• (GFD-2021-7806) [SALAH] Poster Deklarasi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Untuk Capres dan Cawapres 2024-2029

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 08/11/2021

    Berita

    “Mantap RI 1 dan RI 2 untuk indonesia Sejahtera Periode 2024 – 2029”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar di media sosial facebook sebuah poster yang berisi foto Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo secara berdampingan dan diklaim merupakan poster acara deklarasi untuk Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029. Dalam poster tersebut tercantum juga beberapa logo Partai Politik seperti, PAN, Demokrat, Nasdem, PKS, PPP, dan PKB dan dilangsungkan pada Minggu, 7 November 2021 di JIEXPO Kemayoran.

    Berdasarkan penelusuran, Waketum bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengklarifikasi bahwa poster tersebut hoaks dan memastikan deklarasi itu tidak ada. Ia pun menekankan hingga saat ini, PKB tegas mengusung Ketum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi capres di 2024.

    “Itu hoaks, kalau PKB pasti ada arahan dari Gus Muhaimin. Sampai saat ini jajaran PKB solid mengusung Gus Muhaimin,” kata Jazilul saat dihubungi, Minggu (7/11).

    Senada dengan PKB, PAN juga menyebut poster itu hoaks. Waketum PAN Viva Yoga mengatakan pihaknya tidak merasa terlibat.

    “Itu hoaks 100%,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Bappilu Demokrat Andi Arief mengatakan tak pernah mendengar rencana deklarasi tersebut. Ia pun menegaskan Partai Demokrat belum bicara pilpres.

    “Wah baru tahu. Demokrat belum bicara pilpres. Masih konsolidasi,” kata Andi.

    Kesimpulan

    Poster palsu. Beberapa Wakil Ketua Umum dari partai yang tercantum dalam poster deklarasi tersebut telah membantah bahwa tidak ada deklarasi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sebagai Capres dan Cawapres 2024-2029.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7805) [SALAH] Foto Kemasan Vaksin Sinovac “Only for clinical trial”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 08/11/2021

    Berita

    “Only for clinical trial”
    Apa seperti ini gambarannya.?

    #StopPaksaVaksin”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Muhammad Rafattarsya (@cebonginsaf3) mengunggah foto kemasan vaksin Sinovac yang bertuliskan “Only for Clinical Trial” dengan konteks untuk menghentikan paksa vaksin sebagai balasan untuk cuitan akun Twitter Akbar_ltd (@LtdAkbar) terkait penggunaan vaksin yang masih dalam tahap “clinical trial”. Cuitan yang diunggah pada 24 Oktober 2021 itu mendapat atensi berupa 3 retweet, 5 suka, dan 1 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan itu ditemukan dan digunakan dalam beberapa artikel, salah satunya artikel opini The Washington Post yang terbit pada 5 Agustus 2020. Foto dalam artikel itu diambil oleh seorang fotografer asal Brasil bernama Eraldo Peres dari The Associated Press dan diberi narasi sebagai berikut.

    “Dr. Gustavo Romero, of University Hospital of Brasilia’s Nucleus of Tropical Medicine, presents to the press China’s Sinovac Biotech experimental vaccine for the new coronavirus before it is administered to volunteers in Brasilia, Brazil, on Wednesday. (Eraldo Peres/AP)”

    “Dr. Gustavo Romero, dari University Hospital of Brasilia’s Nucleus of Tropical Medicine, mempresentasikan kepada pers vaksin eksperimental Sinovac Biotech China untuk virus corona baru sebelum diberikan kepada sukarelawan di Brasilia, Brasil, pada hari Rabu. (Eraldo Peres/AP)”

    Selain itu, foto yang juga digunakan dalam artikel CBC berjudul “Sinovac says its coronavirus vaccine candidate appears safe for elderly in early trials” terbit pada 7 September 2020 itu menyebut, CoronaVac yang merupakan kandidat vaksin dari Sinovac pada saat itu sedang diuji di Brasil dan Indonesia dalam uji coba manusia tahap akhir untuk mengevaluasi apalah vaksin tersebut efektif dan cukup aman untuk mendapatkan persetujuan agar dapat digunakan secara massal. Vaksin tersebut telah diberikan kepada puluhan ribu orang, termasuk sekitar 90 persen dari karyawan Sinovac beserta keluarganya. Artinya, vaksin dengan kemasan bertuliskan “Only for clinical trial” belum berikan kepada masyarakat luas karena masih dalam masa uji coba.

