• (GFD-2021-7458) [SALAH] Video “warga Pemulutan, salah satu kampung di Kab. Ogan Ilir, Sumsel sdh akrab bermain dg buaya”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita

    Akun Facebook Shand Al-Palembangi (fb.com/BerfiirPositif) pada 18 Agustus 2021 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan anak-anak kecil bermain dengan buaya di sungai dengan narasi sebagai berikut:

    “Pemulutan, salah satu kampung di Kab. Ogan Ilir, Sumsel….warga ny sdh akrab bermain dg buaya”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang memperlihatkan anak-anak kecil bermain dengan buaya di sungai yang diklaim berlokasi di Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan merupakan konten yang salah.

    Faktanya, lokasi di video itu bukan di Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir. Lokasi dalam video itu bukan di Indonesia, melainkan di di sebuah sungai di Sabah, Malaysia pada Juli 2020.

    Video yang identik, salah satunya diunggah di akun Twitter CikZul pada 2 Juli 2020 dengan narasi “Dia buat macam kucing la pula”. Dikutip dari situs Viva, di video yang diunggah oleh akun itu terlihat empat orang anak bermain dengan buaya di sebuah sungai di Sabah, Malaysia yang ditangkap oleh ayah mereka.

    Selain itu dilansir dari Sumeks, menurut Kapolres Ogan Ilir, AKBP Yusantiyo Sandhy, melalui Kapolsek Pemulutan, Iptu Iklil Alanuari, berdasarkan keterangan dari Kades, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat setempat, ternyata kejadian tersebut bukan berasal dari Desa Pemulutan Ilir. Dan tidak ditemukan adanya laporan maupun pemberitahuan dari warga sekitar sepanjang sungai Ogan yang berada di wilayah hukum Polsek Pemulutan.

    Kesimpulan

    BUKAN di Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir. Lokasi dalam video itu bukan di Indonesia, melainkan di di sebuah sungai di Sabah, Malaysia pada Juli 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7457) [SALAH] Tautan Pengecekan Penerima BSU dari BPJS Ketenagakerjaan

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita

    “Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000.

    Periksa apakah nama Anda ada di daftar untuk menarik manfaat

    Daftar lengkap
    https://subsidijamsostek[dot]online/bantuan/?bpjamsostek”
    Bsu BPJS ketenagakerjaan

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan berantai melalui WhatsApp yang menyebarkan tautan untuk mengecek daftar penerima bantuan subsidi upah (BSU) dari BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek. Ketika tautan tersebut diakses, muncul beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna agar dapat mengklaim BSU.

    Melansir dari Kompas, Deputri Direktur Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan, Irvansyah Utoh Banja telah menegaskan bahwa tautan tersebut bukan merupakan tautan resmi yang disebarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Pengecekan penerima BSU hanya dapat dilakukan melalui situs resmi bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id atau sso.bpjsketenagakerjaan.go.id bagi yang sudah memiliki akun BPJSTKU.

    Selain melalui situs resmi, BPJS Ketenagakerjaan juga melayani pengecekan penerima BSU melalui layanan WhatsApp di nomor 081380070175, serta melalui pusat panggilan Layanan Masyarakat 175.

    Lebih lanjut, Irvansyah juga menjelaskan bahwa jumlah BSU yang akan diberikan kepada masing-masing bekerja adalah Rp500.000 selama dua bulan, dan akan dibayarkan sekaligus dalam satu kali transfer, sehingga setiap pekerja akan menerima BSU sejumlah Rp1 juta.

    Narasi serupa pernah beredar pada Maret 2021 lalu. Artikel dengan topik tersebut juga telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Pesan Berantai Whatsapp Bantuan Sosial Finansial Rp3.550.000 Dari BPJS Kesehatan” yang diunggah pada 13 Maret 2021.

    Dengan demikian, narasi yang beredar melalui pesan berantai di WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Deputi Direktur Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan telah menegaskan bahwa tautan tersebut bukan merupakan tautan resmi yang disebarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Pengecekan penerima BSU hanya dapat dilakukan melalui situs resmi bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id, layanan WhatsApp, atau pusat panggilan layanan masyarakat BPJS Ketenagakerjaan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7456) [SALAH] Pesan Berantai dari Ketua Satgas Covid-19 Dwiyono terkait Metode Menghirup Uap Air Panas untuk Membunuh Virus Corona

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita

    “Share dari Ketua Satgas Covid Pak Dwiyono

    Informasi tentang pencegahan Covid19:

    Air panas yang Anda minum baik untuk tenggorokan Anda.

    Namun virus corona ini tersembunyi di balik sinus paranasal hidung Anda selama 3 hingga 4 hari.

    Air panas yang kami minum tidak sampai di sana.

    Setelah 4 hingga 5 hari, virus yang tersembunyi di balik sinus paranasal ini mencapai paru-paru Anda.

    Kemudian Anda kesulitan bernapas.

    Itulah mengapa sangat penting untuk menghirup uap air panas, yang mencapai bagian belakang sinus paranasal Anda.

    Anda harus membunuh virus di hidung dengan uap.

    Pada suhu 50 ° C, virus ini menjadi lumpuh, lumpuh.

    Pada suhu 60 ° C virus ini menjadi sangat lemah sehingga sistem kekebalan manusia mana pun dapat melawannya.

