Beredar sebuah pesan berantai melalui Whatsapp yang mengatakan bahwa air rebusan bawang putih dapat menyembuhkan dari virus corona. Narasi dalam pesan berantai tersebut juga menunjukkan takaran-takaran untuk membuat air rebusan bawang putih yang diklaim dapat menyembuhkan dari virus corona.
Bawang menangkap virus
bawang putih cegah COVID-19
Bawang putih covid 19
Bawang putih penangkal virus
Bawang putih menyembuhkan covid
(GFD-2021-7213) [SALAH] Air Rebusan Bawang Putih Dapat Menyembuhkan Covid
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 10/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto menyatakan bahwa air rebusan bawang putih tidak dapat menyembuhkan dari virus corona. Belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa meminum air rebusan air bawang putih dapat menyembuhkan dari virus corona. WHO melalui laman resminya juga mengatakan hal yang serupa, hanya saja WHO mengatakan bahwa bawang putih merupakan makanan yang kemungkinan memiliki kandungan yang bersifat antimikroba. Hasil periksa fakta yang sama juga pernah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Air Rebusan Bawang Putih Menyembuhkan Virus Corona” dan “[SALAH] Air Rebusan Bawang Putih Dapat Menyembuhkan COVID-19”.
Dengan demikian, pesan berantai pada Whatsapp yang mengatakan bahwa rebusan air bawang putih dapat menyembuhkan dari virus corona tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Dengan demikian, pesan berantai pada Whatsapp yang mengatakan bahwa rebusan air bawang putih dapat menyembuhkan dari virus corona tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto menyatakan bahwa air rebusan bawang putih tidak dapat menyembuhkan dari virus corona.
Hal tersebut tidak benar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto menyatakan bahwa air rebusan bawang putih tidak dapat menyembuhkan dari virus corona.
Rujukan
- https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/21/152017320/air-bawang-putih-sembuhkan-corona-mitos-atau-fakta?page=all
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19-food-safety-and-nutrition
- https://turnbackhoax.id/2020/11/24/salah-air-rebusan-bawang-putih-dapat-menyembuhkan-covid-19/
- https://turnbackhoax.id/2020/01/27/salah-air-rebusan-bawang-putih-menyembuhkan-virus-corona/
(GFD-2021-7212) [SALAH] “Gubernur Sumut Instruksikan Seluruh Masjid Buka Pintu Untuk Orang Ibadah”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 09/07/2021
Berita
Beredar sebuah gambar di Facebook yang menampilkan foto Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang disandingkan dengan narasi yang mengklaim bahwa Edy menginstruksikan seluruh masjid dibuka untuk orang ibadah dan dzikir. Postingan tersebut disebar di tengah PPKM Darurat Jawa-Bali 2021, pada tanggal 4 Juli 2021.
Hasil Cek Fakta
Mengutip dari Tempo.co tidak ditemukan pemberitaan yang mengutip pernyataan dari Edy tersebut setelah ditelusuri melalui mesin pencarian Google.
Melalui MedanBisnisDaily.com, klaim tersebut pernah dibantah tegas oleh Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, “Nggak ada, nggak ada. Itu dari mana?,” ujarnya menjawab konfirmasi medanbisnisdaily.com
Kemudian, dilansir dari Kumparan.com pada 15 Maret 2020, Edy hanya pernah menyatakan bahwa umat Islam tidak meninggalkan masjid. Pada saat itu, himbauan menggunakan masker dan menjaga jarak di tempat umum termasuk di tempat ibadah masih diperbolehkan, “Khusus beragama Islam, jangan meninggalkan masjid karena takut Corona. Siapkan alas untuk tempat kita bersujud. Dengan sajadah yang kecil juga boleh, yang besar juga boleh, bawa sapu tangan,” ujar Edy di Deli Serdang, Sumut, pada 15 Maret 2020, seperti dilansir dari Kumparan.com.
Konten serupa juga sempat beredar pada April 2020 silam, dan pernah diklarifikasi dalam artikel Turnbackhoax.id yang berjudul [SALAH] “Gubernur SUMUT instruksikan Seluruh MASJID buka pintu selapang lapangnya untuk orang ibadah”.