    Konten serupa sebelumnya pernah dibahas dalam artikel Turn Back Hoax berjudul [SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan” terbit pada 6 Januari 2021 dan [SALAH] Vaksin Sinovac berisikan Virus Hidup yang dilemahkan serta mengandung Sel Vero dan Bahan-Bahan Berbahaya terbit pada 11 Maret 2021.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Muhammad Rafattarsya (@cebonginsaf3) dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut adalah kemasan vaksin yang masih dalam tahap uji coba sebelum diberikan kepada sukarelawan di Brazil, bukan vaksin yang diperuntukkan untuk masyarakat umum seperti yang digunakan saat ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7804) [SALAH] Indonesia Terpilih Menjadi Presiden G20 Karena Berhasil Kendalikan Pandemi

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 08/11/2021

    Berita

    “Welcome to Rome Mr. Presiden of Indonesia Joko Widodo untuk memerima tongkat komando dari PM Italy sebagai Presidensi G20 dan ini pertama kali dalam sejarah Indonesia menjadi Presidensi G20 karena dianggap layak mengendalikan economi disaat pandemi 👍👍 semoga bisa mampir di Vatican City kami diaspora di Italy bangga karena semua TV dan Koran di Italy menulis ttg hal ini GREAT… 👍👍let’s pray for him”

    Hasil Cek Fakta

    Pada tanggal 31 Oktober lalu, Indonesia secara resmi meneruskan estafet presidensi G20 untuk tahun 2022. Presidensi G20 yang semula dipegang oleh Italia, kemudian diserahkan secara simbolis oleh Perdana Menteri Italia Mario Draghi, kepada Presiden Indonesia Joko Widodo pada KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia. Presidensi G20 ini kemudian menjadi satu sejarah baru bagi Indonesia sejak bergabung di tahun 1999.

    Namun sejak ramai dibicarakan sebagai topik nasional, beberapa narasi keliru juga ikut beredar di masyarakat. Salah satu narasi yang banyak ditemukan adalah tentang alasan Indonesia terpilih menjadi Presiden G20.

    Melalui aplikasi pesan Whatsapp, beredar kabar yang menyebutkan bahwa alasan Indonesia terpilih menjadi Presiden G20 adalah karena Indonesia dianggap berhasil mengendalikan ekonomi saat pandemi. Padahal, pemilihan Indonesia sebagai Presiden G20 tidak ada sangkut pautnya dengan pandemi Covid-19.

    Penetapan Indonesia sebagai Presiden G20 untuk tahun 2022 dilakukan saat KTT G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi pada 22 November 2020 lalu. Melansir dari artikel Kompas.com, Presidensi G20 ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Artinya terpilihnya Indonesia saat itu jelas dipengaruhi oleh rotasi kawasan saja. Bahkan di tahun 2020, saat penunjukkan Indonesia sebagai Presiden G20 untuk tahun 2021-2022, Indonesia tengah mengalami kontraksi ekonomi yang cukup parah.

    Jadi dapat disimpulkan, narasi yang menyatakan bahwa terpilihnya Indonesia sebagai Presiden G20 karena berhasil mengendalikan perekonomian saat pandemi adalah narasi keliru dan termasuk dalam hoaks kategori false content atau konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, pemilihan Presiden G20 dilakukan berdasarkan rotasi kawasan dari setiap negara anggota. Pemilihan Presiden ini tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi pandemi Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7803) [SALAH] PSI Membuka Lowongan Specialist Social Media dengan Gaji Rp60 Ribu Setiap Bulan

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 08/11/2021

    Berita

    “gaji 60rb kalo ditekunin selama 1000 bulan bisa menghasilkan 60jt 🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui akun Facebook Yuanjia Hui yang menginformasikan bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sedang mencari specialist social media. Narasi tersebut juga mencantumkan bahwa gaji yang diberikan adalah Rp60 ribu untuk satu bulan.

    Setelah melakulan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PSI, yakni Satia Chandra Wiguna mengaku memang tengah membuka lowongan untuk specialist social media. Namun, gaji yang diberikan adalah Rp6 juta, bukan Rp60 ribu. Hal ini juga sudah dikonfirmasikan kepada HRD PSI bahwa gaji yang diketikkan adalah Rp6 juta.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook Yuanjia Hui tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori false context atau konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PSI, yakni Satia Chandra Wiguna mengaku memang tengah membuka lowongan untuk specialist social media. Namun, gaji yang diberikan adalah Rp6 juta, bukan Rp60 ribu.

    Rujukan