    Pada suhu 70 ° C virus ini mati total.

    Inilah yang dilakukan steam.

    Seluruh departemen kesehatan masyarakat mengetahui hal ini tetapi banyak yang ingin memanfaatkan pandemi ini sehingga mereka tidak membagikan informasi ini secara terbuka.

    Orang yang tinggal di rumah harus melakukan menghirup uap panas sekali sehari.

    Jika Anda pergi ke pasar atau keluar rumah untuk berbelanja, menghirup uap panas dua kali sehari.

    Siapapun yang bertemu dengan beberapa orang atau pergi ke kantor harus menghirup uap panas uap 3 kali sehari.

    Seminggu ber-uap:

    Menurut dokter, Covid -19 dapat dibunuh dengan menghirup uap dari hidung dan mulut, menghilangkan virus Corona.

    Jika semua orang memulai Kampanye Drive Uap selama seminggu, pandemi akan segera berakhir.

    Jadi inilah sarannya:

    Mulai prosesnya selama seminggu dari pagi dan sore, selama 5 menit saja, untuk menghirup uap.

    Jika semua mengadopsi praktik ini selama seminggu, Covid-19 yang mematikan akan terhapus.

    Praktik ini juga tidak memiliki efek samping.

    Jadi tolong kirimkan pesan ini ke semua kerabat, teman dan tetangga kalian, agar kita semua bisa bersama-sama membunuh virus corona ini dan hidup serta berjalan dengan bebas di dunia indah ciptaan Tuhan ini.”

    Hirup uap air panas bisa membunuh virus corona

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan berantai melalui WhatsApp yang berisi pernyataan dari Ketua Satgas Covid-19, Dwiyono. Dalam pesan tersebut, disebutkan bahwa metode menghirup uap air panas dengan suhu 70 derajat Celcius merupakan cara yang efektif untuk membunuh virus Corona.

    Melansir dari akun Twitter resmi WHO Afrika, metode menghirup uap air panas bukan merupakan metode yang aman dan efektif untuk membunuh virus Corona. WHO Afrika menegaskan bahwa sepanas apapun suhu dari uap air panas yang digunakan, uap tersebut tidak dapat membunuh virus yang telah menginfeksi saluran pernapasan manusia. Metode menghirup uap air panas juga berpotensi untuk menyebabkan luka bakar.

    Selain itu, hasil penelitian oleh sekelompok peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat juga menyatakan bahwa suhu tinggi memang dapat melemahkan partikel virus Corona yang berada di permukaan suatu benda, tetapi metode tersebut tidak dapat melemahkan maupun membunuh virus Corona yang telah masuk ke dalam tubuh manusia.

    Lebih lanjut, nama dari Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah Ganip Warsito, bukan Dwiyono. Ganip Warsito dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Satgas Covid-19 pada 25 Mei 2021, menggantikan Doni Monardo.

    Narasi serupa juga pernah beredar pada Februari 2021 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” yang diunggah pada 23 Februari 2021 lalu.

    Dengan demikian, narasi yang beredar melalui pesan berantai di WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, pesan berantai tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa metode menghirup uap air panas dapat membunuh virus Corona. Lebih lanjut, nama Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Kepala BNPB adalah Ganip Warsito, bukan Dwiyono.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7455) [SALAH] Jokowi Lepas Baju PDIP, Megawati Murka

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita

    “JOKOWI LEPAS BAJU PDIP. MEGAWATI MARAH JOKOWI TAK MAU LAKUKAN INI”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video Youtube dengan thumbnail/gambar sampul video Presiden Jokowi melepas seragam PDIP. Foto tersebut juga ditambahkan sedikit narasi yang menyatakan bahwa Megawati murka Jokowi lakukan ini. Video ini pun telah ditonton sebanyak 12 ribu kali dan berhasil mendapatkan banyak reaksi dari masyarakat.

    Namun narasi yang menyebutkan bahwa Megawati murka kepada Jokowi karena melepas baju PDIP adalah informasi keliru. Faktanya foto Jokowi melepas baju/jas merah pada thumbnail tersebut adalah foto hasil editan.

    Melalui pencarian gambar Google, foto asli yang digunakan tersebut adalah foto Megawati bersama Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) saat pendaftaran calon gubernur DKI Jakarta di tahun 2016. Melansir dari media CNN Indonesia, sesaat usai menyerahkan berkas pencalonan bakal cagub dan cawagub bersama Djarot Saiful Hidayat, Ahok kemudian memakai jas merah yang telah diberikan oleh Megawati.

    Sementara jika melihat dari isi keseluruhan video, tidak ada satu pun informasi yang menyebutkan terkait kemarahan Megawati kepada Presiden Jokowi seperti yang dituliskan di dalam judul video. Video tersebut ternyata berisi narasi yang membahas terkait elektabilitas tokoh-tokoh yang diperkirakan akan maju pada Pilpres tahun 2024 mendatang.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa gambar video yang menyatakan bahwa Megawati murka Jokowi lepas baju PDIP adalah hoaks kategori manipulated content atau konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, gambar tersebut adalah gambar hasil editan. Di dalam video tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa Megawati murla kepada Presiden Jokowi.

    Rujukan