Dengan demikian klaim “Gubernur Sumut Instruksikan Seluruh Masjid Buka Pintu Untuk Orang Ibadah” merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Melalui MedanBisnisDaily.com, klaim tersebut pernah dibantah tegas oleh Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, “Nggak ada, nggak ada. Itu dari mana?,” ujarnya menjawab konfirmasi medanbisnisdaily.com
Kemudian, dilansir dari Kumparan.com pada 15 Maret 2020, Edy hanya pernah menyatakan bahwa umat Islam tidak meninggalkan masjid. Pada saat itu, himbauan menggunakan masker dan menjaga jarak di tempat umum termasuk di tempat ibadah masih diperbolehkan, “Khusus beragama Islam, jangan meninggalkan masjid karena takut Corona. Siapkan alas untuk tempat kita bersujud. Dengan sajadah yang kecil juga boleh, yang besar juga boleh, bawa sapu tangan,” ujar Edy di Deli Serdang, Sumut, pada 15 Maret 2020, seperti dilansir dari Kumparan.com.
Konten serupa juga sempat beredar pada April 2020 silam, dan pernah diklarifikasi dalam artikel Turnbackhoax.id yang berjudul [SALAH] “Gubernur SUMUT instruksikan Seluruh MASJID buka pintu selapang lapangnya untuk orang ibadah”.
Dengan demikian klaim “Gubernur Sumut Instruksikan Seluruh Masjid Buka Pintu Untuk Orang Ibadah” merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah dan merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Faktanya Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara, tidak pernah mengeluarkan instruksi tersebut.
Klaim tersebut salah dan merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Faktanya Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara, tidak pernah mengeluarkan instruksi tersebut.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/04/24/salah-gubernur-sumut-instruksikan-seluruh-masjid-buka-pintu-selapang-lapangnya-untuk-orang-ibadah/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/748/fakta-atau-hoaks-benarkah-gubernur-sumut-edy-rahmayadi-instruksikan-masjid-dibuka-seluas-luasnya-saat-pandemi-covid-19
- https://kumparan.com/kumparannews/edy-rahmayadi-jangan-tinggalkan-masjid-karena-takut-corona-1t1xIt5z0u5/full
- https://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2020/03/22/103735/pemprov_sumut_bantah_gubernur_edy_pernah_bilang_jangan_pernah_tinggalkan_masjid_karena_corona/
(GFD-2021-7211) [SALAH] “Varian baru Covid-19 tidak lain dari infeksi protein spike dari vaksin”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 09/07/2021
Berita
Beredar sebuah cuitan di media sosial Twitter yang mengklaim bahwa kemunculan varian virus corona baru disebabkan oleh vaksin Covid-19 termasuk varian Delta bukan mutasi dari virus tersebut.
Cuitan tersebut juga mengajak masyarakat untuk tidak melakukan vaksinasi karena dianggap berbahaya dapat menularkan virus corona varian Delta dan penyakit lainnya kepada orang tidak divaksinasi di sekitarnya.
Covid delta
Varian baru delta
Virus delta baru
Cuitan tersebut juga mengajak masyarakat untuk tidak melakukan vaksinasi karena dianggap berbahaya dapat menularkan virus corona varian Delta dan penyakit lainnya kepada orang tidak divaksinasi di sekitarnya.
Covid delta
Varian baru delta
Virus delta baru
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya, dilansir dari Kumparan.com vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup sehingga menyebabkan munculnya varian baru, justru vaksin diberikan untuk membentuk antibodi atau kekebalan terhadap virus, termasuk terhadap varian Delta.
Kemudian protein spike pada vaksin tidak dapat menyebabkan penyakit, menurut Dr Matthew Laurens (Spesialis penyakit menular dan peneliti vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Marylan, Amerika Serikat) tidak ada vaksin Covid-19 yang digunakan mengandung virus SARS-CoV-2 yang hidup sehingga dapat menulari orang lain.
Informasi serupa sempat beredar di media sosial dalam bentuk video. Dilansir dari bisnis.com, pada 12/06/2021, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menampik informasi yang beredar terkait vaksinasi menyebabkan terciptanya varian baru Covid-19.
