• (GFD-2024-15778) Cek fakta, Prabowo klaim stroke dan jantung penyebab utama kematian

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengatakan terdapat dua penyebab kematian utama yaitu stroke dan jantung terjadi karena di beberapa kabupaten karena tidak ada dokter spesialis.

    Hasil Cek Fakta

    Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK Universitas Gadjah Mada, Anis Fuad, mengatakan penyakit stroke dan jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

    “Namun demikian ketersediaan dokter spesialis, sarana, prasarana dan alkes untuk diagnostik dan penanganan penyakit jantung yang tidak merata menjadi salah satu sebab penanganan yang tidak optimal,” kata Anis.

    Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini, mengatakan stroke dan penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian utama.

    “Tapi hal ini disebabkan persebaran dokter spesialis juga tidak merata sebagaimana persebaran dokter lainnya,” kata Dina.

    KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

    Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.

    Debat pamungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15777) Cek fakta, Ganjar klaim anggaran kesehatan hanya 5 persen dari APBN

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Ganjar klaim anggaran kesehatan hanya 5 persen dari APBN

    Hasil Cek Fakta

    Menurut Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Klara Esti, dalam APBN 2023, anggaran kesehatan adalah sebesar Rp178,7 triliun, belanja kesehatan mencapai Rp96,6 T (4,3 persen) di tahun 2022. Untuk tahun 2024, anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 186,4 triliun atau sebesar 5,6 persen dari APBN.

    Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK Universitas Gadjah Mada, Anis Fuad, menjelaskan dalam UU Kesehatan no 17 tahun 2023, tidak diatur lagi mengenai mandatory spending.

    “Sebelum UU Kesehatan yang baru disahkan, belanja wajib minimal kesehatan 5 persen. Namun, dalam pelaksanaannya, sering tidak dapat mencapai,” ujar Anis.

    Kesimpulan

    Menurut Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Klara Esti, dalam APBN 2023, anggaran kesehatan adalah sebesar Rp178,7 triliun, belanja kesehatan mencapai Rp96,6 T (4,3 persen) di tahun 2022. Untuk tahun 2024, anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 186,4 triliun atau sebesar 5,6 persen dari APBN.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15776) Cek Fakta: Prabowo Sebut Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter, Benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Debat Capres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (4/2/2024) malam. Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut saat ini Indonesia kekurangan 140 ribu dokter.

    Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Prabowo Subianto dalam Debat Pilpres 2024 seri kelima:
    Kita kekurangan 140.000 dokter dan itu akan segera kita atasi dengan cara kita akan menambah Fakultas Kedokteran di Indonesia, dari yang sekarang 92 dan kita akan membangun 300 Fakultas Kedokteran.

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto bisa ditelusuri sebagai berikut.

    Pada 2023, menurut jurnal terbitan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) jumlah total dokter di Indonesia sebanyak 214.878 dokter.

    Jumlah tersebut didominasi oleh dokter umum sebanyak 165.453 dokter, dan disusul oleh dokter spesialis sebanyak 49.425. Jumlah dokter gigi sebanyak 41.940 dokter, dan dokter gigi spesialis sebanyak 5.201 dokter.

    Mengacu data tersebut, seperti dipaparkan kbr.id, permasalahan mendasar, menurut rasio penduduk, terkait dengan kondisi geografis dan demografis karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 280 juta penduduk.

    Sementara itu, rasio jumlah dokter dan jumlah penduduk adalah 1:1.333, rasio dokter umum dan jumlah penduduk adalah 1:1.706, dan rasio dokter spesialis dan jumlah penduduk adalah 1:6.102. Jika rasio 1:1.000 dianggap sebagai jumlah yang ideal, maka Indonesia membutuhkan lebih banyak dokter.

    Dosen Hukum Ketenagakerjaan FH UGM, Nabiyla Risfa Izzati menyampaikan, berdasarkan standar WHO, jumlah ideal dokter adalah 1:1.000 penduduk. Karena jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, maka kebutuhan dokter di Indonesia mencapai 270.000. Sementara berdasarkan data dari Kemenkes dokter eksisting berjumlah sekitar 140 ribu jiwa (per 2023).

    Associate Professor, Data Science Program Monash University Indonesia & Co-director Monash Data and Democracy Research Hub, Derry Wijaya menyatakan Indonesia masih menghadapi kekurangan dokter, termasuk spesialis medis.

    "Indonesia pada 2023 mempunyai 214,878 dokter. Menurut WHO diperlukan 1 dokter per 1000 orang . Dari itu, berarti Indonesia membutuhkan 273,800 dokter. Berarti masih kurang 88,681 dokter dari jumlah dokter yang tersedia (termasuk general practice dan spesialis),” ujar Derry Wijaya, Minggu (04/02/24).

    “Untuk dokter spesialis sendiri, pada tahun 2023, terdapat 51.949 spesialis medis yang tersedia, namun rasio targetnya adalah 0,28:1.000. Ini menunjukkan kekurangan sekitar 30.000 spesialis medis. Kekurangan ini merupakan tantangan signifikan bagi sistem kesehatan negara," lanjut Derry,

    Sementara, Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) Klara Esti menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 1 April 2022 jumlah dokter dan dokter spesialis di rumah sakit seluruh Indonesia sebanyak 122.023 orang dan kekurangan sebesar 8.182 orang dokter.

    Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan menyatakan Indonesia kekurangan 31.481 dokter spesialis. Namun, jika memperhatikan rasio standar WHO yang minimalnya adalah 1 dokter per 1.000 penduduk, angka kekurangan dokter yang disampaikan Kemenkes ini jelas belum memenuhi rasio standar WHO.

    Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini menyampaikan, tidak hanya jumlah yang harus diperhatikan, namun juga pemerataan dokter.

    "Dan masih kurang di daerah Indonesia bagian timur. Hal ini berdampak pada perkembangan industi kesehatan dan berdampak pada produksi obat. Contohnya di Indonesia Timur, di Papua ada persoalan terkait kelangkaan dokter dan obat sehingga pasien meninggal," kata Dina Listiorini , Minggu (4/2/2024).

    Kesimpulan

    Pernyataan Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2024 tentang Indonesia kekurangan 140 ribu dokter adalah sebagian benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15775) Benar, Klaim Prabowo Bahwa Stroke dan Jantung Penyebab Kematian Utama Indonesia dan Jumlah Dokter Spesialis yang Belum Memadai

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Calon Presiden nomor urut 2 untuk Pilpres 2024, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa terdapat dua penyebab utama angka kematian penduduk Indonesia, yakni penyakit stroke dan jantung.

    Hal itu disebabkan di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung dan stroke, serta tidak ada fasilitas CT scan yang memadai.

    Hasil Cek Fakta

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip dari Kata Data, terdapat 10 penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

    Urutan pertama adalah stroke dengan 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk. Kedua, ada jantung iskemik atau penyebab serangan jantung dengan 95,68 kasus.

    Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) Anis Fuad, S.Ked, DEA, menyatakan benar bahwa penyakit stroke dan jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian penduduk Indonesia.

    “Namun demikian ketersediaan dokter spesialis, sarana, prasarana dan alkes untuk diagnostik dan penanganan penyakit jantung yang tidak merata menjadi salah satu sebab penanganan yang tidak optimal,” kata Anis, Minggu, 4 Februari 2024.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim Prabowo terkait penyakit jantung dan stroke menjadi salah satu penyebab kematian utama penduduk Indonesia dan jumlah dokter spesialisnya yang belum memadai terjadi di sejumlah kabupaten, adalah benar.

    Rujukan