 2022.
    Situs media Viettimes pernah menerbitkan laporan ledakan ini pada 12 Agustus 2022. Di sana disebutkan, TOS-1A menyapu bersih beberapa bangunan tempat tinggal di kota Pisky, tempat prajurit Ukraina bertahan.
    Kota yang terletak tepat di garis depan dengan kota Donetsk ini telah ditinggalkan bertahun-tahun yang lalu. Angkatan bersenjata Ukraina telah mengubah kota itu menjadi benteng berbenteng, dari sini secara teratur menembaki kota Donetsk.
    Peristiwa ini juga sama sekali tidak berkaitan dengan Indonesia dan Australia, seperti yang disampaikan narator video tersebut. Roket ini ditembakkan tentara Rusia ke perumahan di Kota Pisky, Ukraina.
    Fragmen 3

    Kemudian pada menit ke-6:58, Presiden Rusia, Vladimir Putin, ditampilkan sedang berbicara di ruangannya pada Rabu, 21 September 2022. Saat itu, Putin memerintahkan mobilisasi sebagian penduduk Rusia, termasuk memanggil cadangan militer ke dalam dinas aktif dan meningkatkan produksi senjata.
    “Saya ulangi, kita berbicara tentang mobilisasi parsial, yaitu, hanya warga negara yang saat ini berada di cadangan yang akan dikenakan wajib militer, dan yang terpenting, mereka yang bertugas di angkatan bersenjata memiliki spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan. Wajib militer wajib menjalani pelatihan militer tambahan berdasarkan pengalaman operasi militer khusus sebelum berangkat ke unit,” kata Putin menurut terjemahan Associated Press dikutip dari cnbc.com.
    Dalam pengumuman ini, Putin juga tidak membahas soal penghancuran pangkalan udara Australia dan pelumpuhan infrastruktur militer Australia.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi dan video “Australia Dihujani Rudal TNI”, adalah menyesatkan.
    Video Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menembakkan rudal itu bukan diarahkan ke Australia, tetapi itu merupakan prosesi latihan yang dilakukan Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI Angkatan Darat di Lumajang, Jawa Timur, pada Kamis, 3 Juni 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11151) Keliru, Video Pasukan Elite TNI Masuki Ukraina Bantu Duduki Kota Kiev

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/12/2022

    Berita


    Sebuah akun media sosial Facebook membagikan video berjudul “Pasukan Elite TNI Masuki Ukraina Bantu Duduki Kota Kiev”.
    Narator menyatakan bahwa pasukan separatis Indonesia dilaporkan telah dilepas untuk memasuki wilayah Ukraina. Kelompok yang dipimpin oleh Jokowi tersebut sudah berhasil menjangkau beberapa wilayah Ukraina untuk membantu militer Rusia.
    Tugas mereka tidak lain adalah mengincar para pejabat Ukraina, dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy sebagai target utama.

    Diunggah pada 28 November 2022, video itu sudah ditayangkan 45 ribu kali dan mendapat like 1,7 ribu. Benarkah narasi dan isi video berdurasi 6 menit 45 detik tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo menemukan bahwa potongan video yang diunggah akun di atas adalah hasil penggabungan beberapa video di waktu dan peristiwa berbeda. Video itu tidak ada kaitannya dengan pasukan elite TNI yang memasuki wilayah Ukraina guna membantu duduki Kota Kiev.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar lalu menelusurinya menggunakan Google Reverse Image, Yandex Images Search serta mesin pencarian Google dan YouTube.
    Video 1
    Fragmen 1
    Potongan video pada detik ke-4 ini muncul beberapa kali dalam video di atas. Tank berinisial Z milik Rusia konvoi memasuki sebuah kota di Ukraina. Video identik pernah diunggah oleh akun YouTube The Sun pada 28 Februari 2022. Video tersebut berjudul “Ukrainian civilians despair as Pro-Russian separatists forces take over Donetsk Town”. 
    Video 2
    Fragmen 2
    Potongan video ini muncul pada detik ke-49. Video ini identik dengan video yang pernah diunggah oleh akun YouTube Kompas TV berjudul “Momen Tepuk Tangan Meriah saat Presiden Ukraina Berbicara untuk Anggota Parlemen Inggris”.
    Video yang diunggah pada 9 Maret 2022 ini memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara kepada Parlemen Inggris pada Selasa, 8 Maret 2022. Anggota Parlemen Inggris memberikan tepuk tangan meriah saat Presiden Ukraina muncul di layar saat panggilan video.
    Zelenskiy mengatakan bahwa dia ingin membahas perang yang tidak dimulai dan tidak diinginkan oleh Ukraina. Namun dirinya menegaskan tidak akan menyerah dan akan berjuang sampai akhir.
    "Kami tidak akan menyerah, kami tidak akan kalah. Kami akan berjuang sampai akhir, di laut, di udara, kami akan terus berjuang untuk tanah kami, berapa pun biayanya,"ujar Zelenskiy.
    Video 3
    Fragmen 3
    Potongan video menit ke-1:16 ini terdapat pada video yang pernah diunggah oleh akun YouTube The Sun, 28 Februari 2022. Dalam video ini, militer Rusia sedang memasang bendera mereka di sebuah Gedung.
    Video 4
    Fragmen 4
    Video menit ke-1:25 ini identik dengan video yang pernah diunggah oleh akun YouTube Kompas.com berjudul “Pidato Jokowi dan Putin Setelah Bertemu di Istana Kremlin Rusia”. Video ini diunggah 1 Juli 2022.
    Presiden Joko Widodo menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin di Moskow, Rusia, pada Kamis, 30 Juni 2022. Dalam pertemuan itu, kedua Kepala Negara membahas sejumlah isu. Usai pertemuan, Jokowi dan Putin menggelar konferensi pers.
    Video 5
    Fragmen 5
    Video ini muncul pada menit ke-1:35 yang identik dengan video yang diunggah oleh akun YouTube berbahasa Rusia, 5 tahun lalu. Potongan video ini muncul pada detik ke-38. 
    Narator Video
    Salah satu artikel yang dibacakan oleh Narator dalam video di atas adalah artikel yang pernah dimuat oleh situs Harianhaluan.com pada 26 Februari 2022 berjudul  “Separatis Chechnya Masuki Ukraina, Bantu Militer Rusia Duduki Kiev”. Namun narator merubah fakta yang ada dalam artikel tersebut.
    Berikut cuplikan artikel pada paragraf pertama:
    Pasukan separatis Chechnya dilaporkan telah dilepas untuk memasuki wilayah Ukraina. Kelompok yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov (45) tersebut sudah berhasil menjangkau beberapa wilayah Ukraina untuk membantu militer Rusia.
    Nama negara Chechnya dalam kalimat di atas, diganti menjadi Indonesia. Sedangkan nama Ramzan Kadyrov diubah menjadi Jokowi.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi dan isi video berjudul “Pasukan Elite TNI Masuki Ukraina Bantu Duduki Kota Kiev” adalah keliru.
    Video yang ditampilkan adalah hasil penggabungan beberapa video yang tidak ada hubungannya dengan serangan pasukan TNI seperti yang disampaikan narator video.

    Rujukan