Profesor Mikrobiologi dan Imunologi dari Universitas Lowa Stanley Perlman menerangkan varian baru Covid-19 disebabkan karena adanya mutasi dan tidak disebabkan oleh vaksinasi. Cara virus menduplikasi dirinya itu adalah dengan membajak sistem replikasi sel pada manusia, sehingga akan terpapar dengan genetik manusia dan hasilnya adalah virus yang termutasi akibat paparan tersebut, jadi mutasi justru pasti terjadi jika manusia masih belum kebal terhadap virus tersebut.
Dengan demikian klaim vaksinasi Covid-19 menyebabkan munculnya varian Virus Corona baru merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kemudian protein spike pada vaksin tidak dapat menyebabkan penyakit, menurut Dr Matthew Laurens (Spesialis penyakit menular dan peneliti vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Marylan, Amerika Serikat) tidak ada vaksin Covid-19 yang digunakan mengandung virus SARS-CoV-2 yang hidup sehingga dapat menulari orang lain.
Informasi serupa sempat beredar di media sosial dalam bentuk video. Dilansir dari bisnis.com, pada 12/06/2021, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menampik informasi yang beredar terkait vaksinasi menyebabkan terciptanya varian baru Covid-19.
Profesor Mikrobiologi dan Imunologi dari Universitas Lowa Stanley Perlman menerangkan varian baru Covid-19 disebabkan karena adanya mutasi dan tidak disebabkan oleh vaksinasi. Cara virus menduplikasi dirinya itu adalah dengan membajak sistem replikasi sel pada manusia, sehingga akan terpapar dengan genetik manusia dan hasilnya adalah virus yang termutasi akibat paparan tersebut, jadi mutasi justru pasti terjadi jika manusia masih belum kebal terhadap virus tersebut.
Dengan demikian klaim vaksinasi Covid-19 menyebabkan munculnya varian Virus Corona baru merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut SALAH. Faktanya, vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup yang menyebabkan munculnya varian baru, justru vaksin diberikan untuk membentuk antibodi atau kekebalan terhadap virus, termasuk terhadap varian Delta.
Klaim tersebut SALAH. Faktanya, vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup yang menyebabkan munculnya varian baru, justru vaksin diberikan untuk membentuk antibodi atau kekebalan terhadap virus, termasuk terhadap varian Delta.
Rujukan
(GFD-2021-7210) [SALAH] “Khusus D.K.I Mulai tanggal 7-30 juli, mohon seluruh warga JAKARTA tidak keluar rumah di malam hari”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 09/07/2021
Berita
Akun Facebook Sebastian (fb.com/100030737281236) pada 9 Juli 2021 mengunggah postingan yang berisi narasi sebagai berikut:
Khusus D.K.I Mulai tanggal 7-30 juli, mohon seluruh warga JAKARTA tidak keluar rumah di malam hari. Bila ada keperluan segera penuhi maksimal jam 19.00 sudah di rumah. Akan ada tim covid hunter lintas sektor yang menertibkan dengan membawa petugas laboratorium dan ambulance. Langsung di swab di tempat. Bila reaktif, langsung di isolasi di wisma BKD malam itu juga.
melaporkan hasil rapat Rapid Hunter di Kodim hari ini :
– dilaksanakan setiap hari mulai hari ini tgl 7 -20 juli 2021
– mulai pkl. 19.30 selama 9 jam dan berkumpul di Kodim
– diikuti oleh polres, kodim, dinkes, satpol PP, BPBD, dishub
– dinkes diminta menyediakan 1 ambulance dan 1 mobil dinas dgn petugas juga melakukan swab random sebanyak 1000 sasaran setiap harinya
– mohon ijin petugas dinkes setiap hari terdiri dari :
1 org driver (umum) + 3 org petugas lab kesda di mobil dinas dinkes
1 org petugas PSC + 1 org bidang di ambulance
– jadwal petugas sesuai jadwal diatas, memakai rompi kes yg disediakan oleh PSC
– bila ada sasaran yg di swab hasilnya reaktif maka langsung masuk BKD.
*Mohon untuk diperhatikan*ini PAKSAAN WAJIB KHUSUS DKI…”
Khusus D.K.I Mulai tanggal 7-30 juli, mohon seluruh warga JAKARTA tidak keluar rumah di malam hari. Bila ada keperluan segera penuhi maksimal jam 19.00 sudah di rumah. Akan ada tim covid hunter lintas sektor yang menertibkan dengan membawa petugas laboratorium dan ambulance. Langsung di swab di tempat. Bila reaktif, langsung di isolasi di wisma BKD malam itu juga.
melaporkan hasil rapat Rapid Hunter di Kodim hari ini :
– dilaksanakan setiap hari mulai hari ini tgl 7 -20 juli 2021
– mulai pkl. 19.30 selama 9 jam dan berkumpul di Kodim
– diikuti oleh polres, kodim, dinkes, satpol PP, BPBD, dishub
– dinkes diminta menyediakan 1 ambulance dan 1 mobil dinas dgn petugas juga melakukan swab random sebanyak 1000 sasaran setiap harinya
– mohon ijin petugas dinkes setiap hari terdiri dari :
1 org driver (umum) + 3 org petugas lab kesda di mobil dinas dinkes
1 org petugas PSC + 1 org bidang di ambulance
– jadwal petugas sesuai jadwal diatas, memakai rompi kes yg disediakan oleh PSC
– bila ada sasaran yg di swab hasilnya reaktif maka langsung masuk BKD.
*Mohon untuk diperhatikan*ini PAKSAAN WAJIB KHUSUS DKI…”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa khusus di DKI Jakarta seluruh warga tidak keluar rumah mulai tanggal 7 sampai dengan 30 Juli karena akan ada Tim Covid Hunter yang akan menertibkan dan langsung swab di tempat merupakan klaim palsu.
Faktanya, Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya menyatakan klaim tersebut adalah informasi palsu atau hoaks. Selain itu, tidak terdapat tempat bernama Wisma BKD di Jakarta.
Dilansir dari situs Jala Hoaks Jakarta, berdasarkan keterangan dari Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (08/07/2021), diperoleh klarifikasi bahwa pesan berantai tersebut adalah hoaks dan tidak terdapat tempat bernama Wisma BKD di Jakarta.
Selain itu, dikutip dari Merdeka.com, informasi ini pun dibantah oleh Kapendam Jaya dan Polda Metro Jaya. “Hoaks,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus sambil menyebut, informasi yang beredar tidak jelas sumbernya.
Senada, Kapendam Jaya Kolonel Arh Herwin BS juga mengatakan demikian. “Kami dari tiga pilar (Kodam Jaya-Polda Metro-Pemprop DKI) tidak pernah mengeluarkan instruksi seperti berita tersebut,” jawab Herwin.
Sementara itu, diketahui bahwa Wisma BKD yang disebutkan pada pesan berantai sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19, adalah berlokasi di Kabupaten Lumajang bukan di DKI Jakarta.
Meskipun demikian, sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 875 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019, dianjurkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap di rumah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Faktanya, Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya menyatakan klaim tersebut adalah informasi palsu atau hoaks. Selain itu, tidak terdapat tempat bernama Wisma BKD di Jakarta.
Dilansir dari situs Jala Hoaks Jakarta, berdasarkan keterangan dari Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (08/07/2021), diperoleh klarifikasi bahwa pesan berantai tersebut adalah hoaks dan tidak terdapat tempat bernama Wisma BKD di Jakarta.
Selain itu, dikutip dari Merdeka.com, informasi ini pun dibantah oleh Kapendam Jaya dan Polda Metro Jaya. “Hoaks,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus sambil menyebut, informasi yang beredar tidak jelas sumbernya.
Senada, Kapendam Jaya Kolonel Arh Herwin BS juga mengatakan demikian. “Kami dari tiga pilar (Kodam Jaya-Polda Metro-Pemprop DKI) tidak pernah mengeluarkan instruksi seperti berita tersebut,” jawab Herwin.
Sementara itu, diketahui bahwa Wisma BKD yang disebutkan pada pesan berantai sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19, adalah berlokasi di Kabupaten Lumajang bukan di DKI Jakarta.
Meskipun demikian, sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 875 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019, dianjurkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap di rumah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Kesimpulan
Informasi palsu. Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya menyatakan klaim tersebut adalah informasi palsu atau hoaks. Selain itu, tidak terdapat tempat bernama Wisma BKD di Jakarta.
Rujukan
Halaman: 3808/5030